• Tidak ada hasil yang ditemukan

Djoko Susanto **)

ANALISIS DATA

Karakteristik Perusahaan Sampel

Variabel pertama yang akan diuji hubungannya dengan indeks pengungkapan sukarela adalah variabel dummy

tipe industri yang dikelompokkan ke dalam perusahaan

high-profile dan low-profile industries. Distribusi frekuensi perusahaan sampel menurut tipe industri dan statistik variabel dependen disajikan dalam Tabel 1. Variabel kedua dalam model penelitian ini adalah variabel

dummy basis perusahaan, yang dikelompokkan ke dalam perusahaaan berbasis asing dan domestik. Distribusi frekuensi perusahaan sampel menurut basis perusahaan dan statistik variabel dependen disajikan dalam Tabel 2.

Tabel 1

Distribusi Frekuensi Menurut Tipe Industri

Indeks pengung

Tipe Industri Jumlah Rerata Min

high-profile industries 36 0.2711 0.18

low-profile industries 26 0.2762 0.15

Variabel ketiga dalam model penelitian ini adalah variabel tingkat return, yaitu perbandingan antara laba bersih dengan total aktiva. Distribusi frekuensi perusahaan sampel menurut tingkat return dan statistik variabel dependen disajikan dalam Tabel 3 di atas.

Indeks Pengungkapan Perusahaan Sampel

Daftar item informasi pengungkapan sukarela yang diperoleh, digunakan untuk mengukur luas pengungkapan perusahaan dalam laporan tahunan. Rerata indeks pengungkapan perusahaan sampel sebesar 0,2732 dengan nilai minimum 0,15 dan nilai maksimum 0,39. Indeks pengungkapan untuk setiap perusahaan sampel digunakan sebagai variabel dependen dalam penelitian ini.

Hasil Analisis Regresi

Sebelum melakukan analisis regresi terhadap model penelitian ini, terlebih dahulu dilakukan analisis apakah tiga syarat persamaan regresi dipenuhi yaitu persyaratan normalitas, kelayakan model regresi (model fit), dan model fit tiap data. Persyaratan pertama adalah normalitas data, yang dalam penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan grafik Normal Probability Plot. Dari grafik Normal Probability Plot terlihat sebaran data dari variabel-variabel bergerombol disekitar garis uji yang mengarah ke kanan atas dan tidak ada data yang terletak jauh dari sebaran data. Persyaratan kedua adalah kelayakan model regresi (Model Fit), yang dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan chart.

Tabel 2

Distribusi Frekuensi Menurut Basis Perusahaan

Tabel 3

Distribusi Frekwensi Menurut Tingkat Return

Indeks pengungkapan

Basis Perusahaan Jumlah Rerata Min Maks

Asing 10 0.3230 0.20 0.39

Domestik 52 0.2637 0.15 0.37

Jumlah 62 0.2773 0.14 0.39

Indeks Pengungkapan

Tingkat Return Jumlah Rerata Min Maks

-1,900 s.d -1,400 1 0.3700 0.37 0.37 -1,399 s.d -0.900 1 0.2300 0.23 0.23 -0.899 s.d -0.400 5 0.2533 0.20 0.30 -0.399 s.d 0.000 25 0.2392 0.15 0.34 0.001 s.d 0.400 30 0.3023 0.18 0.39 Jumlah 62 0.2732 0.15 0.39

Hasilnya menunjukkan bahwa data berpencar di sekitar angka nol pada sumbu Y dan tidak membentuk suatu pola atau trend garis tertentu. Persyaratan ketiga adalah

Model Fit tiap data. Dari gambar yang menampakkan hubungan antara variabel indeks dengan nilai prediksinya terlihat sebaran data memang membentuk arah seperti yang disyaratkan.

Selanjutnya dilakukan pengujian terhadap beberapa asumsi yang mendasari model klasik, yaitu multikolinearitas, homoskedastisitas, dan autokorelasi. Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan menggunakan covariance matrix dan collinearity di-agnostics. Uji statistik menunjukkan tidak terdapat variabel independen yang mempunyai VIF lebih dari 5, yang mendukung dapat diabaikannya persoalan multikolinieritas. Levene tests digunakan dalam uji homoskedastisitas yang menunjukkan nilai SIG>0,05 yang mendukung asumsi tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model. Deteksi terhadap autokorelasi dilakukan dengan menggunakan Durbin-Watson d test. Hasil pengujian menunjukkan angka

Durbin–Watson sebesar 2,025 (di antara 1,767 dan 2,23) yang mendukung dapat diabaikannya autokorelasi data dalam model.

Pengujian Hipotesis

Statistik dari hasil analisis regresi disajikan pada Tabel 4, yang menunjukkan signifikansi model regresi sebagai dasar untuk pengujian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini. Hipotesis pertama dalam penelitian ini menguji pengaruh semua varaibel independen secara bersama sama terhadap indeks pengungkapan sukarela. Dengan nilai F sebesar 3,566 dan p-value 0,007 (lebih kecil dari 0.05) hipotesis nol yang menyatakan bahwa semua koefisien regresi sama dengan 0 berhasil ditolak. Dengan demikian data dalam penelitian ini mendukung kesimpulan bahwa variabel tipe industri, basis perusahaan, tingkat return, size perusahaan, dan le-verage keuangan, secara bersama-sama mempengaruhi variasi luas pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan.

Tabel 4 Hasil Analisis Regresi

Model Summary

Model R R Square Adjusted

R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1 .241 .174 .05821 2.025

a. Predictors : (Constant), TYPE, LEV, ROR, SIZE, BASE b. Dependent Variable : DSCORE

ANOVA Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression .060 5 .012 3.566 .007a Residual .190 56 .003 Total .250 61 a. Predictors : (Constant), TYPE, LEV, ROR, SIZE, BASE b. Dependent Variable : DSCORE

Coefficients Unstandardized Coefficient Standardized Coefficients t Sig. Model B Std. Error Beta 1 (Constant) .286 .014 19.965 .000 SIZE -5.4E-10 .000 -.105 -.855 .396 Tkt. RETURN .023 .022 .123 1.037 .304 LEV -.081 .031 -.310 -2.565 .013 BASIS .046 .021 .266 2.145 .036 TIPE -.004 .016 -.029 -.241 .081

a. Dependent Variable : DSCORE

a. Dependent Variable : DSCORE

Uji statistik terhadap hipotesis yang memprediksi bahwa indeks pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan perusahaan high-profile industries lebih besar daripada perusahaan low-profile industries ternyata tidak didukung oleh data dalam penelitian ini.

Hasil analisis regresi menunjukkan koefisien dengan tanda negatif dan p-value sebesar 0,810 untuk variabel TIPE. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa luas pengungkapan perusahaan

high-profile industries tidak lebih besar daripada perusahaan low-profile industries. Sebaliknya hasil

analisis regresi dalam penelitian ini menunjukkan koefisien BASIS positif dengan p-value sebesar 0,036. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa data dalam penelitian ini mendukung hipotesis bahwa luas pengungkapan perusahaan berbasis asing lebih besar daripada perusahaan domestik. Hipotesis bahwa indeks pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan dipengaruhi oleh tingkat return juga tidak didukung oleh data dalam penenlitian ini. Hasil analisis regresi dalam penelitian ini menunjukkan koefisien positif dengan nilai p-value 0,304 lebih besar dari 0,05. Selanjutnya statistik hasil analisis regresi untuk variabel kontrol dalam penelitian ini menunjukkan hasil yang

tidak konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya untuk variabel size perusahaan, tetapi cukup konsisten untuk variabel rasio leverage.

PENUTUP

Data dalam penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan perusahaan-perusahaan di Indonesia masih sangat rendah, yaitu sebesar sebesar 0,2732 atau 27 %. Kenyataan ini merupakan tantangan bagi berbagai pihak, khususnya pihak BAPEPAM untuk mendorong perusahaan-perusahaan di Indonesia meningkatkan kualitas pengungkapan perusahaan dalam upaya mewujudkan Good Corporates Governance. Oleh karena itu upaya yang dilakukan Bapepam untuk memberikan insentif kepada perusahaan untuk menyajikan pengungkapan yang lebih berkualitas diharapkan dapat mencapai sasaran yang dimaksud.

Salah satu upaya yang dilakukan Bapepam adalah mengadakan Annual Report Award bekerja sama dengan Kementerian BUMN, Ditjen Pajak, Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance, Bisnis Indonesia, dan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang berlaku baik untuk perusahaan publik maupun non-publik di Indonesia. Insentif diberikan dalam bentuk penghargaan berupa sertifikat yang ditanda-tangani oleh Menteri Keuangan RI, dan publikasi pemenang di media massa, pengurangan fee corporate members IAI, dan undangan untuk mengikuti training yang diselenggarakan IAI, dan bentuk-bentuk penghargaan lain yang dipandang perlu. Adapun kriteria penilaian untuk memenangkan Annual Report Award adalah; (1) memberikan gambaran yang baik dan jelas mengenai apa yang dilakukan perusahaan secara operasional dan penjelasan mengenai kinerja perusahaan serta indikasi arah perusahaan di masa yang akan datang, (2) penyajian informasi keuangan yang baik dan informatif sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku di In-donesia, (3) informasi yang jelas mengenai kepemilikan dan penerapan Good Corporate Governance, (4) kepatuhan terhadap peraturan perundangan yang

berlaku. Dengan demikian, diharapkan laporan tahunan akan menjadi media komunikasi bisnis yang semakin efisien dan efektif dalam memenuhi kepentingan pengguna.

Secara keseluruhan data dalam penelitian ini mengarahkan kepada kesimpulan yang tidak sepenuhnya konsisten dengan penelitian sebelumnya. Kecuali untuk basis perusahaan dan leverage, statistik analisis regresi untuk variabel independen yang lain menunjukkan kesimpulan yang tidak konsisten dengan hasil penelitian di masa lalu. Prediksi yang dinyatakan dalam hipotesis bahwa indeks pengungkapan dalam laporan tahunan untuk perusahaan yang berbasis asing lebih besar dari pada perusahaan domestik didukung oleh data dalam penelitian ini. Kesimpulan yang dapat dipetik dari hasil ini adalah dugaan bahwa kendali induk perusahaan di luar negeri terhadap anak perusahaan yang berada di Indonesia memberikan dampak bahwa pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan disusun dengan standar yang lebih baik dari pada pengungkapan wajib. Faktor lain yang mendukung kenyataan ini adalah kemungkinan adanya transfer teknologi pelaporan yang lebih baik dari induk perusahaan yang berada di luar negeri.

Hasil analisi regresi menunjukkan bahwa hanya sekitar 24% saja sejumlah variabel independen yang dimasukkan dalam penelitian mampu menjelaskan variasi luas pengungkapan sukarela perusahaan. Hal ini menunjukkan terdapatnya faktor–faktor lain yang mempengaruhi luas pengungkapan sukarela yang belum termasuk dalam penelitian ini. Faktor-faktor tersebut mungkin antara lain adalah: risiko bisnis, risiko pasar, struktur modal, penyesuaian harga pasar, pertumbuhan, pertumbuhan potensial, dan maturitas pasar, dan sebagainya. Penelitian selanjutnya diperlukan untuk lebih jauh menggali faktor faktor lingkungan bisnis apa saja yang mempengaruhi luas atau kualitas pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan perusahaan di Indonesia. Pengetahuan diharapkan bermanfaat dalam rangka mendorong usaha peningkatan pengungkapan informasi laporan tahunan baik yang wajib maupun sukarela.

DAFTAR PUSTAKA

Alford, Andrew, Jennifer Jones, Richard Leftwich dan Mark Zmijewski, 1993, “The Relative Informativeness of Accounting Disclosure in Different Countries,” Jour-nal of Accounting Research, 31, Supple-ment, pp. 183-223.

Botosan, Christine A., 1997, “Disclosure Level and the Cost of Equity Capital,” The Ac-counting Review, Vol. 72, No. 3, July, pp. 323-349.

Bradbury, Michael E., 1992, “Voluntary Semian-nual Earnings Disclosures, Earning Vola-tility, Unexpected Earnings, Firm Size,”

Journal of Accounting Research, Vol. 30, No. 1, Spring, pp. 137-145.

Buzby, S.L., 1975, “Company Size, Listed ver-sus Unlisted Stocks and the Extent of Financial Disclosure,” Journal of Ac-counting Research, 13, Spring, pp. 16-37.

Chow, C. W. and A. Wong-Boren, 1987, “Volun-tary Financial Disclosure by Mexican Corporation,” Accounting Review, 62, July, pp. 533-541.

Cooke, T. E., 1989, “Disclosure in the Corporate Annual Reports of Swedish Companies,”

Accounting and Business Research, 19, Spring, pp. 113-124.

__________, 1992, “The Impact of Size, Stock Market Listing and Industry Type on Disclosure in the Annual Reports of Japa-nese Listed Corporations,” Accounting an Business Research, 22, Summer, pp. 229-237.

__________, 1993, “Disclosure in Japanese Corporate Annual Reports,” Journal of Business Finance and Accounting, 20, June, pp. 521-535.

Gray, Sidney J., Lee H. Radebaugh, Clare B. Roberts, 1990, “International Percep-tions of Cost Constraints on Voluntary Disclosure: A Comparative Study of UK and US Multinationals,” Journal of In-ternational Business Studies, Fourth Quarter, pp. 598-622.

Gunawan, Yuniati, 2000. “Analisis Pengungkapan Informasi Laporan Tahunan Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta,”

Simposium Nasional Akuntansi III IAI-KAPD, September 2000: 78-98.

Gunawan, Inge, 2002, “Pengaruh Kelompok Industri, Basis Perusahaan, Dan Tingkat Return Terhadap Kualitas Pengungkapan Sukarela Dalam Laporan Tahunan: Studi Empiris Di Bursa Efek Jakarta,” Tesis S2, UGM, Yogyakarta.

Hackston, David, and Markus J. Milne, 1996, “Some Determinants of Social and Envi-ronmental Disclosures in New Zealand Companies,” Accounting, Auditing, & Accountability Journal, Vol. 9, No. 1, pp. 77-108.

Mani, Ganesh, 2004, “Determinant of Voluntary Corporate Disclosure by Firms in India, http://www.aims.org.in/abstract Lang, M. dan R. Lundholm, 1993,

“Cross-Sec-tional Determinants of Analyst Ratings of Corporate Disclosures,” Journal of Accounting Research, 31, Autumn, pp. 246-271.

McKinnon, Jill L., Dallimunthe, Lian, 1993, “Vol-untary Disclosure of Segment Informa-tion by Australlian Diversified Compa-nies,” Journal of Accounting and Fi-nance (ACF), Vol. 33, May, pp. 33-50. Meek, Gary K. and Sidney J. Gray, 1989,

“Globalizations of Stock Market and For-eign Listing Requirement: Voluntary Dis-closures by Continental European Com-panies Listed on The London Stock Ex-change,” Journal of Accounting Re-search, Vol. 30, Spring, pp. 137-145. Meek, Gary K., Clare B. Roberts, Sidney J. Gray,

1995, “Factors Influencing Voluntary Annual Report Disclosure by U.S., U.K. and Continental European Multinational Corporations,” Journal of International Business Studies, Third Quarter, pp. 555-572.

Mitchell, Jason D., Chia, Chris W. L., and Loh, Andrew S., 1995, “Voluntary Disclosure of Segment Information: Further Aus-tralian Evidence,” Journal of Account-ing and Finance (ACF), Vol. 35, Nov., pp. 1-16.

Na’im, Ainun dan Fu’ad Rakhman, 2000, “Analisis Hubungan Antara Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan dengan Struktur Modal dan Tipe Kepemilikan Perusahaan,” Journal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 15, No.1, pp. 70-82.

Schadewitz, Hannu J., and Dallas R. Blevins, 1998, “Major Determinant of Interim Dis-closure in an Emerging Market,” Ameri-can Business Review (ABV), pp. 41-55.

Singhvi, Surendra S., dan Harsha B. Desai, 1971, “An Empirical Analysis of the Quality of Corporate Financial Disclosure,” The Accounting Review, January, pp. 129-138.

Suripto, Bambang, 2000, “Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Luas Pengungkapan Sukarela dalam Laporan Tahunan,” Jurnal Akuntansi dan Manajemen, STIE YKPN, Edisi Desember 2000, pp. 31-44.

Susanto, Djoko, 1992, An Empirical Investiga-tion of the Corporate Disclosure in Annual Reports of Companies Listed on the Jakarta Stock Exchange, Tim Koordinasi Pengembangan Akuntansi Jakarta, Disertasi S3, University of Ar-kansas, USA.

Utomo, Muhammad Muslim, 2000, “Praktik Pengungkapan Sosial pada Laporan Tahunan Perusahaan di Indonesia (Studi Perbandingan antara Perusahaan-perusahaan High Profile dan Low Pro-file),” Simposium Nasional Akuntansi, Malang,

Wallace, R. S., Olusegun, 1988, “Corporate Fi-nancial Reporting in Nigeria,” Account-ing and Business Research, Vol. 18, No. 72, pp. 352-362.

Wallace, R. S., Olusegun, Kamal Naser dan Aracelu Mora, 1994, “The Relationship Between the Comprehensiveness of Corporate Annual Reports and Firm Characteristics in Spain,” Accounting and Business Research, Vol. 25, No. 97, pp. 41-53.

Format Penulisan

1. Naskah adalah hasil karya penulis yang belum pernah dipublikasikan di media lain. 2. Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris yang baik dan benar.

3. Naskah diketik di atas kertas ukuran kwarto (8.5 x 11 inch.) dengan jarak 2 spasi pada satu permukaan dan diberi nomor untuk setiap halaman.

4. Naskah ditulis dengan menggunakan batas margin minimal 1 inch untuk margin atas, bawah, dan kedua sisi. 5. Halaman pertama harus memuat judul, nama penulis (lengkap dengan gelar kesarjanaan yang disandang), dan beberapa keterangan mengenai naskah dan penulis yang perlu disampaikan (dianjurkan dalam bentuk footnote).

6. Naskah sebaiknya diawali dengan penulisan abstraksi berbahasa Indonesia untuk naskah berbahasa Inggris, dan abstraksi berbahasa Inggris untuk naskah berbahasa Indonesia. Abstraksi berisi keyword mengenai topik bahasan, metode, dan penemuan.

7. Penulisan yang mengacu pada suatu referensi tertentu diharuskan mencantumkan bodynote dalam tanda kurung dengan urutan penulis (nama belakang), tahun, dan nomor halaman. Contoh penulisan:

a Satu referensi: (Kotler 1997, 125) b. Dua referensi atau lebih:

(Kotler & Armstrong 1994, 120; Stanton 1993, 321)

c. Lebih dari satu referensi untuk penulis yang sama pada tahun terbitan yang sama: (Jones 1995a, 225) atau (Jones 1995b, 336; Freeman 1992a, 235)

d. Nama pengarang telah disebutkan dalam naskah: (Kotler (1997, 125) menyatakan bahwa ... e. Referensi institusi:

(AICPA Cohen Commission Report, 1995) atau (BPS Statistik Indonesia, 1995)

8. Daftar pustaka disusun menurut abjad nama penulis tanpa nomor urut. Contoh penulisan daftar pustaka: Kotler, Philip and Gary Armstrong, Principles of Marketing, Seventh Edition, New Jersey: Prentice-Hall, Inc.,

1996

Indriantoro, Nur. “Sistem Informasi Strategik; Dampak Teknologi Informasi terhadap Organisasi dan Keunggulan Kompetitif.”KOMPAK No. 9, Februari 1996; 12-27.

Yetton, Philip W., Kim D. Johnston, and Jane F. Craig.”Computer-Aided Architects: A Case Study of IT and Strategic Change.”Sloan Management Review (Summer 1994): 57-67.

Paliwoda, Stan. The Essence of International Marketing. UK: Prentice-Hall, Ince., 1994.

Prosedur Penerbitan

1. Naskah dikirim dalam bentuk print-out untuk direview oleh Editors JAM.

2. Editing terhadap naskah hanya akan dilakukan apabila penulis mengikuti kebijakan editorial di atas. 3. Naskah yang sudah diterima/disetujui akan dimintakan file naskah dalam bentuk disket kepada penulis

untuk dimasukkan dalam penerbitan JAM.

4. Koresponden mengenai proses editing dilakukan dengan Managing Editor

5. Pendapat yang dinyatakan dalam jurnal ini sepenuhnya pendapat pribadi, tidak mencerminkan pendapat redaksi atau penerbit.Surat menyurat mengenai permohonan ijin untuk menerbitkan kembali atau

Dokumen terkait