• Tidak ada hasil yang ditemukan

3 METODE PENELITIAN

3.5 Analisis Data

3.5.4 Analisis strategi penguatan kelembagaan

Penentuan strategi penguatan kelembagaan menggunakan metode Strength Weakness Oppourtunity Threats (SWOT). Penentuan strategi dengan metode SWOT didasarkan pada kombinasi kondisi internal (Kekuatan dan Kelemahan) dengan kondisi eksternal (Peluang dan Ancaman). Kombinasi tersebut dibuat dalam matrik SWOT (Tabel 4). Berdasarkan kombinasi tersebut maka dihasilkan 4 kelompok strategi, yaitu Strategi Kekuatan-Peluang (KP), Strategi Kekuatan- Ancaman (KA), Strategi Kelemahan-Peluang (LP) dan Strategi Kelemahan- Ancaman (LA) (Marimin, 2008).

Tabel 4 Model matriks analsis SWOT IFAS

Kekuatan (K) Kelemahan (L) EFAS

Peluang (P) Strategi K-P Strategi L-P Ancaman (A) Strategi K-A Strategi L-A

4

KONDISI UMUM KABUPATEN HALMAHERA UTARA

4.1 Gambaran Umum Kecamatan Tobelo 4.1.1 Kondisi kewilayahan Kecamatan Tobelo 1) Letak geografis

Kabupaten Halmahera Utara terletak pada posisi koordinat 0o40’00”–2o40’00” LU dan 127o25’00” – 128o45’00” BT. Kabupaten tersebut memiliki luas wilayah sebesar 24.983,32 Km2, terdiri dari luas daratan sebesar 5.447,3 Km2 (22% dari luas wilayah Kabupaten Halmahera Utara) dan luas perairannya sebesar 19.536,02 Km2 (78% dari luas wilayah Kabupaten Halmahera Utara). Luas wilayah ini terbentang dari Utara ke Selatan sepanjang 333 Km dan dari Timur ke Barat sepanjang 148 Km.

Kabupaten Halmahera Utara berbatasan: (1) sebelah utara berbatasan dengan Samudera Pasifik; (2) sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Halmahera Timur dan Laut Halmahera; (3) sebelah selatan, berbatasan Kabupaten Halmahera Barat; dan (4) sebelah barat, berbatasan Kabupaten Halmahera Barat.

2) Letak administrasi

Kabupaten Halmahera Utara merupakan kabupaten pemekaran dari Kabupaten Maluku Utara Provinsi Maluku Utara, sebagaimana diamanatkan Undang–Undang Nomor 1 Tahun 2003. Kabupaten Halmahera Utara secara administratif terdiri dari 17 kecamatan dan sebagian besar wilayah kecamatannya merupakan kecamatan pesisir. Kecamatan Tobelo merupakan salah satu kecamatan pesisir yang ada di Kabupaten Halmahera Utara. Kecamatan ini lebih dikenal dibandingkan dengan kecamatan lainnya karena statusnya sebagai ibukota kabupaten Halmahera Utara. Kecamatan Tobelo memiliki beberapa buah pulau yang berpenghuni maupun yang tidak berpenghuni seperti Pulau Kumo, Pulau Kakara, Pulau Tagalaya, Pulau Tulang, Pulau Rarangane dan Pulau Tupu Tupu.

Kecamatan Tobelo dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Halmahera Utara Nomor 2 tahun 2006, Kecamatan Tobelo memiliki luas wilayah 33,0 km2 , terdiri atas 10 desa dan terletak pada posisi koordinat 1270 55’ 55” BT – 1280 01’

58” BT dan 10 39 46” LU

27

berbatasan dengan Kecamatan Tobelo Utara, sebelah Timur berbatasan dengan Laut Halmahera, sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Tobelo Tengah dan Laut Halmahera dan sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Halmahera Barat (BAPPEDA dan BPS, 2009).

Seiring semakin berkembangnya pembangunan di Tobelo, penataan ruang menjadi langkah awal yang mendasari pembangunan wilayah Tobelo masa sekarang dan masa yang akan datang. Hal ini di latarbelakangi oleh status Kecamatan Tobelo sebagai ibukota Kabupaten Halmahera Utara, sudah waktunya bila Kecamatan Tobelo dikembangkan sesuai dengan karakteristik sebuah kota, yaitu sebagai pusat pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi, pusat pemukiman dan pusat pemerintahan. Kondisi eksisting beserta permasalahan yang ada sedang dianalisis lebih lanjut untuk mendapatkan perencanaan ruang dan konsep yang jelas dan sesuai dengan kebutuhan daerah.

3) Iklim, kondisi oseanografi dan daerah penangkapan ikan

Kabupaten Halmahera Utara memiliki pantai yang cukup panjang, pantai timur daratan Halmahera berada di sisi barat perairan Teluk Kao. Teluk Kao merupakan perairan semi tertutup yang terletak di Pulau Halmahera dan terbuka ke arah Samudera Pasifik. Morfologi perairan teluk ini memanjang dengan sumbu utama mengarah ke timur laut dan barat daya. Secara umum teluk ini dapat dibagi menjadi dua bagian yang dipisahkan oleh celah yang menyempit. Di bagian dalam teluk atau kepala teluk lebih tertutup dibandingkan bagian luar teluk atau mulut teluk yang lebar serta terbuka ke Samudera Pasifik. Di samping itu Kabupaten ini juga memiliki berberapa pulau kecil salah satu diantaranya adalah Pulau Morotai. Diantara Pulau Morotai dan Pulau Halmahera terdapat selat. Gambaran teluk dan selat seperti itu menyebabkan karakter dinamika teluk dan selat yang unik.

Kondisi iklim di Kecamatan Tobelo tidak berbeda jauh dengan keadaan iklim yang terjadi di Kabupaten Halmahera Utara pada umumnya yang dipengaruhi oleh iklim laut tropis terdiri atas dua musim, yaitu: musim hujan pada bulan November sampai dengan bulan Februari, dan musim kemarau terjadi pada bulan April sampai dengan bulan Oktober yang diselingi pancaroba yang terjadi pada bulan Maret dan Oktober. ……….

28

Kondisi iklim mempengaruhi pola arus, salinitas dan sebaran suhu permukaan laut (spl) di sekitar Pulau Halmahera.

Pola arus di sekitar Pulau Halmahera pada bulan Juni sampai Oktober arus di depan teluk cenderung bergerak ke utara sampai timur laut dengan kecepatan mencapai 75 cm/detik. Pada bulan Desember arus bergerak ke tenggara dengan kecepatan 25 cm/detik. Bulan Februari arus bergerak ke timur laut dekat pantai sedangkan di lepas pantai masih bergerak ke tenggara.

Pengaruh musim terhadap salinitas terlihat dari sebaran salinitas rata-rata antara bulan Februari sebagai puncak musim timur laut (musim barat kalau di Laut Jawa) dan musim tenggara. Salinitas di sekitar mulut Teluk Kao pada bulan Februari (34.1) lebih rendah dari pada bulan Agustus (34.4). Tingginya salinitas tersebut tidak terlepas dari posisi mulut teluk yang berhadapan dengan Samudera Pasifik.

Suhu permukaan air laut di sekitar Pulau Morotai berkisar antara 28,99 oC sampai dengan 30,08 oC. Pada daerah pantai yang berada di sisi barat dekat kepala teluk bagian dalam suhu air laut di lapisan permukaan lebih tinggi bila dibandingkan dengan daerah sekitarnya.

Wilayah perairan Kabupaten Halmahera Utara merupakan daerah penangkapan ikan yang potensial. Kabupaten Halmahera Utara berhadapan langsung dengan Samudera Pasifik dan Laut Maluku, sehingga perairan Kabupaten Halmahera Utara menjadi daerah penangkapan bagi nelayan. Jangkauan daerah penangkapan tergantung pada besarnya armada penangkapan ikan.

4.1.2 Kondisi kependudukan 1) Jumlah penduduk

Jumlah penduduk Kabupaten Halmahera Utara pada tahun 2007 berkisar 180.782 jiwa. Kecamatan Tobelo merupakan Kecamatan yang paling banyak jumlah penduduknya diantara kecamatan yang lain, yaitu 20.631 jiwa dan Teluk Kao menjadi Kecamatan yang paling sedikit jumlah penduduknya (DKP Kabupaten Halmahera Utara, 2008). Banyaknya jumlah penduduk di Kecamatan Tobelo dimungkinkan karena Tobelo sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dan pusat pemerintahan Kabupaten (Gambar 7).

Berdasarkan Monografi Kecamatan Tobelo, sampai bulan Februari tahun 2010 penduduk Kecamatan Tobelo berjumlah 29.611 orang dengan jumlah kepala keluarga ...

29

sebanyak 7.388. Jumlah penduduk Kecamatan Tobelo terbesar berada di Desa Gamsungi dengan jumlah 8.188 orang dan terkecil berada di Desa Tagalaya dengan jumlah 495 orang. Untuk jumlah penduduk laki-laki sebanyak 15.126 orang lebih besar jika dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan 14.485 orang (Tabel 4).

Gambar 7 Jumlah penduduk Kabupaten Halmahera Utara per kecamatan tahun 2007

Tabel 4 Jumlah penduduk Kecamatan Tobelo Kabupaten Halmahera Utara

No. Nama Desa

Jumlah KK

Jumlah Penduduk Total (orang) Laki – Laki Perempuan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Gamsungi Gura Wari Kakara Kumo Gosoma Rawajaya Mkcm Tagalaya Wari Ino 2404 837 515 165 184 1521 889 400 108 365 4263 1646 1157 361 371 2982 2518 954 257 617 3925 1700 1053 388 382 2860 2402 850 238 687 8188 3346 2210 749 753 5842 4920 1804 495 1304 Jumlah 7388 15.126 14.485 29.611

Sumber: Monografi Kecamatan Tobelo, 2010

2) Kondisi perekonomian

Kabupaten Halmahera Utara khususnya Kecamatan Tobelo memiliki sumberdaya laut yang cukup besar baik hayati maupun non-hayati. Sumberdaya tersebut menjadi penyedia barang dan jasa yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Penyedia barang misalnya

30

ikan, teripang, dan garam. Sedangkan sebagai penyedia jasa, misalnya obyek pariwisata, pelabuhan dan penelitian.

Besarnya potensi tersebut menjadi daya tarik sebagian besar masyarakat Tobelo dan pendatang untuk memanfaatkan potensi tersebut. Berdasarkan Monografi Kecamatan Tobelo (2010) tercatat bahwa sebagian besar masyarakat Tobelo memiliki mata pecaharian disektor kelautan (60 %), seperti nelayan, pedagang ikan, dan pengolah hasil perikanan. Selain sektor kelautan, profesi yang cukup pesat berkembang adalah di sektor jasa (6 %) dan pertokoan atau perdagangan (3 %) (Gambar 8). Hal ini disebabkan karena Kecamatan Tobelo sebagai pusat perekonomian dan pusat pemerintahan Kabupaten Halmahera Utara.

Gambar 8 Penyebaran mata pencaharian masyarakat Kecamatan Tobelo

3) Agama dan kepercayaan

Masyarakat Kecamatan Tobelo merupakan masyarakat yang heterogen dari sisi keagamaan. Agama-agama yang di peluk oleh masyarakat Tobelo antara lain: Kristen, Katolik, Islam, Hindu dan Budha. Sebagian besar penduduk Kecamatan Tobelo memeluk agama Kristen (17.617 orang), sedangkan pemeluk agama Hindu dan Budha paling sedikit (12 orang) (Tabel 5).

31

Tabel 5 Jumlah penduduk menurut pemeluk agama di Kecamatan Tobelo Kabupaten Halmahera Utara

No Desa Pemeluk Agama (orang) Jumlah (orang) Islam Kristen Katholik Hindu Budha

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Gamsungi Gura Wari Kakara Kumo Gosoma Rawajaya Mkcm Tagalaya Wari Ino 3691 629 227 98 - 2015 4015 109 - - 4404 2648 1888 651 747 3739 703 1049 495 1293 86 69 90 - 6 88 202 646 - 11 7 - 5 - - - - - - - 8188 3346 2210 749 753 5842 4920 1804 495 1304 Jumlah 10.784 17.617 1.198 12 29.611

Sumber: Monografi Kecamatan Tobelo, 2010

4) Tingkat pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu barometer dalam indeks pembangunan manusia. Pendidikan menjadi otak suatu pembangunan daerah, sehingga secara nasional pemerintah dengan berbagai program terus mendorong masyarakat untuk bersekolah. Hal tersebut juga menjadi salah satu prioritas pembangunan di Halmahera Utara, termasuk di Kecamatan Tobelo.

Berdasarkan Monografi Kecamatan Tobelo 2010, dapat diketahui bahwa dari jumlah penduduk 29.611 jiwa terdapat 4.348 jiwa yang pernah dan sedang mengikuti pendidikan mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Perguruan Tinggi (PT). Jumlah tersebut merupakan jumlah paling banyak dibanding kecamatan lain di Kabupaten Halmahera Utara. Sebagian besar penduduk mengikuti pendidikan pada jenjang SMA (33%) dan SD (32%), sedangkan paling sedikit (10%) adalah Perguruan Tinggi (S1/S2) (Gambar 9 ).

32

Gambar 9 Tingkat pendidikan masyarakat Kecamatan Tobelo

5) Budaya dan bahasa

Sebagian besar masyarakat Tobelo tinggal di daratan terutama di pusat kota kecamatan. Tetapi sebagian masyarakat Tobelo juga tingga di pulau-pulau kecil disekitar pesisir Kecamatan Tobelo, seperti pulau Kumo, pulau Tagalaya dan pulau Kakara. Pulau-pulau tersebut memiliki panorama pantai dan bawah laut yang indah. Kondisi tersebut merupakan potensi untuk pengembangan wisata bahari, yang dapat menjadi salah satu sumber pendapatan masyarakat dan PAD Kabupaten Halmahera Utara.

Bahasa sehari-hari masyarakat Kecamatan Tobelo menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar. Namun pada kegiatan-kegiatan tertentu, seperti upacara- upacara adat biasanya menggunakan bahasa Tobelo sebagai bahasa pengantar dan diterjemahkan dalam bahasa Indonesia. Pada acara-acara penerimaan tamu pejabat, ketika pejabat tersebut hendak dikukuhkan sebagai anggota keluarga besar masyarakat adat Halmahera Utara (masyarakat Hibua Lamo), maka bahasa yang digunakan adalah bahasa Tobelo dan diterjemahkan dalam bahasa Indonesia.

4.1.3 Keadan umum perikanan laut 1) Potensi sumberdaya ikan

Sebagian besar (78%) wilayah Kabupaten Halmahera Utara adalah perairan laut yang langsung berbatasan dengan Samudera Pasifik. Hal tersebut menjadi potensi dan peluang ekonomi yang cukup besar terutama sektor perikanan (Gambar 10). Hasil

33

penelitian Direktorat Jendral Perikanan dan Balai Penelitian Perikanan Laut tahun 1983 menyatakan bahwa perairan laut Halmahera Utara diperkirakan mempunyai potensi sumberdaya ikan laut (standing stock) sebesar 148.473,8 ton/tahun, yang berarti memiliki potensi lestari (Maximum Sustainable Yield/MSY) sebesar 86.660,6 ton/tahun, terdiri dari kelompok ikan pelagis sebanyak 48.946,4 ton/tahun dan kelompok ikan demersal sebanyak 32.664,2 ton/tahun (DKP Kabupaten Halmahera Utara, 2007).

Sumber: DKP dan LIPI (2007)

Gambar 10 Estimasi potensi, produksi dan tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan di Indonesia tahun 2001

2) Nelayan

Jumlah nelayan di wilayah Kabupaten Halmahera Utara tahun 2007 tercatat sebanyak 6.999 orang. Sementara untuk jumlah nelayan yang ada di Kecamatan Tobelo

sebanyak 344 orang yang tergabung dalam 17 kelompok nelayan (DKP Kabupaten, 2010). Konsentrasi nelayan di Kecamatan Tobelo terdapat di desa

Rawajaya dengan jumlah 101 nelayan dan desa Kumo 70 nelayan serta desa Kakara 64 nelayan (Gambar11).

34

Gambar 11 Jumlah nelayan dan kelompok nelayan di Kecamatan Tobelo tahun 2007

Selain kegiatan usaha penangkapan ikan, terdapat pula nelayan yang melakukan usaha perikanan budidaya laut untuk jenis ikan kerapu. Namun tingkat perkembangannya dapat dikatagorikan masih berada dalam skala belum berkembang, karena masih banyak masalah yang berhubungan dengan teknologi serta ketersediaan benih dan pakan yang terbatas.

3) Unit penangkapan ikan

Sebagian armada penangkapan ikan di Kabupaten Halmahera Utara berukuran lebih kecil dari 5 GT atau termasuk armada penangkapan skala kecil. Dengan demikian, jangkauan daerah penangkapan ikan (fishing ground) nelayan hanya terkonsentrasi di sekitar perairan pantai (dibawah 12 mil laut). Kegiatan penangkapan ikan oleh nelayan sebagian besar masih menggunakan teknologi yang sederhana, karena sebagian besar nelayan mengunakan perahu tanpa motor dan perahu motor tempel serta sebagian kecil menggunakan kapal motor (Tabel 6).

35

Tabel 6 Jenis dan jumlah armada tangkap di Kecamatan Tobelo Kabupaten Halmahera Utara

No Nama Desa

Armada Penangkapan (Unit) Perahu Tanpa Motor Perahu Motor Tempel Kapal Motor 1 2 3 4 5 6 7 Gamsungi Rawajaya Wari Wari Ino Kumo Kakara Tagalaya 9 6 4 5 5 30 15 15 15 7 3 6 7 3 2 8 - - - - - Jumlah 74 56 10

Sumber: DKP Kabupaten Halmahera Utara, 2010

Sebagian besar nelayan di Kecamatan Tobelo menggunakan pancing untuk menangkap ikan. Alat tangkap tersebut tergolong tradisional dalam usaha perikanan tangkap. Selain pancing sebagian kecil masyarakat menggunakan pukat cincin, jaring insang dan jaring angkat.

Sarana prasarana penunjang usaha perikanan merupakan salah satu komponen utama penentu keberhasilan pembangunan di sektor perikanan. Secara umum sarana prasarana tersebut di Kabupaten Halmahera Utara masih terbatas sehingga perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan baik kapasitas maupun kuantitasnya. Kondisi eksisting sarana dan prasarana yang ada adalah: 1 Balai Pertemuan Nelayan, 1 unit Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Tobelo, 1 unit Tempat Tempat Pelelangan Ikan, 1 unit ABF, 1 unit perbengkelan motor laut, 1 unit docking, 2 unit pabrik es, 1 unit cold storage di PPP Tobelo, dan beberapa alat bantu penangkapan, berupa: 42 unit rumpon

laut dangkal, 5 unit rumpon laut dalam, dan 15 unit lampu celup bawah air (Dinas Kelautan dan Perikanan Halmahera Utara, 2008).

4) Produksi hasil tangkapan

Kekayaan potensi sumber daya laut di wilayah Kabupaten Halmahera Utara saat ini mulai memperlihatkan tendensi kenaikan yang signifikan. Pada tahun 2007 produksi perikanan mengalami kenaikan sebesar 6,4% dari produksi tahun 2006 yaitu total mencapai sebesar 11.799,01 ton dari 6.014 ton (DKP Kabupaten Halamahera Utara, 2008). Hal ini disebabkan kebijakan pembangunan perikanan di Kabupaten Halmahera Utara melalui beberapa program, seperti PEMP, modernisasi dan penambahan armada

36

tangkap serta penambahan infrastruktur di bidang perikanan yang telah berhasil meningkatkan produksi hasil perikanan.

Namun demikian tingkat pemanfaatan oleh nelayan setempat dibandingkan potensi sumberdaya ikan di perairan Halmahera Utara masih sangat rendah. Hal ini ditunjukkan dengan tingkat pemanfaatannya pada tahun 2007 baru sekitar 13,3% dari MSY, walaupun menggunakan nilai estimasi potensi terkecil (86.660,6 ton/tahun). Tingkat pemanfaatan masih rendah ini disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya adalah armada penangkapan ikan didominasi skala kecil yang sangat tergantung kondisi alam/cuaca, dan terbatasnya jaringan pasar, sehingga ikan sulit untuk dijual. Selain itu, maraknya penangkapan ikan illegal oleh nelayan dari daerah lain dan nelayan asing (Phillipina) di kawasan perairan Halmahera Utara.

Dokumen terkait