• Tidak ada hasil yang ditemukan

TAHUN FINANCING TO DEPOSIT RATIO (FDR)

C. Analisis SWOT

Dan untuk melegnkapi penelitian yang beehubungan dengan strategi

manajemen risiko pembiayaan musyarakah di KSU BMT UMJ, penulis

mengenalisis berdasarkan analisis SWOT untuk mlihat strategi KSU BMT

UMJ dalam mengatasi risiko pembiayaan musyarakah.

1. Kekuatan (strength)

a. BMT selalu melayani kebutuhan nasabah dengan berbagai produk

47

Kebutuhan nasabah yang semakin meningkat dan beragam,

menjadikan BMT menyediakan berbagai kebutuhan yang

dibutuhkan oleh nasabah sehingga segala kebutuhan nasabah dapat

terpenuhi. Dan sebagai salah satu fungsi dari BMT itu sendiri

adalah melayani berbagai kebutuhan nasabah atau sebagai lembaga

yang menyediakan jasa keuangan.

b. BMT selalu menyeleksi, mengukur dan menilai permintaan nasabah

Sebagai lembaga keuangan yang menerapkan prinsip kehati- hatian,

maka setiap pembiayaan yang diajaukan oleh nasabah, tidak

langsung disetujui begitu saja, melainkan adanya tahap

penyeleksian dan pengukuran dari setiap pembiayaan yang diajukan

oleh nasabah. Sehingga BMT tidak semabarangan memberikan

pembiayaan yang bisa mengurangi timbulnya risiko.

c. BMT selalu membina hubungan langsung dengan nasabah

Sebagai lembaga keunagan yang selalu melayani nasabahnya, maka

hubungan antara nasabah dengan BMT pun selalu dibina dengan

baik. Karena antra BMT dengan nasabah harus ada keterbukaan

mengenai usaha yang sedang dijalani. Sehingga tidak ada lagi yang

bisa ditutupi baik dari jenis usaha ataupun pendapatan yang

diperoleh nasabah.

d. Adanya komunikasi antara karyawan dengan direktur operasional

48

Kesuksesan suatu bisnis bukan hanya diraih karena adanya

hubungan yang baik dengan para nasabahnya saja, melainkan

adanya hubungan yang baik dengan sesame karyawan, direktur dan

yang lainnya. Karena keberlangsungan suatu usaha tergantung dari

pihak yang mengelolanya.

e. BMT memiliki target dalam pembiayaan

Dalam menjalankan operasionalnya, BMT selalu membuat target

pembiayaaan yang harus dicapai dalam tiap periodenya. Adanya

target dalam pembiayaan tersebut supaya keuntungan yang akan

diperolehnya meningkat dari tiap periodenya.

f. Diadakannya evaluasi atas kinerja karyawan

Evaluasi kerja merupakan hal terpenting dalam menjalankan usaha,

kerena dengan evaluasi kerja dapat dilihat kekurangan dan

kelebihan dari setiap kegiatan. Sehingga segala kekurangannya

dapat segera diperbaiki.

2. Kelemahan (weaknesses)

a. Pelatihan bagi karyawan

Untuk meningkatkan kinerja karyawan, maka pelatihan tersebut

menjadi sesuatu penting yang harus dilakukan oleh perusahaan.

Selain itu juga dengan munculnya berbagai produk yang beragam,

menunntut adanya skill yang lebih baik lagi.

49

Pemberian job description atas tugas masing- masing karyawan

memberikan penjelasan tentang apa saja yang seharusnya

dikerjakan oleh setiap karyawan sehingga tidak ada lagi yang tidak

mengetahui apa saja yang seharusnya dikerjakan.

c. Sumber Daya Manusia (SDM) yang memenuhi tingkat kerja

Kemampuan atau skill yang dimiliki oleh setiap SDM (Sumber Daya

Manusi) sesuai dengan bidangnya dapat meningkatkan kualitas

perusahaan dan dapat meningkatkan pendapatan perusahaan.

d. Undang- Undang yang mengatur langsung tentang BMT

Dengan diberlakukannya Undang- Undang yang mengatur tentang

Baitul Mal wa Tamwil menjadikan BMT lebih terarah lagi dalam

menjalankan segala operasionalnya dan tidak mengacu lagi kepada

UU Perkoperasian.

TABEL IFAS33

FAKTOR- FAKTOR STRATEGI

INTERNAL

BOBOT RATING BOBOT X

RATING

KEKUATAN:

1. BMT selalu melayani

kebutuhan nasabah dengan

0.11 4 0.44

33 IFAS (Internal Strategic Factors Analysis Summary)= factor- factor strategi internal suatu

50

berbagai produk yang

bermacam- macam

2. BMT selalu menyeleksi,

mengukur dan menilai

permintaan nasabah

3. BMT selalu membina

hubungan langsung dengan

nasabah

4. Adanya kominikasi antar

karyawan dengan Direktur

Operasional dan DPS

5. BMT memiliki target dalam

pembiayaan. Dan

pembiayaan musyarakah

lebih banyak digunakan

6. Diadakannya evaluasi atas

kinerja karyawan 0.1 0.11 0.11 0.08 0.11 4 4 4 3 3 0.44 0.44 0.44 0.24 0.33 KELEMAHAN:

51 1. Diadakannya pelatihan bagi

karyawan

2. Dilaksanakannya sosialisasi

job description atas tugas

masing- masing karyawan

3. SDM yang ada memenuhi

tingkat kerja

4. UU yang mengatur langsung

tentang BMT 0.09 0.10 0.10 0.10 1 1 2 2 0.09 0.10 0.20 0.20 TOTAL 1.00 28 2.82

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa dari sisi kekuatan yang dimiliki

oleh BMT, dengan perolehan rating terbesar menunjukkan bahwa factor

pelayanan, produk yang beragam dan jalinan yang baik dengan nasabah

menjadikan factor kekuatan yang dimili oleh BMT. Sementara dari segi

kelemahannya BMT perlu perlu meningkatkan kinerja karyawan yang lebih

baik lagi.

3. Peluang (opportunies)

a. Nasabah memberikan masukan dan usulan kepada Baitul Mal wa

52

Dalam mencapai kesuksesan suatu usaha, bukan hanya dipengaruhi

oleh factor internal saja, melainkan juga factor eksternal. Salah satu

factor eksternalnya adalah nasabah. Segala masukan dan usulan yang

diberikan nasabah, dapat mengevaluasi segala kegiatan Baitul Mal wa

Tamwil (BMT) dan bisa memperbaiki segala kekurangannya.

b. Meningkatnya kebutuhan nasabah yang beragam

Konsep ekonomi yang menyatakan bahwa “kebutuhan manusia tidak

ada batasnya” menjadikan dasar bagi BMT untuk selalu melayani kebutuhan nasabah dengan menyediakan berbagai produk yang

beragam.

c. Letak Baitul Mal wa Tamwil yang sangat strategis ditengah

masyarakat

Ligkungan yang sangat strategis menjadi salah satu factor dalam

keberhasilan BMT dan yang menjadi sasaran utama BMT itu sendiri

adalah masyarakat kecil/ mikro. Sehingga keberadaan BMT sendiri

ditengah masyarakat dapat membantu perbaikan perekonomian

masyarakat.

d. Tingkat kepercayaan yang tinggi antara nasabah dengan Baitul Mal

wa Tamwil

Pelayanan yang baik dan memuaskan yang diberikan oleh pihak

BMT, menjadikan nasabah untuk memberikan loyalitas yang sangat

53 e. Usaha- usaha mikro yang semakin beragam

Kemampuan atau skill manusia yang beragam, menjadikan

masyarakat untuk memproduksi berbagai macam produk yang sangat

beragam. Sehingga keberadaan BMT ini dapat membantu dalam

kegiatan atau usaha masyarakat tersebut.

4. Ancaman (treaths)

a. Keberadaan Lembaga Keuangan Syariah atau Lembaga Keuangan

Mikro Syariah lain mempengaruhi jumlah pembiayaan terutama

pembiayaan musyarakah

Pertumbuhan Lembaga Keuangan Syariah yang bergerak dibidang

perbankan maupun non bank yang sangat meningkat, menjadikan

adanya persaingan yang kuat antar Lembaga Keuangan Syariah.

b. Pengukuran metode risiko yang belum sesuai

Untuk meminimalisir segala risiko yang akan dihadapi, perlu adanya

pengukuran tingkat risiko yang sesuai dengan teori.

c. Adanya ketidaktepatan waktu dalam pengembalian pembiayaan

Sikap nasabah yang berbeda- beda mengikabatkan adanya

pengembalian pembiayaan yang kurang lancar, sehingga dapat

menjadi kendala bagi pihak BMT.

54

Dalam menjalankan usaha harus adanya rasa saling ketetbukaan

antara pengusaha (mudharib) dan pemilik modal (shahibul mal)

mengenai usaha yang sedang dijalanai baik dari proses kegiataannya

maupun keuntungan yang diperolehnya, sehingga tidak

mengakibatkan adanya moral hazard.

e. Adanya lintas kerja karyawan

Ketidak nyamanan karyawan dalam pekerjaan yang sedang

dijalaninya, mengakibatkan karyawan tersebut mencari pekerjaan lain.

Dan hal tersebut dapat mempengaruhi terhadap kualitas perusahaan.

TABEL EFAS34

FAKTOR- FAKTOR STRATEGI

EKSTERNAL

BOBOT RATING BOBOT X

RATING

PELUANG:

1. Nasabah memberikan

masukan dan usulan kepada

BMT

2. Meningkatnya kebutuhan

nasabah yang beragam

3. Letak BMT yang sangat 0.11 0.11 0.11 3 4 4 0.33 0.44 0.44

34 EFAS (Eksternal Strategic Factor Analysis Summary)= factor- factor strategi eksternal suatu

55

strategis ditengah

masyarakat

4. Usaha- usaha mikro yang

semakin beragam

5. Tingkat kepercayaan yang

tinggi antara nasabah dengan

BMT 0.11 0.11 4 4 0.44 0.44 ANCAMAN: 1. Keberadaan Lembaga

Keuangan Syariah/ Lembaga

Keuangan Mikro Syariah

lain mempengaruhi jumlah

pembiayaan terutama

pembiayaan musyarakah

2. Pengukuran metode risiko

yang belum sesuai

3. Adanya ketidaktepatan

waktu dalam pengembalian

pembiayaan

4. Ketidak terbukaannya

nasabah dalam menjalankan 0.10 0.09 0.08 0.08 1 1 2 2 0.33 0.44 0.44 0.44

56 usaha

5. Adanya lintas kerja

karyawan

0.10 1 0.44

TOTAL 1.00 23 2.80

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa peluang yang dimiliki oleh BMT

untuk meningkatkan pendapatannya diantaranya adalah letak BMT yang

dekat dengan masyarakat disertai dengan kebutuhan masyarkat dan

peningkatan usaha mikro. Akan tetapi BMT perlu berhati- hati dengan

berbagai ancaman yang dihadapi diantaranya adalah keberadaan LKS

(Lembaga Keuangan Syariah) baik yang bergerak dibidang perbankan

maupun non bank yang semakin meningkat.

Dokumen terkait