• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Statistik Pengaruh Penambahan Karbon Aktif Sekam Padi terhadap Kadar Mangan (Mn) Sampel Air Sumur

HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.3 Analisis Statistik Pengaruh Penambahan Karbon Aktif Sekam Padi terhadap Kadar Mangan (Mn) Sampel Air Sumur

Berdasarkan data hasil pengukuran kadar mangan (Mn) yang diperoleh, maka selanjutnya dilakukan analisis data secara statistik untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan penurunan kadar mangan (Mn) setelah ditambahkan berbagai kadar karbon aktif sekam padi.

Tabel 4.2 Hasil Uji Shapiro Wilk Kadar Mangan (Mn) setelah Penambahan Karbon Aktif Sekam Padi dengan Berbagai Kadar

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

kadar mangan .207 16 .065 .847 16 .012

Berdasarkan tabel 4.2 diperoleh nilai p (0,012) < 0,05 , maka Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa data sampel berdistribusi tidak normal.

Tabel 4.3 Hasil Uji Kesamaan Varians Kadar Mangan (Mn)

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1.272 3 12 .328

Berdasarkan tabel 4.3 diperoleh nilai p (0,328) > 0,05 , maka Ho diterima artinya varians data populasi darimana data sampel ditarik seragam (homogen).

Tabel 4.4 Hasil Uji Kruskal Wallis Kadar Mangan (Mn)

Kadar Mangan

Chi-Square 14.138

df 3

Asymp. Sig. .003

Berdasarkan tabel 4.4 diperoleh nilai p (0,003) < 0,05 , maka Ho ditolak. Artinya, ada perbedaan yang signifikan antara kadar mangan (Mn) air sumur gali sebelum dan sesudah penambahan berbagai kadar karbon aktif sekam padi, maka uji lanjutannya menggunakan uji Beda Nyata Terkecil (BNT).

Tabel 4.5 Hasil Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) Kadar Mangan (Mn) pada Berbagai Kadar Karbon Aktif Sekam Padi

(I) kadar karbon aktif (J) kadar karbon aktif Sig.

0 gr 1 gr .000 2 gr .000 3 gr .000 1 gr 0 gr .000 2 gr .000 3 gr .000 2 gr 0 gr .000 1 gr .000 3 gr .000 3 gr 0 gr .000 1 gr .000 2 gr .000

Berdasarkan Tabel 4.5 menunjukkan bahwa perbedaan rata-rata kadar mangan (Mn) sampel air dengan karbon aktif sekam padi keseluruhan kelompok kadar karbon aktif sekam padi berbeda nyata dengan masing-masing nilai p (0,000) < 0,05.

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Kualitas Air Sumur Gali

Kualitas air sumur gali di Desa Amplas secara fisik kurang baik, terlihat dari warna yang kekuning-kuningan dan berbau logam. Setelah dibiarkan beberapa saat di dalam suatu wadah, terdapat endapan-endapan kuning di dasar wadah dan lama- kelamaan endapan tersebut semakin banyak dan membuat kerak pada wadah tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa di dalam air sumur tersebut terkandung logam seperti mangan (Mn). Menurut hasil pemeriksaan awal kadar mangan (Mn) yang diperoleh adalah sebesar 3,35579 mg/L. Kadar tersebut telah melebihi baku mutu sesuai Peraturan Menteri Kesehatan No. 416/MENKES/Per/IX/1990 tentang persyaratan kesehatan air bersih mangan (Mn) yang masih diperbolehkan yakni tidak melebihi 0,5 mg/L.

Keberadaanmangan (Mn) dalam jumlah kecil sebenarnya tidak mengganggu kesehatan. Akan tetapi, dalam jumlah besar (>0,5 mg/L), mangan dalam air minum bersifat neurotoksik. Gejala yang timbul berupa gejala susunan syaraf : insomnia, kemudian lemah pada kaki dan otot muka sehingga ekspresi muka menjadi beku dan muka tampak seperti topeng/mask (Slamet, 2007). Menurut Sharma yang dikutip oleh Supirin (2002) mangan yang berlebihan pada konsentrasi 0,5 mg/L dapat menyebabkan rasa tidak sedap serta korosif terhadap logam, meninggalkan warna coklat-coklatan pada pakaian cucian. Menurut Sela dalam Noviandi (2012) Mangan juga menyebabkan kadar besi dalam tubuh menurun sehingga menimbulkan risiko

terkena anemia, gangguan kulit, jantung, hati, pembuluh darah dan kerusakan otak. Selain itu, mangan yang berlebihan dapat mencegah penyerapan zat besi oleh tubuh. 5.2 Pengaruh Pemberian Berbagai Kadar Karbon Aktif Sekam Padi terhadap

Kadar Mangan (Mn) Air Sumur

Pemeriksaan kadar mangan (Mn) air sumur juga dilakukan dengan metode ICP. Kadar mangan (Mn) awal yang diperoleh dari hasil pemeriksaan yaitu sebesar 3,35579 mg/L. Kadar ini tidak memenuhi syarat kesehatan sebagai air bersih. Tingginya kadar mangan (Mn) pada air sumur dimungkinkan karena adanya gas-gas yang biasa terlarut dalam air yang dapat menyebabkan korosif yaitu O2, CO2 dan H2O (Sanropie,1984).

Penurunan kadar mangan (Mn) dalam sampel air sumur juga terlihat dari hasil pengukuran setelah air tersebut ditambahkan dengan karbon aktif sekam padi. Rata- rata kadar mangan (Mn) tertinggi terdapat pada kontrol (yang tidak diberikan karbon aktif) yaitu sebesar 3,35579 mg/L. Setelah diberikan karbon aktif, hasil pemeriksaan air menunjukkan adanya penurunan kadar mangan (Mn) karena logam tersebut telah terjerap ke dalam pori-pori karbon aktif. Penambahan 1 gr karbon aktif sekam padi, kadar mangan (Mn) rata-ratanya menjadi 2,97591 mg/L, penambahan 2 gr karbon aktif sekam padi kadar mangan (Mn) menjadi 2,47997 mg/L, dan penambahan 3 gr karbon aktif sekam padi rata-rata kadarnya menjadi 1,68893 mg/L.

Sifat yang paling utama dari karbon aktif adalah kemampuannya untuk menyerap.Sifat ini didasarkan pada sifat padatan karbon aktif yang memiliki luas permukaan atau pori-pori yang besar.Daya serap karbon aktif erat hubungannya dengan sifat keaktifan karbon tersebut. Apabila suatu larutan terkontak dengan

butiran karbon aktif yang berpori, maka molekul-molekul zat terlarut tertarik pada permukaan pori dan tertahan di tempat tersebut melalui gaya-gaya yang lemah. Kemampuan karbon aktif untuk mengadsorpsi sejumlah besar adsorbat adalah karena struktur pori yang sangat terkembang yang dimiliki karbon aktif (Siregar, 2009).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan penambahan karbon aktif dengan kadar yang tinggi menyebabkan semakin tinggi pula penurunan kadar mangan (Mn), hal ini sesuai dengan Ambarwati dalam Jusmanizah (2011) yang mengatakan bahwa makin banyak karbon aktif yang ditambahkan makin besar penurunan kadar mangan dan makin lama waktu kontak makin besar juga penurunan kadar mangannya. Demikian juga menurut Sembiring (2003), semakin lama waktu kontak dapat memungkinkan proses difusi dan penempelan molekul adsorbat berlangsung lebih baik. Konsentrasi zat-zat organik dan logam dalam air akan turun apabila kontaknya cukup. Waktu kontak biasanya sekitar 10-15 menit.

Kadar karbon aktif pada keseluruhan perlakuan yaitu 1 gr, 2 gr, dan 3 gr berpengaruh terhadap penurunan kadar mangan (Mn) namun apabila dibandingkan dengan Permenkes RI No.416 Tahun 1990, rata-rata kadar mangan (Mn) tersebut belum memenuhi baku mutu persyaratan kesehatan air bersih karena masih melebihi 0,5 mg/L.

5.3 Kadar Karbon Aktif yang Paling Tinggi untuk Menurunkan Kadar

Dokumen terkait