C. Metode Penelitian
4. Analisis Sistem dan Teknik Optimasi
Menurut Hiller Lieberman (1974) menyebutkan bahwa teknik
program matematik yang banyak dipakai dalam program optimasi
pengelolaan suatu sumberdaya terbatas adalah Linear Programming.
Linear Programming menggambarkan interaksi komponen-komponen
sebuah sistem yang harus memenuhi asumsi-asumsi tertentu yaitu
proposionalitas, additivitas, dan non-negativitas agar terbentuk suatu
Linear Programming (program linier).
Linear Programming (program linier) adalah teknik optimasi dari
suatu masalah. Masalah tersebut dapat dipecahkan dengan program linier
apabila memenuhi syarat sebagai berikut :
1. Mempunyai tujuan yang dioptimumkan atau diminimumkan dan dapat
dinyatakan dalam fungsi linier,
2. Mempunyai keterbatasan dalam jumlah sumberdaya tertentu dan dapat
dinyatakan dalam persamaan ( = ) atau pertidaksamaan ( ≤ ) atau ( ≥ ).
Untuk mendapatkan optimasi pemanfaatan sumberdaya air yang
tersedia, maka harus disusun pola penggunaan air untuk keperluan pertanian
(irigasi), domestik (penduduk) dan industri. Untuk domestik dan industri
optimasi penggunaan air dapat dilakukan untuk mengetahui jumlah
penduduk dan industri yang dapat disuplai dari sumber air yang tersedia.
Teknik optimasi yang digunakan adalah keuntungan maksimum yang
diperoleh dengan menggunakan rumus :
Fungsi tujuan :
Z =
∑
= n iXi
Pi
1. ...(22)
Dimana : Pi = Harga air unruk masing-masing kebutuhan (Rp)
Xi = Jumlah penduduk optimum, jumlah industri optimum atau
luas lahn optimum yang dihasilkan.
Faktor pembatasnya adalah terbatasnya sumberdaya air yang tersedia.
optimasi yang dilakukan dengan menggunakan pembatas sebagai berikut :
∑
=≤
3 1.
iQj
Xi
Ci ...(23)
Dimana : Ci = Kebutuhan air masing-masing (penduduk, industri dan
pertanian liter/detik/hari)
Xi = Jumlah penduduk optimum, jumlah industri optimum atau
luas lahan optimum yang dihasilkan.
Qj = Ketersediaan debit sungai Cidanau.
Setelah diperoleh jumlah penduduk optimum, jumlah industri
optimum dan luas lahan optimum maka dapat diketahui besarnya debit
optimum untuk masing-masing kebutuhan. Untuk irigasi, debit optimum
yang diperoleh tidak langsung digunakan sesuai dengan luas optimum,
tetapi harus disesuaikan dengan pola tanam yang diterapkan.
Optimasi luas areal untuk masing-masing pola tanam dapat dilakukan
dengan metode program linier yakni dengan menyusun formulasi
permasalahan sebagai berikut : apabila a
ijmerupakan luas areal tanaman j di
daerah sub seksi i, dan q
ijtmerupakan besar kebutuhan air irigasi setiap
satuan luas dari tanaman j pada waktu t didaerah sub seksi i, maka q
ijta
ijmerupakan besar kebutuhan air daerah sub seksi i seluas a dengan jenis
tanaman j pada waktu t. Total keperluan air tanaman di daerah tersebut
adalah jumlah kebutuhan air tanaman dengan rumus :
∑
= n i itq
1=
n ij i ijta
q .
1∑
=...(24)
dimana : q
it= keperluan irigasi daerah sub seksi i pada waktu t,
a
ij= luas areal,
n = jumlah jenis tanaman.
Jumlah keperluan air pada seksi adalah jumlah keperluan air semua
sub seksi. Jumlah keperluan ini akan dibatasi oleh jumlah air irigasi yang
tersedia pada seksi, dinyatakan dalam rumus pertidaksamaan sebagai
berikut :
∑
= n i itq
1≤ Qt ...(25)
dimana Qt merupakan air irigasi tersedia pada seksi pada waktu t, n adalah
jumlah seksi. Agar air irigasi yang tersedia dapat berguna secara optimal
maka luasan yang diairi harus maksimal. Luasan tersebut akan dibatasi oleh
luas areal yang ada, dinyatakan dengan pertidaksamaan sebagai berikut :
ij n j