• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sel 3 (berbenah diri) adalah kondisi dimana organisasi menghadapi peluang yang impresif tetapi dikendala oleh kelemahan-kelemahan

D. Analisis Strategi Pemasaran

Matriks IE disusun untuk mengetahui strategi apa yang sebaiknya digunakan. Untuk menentukan strategi tersebut, didapatkan matrik EFE dan IFE, dengan nilai rataan EFE 2,178. Hasil tersebut menunjukan pengaruh eksternal bagi Yasra Studio. Dalam hal ini, Yasra Studio dinilai sedang dan matriks IFE 2,896 (Gambar 9) menunjukkan posisi internal Yasra Studio berada dalam nilai sedang.

Dari hasil matrik IE tersebut, terlihat perusahaan berada pada kotak kuadran V (lima) yaitu tumbuh dan stabil. Strategi yang disarankan pada kondisi tersebut adalah strategi penetrasi pasar, pengembangan produk dan pengembangan pasar, artinya perusahaan Yasra Studio tetap terus melakukan strategi pemasaran yang telah dilakukan dan tetap menjaga mutu produk yang dihasilkan.

39

Berdasarkan analisis matriks IFE dan EFE sebelumnya, maka dapat disusun analisis SWOT untuk mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis dalam merumuskan strategis perusahaan. Perumusan strategi perusahaan Yasra Studio dengan matriks SWOT disusun pada Tabel 19.

SKOR Tertimbang Faktor Internal

Kuat Rataan Lemah

(3.00-4.00) (2.00-2.99) (1.00-1.99) SKOR Ter ti m b a n g Fakto r Ekst er nal 4.0 I II III Tinggi

Growth Growth Retrenchment Turnaround (berbenah diri) dgn reduksi biaya/reduksi aset 3.0 IV V Growth dan VI Retrenchment Atau Sedang Stability Stability Divestasi (menjual suatu unit utk mendapatkan tambahan sumberdaya 2.0 VII VIII IX Rendah Growth Diversifikasi Konsentrik (kesamaan pasar, produk, teknologi) Growth Diversifikasi Konglomerat (risiko finansial) Likuidasi (menutup suatu usaha)

Tabel 19. Perumusan strategi usaha Yasra Studio dengan Matriks SWOT Faktor Internal Faktor Eksternal Strengths/Kekuatan (S)

1. Letak perusahaan strategik 2. Lingkungan kerja kekeluargaan 3. Produk cukup bermutu 4. Adanya komunikasi dua arah

antara pemilik dengan karyawan 5. Kegigihan dan keuletan dari

pemilik/manajer perusahaan dalam mengelola usahanya 6. Promosi yang baik 7. Produk cukup dikenal dan

disukai oleh konsumen 8. Fasilitas ruangan yang dimiliki

cukup baik

9. Mutu karyawan dalam menyelesaikan produk cukup baik

10. Desain produk yang baik 11. Jumlah Tenaga kerja banyak

Weaknesses/Kelemahan (W)

1. Harga produk mahal 2. Biaya promosi tinggi. 3. Mesin sudah tua

Opportunities/Peluang (O)

1. Jumlah penduduk Indonesia semakin banyak

2. Adanya dukungan pemerintah yang tinggi dalam industri TPT

3. Ketersedian bahan baku cukup 4. Meningkatnya permintaan

pasar

5. Pasar dalam negeri yang besar

Strategi SO

a. Mempertahankan mutu produk (S:3,7,9,10,11; O:2,3,4,5) b. Meningkatkan mutu tenaga

kerja (S:2,4,5,8,9,10; O:1,2) c. Melakukan penetrasi dan

pengembangan pasar (S:1,2,3,6,7,9,10; O:1,2,3,4,5) d. Mempertahankan pembeli potensial (S:1,3,6,7,8,10; O:1,2,4,5) Strategi WO a. Mengembangkan atribut produk baru/modifikasi rupa dan bentuk produk (W:3; O:1,3,4,5)

b. Membeli mesin baru (W: 2; O:1,2,4,5)

c. Menyesuaikan harga jual sesuai segmen konsumen (W: 1; O: 1,4)

Threats /Ancaman (T)

1. Impor (ilegal) produk TPT dari luar (Cina, Vietnam)

2. Kenaikan biaya produksi akibat naiknya tarif BBM, pajak dan listrik

3. Kondisi ekonomi (makro dan mikro), hukum, sosial dan politik Indonesia belum stabil 4. Pesaing yang aktif dalam

melakukan inovasi dan pemasaran produk

Strategi ST

a. Meningkatkan program pemasaran produk (S:1,6,7,9,10; T:1,2,4) b. Melakukan kerjasama dengan

pengusaha produk sejenis lainnya (S:1,3,5,7,9,10; T:1,2,3,4)

Strategi WT

a. Mengoptimalkan pengembangan di bidang pertekstilan dan pakaian (W: 1,3; T:1,2,3,4)

b. Fokus pada produk dengan segmen yang terbesar (W:1,2; T: 2,4)

41

5. Industri pendukung yang belum berkembang

Keterangan : - (Si;Oi) atau (Si;Ti) atau (Wi;Oi) atau (Wi;Ti) menunjukkan kombinasi lingkungan eksternal dengan internal dalam menghasilkan pilihan strategi.

- i = 1, 2, ... n

Berdasarkan Tabel 19, terdapat 4 (empat) jenis alternatif strategi yang dapat dilakukan, yaitu :

1. Strategi S - O (Strengths – Opportunities)

Alternatif strategi yang dihasilkan dari upaya menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang adalah :

a. Mempertahankan mutu produk (didasarkan pada faktor kekuatan internal : 3, 7, 9,10,11 dan faktor peluang eksternal : 2, 3,4,5)

Mutu produk sangat menentukan perjalanan perusahaan, terutama perusahaan yang memproduksi produk jadi. Walaupun produk sudah dinilai bermutu dan cukup dikenal, serta disukai konsumen, namun diperlukan kemampuan manajerial untuk mengelola dan mempertahankan mutu produk yang telah dihasilkan, karena mutu dapat mempengaruhi konsumen dalam memilih produk yang diinginkan.

b. Meningkatkan mutu tenaga kerja (didasarkan pada faktor kekuatan internal : 2, 4, 5, 8, 9,10 dan faktor peluang eksternal : 1, 2).

Tenaga kerja sebagai sumber daya yang digunakan dalam proses produksi merupakan aset yang harus dijaga dan mendapat perhatian serius, karena berhubungan dengan kemampuan teknis, diantaranya pengalaman dan kecakapan yang dimiliki sangat mempengaruhi tenaga kerja dalam menghasilkan produk akhir bermutu.

Peningkatan mutu tenaga kerja sebagai aset vital akan sangat berpengaruh terhadap kinerja dan mutu kerja, serta hasil yang akan dicapai, disamping loyalitas dalam bekerja akan meningkat dengan sendirinya. Kegiatan pelatihan merupakan salah satu cara yang dapat

dilakukan untuk meningkatkan kemampuan tenaga kerja, diantaranya dilakukan secara berkala.

c. Melakukan penetrasi dan pengembangan pasar (didasarkan pada faktor kekuatan internal : 1, 2, 3, 6, 7, 9, 10 dan faktor peluang eksternal : 1, 2, 3, 4, 5)

Dalam upaya memanfaatkan potensi pasar yang masih besar dan akan terus berkembang, maka kegiatan promosi yang baik dan letak perusahaan yang strategis sangat memungkinkan untuk melakukan pengembangan pangsa pasar yang telah ada. Selain itu, penetrasi pasar dapat dilakukan melalui optimasi jumlah produk yang dijual ke target pasar sasaran yang telah ada, sehingga memungkinkan terpenuhinya permintaan pasar.

d. Mempertahankan pembeli potensial (didasarkan pada faktor kekuatan internal : 1, 3, 6, 7, 8, 10 dan faktor peluang eksternal : 1, 2, 4, 5)

Konsumen merupakan segalanya bagi produsen, maka untuk menjaga agar konsumen loyal terhadap produk yang dihasilkan, selain mutu dan desain produk yang baik dan tetap dipertahankan, juga pelayanan yang diberikan akan membuat konsumen merasa puas dengan produk yang dibelinya. Customer Relationship Management sangat diperlukan untuk menjaga agar konsumen “tidak lari” dan terpuaskan dengan apa yang telah diterima.

2. Strategi W - O (Weaknesess – Opportunities)

Alternatif strategi yang dihasilkan dari upaya menggunakan kelemahan untuk memanfaatkan peluang adalah :

a. Mengembangkan atribut produk baru/modifikasi rupa dan bentuk (didasarkan pada faktor kelemahan internal : 3dan faktor peluang eksternal : 1, 3, 4, 5)

Seiring dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk, terutama dalam usia dewasa, gaya dan pola hidup masyarakat setiap saat selalu berubah. Dalam berpakaian, terutama mode merupakan

43

suatu peluang besar bagi industri fashion yang sarat dengan perubahan gaya. Walaupun produk yang dihasikan saat ini sudah cukup dikenal dan disukai konsumen, penyesuaian model yang sesuai dengan trend dan tingkat preferensi konsumen harus mendapat perhatian khusus, untuk mengantisipasi berkurangnya pangsa pasar, dan brand image akan produk lokal yang dihasilkan harus terus ditanamkan di benak konsumen dengan memperbaharui model sesuai dengan tuntutan mode.

Kecenderungan memproduksi lebih dari satu jenis model merupakan salah satu alternatif strategi guna memenuhi kebutuhan pasar, dengan komposisi dari setiap jenis dan model yang harus disesuaikan dengan perhitungan menurut biaya yang dikeluarkan dan tingkat permintaan berdasarkan pengamatan pasar.

b. Membeli mesin baru (didasarkan pada faktor kelemahan internal : 2dan faktor peluang eksternal : 1, 2, 4, 5)

Untuk lebih meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam penyelesaian produk, pihak IK perlu dipikirkan untuk investasi peralatan/ mesin baru yang dapat membantu peralatan yang sudah ada dan tua. Penambahan mesin baru diperkirakan dapat menambah volume produksi dan membantu pengembangan atribut produk baru.

c. Mengembangkan harga jual sesuai segmen konsumen (W: 1; O: 1, 4)

Jumlah penduduk Indonesia yang semakin banyak seiring dengan semakin beragamnya daya beli masyarakat. Harga produk yang mahal menyebabkan kemampuan membeli konsumen rendah sehingga diperlukan segmentasi dalam pemasaran produk, sehingga konsumen terpuaskan dengan mutu produk yang sudah dikenal.

3. Strategi S-T (Strengths – Threats)

Alternatif strategi yang dihasilkan dari upaya menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman adalah :

a. Meningkatkan program pemasaran produk (didasarkan pada faktor kekuatan internal : 1, 6, 7, 9, 10 dan faktor ancaman eksternal : 1, 2, 4)

Dengan semakin banyaknya produk impor yang masuk serta banyaknya pesaing aktif dalam melakukan inovasi dan pemasaran produknya, perlu dilakukan suatu strategi dengan meningkatkan program pemasaran produk kepada konsumen. Dengan letak perusahaan yang cukup strategis, maka dimungkinkan untuk melakukan kegiatan pemasaran secara maksimal, diantaranya melalui pemasangan spanduk, poster dan juga pemasangan iklan di media cetak dan elektronik. Selain itu, dengan adanya dukungan dari pemerintah, kegiatan seperti pameran dapat dilakukan, agar produk dapat lebih dikenal masyarakat luas, baik daerah itu sendiri maupun ke luar daerah.

b. Melakukan kerjasama dengan pengusaha produk sejenis lainnya (didasarkan pada faktor kekuatan internal : 1, 3, 5, 7, 9, 10 dan faktor ancaman eksternal : 1, 2, 3, 4)

Untuk mengimbangi membanjirnya produk-produk impor (ilegal), terutama dari Cina dan Vietnam dan banyaknya pesaing yang dapat membahayakan pangsa pasar, dibutuhkan adanya suatu kerjasama, terutama dengan pengusaha sejenis. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi perebutan pasar antar produsen yang menghasilkan produk sama, terutama pasar dalam negeri, sehingga segmen pasar yang dituju dapat lebih terfokus. Terlebih kondisi perekonomian, hukum, sosial dan politik Indonesia yang belum stabil, maka adanya kemitraan dengan pengusaha produk sejenis dapat menambah pengalaman dan memperluas jaringan.

4. Strategi W- T (Weaknesses – Threats)

Alternatif strategi yang dihasilkan dari upaya meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman adalah :

a. Mengoptimalkan pengembangan di bidang pertekstilan dan pakaian (didasarkan pada faktor kelemahan internal : 1, 3 dan faktor ancaman eksternal : 1, 2, 3, 4)

Saat ini, harga produk yang dihasilkan usaha Yasra Studio tergolong cukup mahal. Hal itu disebabkan biaya promosi yang tinggi yang berakibat melemahnya citra merek produk. Untuk itu, diperlukan

45

penanganan dan pengembangan terpadu yang dapat menyiasati kondisi itu. Dengan mengoptimalkan kinerja bagian desain dan pemasaran, diharapkan dapat mengatasi permasalahan yang ada, agar konsistensi dan kinerja perusahaan terus berjalan.

b. Fokus pada produk dengan segmen yang terbesar (didasarkan pada faktor kelemahan internal W:1,2; dan faktor ancaman eksternal T: 2,4)

Untuk itu, pihak pengusaha dan manajer pemasaran Yasra Studio, mengurangi potensi biaya produksi tinggi dan meningkatkan daya saingnya melalui kualitas desain yang lebih baik ( tren mode) yang ada pada produk pakaian jadi.

Berdasarkan matriks IE, dapat dikatakan bahwa usaha Yusra Studio tersebut berada pada kotak kuadran V yang digambarkan sebagai daerah stabil dan tumbuh, maka rumusan alternatif strateginya adalah melakukan penetrasi pasar, pengembangan produk dan pengembangan pasar.

1. Strategi Penetrasi Pasar (Meningkatkan penggunaan produk lama di pasar lama)

Strategi ini mengarahkan sumber daya untuk mencapai pertumbuhan hanya pada satu produk, di satu pasar dan dengan satu teknologi dominan. Tindakan-tindakan yang dapat dilakukan, antara lain :

a. Memberi insentif harga untuk penggunaan yang lebih banyak.

b. Memikat pelanggan dari pesaing, dengan cara menurunkan harga dan meningkatkan usaha promosi.

2. Pengembangan produk (Mengembangkan produk baru untuk pasar lama)

Dalam hal ini perlu dilakukan modifikasi cukup besar atas produk lama atau penciptaan produk baru yang masih berkaitan yang dapat dipasarkan kepada pelanggan lama melalui saluran yang sudah ada.

Strategi ini sering digunakan untuk memperpanjang daur hidup produk yang sudah ada ataupun untuk memanfaatkan reputasi atau merek favorit.

Strategi pengembangan produk didasarkan pada penetrasi pasar lama dengan melakukan modifikasi produk atau mengembangkan produk baru yang kaitannya jelas dengan lini produk yang sudah ada. Dalam hal ini, mutu produk pakaian jadi secara bertahap dapat ditingkatkan melalui proses penggunaan bahan baku (benang, kain, mote dan lain lain), proses produksi pakaian jadi (pemotongan, penjahitan, pembutan lubang kancing, penyetrikaan dan pengepakan), penggunaan mesin yang bermutu tinggi dan pemakaian mutu tenaga kerja (SDM) yang lebih baik.

3. Pengembangan pasar (Menjual produk lama di pasar baru)

Pengembangan pasar yang dimaksud adalah dengan penguasaaan pasar dalam negeri dan meningkatkan informasi pasar. Selain itu dapat dilakukan dengan memodifikasi produk kepada pelanggan di wilayah-wilayah pasar yang terkait dengan menambah saluran distribusi atau dengan mengubah isi iklan/promosi. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan, antara lain :

a. Membuka pasar pada daerah geografis baru

b. Memikat segmen pasar lain dengan mengembangkan versi produk untuk memikat segmen lain, dengan cara menggunakan saluran distribusi lain.

Dari hasil analisis terpadu dengan uji (χ2) dan analisis SWOT maka di dapatkan rekapitulasi hasil sebagai berikut :

1. Pada hasil khi-kuadrat diketahui bahwa produk pakaian jadi, terutama pakaian pesta banyak dikonsumsi kelompok umur 21-35 tahun, sehingga diharapkan dapat memprioritaskan pengembangan pakaian pesta yang diminati kelompok umur tersebut. Sebanyak 88,46% responden menyatakan puas terhadap pakaian pesta, 60% responden menyatakan puas terhadap pakaian pengantin dan 76,67% puas terhadap pakaian wanita panitia pengantin dan untuk itu mutunya perlu dipertahankan.

47

2. Dari hasil analisis SWOT didapatkan 3 alternatif strategi utama yang dapat dipilih, yaitu strategi penetrasi pasar (meningkatkan penggunaan produk lama di pasar lama), pengembangan produk (mengembangkan produk baru untuk pasar lama) dan pengembangan pasar (menjual produk lama di pasar baru).

Dari kedua butir hasil analisis terpadu, Yasra Studio harus menentukan arah/kebijakan dalam pengembangan perusahaan, yaitu dalam jangka pendek menerapkan strategi penetrasi pasar, dengan cara meningkatkan pemasaran pakaian pesta untuk wanita kelompok umur 21-35 tahun; jangka panjang, dengan melakukan pengembangan produk baru untuk target pasar lama, yang didukung oleh SDM handal, agar konsumen tertarik dengan produk selain pakaian pesta. Strategi terakhir adalah mencari pangsa pasar baru yang terkait erat dengan pembuatan iklan yang menarik, sehingga tidak hanya kelompok umur 21-35 tahun saja yang tertarik dengan iklan fashion di majalah PERKAWINAN (2005).

Dokumen terkait