• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA

5.2 Analisis Setting Metrics

Pada bagian ini akan dilakukan analisis setting metrics yang telah dibuat pada Bab 4. Analisis setting metrics dibagi menjadi tiga bagian, yakni strategy objectives metrics, risk driver metrics, dan control metrics. Berikut penjelasan untuk masing-masing setting metrics.

5.2.1 Analisis Strategy Objective Metrics

Pada tahap setting metrics ini, dilakukan pembuatan metrics untuk tiga bagian, yakni strategy objective metrics atau dikenal dengan key performance indicator (KPI), risk metrics, dan control metrics. Tahap pertama yakni menyusun strategy objective metrics atau dikenal dengan key performance indicator. Pada penelitian ini KPI perusahaan diterima secara langsung dari PT.X tanpa dilakukan perubahan lagi. Di mana terdapat sepuluh KPI perusahaan, volume terkait jumlah produk yang dihasilkan, sales in terkait penjualan PT.X kepada distributor, unit cost terkait dengan jumlah biaya yang dikeluarkan untuk satuan produk, productivity terkait produktivitas setiap orang, yield raw material terkait efisiensi penggunaan raw material, yield packaging material terkait dengan efisiensi penggunaan packaging metrial, product quality index terkait dengan index kualitas produk yang dihasilkan, output reliability terkait dengan kesesuaian produk yang dihasilkan dengan target yang telah ditetapkan, energy consumption terkait dengan

106

penggunaan energi gas dan energi listrik, dan improvement management terkait ide-ide yang diusulkan untuk perbaikan perusahaan.

5.2.2 Analisis Risk Driver dan Risk Driver Metrics

Setelah didapatkan KPI PT.X, dilakukan identifikasi risk driver untuk setiap KPI. Risk driver dari setiap KPI, didapatkan dengan cara mem-breakdown setiap rumus yang digunakan oleh PT.X dalam perhitungan KPI-nya. Hal ini dikarenakan, setiap hal yang mampu memengaruhi pencapaian KPI disebut sebagai sebuah risiko, apabila pencapaian aktualnya berbeda dengan target yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, perumusan risk driver disesuaikan dengan rumus yang digunakan pada setiap KPI tersebut. Berdasarkan proses identifikasi yang dilakukan, didapatkan 20 risk driver yang mampu memengaruhi KPI PT.X.

Setelah didapatkan risk driver untuk masing-masing KPI, dilakukan pembuatan indikator atau metrics yang selanjutnya disebut dengan risk metrics atau risk indicator. Risk metrics ini berfungsi untuk mempermudah perusahaan dalam memantau pergerakan metrics dari setiap risk driver, serta digunakan untuk menentukan key risk indicator atau indikator risiko kunci untuk setiap KPI PT.X. Berdasarkan proses identifikasi risk metrics yang dilakukan, didapatkan 28 risk metrics untuk seluruh risk driver yang telah teridentifikasi.

5.2.3 Analisis Uji Korelasi

Dua puluh delapan risk metrics yang telah teridentifikasi, selanjutnya akan dilakukan pengolahan data untuk didapatkan risk driver mana yang memberikan pengaruh paling besar dalam pencapaian KPI perusahaan. Metode pengolahan data yang digunakan yakni metode uji korelasi dengan bantuan software Microsoft Excel. Hasil dari uji korelasi ini berupa bobot untuk setiap risk metrics, dan bobot terbesar (yang semakin menjauhi nilai 0, baik bernilai negatif atau positif) inilah yang ditetapkan sebagai key risk indicator (KRI) atau indikator risiko kunci dari setiap KPI.

Key risk indicator (KRI) bersifat sebagai leading indicator di mana KRI merupakan indikator dari suatu kejadian yang berupa sebuah proses dan bertujuan untuk memprediksi kejadian di masa depan serta mampu mengubah kejadian

107

tersebut serta berfungsi untuk memberikan informasi risiko yang akan terjadi di awal waktu. Menurut CRMS Indonesia (2014), KRI juga memiliki hubungan yang erat dengan indikator lainnya, yakni KPI (Key Performance Indicator) dan KCI (Key Control Indicator). KRI dan KCI sebagai leading indicator, sedangkan KPI sebagai lagging indicator (indikator dari suatu kejadian yang telah terjadi beserta dampak dari kejadian itu sendiri).

Berdasarkan uji korelasi yang dilakukan, pada KPI volume didapatkan KRI-nya adalah rata-rata availability rate dari setiap mesin produksi pada seluruh lini produksi. Availability rate dari setiap mesin produksi menjadi KRI dari KPI volume disebabkan karena proses produksi pada PT.X sangat bergantung dengan mesin yang siap digunakan, sehingga tingkat availabilitas mesin yang ada akan sangat memengaruhi tercapainya target harian yang telah ditetapkan untuk KPI volume.

Pada KPI sales in didapatkan KRI-nya adalah jumlah penjualan produk PT.X kepada distributor setiap bulan. Hal ini disebabkan karena penjualan produk pada PT.X hanya dilakukan melalui distributor yang dimiliki oleh anak perusahaan PT.X, sehingga banyaknya penjualan yang dilakukan akan sangat memengaruhi tercapainya terget KPI tersebut.

Pada KPI unit cost didapatkan KRI-nya adalah jumlah biaya tenaga kerja langsung yang dikeluarkan setiap bulan oleh PT.X. Hal ini erat kaitannya dengan jumlah pekerja langusung yang dimiliki oleh perusahaan masih sangat banyak. Kebutuhan tenaga kerja langsung yang cukup banyak ini disebabkan karena pada proses produksinya bersifat semi otomatis (masih menggunakan mesin dan tenaga manusia). Tingginya tingkat produksi yang dimiliki oleh PT.X, membuat PT.X juga membutuhkan tenaga kerja yang cukup banyak pula. Jumlah pekerja yang sangat banyak ini erat kaitannya dengan gaji yang dibayarkan setiap bulannya oleh perusahaan kepada setiap pegawai. Oleh karena itu, biaya tenaga kerja langsung yang dikeluarkan setiap bulan oleh PT.X ini menjadi sangat memengaruhi tercapainya target KPI unit cost.

Pada KPI productivity didapatkan KRI-nya adalah jumlah volume produk yang dihasilkan. Hal ini erat kaitannya dengan semakin banyak volume yang

108

dihasilkan oleh setiap individu di PT.X akan memengaruhi semakin tinggi pula tingkat produktivitas yang dihasilkan oleh perusahaan.

Pada KPI yield raw material didapatkan KRI-nya adalah jumlah volume produk yang dihasilkan. Hal ini erat kaitannya dengan semakin tinggi pencapaian KPI ini, semakin menurun pula defect yang dihasilkan pada proses produksi, sehingga dapat dikatakan bahwa proses produksi mampu berjalan dengan baik. Semakin tingginya pencapaian KPI yield raw material akan sangat dipengaruhi secara positif oleh jumlah volume produk yang dihasilkan.

Pada yield packaging material didapatkan KRI-nya adalah jumlah output packaging material yang dihasilkan. Hal ini erat kaitannya dengan semakin tinggi pencapaian KPI ini, semakin menurun pula defect yang dihasilkan pada proses packaging material, sehingga dapat dikatakan bahwa proses produksi yang dilakukan oleh tenaga kerja langsung perusahaan mampu berjalan dengan baik. Semakin tingginya pencapaian KPI yield packaging material akan sangat dipengaruhi secara positif oleh jumlah output packaging material yang dihasilkan Pada KPI product qiality index didapatkan KRI-nya adalah persentase frequency rate setiap bulan. Frequency rate mengukur seberapa sering customer melakukan complaint dan melakukan return produk kepada perusahaan. Hal ini erat kaitannya dengan nilai yang diberikan oleh customer terhadap produk yang dihasilkan oleh PT.X. Oleh karena itu, dibutuhkan proses manajemen internal untuk meningkatkan quality produk yang baik agar produk yang dihasilkan tidak mengecewakan customer dan memberikan kepuasan bagi customer-nya.

Pada KPI output reliability didapatkan KRI-nya adalah volume produk yang dihasilkan setiap bulan. Output reliability berhubungan dengan keseuaian produk yang dihasilkan dengan target yang ditetapkan sebelumnya. Oleh karena itu, pencapaian KPI output reliability sangat dipengaruhi oleh banyaknya volume produk yang dihasilkan. Semakin tinggi volume yang dihasilkan, maka semakin tinggi pula pencapaian KPI tersebut.

Pada KPI energy consumption didapatkan KRI-nya adalah jumlah energi yang digunakan. Hal ini erat kaitannya dengan pencapaian jumlah energi yang digunakan pada proses produksi akan sangat memengaruhi ketercapaian KPI perusahaan. Adanya KRI ini akan memberikan peringatan kepada perusahaan

109

apabila penggunaan energi listrik dan energi gas yang berlebihan pada proses produski.

Pada KPI improvement management didapatkan KRI-nya adalah jumlah SS (Sumbang Saran) yang dihasilkan. Hal ini erat kaitannya dengan SS yang dihasilkan oleh karyawan akan menjadi ide-ide sederhana bagi perusahaan dalam melakukan improvement kedepannya. Semakin banyak SS yang dihasilkan, akan semakin banyak pula improvement yang dihasilkan. Tidak hanya itu, semakin banyak SS yang dihasilkan akan membuat karyawan PT.X menjadi terlatih untuk berfikir inovatif untuk menghasilkan ide baru bagi perusahaan dan memberikan keuntungan bagi perusahaan baik secara finansial maupun aspek lainnya.

5.2.4 Analisis Control dan Control Metrics

Setelah ditetapkan risk driver untuk setiap KPI, dilakukan identifikasi control dan control metrics untuk mencegah terjadinya risiko tersebut terjadi. Control ditetapkan dengan memerhatikan risk driver dari setiap KPI, sehingga diharapkan mampu mencegah terjadinya risiko yang mungkin terjadi. Berdasarkan identifikasi control yang dilakukan, didapatkan control sejumlah 43.

Setelah ditetapkan control untuk mencegah terjadinya risk driver, dilakukan penetapan control metrics yang bertujuan untuk memantau penurunan risiko yang terjadi apabila control telah dilakukan, serta digunakan untuk controlling bagi risiko yang akan terjadi. Setiap risk driver memiliki minimal satu control, dan satu control memiliki minimal satu control metrics. Berdasarkan identifikasi control metrics yang dilakukan, didapatkan control metrics sejumlah 49 indikator. Pada penetapan control metrics juga ditetapkan target dari setiap control tersebut. Penetapan target control metrics dilakukan dengan diskusi bersama pihak expert perusahaan.

Dokumen terkait