• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Struktur Organisasi PT. a BPRS a Bakti a Artha a Sejahtera Sampang

Kredit Bermasalah

PAPARAN DATA DAN PEMBAHSAN 4.1 Paparan Data Hasil Penelitian

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

4.2.1 Analisis Struktur Organisasi PT. a BPRS a Bakti a Artha a Sejahtera Sampang

lain dari gadai, atau menjaminkan harta peminjam berupa emas kepada lembaga keuangan tertentu untuk mendapatkan manfaatnya berupa hutang.

7. Pembayaran PLN 8. Pembayaran Telephone

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

Dalam penelitian ini mengambil topik pembahasan yaitu Analisis Sistem Akuntansi Pemberian Kredit yang diterapkan oleh PT. aBPRSaBaktiaArtha SejahteraaSampang. aSesuaiadenganametode penelitianayangadipakai oleh peniliti yaitu kulaitatif deskriptif, sehingga peniliti dalam sub bab ini akan mendiskripsikan Sistem Akuntansi Pemberian Kredit padaaPT. aBPRSaBakti ArthaaSejahteraaSampangadimanaadataayangadiperolehaoleh peniliti berupa beberapa dokumen mengenai Sistem Akuntansi Pemberian Kredit di perusahaan dan beberapa hasil wawancara dengan pegawaiaPT. aBPRSaBaktiaArtha SejahteraaSampang.

4.2.1 Analisis Struktur Organisasi PT. aBPRSaBaktiaArthaaSejahtera Sampang

Struktur organisasi merupakanasalahasatuaunsurapendukung perusahaan untuk membadakan tanggung jawab serta wewenang serta mendiskripsikan alur komunikasi pada perusahaan. Fungsi dari struktur organisasi bagi perusahaan sendiri salah satunya yaitu unutk pengendalian serta pengawasan manajemen

perusahaan. Dari pengendalian ini pihak manajemen ini bisa melakukan pengawasan rutin untuk melakukan kegiatan evaluasi kinerja sesuai dengan tugas dan fungsi dari setiap bagian di perusahaan. Setiap bagian dalam struktur organisasi memiliki fungsi yang berbeda, dalam hal ini peniliti dapat melihat dan mempelajari bagaimana kebijakan-kebijakan perusahaan yang berkaitan dengan Sistem Akuntansi Pemberian Kredit pada PT. aBPRSaBaktiaAthaaSejahtera Sampang.

Struktur organisasiayangadimilikiaolehaPT. BPRS Bakti Artha Sejahtera Sampang sudah memberikan gambaran mengenaiapembagianatanggungajawab yangatelah diterapkanaolehalebihadariasatuabagianasertaadalamamelaksanakan kegiatan perusahaanaterdapatapemisahaanatugas, wewenangadan tanggung jawab. Dapat dilihat dari gambar 4.1 Struktur Organisasi terdapat beberapa bagian yang telah memiliki staff kerja masing-masing, peneliti dapat menguraikan beberapa bagian dari struktur organisasi perusahaan sebagai berikut :

1. Kepala Bagian Operasional

Gambar 4.2

Struktur Organisasi Kabag. Operasional

Dalam subtruktural ini yang dibawahi oleh Direktur Perusahaan langsung kepala bagian Operasional sendiri memliki dua sub kepala bagian dan enam staf operasional. Dua sub kepala bagian tersebut terdiri dariakepalaaKantoraKasayang mempunyaiatanggungajawabamerencanakan, amengembangkan, amengkoordinir

danamemonitoraseluruhakegiatanayangaadaadiakantorakas, adan yang kedua sub kepala bagian operasional ini adala Kepala Administrasi dan Pembiayaan. Dibagian ini terdapat enam staff yang membantu untuk kegiatan operasional perusahaan yaitu Staf Pembukuan, Staf Tabungan dan Deposito, Staf Teller, Staf Adiminstrasi dokumen dan Pembiayaan dan Staf Legal. Dimana staf –staf ini memiliki tanggung jawab dan berkordinasi kepada kepala bagian operasional perusahaan.

2. Kepala Bagian Umum dan Kepegawaian Gambar 4.3

Struktur Organisasi Kabag. Umum dan Kepegawaian

Kepala Bagian Umum dan kepegawaian memiliki tugas diluar kegiatan operasional perusahaan yang dimana bagian ini bertanggung jawab atas kesekretariatan beserta kepegawaiaan yang ada padaaPT. aBPRSaBaktiaArtha SejahteraaSampang. aDapatadilihatadistruktur organisasi Kepala Bagian Umum dan Kepegawaiaan ini memiliki tiga staf yaitu staf umum dan sekretariat, staf tekhnoogi informasi, staf kepegawaian.

Gambar 4.4

Struktur Organisasi Kabag. Pemasaran

Kepala Bagian Pemasaran memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai kordinator kegiatan pelaksanaapemasaranaprodukaBPRSapadaamasing-masing petugasayangaberadaadibawahakoordinasinya. Petugas yang dimaksud adalah staf penghimpun dana, staf pemasaran dan pembiayaan, staf remidial. Dengan adanya pembagian tanggung jawab seperti uraian diatas perusahaan telah menerapkan kepercayaan terhadap setiap petugas yang ada padaaPT. BPRSaBaktiaArtha SejahteraaSampang. aPT. aBPRSaBakti ArthaaSejahteraaSampang sudah terdapat bagian yang bertanggung jawab atas kegiatan pengawasan intern. Dengan adanya bagian pengawas intern perusahaan akan menjamin efektivitas segala unsur Sistem Pengendalian internal (SPI) perusahaan, sehingga seluruh yang berkaitan dengan kekayaan perusahaan dan data akuntansi terjamin ketelitian dan keandalannya. 4.2.2 Analisis Unit Organisasi PT. aBPRSaBaktiaArthaaSejahteraSampang

YangaTerkaitaDalamaSistemaAkuntansi Pemberian Kredit PT. BPRS BaktiaArthaaSejahteraaSampang

Sesuaiadenganahasilawawancara dengan Bapak. Syarifuddin Mukmin selaku Ka Si Adm. Pembiayaan, beliau menyatakan bahwa:

“UnitaOrganisasiayangaterkaitadalamaSistem Akuntansi Pemberian Kredit adalah bagian CS (Customer Service), bagian AO (Account Officer), bagian

Legal, Bagian Pejabat Eksekutif Risk. Management, Bagian Komite Pembiayaan. Komite Pembiayaan di Bank ini terdiri dari Direktur Utama, Kabag. Pemasaran, PE. Risk Management dan AO”.

Analisis penilitiaterhadapaunitabagianaorganisasiayangaterkait dalam SistemaAkuntansiaPemberianaKreditaPadaaPT. aBPRSaBaktiaArtha Sejahtera Sampang sudah dipraktekan dengan baik dan jelas dikarenakan dalam kegiatan pemberian kredit sudah terdapat bebarapa unit bagian organisasi perusahaan yang terkait dan tidak dilakukan hanya satu bagian saja.

Bagian unit yang terkait dalam Sistem Akuntansi Pemberian Kredit pada PT. BPRS Bakti Artha Sejahtera Sampang terdiri dari bagian Customer Service, Account Officer, Legal, PE. Risk Management, Direktur Utama, Kabag. Pemasaran. Bagian unit tersebut sudah menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan Job Description masing-masing serta prosedur yang sudah ada PT. BPRS Bakti Artha Sejahtera Sampang. Dalam analisis unit organisasi yang terkait dalam prosedur Analisa Kelayakan atas pengajuan atau permohonan kredit masih terdapat dua bagian yang merangkap dalam prosedur ini yaitu bagian Account Officer dan Legal. Sebaiknya yang melakukan survey lapangan dan analisis kelayakan terhadap permohonan kredit hanya dilakukan oleh bagian legal saja. Sehingga tidak ada campur tangan dari unit bagian yang lain dalam organisasi perusahaan.

4.2.3 Analisis Dokumen Yang Digunakan Dalam Sistem Akuntansi Pemberian KreditaPT. aBPRSaBaktiaArthaaSejahteraaSampang Adapun dokumen yang digunakan olehaPT. aBPRSaBaktiaArthaSejahtera Sampangadalam Sistem Akuntansi Pemberian Kredit adalah sebagai berikut:

Gambar 4.5

Dokumen Dalam Flow Chart Pemberian Kredit

Dari gambar diatas, dokumenayangadigunakanaolehabankadalam sistem akuntansiapemberianakreditaadalahasebagaiaberikut:

a. SurataPermohonanaKredita (SPK) aadalah dokumen mengenaiadataacalon peminjam, dokumen ini diterima oleh bagian Customer Service.

b. Pembahasan Kredit (PBK) adalah dokumen yang berisikan mengenai laporan kelayakan atau tidak calon nasabah yang mengajukan pinjaman terhadap bank, laporan tersebut berisiakn tentang identitas, riwayat kerjasama dengan bank, usaha nasabah, serta kelayakan jaminan yang diberikan oleh calon nasabah.

c. Perjanjian Kredit (PJK) adalah dokumen yang didalamnya berisikan perjanjian bank dengan nasabah yang telah disetujui permohonan kreditnya oleh bank.

d. Surat Kuasa Menjual (SKM) adalah dokumen yang berisikan tentang surat perjanjian apabila nasabah tidak bisa melunasi pinjaman atau tanggung jawabnya kepada bank, maka bank berkuasa untuk menjual barang jaminan nasabah dengan surat ini.

e. Kitir Pinjaman (KPN) merupakan dokumen catatan bank mengenai angsuran oleh nasabah.

f. BuktiaPengeluaranaUmuma (BPgU) merupakan dokumen untuk pencairan kreditayang diajukan oleh nasabah.

g. Bukti Penerimaan Umum (BpnU) dokumen sebagai bukti penerimaan dari biaya administrasi.

h. BuktiaSetoranaPinjamana (BSP) adokumenayang dipergunakan untuk menyetoraangsuranakeabankaolehanasabah.

i. Bukti TandaaTerimaaJaminana (BTTJ) adokumenayangadigunakan oleh bank sebagai tanda terima serta catatan barang yang telah digunakan oleh nasabah sebagai jaminan pinajaman terhadap bank.

j. KartuaPinjamana (KPJ) aadalahadokumenamonitoring pinjaman yang digunakanabankadalamamasaaangsuranapinjaman nasabah.

Dokumen diatas adalah salah satu unsur terpenting dalam Sistem Akuntansi Pemberian Kredit, dikarenakan dokumen tersebut merupakan alat untuk pengendalian perusahaan dalam melakukan pengendalian intern. Dengan adanya dokumen-dokumen ini maka perusahaan dapat dinilai atas keandalannya dalam menjaga aset perusahaan. Dokumen diatas merupakan bentuk fisik dari setiap kegiatan oprasional bank yang dimana dokumen ini akan dibukukan, dijumlahkan

serta dijurnal oleh bank. Dokumen diatas yang digunakanaolehaPT. BPRSaBaktiaArthaaSejahteraaSampangasudahbernomor urut tercetak yang dapat digunakan oleh bank sebagai pengendalian apabila terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan seperti hilang, maka dokumen-dokumen ini bisa digunakan dan dipertanggungjawabkan dikemudian hari oleh yang berwenang.

4.2.4 Analisis Prosedur Dalam Sistem Akuntansi Pemberian KreditaPT. BPRSaBaktiaArthaaSejahteraaSampang

Adapun alur dari prosedur pemberian kredit yangaditerapkanaolehaPT. BPRSaBaktiaArthaaSejahteraaSampangaadalahasebagaiaberikut:

Gambar 4.5 Tabel Flow Chart Prosedur Pemberian Kredit

Sumber: aPT. aBPRSaBaktiaArthaaSejahteraaSampang

1. Prosedur Pemberian KreditaPT. aBPRSaBaktiaArthaaSejahteraaSampang Prosedur ini akan di uraikan oleh penulis sesuai dengan jenis kredit yang adaapadaaPT. aBPRSaBaktiaArthaaSejahteraaSampangasebagaiaberikut:

a) Kredit Umum

1) Langkah pertama calon nasabah mengajukan surat permohonan pinjaman kepada CS yang telah di tanda tangani oleh kades atau lurah asal calon nasabah. Setelah itu melakukan interview dengan Account Officer dan calon nasabah diminta untuk mengisikan dokumen Surat Permohonan Kredit (SPK) dan ditanda tangani oleh kades atau lurah setempat dan dikembalikan lagi ke Account Officer.

2) Kedua, AO dan Legal melakukan survey lapangan mengenai calon nasabah dan melakukan analisis atas iya atau tidak disetujuinya permohonan pinjaman kepada bank. Hasil analisis mengenai kondisi calon nasabh ini dilaporkan ke dalam dokumen Pembahasan Kredit (BPK).

3) Ketiga, SPK yang telah diisi oleh calon nasabah dan BPK yang telah dibuat oleh AO dilampirkan dengan syarat-syarat yang telah dibawa oleh calon nasabah. Setalah dokumen tersebut dilampirkan maka diserahkan kepada Pejabat Eksekutif Risk Management untuk mempertimangkan akan terjadinya resiko yang akan timbul dikemudian hari.

4) Keempat, diserahkan kepada Komite Pembiayaan yang terdiri dari Direktur, Kabag. Pemasaran, PE. Risk Management, AO untuk melakukan pertimbangan apakah permohonan pinjamanan yang dilakukan oleh calon nasabah akan direalisasi atau tidak. Apabila disetujui SPK dan BPK dikembalikan kepada Customer Service

5) Kelima, Customer Service membuatkanaBuktiaPengeluaran Umuma (BpgU), aBuktiaPenerimaanaUmuma (Bpnu), aKitiraPinjaman

(KPN), aKartu Pinjamana (KPJ), aBuktiaTandaaTerimaaJaminana (BTTJ) danadicatatadalamabuku daftarapermohonanapinjamanadanadiserahkan kepadaabagianaKasir/Teller.

6) Keenam bagian kasir menerima seluruh dokumen yang dibuat oleh CS sebagai bukti pencairan dana yang dimohon oleh calon nasabah, serta menyerahkan uang dan Kitir Pinjaman (KPN) kepada Nasabah. Setelah itu bagian kasir memberikan dokumen BPgU dan BPnU kepada bagian pembukuan.

7) Ketujuh bagian pembukuan melakukan pencatatan berdasarkan BpgU dan BPnU dalam rekapitulasi, mutasi kas dan jurnal dan diarsipkan. b) Kredit Pegawai

1) Pertama calon nasabah mengisi formulir formulir pembiayaan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang diberikan oleh bagian Customer Service. Kemudian calon nasabah diminta mengisi surat rekomendasi dari kepala atau pimpinan dari intansi terkait, dan mengisi surat kuasa pemotong gaji yang ditandatangani oleh pemberi kuasa dari instansi terkait surat kuasa pemotongan gaji ini sebagai pembayaran atas kredit yang diberikan oleh PT. BPRS Bakti Artha Sejahtera Sampang kepada nasabah.Calon nasabah diminta juga untuk mengisi Surat Keterangan Gaji dari calon nasabah tersebut. Nasabah juga diminta untuk mengisi surat pernyataan, dimana rincian dari surat pernyataan ini adalah rincian mengenai total gaji calon nasabah yang diterima beserta kesangguapan calon nasabah untuk menyisihkan pendapatan tersebut sebagai angsuran pembiayaan, surat ini

juga berisikan tentang kesediaan suami/istri calon nasabah atas pemotongan gaji calon nasabah.

2)kedua, apabila SPK dan seluruh persyaratan telah diiisi oleh nasabah kemudian diserahkan kembali kepada bagian Customer Servis. Dan bagian Ao beserta Legal melakukan survey langsung mengenai data-data nasabah, setelah melakukan survey dan analisis bagain AO dan Legal membuatkan dokumen Pembahasan Kredit (BPK). Setelah dibuatkan maka AO menyerahkan SPK calon nasabah dan BPK tersebut kepada PE. Risk Management untuk mengenalisis akan terjadinya resiko pembiayaan. Setelah dianalisa oleh bagian PE. Risk Management maka diserahkan kepada Komite Pembiayaan untuk membahas dan mempertimbangkan apakah pengajuan kredit tersebut layak dan dapat dicairkan oleh pihak bank. 3) Ketiga, SPK dan BPK kemudian diserahkan kepada bagian CS untuk dibuatkan Bukti Pengeluaran Umum (BpgU), Bukti Penerimaan Umum (BpnU), Kartu Pinjaman (KPJ), Kitir Pinjaman (KPN), dan bukti Tanda Terima Jaminan (BPTTJ, dan dicatat kedalam daftar permohonan pinjaman. Setalah itu bagian Kasir/Teller melakukan pencairan berdasarkan seluruh dokumen diatas dan menyerahkan uang pinjaman dan kitir pinjaman (KPN) kepada nasabah.

4)Setelah dilakukannya pencairan dan penyerahaan uang pinjaman, bagian kasir/Teller menyerahkan dokumen diatas kepada bagian pembukuan untuk mencatat kedalamarekapitulasiakas, amutasiatransaksi danajurnal.

2. aProseduraAngsuranaKredit PT. BPRS Bakti Artha Sejahtera Sampang

Prosedur ini juga diuraikan oleh penulis berdasarkan jenis pembiayaan yang adaadiaPT. aBPRSaBaktiaArthaaSejahteraaSampang.

a) Kredit Umum

1) Pertama nasabah menyerahkan KPN kepada bagian Kasir untuk mengecek besarnya angsuran dengan KPJ. Kemudian bagian Kasir membuatkan Bukti Setoran Pinjaman (BSP) sebanyak 3 rangkap.

2) Setelah dibuatkan BSP maka Kasir menyerahkan 1 lembar kepada nasabah, 2 untuk Pembukuan dan. Setelah diserahkan bagian Kasir menerima uang dari nasabah.

3) Ketiga, setelah menerima BSP dari Kasir makaabagian Pembukuanamelakukanapencatatanadalamarekapitulasiakas, jurnal dan mutasiakas.

b) Kredit Pegawai

1) setiap bulannya bagian CS bank mebuatkan DTK berdasarkan kartu pinjaman nasabah terkait. Setelah dibuatkan, maka DTK tersebut dierahkan kepada Bendahara Gaji. Lalu setiap bulannya bendahara gaji melakukan pemotongan kepada pegawai yang tercata sebagai nasabah PT. BPRS Bakti Artha Sejahtera Sampang. Dan potongan tersebut diserahkan kapada CS disetiap bulannya sebagai bentuk angsuran nasabah.

2) CS lalu membuatkan BSP dan menyetorkan kas masuk kepada bagian Kasir/Teller berdasarkan yang telah diserahkan oleh Bendahara Gaji.

BSP yang telah dibuatkan sebanyak 2 rangkap diserahkan kepada nasabah, Bagian Pembukuan, Bagian Kredit.

3) Ketiga, setelah menerima BSP dari Kasir makaabagian Pembukuanamelakukanapencatatanadalamarekapitulasi kas, jurnal dan mutasiakas.

Tabel 4.4

Analisis Sistem Akuntansi Pemberian Kredit Pada PT. BPRS Bakti Artha Sejahtera Sampang

No Prosedur Pemberian Kredit Sesuai

Ya Tidak

1 Penyusuna perencanaan perkreditan √ -

2 Proses putusan kredit:

 Analisa karakter pemohon kredita

(Character, aCapacity, aCapital, aCondition,

danaCollateral) a

 Negosiasiadanarekomendasiakredit

√ √

- -

3 Proses penyusunan perjanjian kredit

 Membuatkan surat penawaran kredit  Membuatkan surat perjanjian kredit  Membuatkan dokumen pencairan

- √ √ √ - -

4 Dokumentasi dan administrasi kredit √ -

5 Pengawasan dan pembinaan kredit √ -

6 Pelunasan kredit √ -

4.2.5 Analisis Prosedur Pengendalian Terhadap Nasabah Upaya

Dokumen terkait