ANALISIS STRUKTUR RUANG KOTA KECAMATAN
B. Penyediaan Sistem Penanganan dan Pengelolaan Air Limbah
4.1.5.4 Analisis Sistem Jaringan Persampahan
Sumber sampah berasal dari permukiman, perkantoran, rumah makan, puskesmas, pasar, jalan protokol dan selokan. Sampah Pasar biasanya terdapat tempat pembuangan sampah sementara atau dikumpulkan di TPS lalu di bawa ke TPA oleh Petugas kebersihan pasar. Untuk Sampah Medis, biasanya sudah tersedia tempat/alat khusus untuk mengolah sampah tersebut. Sedangkan, Sampah Industri, sudah adaya sistem pengolahan sampah dari pihak industri tersebut, akan tetapi untuk Industri Kecil maupun Rumah Tangga masih ada yang membuang sampahnya ke saluran pembuangan maupun sungai. Berdasarkan Undang – undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah bahwa Sampah tidak boleh dibakar tetapi ditimbun dan itu sudah berlaku di Kecamatan Jatitujuh. Sehingga, sampah rumah tangga yang belum terkelola oleh Bidang Kebersihan dan Pertamanan ditangani oleh RT/RW setempat,
diantaranya dengan cara penanganan komunal. Tempat Pembuangan Akhir
sampah Kecamatan Jatitujuh masih mengandalkan TPA Heuleut yang berlokasi di Desa Heuleut Kecamatan Panyingkiran.
Asumsi yang digunakan untuk perhitungan produksi volume sampah di Kecamatan Jatitujuh, sebagai berikut :
Produksi sampah yang dihasilkan setiap orang diasumsikan 0,0025 m³/orang/hari;
Produksi sampah yang dihasilkan oleh kegiatan Perdagangan/ Perkantoran diasumsikan sebesar 10% dari total produksi sampah;
Produksi sampah yang dihasikan oleh fasilitas sosial/ umum diasumsikan sebesar 10 % dari total produksi sampah.
Sedangkan untuk menghitung sarana yang digunakan untuk menampung sampah yaitu dengan menggunakan asumsi sebagai berikut :
1 Gerobak Sampah melayani sampah 2.000 Jiwa dengan kapasitas 1 m³/ Unit 5 Rit/ Hari.
1 Container melayani penampungan sampah untuk 5.000 Jiwa dengan kapasitas 6 m³/ Unit.
1 Truk melayani penampungan sampah untuk 20.000 Jiwa dengan kapasitas 6 m³/ Unit.
127
1 TPS melayani penampungan sampah untuk 20.000 Jiwa.
Dalam penentuan skala prioritas dilakukan berdasarkan tingkat kepadatan penduduk, dengan klasifikasi sebagai berikut :
a) Kepadatan < 50 Jiwa/ Ha, untuk kegiatan domestik didorong ditangani dengan pola on site sanitation, penanganan dengan menimbun di pekarangan masih dimungkinkan. Sedangkan kegiatan off site diperuntukan bagi kawasan komersial dan pasar.
b) Kepadatan > 50 Jiwa/ Ha, untuk kegiatan domestik dan non domestik, dilakukan penanganan dengan pola off sitesanitation, atau model pengolahan sampah berbasis masyarakat.
128
Gambar 4.15
129
Tabel 4.7
Proyeksi Prasarana Sampah Kecamatan Jatitujuh Tahun 2012 – 2032 No Uraian 2012 Jumlah Penduduk Domestik Non Domestik Total Timbulan (m³/ Hari) Sarana Pengangkutan Perdagangan/ Perkantoran Pelayanan
Umum Gerobag Container Truk TPS
Desa
0,0025 m³/
10% 10%
1m³/Unit 6 m³/ 6m³/Unit
20,000
Org/Hari 5Rit/Hari Unit 3Rit/Hari
1 Biyawak 5,636 14 1.41 1.41 16.91 3 3 1 0 2 Pasindangan 2,804 7 0.70 0.70 8.41 2 1 0 0 3 Panongan 4,927 12 1.23 1.23 14.78 3 2 1 0 4 Panyingkiran 4,291 11 1.07 1.07 12.87 3 2 1 0 5 Randegan Kulon 3,307 8 0.83 0.83 9.92 2 2 1 0 6 Randegan Wetan 3,394 8 0.85 0.85 10.18 2 2 1 0 7 Putri Dalem 2,137 5 0.53 0.53 6.41 1 1 0 0 8 Jatitengah 4,565 11 1.14 1.14 13.70 3 2 1 0 9 Jatitujuh 5,127 13 1.28 1.28 15.38 3 3 1 0 10 Babajurang 934 2 0.23 0.23 2.80 1 0 0 0 11 Pilangsari 5,197 13 1.30 1.30 15.59 3 3 1 0 12 Jatiraga 2,421 6 0.61 0.61 7.26 1 1 0 0 13 Sumber Kulon 3,257 8 0.81 0.81 9.77 2 2 1 0 14 Sumber Wetan 3,604 9 0.90 0.90 10.81 2 2 1 0 15 Pangkalanpari 3,550 9 0.89 0.89 10.65 2 2 1 0 J U M L A H 55,150 138 13.79 13.79 165.45 33 28 9 3
130 Lanjutan Tahun 2017 … No Uraian 2017 Jumlah Penduduk Domestik Non Domestik Total Timbulan (m³/ Hari) Sarana Pengangkutan Perdagangan/ Perkantoran Pelayanan
Umum Gerobag Container Truk TPS
Desa
0,0025 m³/
10% 10%
1m³/Unit 6 m³/ 6m³/Unit
20,000
Org/Hari 5Rit/Hari Unit 3Rit/Hari
1 Biyawak 8,115 20 2.03 2.03 24.35 5 4 1 0 2 Pasindangan 3,018 8 0.75 0.75 9.05 2 2 1 0 3 Panongan 6,048 15 1.51 1.51 18.15 4 3 1 0 4 Panyingkiran 5,216 13 1.30 1.30 15.65 3 3 1 0 5 Randegan Kulon 3,042 8 0.76 0.76 9.13 2 2 1 0 6 Randegan Wetan 3,543 9 0.89 0.89 10.63 2 2 1 0 7 Putri Dalem 1,440 4 0.36 0.36 4.32 1 1 0 0 8 Jatitengah 5,064 13 1.27 1.27 15.19 3 3 1 0 9 Jatitujuh 5,348 13 1.34 1.34 16.04 3 3 1 0 10 Babajurang 921 2 0.23 0.23 2.76 1 0 0 0 11 Pilangsari 5,775 14 1.44 1.44 17.32 3 3 1 0 12 Jatiraga 2,603 7 0.65 0.65 7.81 2 1 0 0 13 Sumber Kulon 3,273 8 0.82 0.82 9.82 2 2 1 0 14 Sumber Wetan 3,173 8 0.79 0.79 9.52 2 2 1 0 15 Pangkalanpari 2,929 7 0.73 0.73 8.79 2 1 0 0 J U M L A H 59,508 149 14.88 14.88 178.52 36 30 10 3
131 Lanjutan Tahun 2022 … No Uraian 2022 Jumlah Penduduk Domestik Non Domestik Total Timbulan (m³/ Hari) Sarana Pengangkutan Perdagangan/ Perkantoran Pelayanan Umum Gerobag Containe r Truk TPS Desa 0,0025 m³/ 10% 10% 1m³/Unit 6 m³/ 6m³/Unit 20,000
Org/Hari 5Rit/Hari Unit 3Rit/Hari
1 Biyawak 11,686 29 2.92 2.92 35.06 7 6 0 1 2 Pasindangan 3,248 8 0.81 0.81 9.74 2 2 0 0 3 Panongan 7,425 19 1.86 1.86 22.28 4 4 0 0 4 Panyingkiran 6,340 16 1.58 1.58 19.02 4 3 0 0 5 Randegan Kulon 2,799 7 0.70 0.70 8.40 2 1 0 0 6 Randegan Wetan 3,699 9 0.92 0.92 11.10 2 2 0 0 7 Putri Dalem 970 2 0.24 0.24 2.91 1 0 0 0 8 Jatitengah 5,618 14 1.40 1.40 16.85 3 3 0 0 9 Jatitujuh 5,578 14 1.39 1.39 16.73 3 3 0 0 10 Babajurang 909 2 0.23 0.23 2.73 1 0 0 0 11 Pilangsari 6,417 16 1.60 1.60 19.25 4 3 0 0 12 Jatiraga 2,798 7 0.70 0.70 8.39 2 1 0 0 13 Sumber Kulon 3,289 8 0.82 0.82 9.87 2 2 0 0 14 Sumber Wetan 2,794 7 0.70 0.70 8.38 2 1 0 0 15 Pangkalanpari 2,417 6 0.60 0.60 7.25 1 1 0 0 J U M L A H 65,985 65,985 165 16.50 16.50 197.96 40 33 1
132 Lanjutan Tahun 2027 … No Uraian 2027 Jumlah Penduduk Domestik Non Domestik Total Timbulan (m³/ Hari) Sarana Pengangkutan Perdagangan/ Perkantoran Pelayanan
Umum Gerobag Container Truk TPS
Desa
0,0025 m³/
10% 10%
1m³/Unit 6 m³/ 6m³/Unit
20,000
Org/Hari 5Rit/Hari Unit 3Rit/Hari
1 Biyawak 8,115 20 2.03 2.03 24.35 5 4 1 0 2 Pasindangan 3,018 8 0.75 0.75 9.05 2 2 1 0 3 Panongan 6,048 15 1.51 1.51 18.15 4 3 1 0 4 Panyingkiran 5,216 13 1.30 1.30 15.65 3 3 1 0 5 Randegan Kulon 3,042 8 0.76 0.76 9.13 2 2 1 0 6 Randegan Wetan 3,543 9 0.89 0.89 10.63 2 2 1 0 7 Putri Dalem 1,440 4 0.36 0.36 4.32 1 1 0 0 8 Jatitengah 5,064 13 1.27 1.27 15.19 3 3 1 0 9 Jatitujuh 5,348 13 1.34 1.34 16.04 3 3 1 0 10 Babajurang 921 2 0.23 0.23 2.76 1 0 0 0 11 Pilangsari 5,775 14 1.44 1.44 17.32 3 3 1 0 12 Jatiraga 2,603 7 0.65 0.65 7.81 2 1 0 0 13 Sumber Kulon 3,273 8 0.82 0.82 9.82 2 2 1 0 14 Sumber Wetan 3,173 8 0.79 0.79 9.52 2 2 1 0 15 Pangkalanpari 2,929 7 0.73 0.73 8.79 2 1 0 0 J U M L A H 65,985 59,508 149 14.88 14.88 178.52 36 30 10
133 Lanjutan Tahun 2032 … No Uraian 2032 Jumlah Penduduk Domestik Non Domestik Total Timbulan (m³/ Hari) Sarana Pengangkutan Perdagangan/ Perkantoran Pelayanan
Umum Gerobag Container Truk TPS
Desa
0,0025 m³/
10% 10%
1m³/Unit 6 m³/ 6m³/Unit
20,000
Org/Hari 5Rit/Hari Unit 3Rit/Hari
1 Biyawak 24,230 61 6.06 6.06 72.69 15 12 0 1 2 Pasindangan 3,762 9 0.94 0.94 11.29 2 2 0 0 3 Panongan 11,190 28 2.80 2.80 33.57 7 6 0 1 4 Panyingkiran 9,366 23 2.34 2.34 28.10 6 5 0 0 5 Randegan Kulon 2,369 6 0.59 0.59 7.11 1 1 0 0 6 Randegan Wetan 4,031 10 1.01 1.01 12.09 2 2 0 0 7 Putri Dalem 3,360 8 0.84 0.84 10.08 2 2 0 0 8 Jatitengah 6,913 17 1.73 1.73 20.74 4 3 0 0 9 Jatitujuh 6,069 15 1.52 1.52 18.21 4 3 0 0 10 Babajurang 1,841 5 0.46 0.46 5.52 1 1 0 0 11 Pilangsari 7,923 20 1.98 1.98 23.77 5 4 0 0 12 Jatiraga 3,233 8 0.81 0.81 9.70 2 2 0 0 13 Sumber Kulon 3,321 8 0.83 0.83 9.96 2 2 0 0 14 Sumber Wetan 2,166 5 0.54 0.54 6.50 1 1 0 0 15 Pangkalanpari 1,645 4 0.41 0.41 4.94 1 1 0 0 J U M L A H 55,150 87,544 219 21.89 21.89 262.63 53 44 1
134
Gambar 4.16
Peta Konsep Sistem Persampahan Kecamatan Jatitujuh
ANALISIS STRUKTUR RUANG KOTA KECAMATAN
135
4.2 Identifikasi Isu-isu Strategis terkait Struktur Ruang Kecamatan
Jatitujuh
Untuk menyusun konsep struktur ruang kota kecamatan, terdapat beberapa isu strategis yang perlu diperhatikan dalam penataan ruang di Kecamatan Jatitujuh, isu-isu yang di dapat peneliti dilihat dari kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah Kabupaten Majalengka yang terkait dengan struktur ruang di Kecamatan Jatitujuh dengan kondisi eksisting yang ada di Kecamatan Jatitujuh. Maka dari hasil kajian tersebut yang dijadikan isu-isu sebagai berikut:
- Dalam kajian pustaka sebelumnya telah dibahas bahwa dalam RTRW Kabupaten Majalengka terdapat Rencana Sistem Jaringan Transportasi Udara di Kabupaten Majalengka yang terdiri atas tatanan kebandarudaraan dan ruang udara untuk penerbangan. Tatanan kebandarudaraan berupa Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) berada di Kecamatan Kertajati sebagai pengumpul skala sekunder. Sedangkan ruang udara untuk penerbangan meliputi penentuan Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP) yang salah satunya termasuk Kecamatan Jatitujuh karena lokasinya yang berdekatan dengan lokasi rencana bandara. Dengan adanya rencana tersebut akan mempengaruhi wilayah-wilayah yang ada di sekitarnya karena adanya pembatasan pengembangan wilayah yang terkait dengan pembangunan BIJB tersebut. Pembatasan pengembangan wilayah tersebut didasarkan atas Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP) yang berpusat pada landas pacu pesawat terbang sampai radius 15 km. Dari penjelasan di atas dapat peneliti ketahui bahwa yang menjadi isu pertama adalah Kecamatan
Jatitujuh sebagai hinterland Kawasan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) yang direncanakan di Kecamatan Kertajati atau wilayah yang
berbatasan langsung dengan Kecamatan Jatitujuh. Selain itu Kecamatan
Jatitujuh merupakan bagian dari Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP) Bandara Internasional Jawa Barat karena letaknya
yang berdekatan dengan bandara yang dalam kebijakan disebutkan bahwa radius wilayah yang termasuk KKOP berjarak 15 km.
136
Gambar 4.17
Isu Strategis terkait Rencana Sistem Jaringan Transportasi Udara dengan BIJB dan KKOP
- Dari hasil identifikasi yang dilakukan pada struktur ruang di Kecamatan Jatitujuh diketahui terdapat beberapa sistem pusat pelayanan kegiatan serta sistem pergerakannya yang memusat di sepanjang Jalan Raya Jatitujuh. Dalam RTRW Kabupaten Majalengka dalam struktur tata ruang perkotaannya disebutkan bawa pengembangan Kecamatan Jatitujuh termasuk ke dalam Pusat Pelayanan Kawasan yang berfungsi untuk melayani skala kecamatan dan desa. Dalam sistem pelayanan kegiatan tersebut terdapat beberapa potensi yang dapat dikembangkan di perkotaan. Sehingga diketahui yang menjadi isu dalam penelitian ini adalah Kecamatan Jatitujuh merupakan PPK (Pusat
Pelayanan Kawasan) dengan fungsi pelayanan sebagai Kawasan Pengembangan Perumahan, Jasa, Industri Sedang dan Pendukung Komersial dan Pertanian. Dimana PPK ini mempunyai beberapa potensi atau sektor -
sektor unggulan yang dapat dikembangkan, yaitu di sektor pertanian, industri
(home industry dan Pabrik Gula, pariwisata, perdagangan dan jasa - jasa
lainnya sehingga hal ini dapat dijadikan sebagai dasar untuk mendorong perkembangan kota. Selain itu koridor perkembangan perkotaan (perumahan
dan perdagangan) yang bersifat linear di jalan utama (Jalan Raya Jatitujuh) yang berdampak terhadap kemacetan dan penumpukan aktivitas di koridor tersebut yang dalam jangka panjang menjadi tidak efesien.
Rencana Sistem Jaringan Transportasi
Udara di Kabupaten Majalengka
Rencana Bandara Internasional Jawa Barat
di Kecamatan Kertajati Pengaturan Kawasan
Keselamatan Opersi Penerbangan
- Kecamatan Jatitujuh sebagai hinterland Kawasan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) - Kecamatan Jatitujuh merupakan bagian dari
Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP) Bandara Internasional Jawa Barat
137
Gambar 4.18
Isu Strategis terkait Kondisi Eksisting Kecamatan Jatitujuh dengan Struktur Pelayanan
- Selain itu, di Kecamatan Jatitujuh terdapat beberapa lokasi pariwisata yang dapat dikembangkan. Wisata Bendungan Rentan yang sudah ada sering dikunjungi wisatawan saat-saat waktu liburan khususnya saat liburan hari raya atau liburan sekolah tiba. Kondisi eksisting yang ada masih banyak kekurangan beberapa pelayanan fasilitas untuk menunjang kegiatan pariwisata di tempat tersebut, begitu juga wisata yang ada di Gagarasi, objek wisata yang ada disini sudah beberapa kali diadakan even-even kejuaraan motorcross yang dapat membangkitkan kegiatan pelayanan di sekitarnya. Dalam Rencana Induk Pariwisata Kabupaten Majalengka disebutkan bahwa lokasi objek wisata Bendungan Rentan dan Wisata Gagarasi termasuk ke dalam rencana penngembangan pariwisata Kabupaten Majalengka. Dari keterangan tersebut jelas bahwa wisata motocross (Gagarasi) di Desa
Pangkalanpari dan Bendungan Rentan di Desa Panyingkiran harus dapat dikembangkan.
Kondisi eksisting perkembangan pekotaannya di sepanjang Jalan Raya
Jatitujuh Struktur Pelayanan Kecamatan Jatitujuh melayani skala pelayanan kecamatan dan desa.
- Kecamatan Jatitujuh merupakan PPK (Pusat Pelayanan Kawasan) dengan fungsi pelayanan sebagai Kawasan Pengembangan Perumahan, Jasa, Industri Sedang dan Pendukung Komersial dan Pertanian
- Koridor perkembangan perkotaan (perumahan dan perdagangan) yang bersifat linear di jalan utama (Jalan Raya Jatitujuh) yang berdampak terhadap kemacetan dan penumpukan aktivitas di koridor tersebut yang dalam jangka panjang menjadi tidak efesien
138
Gambar 4.19
Isu Strategis terkait Rencana Sistem Pariwisata dengan Kondisi Eksisting Pariwisata Kecamatan Jatitujuh
4.3 Konsep Struktur Ruang Kota Kecamatan Jatitujuh
Analisis struktur ruang untuk menentukan konsep struktur dihasilkan dari ke lima aspek pembentuk ruang yang telah diidentifikasi tersebut. Analisis pembentuk ruang tersebut didapat dari analisis kependudukan, analisis guna lahan, analisis sistem pusat pelayanan kegiatan, analisis pergerakan dan analisis sistem jaringan infrastruktur. Dari ke lima aspek terebut diketahui bahwa struktur pelayanan kegiatan utamanya ada satu yaitu berada di Desa Jatitujuh dan Desa Jatitengah tepatnya di koridor Jalan Raya Jatitujuh. Struktur pelayanan kegiatan ini berfungsi untuk melayani skala pelayanan kecamatan atau beberapa desa. Sedangkan untuk membantu struktur pelayanan utama terdapat sub pusat yang melayani skala pelayanan beberapa desa agar tidak terlalu menumpuk di pusat pelayanan kegiatan utama.
Struktur pelayanan primer terbentuk dari beberapa analisis yang saling menghubungkan antar unsur pembentuk ruang. Analisis pembentuk ruang tersebut didapat dari analisis kependudukan, analisis guna lahan, analisis sistem pusat pelayanan kegiatan, analisis pergerakan dan analisis sistem jaringan infrastruktur. Dari ke lima aspek terebut diketahui bahwa struktur pelayanan kegiatan utamanya
Rencana Sistem Pariwisata di Kecamatan Jatitujuh
Adanya potensi pariwisata Bendungan
Rentan dan Wisata Gagarasi di Kecamatan Jatitujuh
Pengembangan potensi pariwisata seperti wisata motocross (Gagarasi) di Desa Pangkalanpari dan
139
ada satu yaitu berada di Desa Jatitujuh dan Desa Jatitengah tepatnya di koridor Jalan Raya Jatitujuh. Struktur pelayanan kegiatan ini berfungsi untuk melayani skala pelayanan kecamatan atau beberapa desa. Berdasarkan analisis kependudukan, yang menjadi pusat kegiatan penduduk berada di Desa Jatitujuh dengan melihat kondisi kepadatan penduduk yang sedang dibanding kepadatan penduduk desa lainnya yang kepadatan rendah. Dapat diketahui juga dari analisis guna lahannya bahwa kegiatan perkotaan yang ada di Kecamatan Jatitujuh berada di koridor Jalan Raya Jatitujuh tepatnya di Desa Jatitujuh dan Desa Jatitengah. Di lihat dari sistem pelayanan kegiatannya, Desa Jatitujuh dan Desa Jatitengah memiliki kelengkapan pelayanan fasilitas kegiatan dibandingkan desa lainnya di Kecamatan Jatitujuh, segala kegiatan masyarakat perkotaan yang yang melayani untuk kebutuhan skala pelayanan kecamatan masih berada di sekitar desa tersebut. Selain itu, dalam analisis pergerakan dilihat bahwa jalan yang menghubungkan pusat pelayan kegiatan dengan kegiatan lainnya melewati koridor jalan tersebut. Pusat pelayanan kegiatan yang akan dikembangkan di sekitar desa ini adalah perdagangan dan jasa, perkantoran, pusat pendidikan, pusat kesehatan dan industri sedang.
Sedangkan untuk membantu struktur pelayanan utama terdapat sub pusat yang melayani skala pelayanan beberapa desa agar tidak terlalu menumpuk di pusat pelayanan kegiatan utama. Untuk sub pusat pelayanan yang dijadikan struktur pelayanan sekunder adalah Desa Sumber Kulon dan Desa Pangkalanpari. Kondisi ini dikarenakan di Desa Sumber Kulon akan dikembangkan pasar tradisonal yang akan memenuhi kebutuhan desa lain di sekitarnya selain itu dapat juga untuk menunjang desa lain yang ada di perbatasan Kabupaten Indramayu, sedangkan Desa Pangkalanpari akan dikembangkan menjadi kawasan wisata karena di desa ini sudah terdapat tempat wisata Gagarasi. Objek wisata ini masih bisa dikembangkan karena memiliki potensi yang cukup baik. Selain itu yang dijadikan struktur pelayanan tersier adalah Desa Panongan dan Pilangsari. Desa Panongan akan membantu memenuhi Desa Pasindangan, Desa Randegan Kulon dan Desa Randegan Wetan. Sedangkan Desa Pilangsari akan membantu memenuhi Desa Panongan. Model struktur ruang Kecamatan Jatitujuh apabila dilihat berdasarkan pusat-pusat pelayanannya yaitu mono centered atau terdiri dari
140
satu pusat dan beberapa sub pusat yang tidak saling terhubung antara sub pusat yang satu dengan sub pusat yang lain. Pola umum perkembangan kota Kecamatan Jatitujuh dapat diketahui yaitu bersifat memita karena perkembangan kotanya memanjang mengikuti jaringan jalan utama Jatitujuh.
Jika dikaitkan dengan isu-isu strategis terkait struktur ruang yang telah dipilih, konsep struktur ruang Kecamatan Jatitujuh berdasarkan RTRW Kabupaten Majalengka 2011-2031, Kecamatan Jatitujuh telah ditetapkan sebagai Pusat Pelayanan Kawasan (PPK), yaitu kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa. Selain itu pelayanan perkotaan tidak hanya untuk melayani skala pelayanan kecamatan tapi dapat dikembangkan untuk melayani kecamatan lain, kondisi ini untuk mendukung bahwa Kecamatan Jatitujuh sebagai hinterland dari Bandara Internasional Jawa Barat. Hal ini dimungkinkan karena potensi yang ada di Kecamatan Jatitujuh seperti sudah adanya pusat perdagangan dan jasa atau adanya pasar bisa untuk melayani kebutuhan kecamatan lain atau desa lain yang ada di perbatasan Kabupaten Indramayu. Dari isu rencana bandara ini memungkinkan struktur pelayanannya dapat bertambah karena adanya bangkitan kebutuhan dari wilayah lain juga dari beberapa potensi yang dapat dikembangkan seperti wisata di Desa Gagarasi dan pelayanan perdagangan dan jasa seperti yang ada di Desa Sumber Kulon. Namun perlu diperhatikan juga karena Kecamatan Jatitujuh termasuk kedalam wilayah Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP) Bandara Internasional Jawa Barat maka pengembangan perkotaannya harus sesuai dengan peraturan yang ada. Jangan sampai pengembangan perkotaan yang dikembangkan mengganggu Bandara Internasional Jawa Barat seperti dalam hal ketinggian bangunan. Untuk lebih jelasnya mengenai arahan pengembangan kawasan Kecamatan Jatitujuh dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.8
Arahan Pengembangan Kawasan Kecamatan Jatitujuh
Aspek Isu Arahan
Kependudukan Kepadatan penduduk yang
masih rendah
Penyebaran kepadatan penduduk yang masih merata
- Pemenuhan kebutuhan fasilitas perumahan di Kecamatan Jatitujuh - Pengaturan kepadatan di perkotaan
141
Aspek Isu Arahan
Guna Lahan Kecamatan Jatitujuh sebagai
hinterland dari BIJB Kecamatan Jatitujuh termasuk ke dalam KKOP BIJB
- Pembatasan pengembangan perkotaan terutama yang searah dengan landas pacu.
- Pembatasan pembangunan ketinggian bangunan yang tidak melebihi 15 meter.
Pusat Pelayanan Kegiatan
Kondisi eksisting Kecamatan Jatitujuh
Rencana Pariwisata di Kecamatan Jatitujuh (Wisata Bendungan Rentan dan Wisata Gagarasi)
- Struktur pelayanan primer berada di Desa Jatitujuh, pelayanan sekunder di Desa Sumber Kulon dan Desa Pangkalanpari,
pelayanan tersier di Desa Panongan dan Desa Pilangsari. - Pemenuhan kebutuhan pelayanan
fasilitas kegiatan di Kecamatan Jatitujuh.
- Pengembangan Objek Wisata Bendungan Rentan dan Wisata Gagarasi.
Pergerakan Pergerakan yang didominasi
kea arah perkotaan Perkembangan perkotaan yang berada di sepanjang Jalan Raya Jatitujuh Rencana sistem jaringan transportasi
- Peningkatan fungsi jalan menjadi kolektor primer.
- Pengembangan jaringan jalan (pelebaran, perbaikan). - Pengaturan sempadan jalan
khususnya di kawasan perkotaan di sepanjang Jalan Raya
Jatitujuh.
- Pembangunan jalan alternatif untuk menghindari kemacetan di perkotaan.
Sistem Infrastruktur
Kondisi eksisting sistem infrastruktur Kecamatan Jatitujuh yang masih terbatas Rencana sistem jaringan infrastruktur
- Pemenuhan kebutuhan pelayanan fasilitas kegiatan di Kecamatan Jatitujuh sesuai dengan hasil proyeksi yang dibutuhkan. - Perbaikan jaringan infrastruktur
yang ada agar lebih optimal.
142
Gambar 4.20
Peta Konsep Struktur Ruang Kecamatan Jatitujuh
ANALISIS STRUKTUR RUANG KOTA KECAMATAN