• Tidak ada hasil yang ditemukan

TABEL III.10

4.3. Analisis Tabel Tunggal

Analisa tabel tunggal yang dimaksudkan untuk melihat distribusi jawaban responden dari setiap variabel yang diteliti. Hasil yang diperoleh setelah melakukan penelitian di lapangan adalah sebagai berikut:

Tabel IV.1. Jenis kelamin responden

No Jenis kelamin F %

1 Laki-laki 73 73

2 Perempuan 27 27

Jumlah 100 100 P.1 / FC.2

Penelitian ini melibatkan total 100 ( seratus responden). Di antara seratus responden tersebut 73 ( 73 % ) orang di antaranya berjenis kelamin laki-laki. 23 ( 23 % ) Sisanya berjenis kelamin perempuan. Besarnya jumlah responden berjenis kelamin laki-laki dikarenakan di lapangan, peneliti sangat sulit menemukan warga berjenis kelamin perempuan yang memenuhi persyaratan frekuensi menonton TVRI sesuai kriteria responden.

Ada sekitar 50 orang calon responden perempuan yang gagal terpilih, menyatakan siaran TVRI tidak mampu menarik minat menonton mereka. Padahal para calon reponden tadi memiliki frekuensi jam menonton televisi yang cukup tinggi, rata-rata sekitar 4-6 jam setiap harinya. Dari hasil fakta-fakta tersebut, peneliti menarik kesimpulan bahwa siaran TVRI lebih menarik bagi kaum laki-laki

dibandingkan bagi kaum perempuan, setidaknya begitulah kenyataan yang ada di lokasi penelitian Tabel IV.2. Usia responden No Usia F % 1 17-25 44 44 2 26-36 28 28 3 37-47 13 13 4 48-58 15 15 Jumlah 100 100 P.2/FC.3

Mayoritas responden, 44 orang ( 44%) berusia 17-25 tahun . Berusia 26-36 tahun sebanyak 28 orang ( 28%). Berusia 37-47 tahun 13 orang ( 13 %). Berusia 48-58 tahun berjumlah 15 orang ( 15 %).

Dilihat secara keseluruhan dari hasil penelitian, siaran TVRI kurang diminati oleh kalangan generasi muda di kelurahan Sei Kambing B. Meski tidak mencapai separuh dari total responden, minat menonton siaran TVRI dari kalangan generasi muda di lokasi penelitian masih dalam situasi menggembirakan.

Tabel IV.3.

Tingkat pendidikan responden

No Tingkat pendidikan F % SD 0 0 SMP/SLTP 0 0 SMA/SLTA 37 37 Perguruan tinggi 63 63 Jumlah 100 100 P.3/FC.4

Lebih dari separuh responden penelitian ini, 63 orang ( 63 % ) mengaku berlatar belakang pendidikan tamatan perguruan tinggi. Sisa 37 orang ( 37 % ) responden lagi semuanya mengaku tamatan SMA atau sederajat.

Data di atas tidaklah mengherankan, karena tingkat pendidikan penduduk Kelurahan Sei Kambing B cukup tinggi. Dari 13336 total jumlah penduduk, 10966 orang memiliki latar belakang pendidikan SMA ke atas ( berdasarkan data dari pihak Kelurahan Sei Kambing B tahun 2008 )

Tabel IV.4. Pekerjaan No Pekerjaan F % 1 Pegawai negeri 24 24 2 Pegawai swasta 12 12 3 Wira swasta 11 11 4 Tidak/belum bekerja 53 53 Jumlah 100 100 P.4/FC 5

53 Orang ( 53 %) responden tidak atau belum bekerja. 24 Orang berstatus sebagai pegawai negeri ( termasuk TNI dan POLRI ). 12 orang ( 12 %) berstatus sebagai pegawai swasta. Wira swasta sebanyak 11 orang ( 11% ).

Dari 53 Responden yang tidak atau belum memiliki pekerjaan, sebagian besar ( 27 orang ) masih berstatus pelajar. Mereka ini adalah para mahasiswa yang masih aktif menuntut ilmu di berbagai perguruan tinggi di Kota Medan.

Tabel IV.5.

Stasiun televisi yang paling sering ditonton No Stasiun televisi paling sering

ditonton F % 1 Metro TV 16 16 2 Indosiar 12 12 3 TPI 0 0 4 AN TV 4 4 5 RCTI 4 4 6 SCTV 0 0 7 Trans 7 8 8

8 Trans TV 28 28 9 Global TV 12 12 10 TV One 16 16 11 TVRI 0 0 Jumlah 100 100 P.5/FC.6

Siaran stasiun televisi yang paling sering ditonton responden adalah Trans TV, dengan jumlah penonton 28 orang ( 28 %). Urutan kedua ditempati bersama oleh TV One dan Metro TV. Keduanya masing-masing memperoleh 16 orang penonton ( 16 %). Global TV dan Indosiar juga menempati peringkat ketiga secara bersama, dengan mengumpulkan masing-masing 12 orang penonton ( 12 %). Trans 7 di urutan berikutnya dengan 8 orang (8%) penonton setia. 8 responden terakhir dibagai rata oleh stasiun televisi RCTI dan ANTV, yang masing-masing mendapatkan 4 orang ( 4 % ) pemirsa setia.

Dari sebelas pilihan stasiun televisi yang diberikan kepada responden, TVRI, TPI dan SCTV tidak mendapatkan suara sama sekali. Khusus untuk TVRI, peneliti coba menggali sebab kenapa para responden tidak memasukkannya sebagai stasiun televisi yang paling sering ditonton. Hasilnya separuh responden ( 50 orang ) merasa tidak puas dengan kualitas gambar dan suara dari siaran TVRI. 20 Orang merasa siaran TVRI kalah menarik dengan siaran stasiun televisi pesaing. 30 Orang hanya menyukai acara-acara tertentu dari siaran TVRI, sehingga frekuensi menonton mereka tidak tinggi.

Tabel IV.6.

Acara TVRI yang paling disukai responden.

No Acara TVRI favorit F %

Sinetron 4 4

Berita/informasi 36 36 Olah raga 4 4 Musik 4 4 Talk Show 4 4 Quiz 4 4 Film 0 0

Tayangan ilmu pengetahuan 28 28 Jumlah 100 100 P.6/FC7

Acara TVRI yang menjadi favorit responden adalah tayangan berita/informasi, dipilih oleh 36 orang (36%). Di tempat kedua tayangan ilmu pengetahuan dengan 28 orang responden ( 28 % ) yang menyukainya. Tayangan budaya disukai 16 orang responden ( 16 %). Acara Quiz,Talk show, musik, olah raga dan sinetron, masing-masing memiliki 4 orang ( 4 % ) pemilih.

Acara berita/informasi TVRI yang paling disukai responden adalah Dunia Dalam Berita serta Sumut Dalam Berita ( berita daerah). Alasan responden memilih tayangan Dunia Dalam Berita dikarenakan sejak dahulu mereka sudah terbiasa menonton acara ini. Maklum di zaman Orde baru, ada kewajiban merelay siaran ini oleh setiap stasiun televisi. Acara Sumut Dalam Berita ( berita daerah) disukai karena konten kelokalannya, yang sedikit sekali bisa ditemukan para responden pada acara televisi swasta nasional. Sedangkan keengganan para responden menjadikan tayangan film di TVRI sebagai favorit, karena jenis film yang diputar merupakan film lama. Menurut para responden, kunonya judul fim yang diputar, diperparah oleh buruknya tata suara dan gambar yang mulai dimakan usia.

Tabel IV.7.

Lama menonton televisi setiap harinya

No Lama menonton

televisi

1

Kurang dari satu jam 4 4

2

1-2 jam 40 40

3

3-4 jam 44 44

4

Lebih dari 4 jam 12 12 Jumlah 100 100 P.7/FC 8.

44 Orang ( 44 %) responden mengaku setiap hari menonton televisi selama 3-4 jam. 3-40 Orang responden ( 3-40 %) menonton televisi selama 1-2 jam. 12 responden ( 12 %) menonton televisi lebih dari 4 jam setiap harinya. 4 orang responden tersisa ( 4 % ) hanya menyaksikan televisi selama kurang dari satu jam setiap harinya. Dari data di atas terlihat minat menonton televisi di Kelurahan Sei Kambing B berada dalam tingkat menengah rendah.

Tabel IV.8.

Lama menonton siaran TVRI No Lama menonton

TVRI

F %

1 Kurang dari satu jam 80 80

2 1-2 jam 16 16

3 3-4 jam 4 4

4 Lebih dari 4 jam 0 0

Jumlah 100 100 P.8/FC.9

80 orang ( 80%) responden menonton siaran TVRI kurang dari satu jam. 16 (16% ) Orang menonton siaran TVRI selama 1-2 jam. 4 orang ( 4%) responden terakhir menonton siaran TVRI selama 3-4 jam.

Tabel di atas semakin memperjelas dan mempertegas rendahnya animo masyarakat dalam menonton siaran TVRI. Ada dua alasan yang paling sering

mengemuka dari para responden menanggapi fenomena ini. Pertama dari penyajian dan pemilhan tayangan. Para responden acap kali berpendapat TVRI kurang mampu membaca selera penonton. Hampir tidak ada tayangan baru yang menarik dari siaran TVRI. Kalau tidak mengandalkan program acara lama yang telah lekat di benak pemirsa sejak orde baru, bisa jadi TVRI akan ditinggalkan sama sekali oleh penontonnya. Begitulah kira-kira pendapat para responden bila harus disarikan oleh peneliti. Alasan kedua dari segi rendahnya kualitas gambar dan suara siaran TVRI. Meski lokasi penelitian masih berada di wilayah administrasi Pemerintah Kota Medan, kualitas gambar dan suara siaran TVRI yang diterima, masih kalah bagus dibandingkan stasiun televisi swasta.

Tabel IV.9.

Frekuensi menonton siaran TVRI dalam sebulan. No Frekuensi menonton TVRI

dalam sebulan.

F %

1 Setiap hari 0 0

2 Sangat sering ( Lebih dari 15 kali sebulan)

20 20

3 Sering ( 10-15 kali sebulan)

12 12

4 Jarang ( kurang dari 10 kali sebulan)

68 68

Jumlah 100 100 P./FC 10

Responden yang jarang menonton siaran TVRI dalam setiap bulannya ada 68 orang ( 68% ). Responden yang sangat sering menontong siaran TVRI setiap bulan cuma 20 orang ( 20 %). Responden terakhir sebanyak 12 orang ( 12 %) mengaku sering menonton siaran TVRI setiap bulannya.

Seperti halnya kesimpulan tabel di atas, saat ini animo menonton siaran TVRI di kalangan masyarakat sangat rendah. Fakta yang terjadi di lokasi penelitian juga

terjadi di berbagai daerah lainnya, begitulah yang peneliti dapati melalui berbagai literatur pendukung yang pernah dibaca. Fenomena ini merata terjadi di kota-kota besar di tanah air, dimana siaran TVRI sudah bersaing dengan siaran stasiun televisi swasta.

Tabel IV.10.

Tanggapan terhadap iuran TVRI No Tanggapan terhadap iuran TVRI F % 1 Sangat setuju 4 4 2 Setuju 36 36 3 Kurang setuju 40 40 4 Tidak setuju 20 20 Jumlah 100 100 P.10/FC 11

Saat ditanyakan pendapatnya mengenai iuran TVRI, 40 responden ( 40 %) mengaku kurang setuju. 36 responden ( 36 % ) mengaku setuju. 20 ( 20 %) Orang tidak setuju. 4 Orang ( 4 %) sangat setuju.

Alasan para responden yang mengaku setuju dan sangat setuju mengingat TVRI adalah stasiun televisi milik negara, sehingga sangat wajar bila rakyat ikut pula membantu mendanainya. Sedangkan dana pemerintah sangat terbatas. Lagi pula, menurut para responden yang sangat setuju adanya iuran, sekarang kesejahteraan rakyat sudah jauh meningkat dibandingkan dulu, jadi iuran tidaklah terasa terlalu memberatkan. Para responden ini juga mensyaratkan agar adanya perbedaan besar iuran, yang didasarkan pada taraf ekonomi masing-masing. Total 60 Orang responden yang memberi tanggapan kurang dan tidak setuju mempunyai satu poin pendapat yang sama, TVRI adalah stasiun televisi milik negara, jadi pemerintahlah yang berkewajiban menghidupinya.

Tabel IV.11.

Tanggapan terhadap penayangan iklan di TVRI No Tanggapan terhadap iklan

TVRI F % 1 Sangat setuju 12 12 2 Setuju 72 72 3 Kurang setuju 12 12 4 Tidak setuju 4 4 Jumlah 100 100 P.11/FC 12

Peneliti juga bertanya mengenai tanggapan responden terhadap tayangan iklan di TVRI. Hasilnya 72 orang ( 72 % ) menyatakan setuju. 12 Orang ( 12 %) sangat setuju. Yang kurang setuju 12 Orang ( 12 % ). Tidak setuju 4 orang ( 4%).

Alasan 16 responden yang kurang menanggapi positif ( kurang setuju dan tidak setuju) adanya tayangan iklan di TVRI secara garis besar karena dua hal. Pertama iklan di TVRI akan membuat masyarakat jadi konsumtif. Alasan kedua karena TVRI adalah stasiun televisi milik negara, tidak sepantasnya berlaku seperti televisi swasta yang komersil. Sedangkan 84 responden ( setuju dan sangat setuju ) menanggapi iklan TVRI secara positif semuanya punya harapan sama, agar kiranya pendapatan dari iklan bisa meningkatkan kualitas siaran TVRI.

Tabel IV.12.

Tanggapan mengenai keberadaan TVRI No Tanggapan tentang

keberadaan TVRI

1 Sangat dibutuhkan 24 24 2 Dibutuhkan 44 44 3 Kurang dibutuhkan 32 32 4 Tidak dibutuhkan 0 0 Jumlah 100 100 P.12/FC 13.

Meski animo para responden menonton siaran TVRI rendah, mayoritas responden masih sejatinya masih mencintai TVRI. Buktinya 44 orang ( 44 % ) responden masih merasa keberadaan TVRI. Responden yang merasa kurang membutuhkan kehadiran TVRI hanya 32 orang ( 32 % ). 24 Orang responden ( 24 %) malah merasa sangat membutuhkan kehadiran TVRI dan tidak satupun responden yang merasa keberadaan TVRI tidak lagi dibutuhkan.

Beragam alasan diutarakan para responden yang mencintai TVRI ( membutuhkan dan sangat membutuhkan). Alasan yang paling menarik adalah beberapa gelintir responden tadi menganggap tayangan TVRI “lebih sehat dan aman” dibandingkan stasiun lainnya. Tayangan TVRI menurut mereka, masih menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan etika. 32 Responden yang menganggap keberadaan TVRI kurang dibutuhkan beralasan, sudah tersedianya banyak pilihan siaran televisi swasta yang jauh lebih menarik. Baik itu ditinjau dari sisi pengemasan tayangan maupun kualitas gambar dan suara.

Tabel IV.13.

Tanggapan terhadap kualitas gambar dan suara TVRI NO Tanggapan pada kualitas gambar dan

suara TVRI

F %

1 Sangat bagus 8 8

2 Bagus 12 12

4 Tidak bagus 12 12 Jumlah 100 100 P.13/FC 14.

Tabel 13 menjelaskan 68 orang ( 68 % ) responden menganggap kualitas gambar dan suara siaran TVRI kurang bagus.12 Orang ( 12 % ) menganggapnya tidak bagus. 12 Orang ( 12 % ) lainnya menganggap kualitas gambar dan suara TVRI sudah bagus. Sisa 8 orang ( 8 % ) responden menganggap kualitasnya sudah sangat bagus.

Data di atas menunjukkan tingginya kekecewaan masyarakat terhadap kualias gambar dan suara siaran TVRI. Sangat mungkin, hal inilah penyebab utama rendahnya animo masyarakat menonton TVRI. Logika sederhananya, siapa yang bisa asyik menikmati sebuah tontonan yang kabur gambarnya dan tidak jelas/jernih suaranya. Tentu bila ada pilihan lain apalagi bila tersedia dalam jumlah banyak masyarakat akan mengarahkan remote TV mereka ke siaran berkualitas tersebut.

Tabel IV.14.

Pandangan terhadap keseluruhan acara TVRI NO Pandangan terhadap keseluruhan

acara TVRI F % 1 Sangat menarik 0 0 2 Menarik 8 8 3 Kurang menarik 92 92 4 Tidak menarik 0 0 Jumlah 100 100 P.14/FC15

Secara keseluruhan, 92 orang ( 92 % ) responden memandang siaran TVRI kurang menarik. 8 Orang ( 8 % ) responden terakhir memandang siaran TVRi sebagai sebuah tontonan yang menarik. Kendala minimnya dana operasional selalu menjadi

alasan klise dari pihak manajemen, dalam menanggapi kritikan masyarakat terhadap kualitas siaran TVRI.

Tabel IV.15.

Keberhasilan TVRI memenuhi kebutuhan pemirsanya N o Keberhasilan TVRI memenuhi kebutuhan pemirsanya F % Sangat berhasil 4 4 Berhasil 12 12 Kurang berhasil 84 84 Tidak berhasil 0 0 Jumlah 100 100 P.15/FC 16

Kekecewaan kembali tergambar saat responden sampai pada pertanyaan mengenai keberhasilan TVRI, dalam memenuhi kebutuhan pemirsanya. Sebanyak 84 orang ( 84 %) responden menyatakan kurng berhasil. Menyatakan berhasil 12 orang ( 12 %). Hanya 4 orang (4 % ) yang menyatakan sangat berhasil.

Dari fakta-fakta miring mengenai kualitas siaran TVRI di atas, jelas tergambar masalah TVRI bukan hanya dari segi dana dan infrastruktur, melainkan juga sumber daya manusia. Manajemen TVRI kurang peka terhadap apa yang dibutuhkan dan disenangi masyarakat saat ini. Manajemen TVRI seolah masih hidup di masa lalu, tidak sadar kini TVRI memiliki banyak sekali kompetitor tangguh.

Tabel IV.16.

Tanggapan TVRI sebagai corong pemerintah No Tanggapan TVRI sebagai corong

pemerintah F % 1 Sangat setuju 8 8 2 Setuju 3 6 36

3 Kurang setuju 2 4 24 4 Tidak setuju 3 2 32 Jumlah 100 100 P.16/FC.17.

Tabel 16 menunjukkan 36 ( 36 % ) responden setuju kalau TVRI beritndak sebagai corong pemerintah. 32 Orang ( 32 % ) responden tidak setuju. 24 Orang ( 24 % ) menyatakan kurng setuju. 8 orang menyatakan sangat setuju.

Dari segi netralitas saat ini, ada perkembangan sangat positif yang dilihat oleh masyarakat. Terbukti lebih dari separuh ( 56 orang ) memandang TVRI bukan lagi sebagai corong pemerintah. Saat ditanyai oleh peneliti, para responden yang punya pendapat seperti ini melihat, TVRI sudah mulai berani menayangkan tayangan yang mengkritik rezim penguasa. TVRI diamanatkan undang-undang penyiaran memang bukan sebagai stasiun televisi pemerintah, melainkan stasiun televisi publik. Stasiun televisi yang mengkedepankan kepentingan umum di atas segalanya.

Tabel IV.17.

Tanggapan bila TVRI memperbanyak tayangan yang mengkritisi pemerintah

No Tanggapan TVRI menayangkan tayangan mengkritisi pemerintah

F % Sangat setuju 20 20 Setuju 72 72 Kurang setuju 8 8 4 Tidak setuju 0 0 Jumlah 100 100 P.17/FC.18

72 Orang responden ( 72 % ) menyatakan setuju bila TVRI menayangkan dan memperbanyak tayangan yang mengkritisi pemerintah. Bahkan 20 orang (20 %) menyatakan sangat setuju. Hanya 8 orang ( 8 % ) yang kurang setuju.

Meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap netralitas TVRI, meningkatkan pula tuntutan mereka agar TVRI menayangkan dan memperbanyak tayangan yang mengkritisi pemerintah. Dalam sistem demokrasi modern, pers menempati posisi terhormat, sebagai pilar keempat. Pers dalam berbagai bentuk ( media penyiaran, cetak dan lain-lain) sudah sepatutnya bertindak sebagai “ watch dog “ nilai-nilai moral dan etika, baik itu dipihak birokrat maupun rakyat. Terlebih era reformasi telah memberikan ruang gerak yang cukup leluasa, untuk pers menjalankan fungsinya secara maksimal. Termasuk dalam hal ini pemberian status lembaga penyiaran publik kepada stasiun penyiaran TVRI. Dengan status barunya ini sudah sepatutnya TVRI tidak lagi bertindak semata-mata demi kepentingan penguasa belaka.

Tabel IV.18.

Tanggapan terhadap azas keadilan tayangan TVRI No Tanggapan terhadap azas

keadilan tayangan TVRI F % Sangat adil 4 4 2 Adil 88 88 3 Kurang adil 8 8 4 Tidak adil 0 0 Jumlah 100 100 P.18/FC 19

Tabel 18 menggambarkan penilaian para responden sejauh mana TVRI mampu menerapkan azas keadilan /pemerataan, dalam kebijakan penyiarannya. Dari seratus responden, 88 orang (88%) menganggap TVRI adil terhadap semua suku maupun golongan. 8 orang ( 8 % ) mengganggap TVRI kurang adil. 4 Orang yang tersisa menyatakan TVRI sangat adil terhadap semua suku, golongan maupun agama.

Sebagai stasiun televisi publik, TVRI dalam kegiatan penyiaran sehari-hari selalu memasukkan mata acara kebudayaan, yang mengangkat adat istiadat berbagai suku bangsa di Indonesia secara bergantian. Selain kebudayaan, setiap minggu TVRI rutin menayangkan acara bernuansa rohani, dari 5 agama resmi di Indonesia. inilah yang menjadi dasar pendapat para respoden. 8 Orang responden yang memandang TVRI kurang adil dalam kebijakan siaran, memandang program acara TVRI “ didominasi “ oleh satu golongan tertentu saja. Salah seorang responden mencontohkan padatnya acara bernafaskan keislaman bila dibandingkan acara keagamaan lainnya. Masih menurut responden yang bersangkutan, hal itu terjadi bukan hanya di Bulan Ramadhan atau hari besar lainnya, tetapi juga setiap minggu. 4 orang responden lain yang punya pendapat senada bahwa TVRI kurang adil, memandang dalam siaran nasionalnya TVRI jarang mengangkat budaya/tema mengenai Sumatera Utara.

Tabel IV.19.

Tanggapan terhadap tayangan acara kenegaraan No Tanggapan terhadap tayangan acara

kenegaraan F % 1 Sangat Menarik 8 8 2 Menarik 36 36 3 Kurang Menarik 32 32 4 Tidak Menarik 24 24 Jumlah 100 100 P.19/FC 20

Tabel 19 menggambarkan minat menonton tayangan TVRI yang berbentuk acara kenegaraan seperti peringatan Hari Pahlawan, Pidato kenegaraan, kujungan presiden/menteri/gubernur/pembukaan acara olah raga, MTQ, peringatan Maulid nabi di mesjid istiqlal dan lain-lain. 36 Responden ( 36 %) menyatakan acara tersebut

menarik bagi mereka. 32 Orang ( 32 %) menyatakan kurang menarik. 24 Orang ( 24% ) menganggapnya tidak menarik. 8 Orang mengaku acara-acara tersebut sangat menarik bagi mereka.

Mayoritas responden ( 66 orang ) menganggap tayangan acara kenegaraan, sebagai sebuah tontonan “menjemukan”. Memang sebagai stasiun yang masih disubsidi negara, sangat sulit bagi pihak manajemen TVRI untuk menolak menayangkan acara-acara kenegaraan, meski hal tersebut menjemukan bagi penonton setianya. Namun TVRI seharusnya bisa melakukan berbagai terobosan, agar para penonton tidak bosan. Misalnya dengan menyelipkan acara hiburan, variasi angle pengambilan gambar, reportase tambahan yang mendalam dan lain sebagainya. Stasiun RCTI pernah melakukan tayangan upacara tujuh belas Agustus dari Istana merdeka, dengan gaya berbeda. Di mana para pembawa acara dipakaikan kostum menarik dan ada selingan musik-musik bertema perjuangan. Kreatifitas tersebut mampu membuat acara seremonial yang kaku menjadi sebuah tayangan layak tonton.

Tabel IV.20.

Pandangan terhadap kemandirian TVRI

No Pandangan terhadap kemandirian TVRI F % 1 Sangat yakin 4 4 2 Yakin 12 12 3 Kurang yakin 64 64 4 Tidak yakin 20 20 Jumlah 100 100 P 20/FC 21

Tingkat keyakinan responden terhadap kemandirian ( independensi) TVRI terlihat jelas pada tabel 20. 64 orang responden ( 64 %) kurang yakin bahwa TVRI sudah atau bisa mandiri. 20 orang ( 20 % ) bahkan tidak yakin TVRI sudah atau bisa

mandiri. 12 Responden ( 12 % ) merasa yakin. Sisa 4 orang responden ( 4 % ) merasa sangat yakin bahwa TVRI sudah atau bisa bersikap mandiri.

Sangat wajar jika sebagian besar para responden pesimis terhadap kemandirian TVRI. Dari tabel sebelumnya ( tabel 19), tergambar jelas tayangan acara kenegaraan yang marak di TVRI, kurang berkenan di hati mayoritas respondennya. Dari banyaknya tayangan sejenis tersebut, tergambar pula bahwa kebijakan penyiaran TVRI masih sarat akan intervensi pemerintah. 8 Orang responden yang berpendapat tidak yakin TVRI bisa atau sudah mandiri, tegas-tegas menyatakan TVRI sudah terbiasa di subsidi jadi sangat sulit untuk berubah. 5 Orang responden yang punya pendapat senada ( tidak yakin-red) mendasarkan pendapatnya pada banyaknya saingan TVRI sekarang ini, sehingga tentu sangat sulit bagi TVRI untuk mencari iklan.

Tabel IV.21.

Tingkat dukungan responden terhadap kemandirian ( independensi TVRI )

NO Dukungan responden terhadap kemandirian TVRI F % 1 Sangat mendukung 41 41 2 Mendukung 51 51 3 Kurang mendukung 8 8 4 Tidak mendukung 0 0 Jumlah 100 100 P.21/FC 22

Tabel 21 menunjukkan data : 51 orang ( 51 % ) mendukung kemandirian / independensi TVRI. 41 Orang ( 41 % ) sangat mendukung kemandirian TVRI. 8 Orang ( 8 % ) kurang mendukung.

Dari tabel di atas tergambar harapan besar akan TVRI yang mandiri. Harapan agar TVRI benar-benar menjelma menjadi stasiun televisi publik, bukan televisinya rezim penguasa. Hanya delapan orang responden yang kurang mendukung, itu pun karena mereka tidak yakin TVRI bisa melakukannya, bukan karena tidak menginginkan kemandirian TVRI. Meski bukanlah hal mudah, kemandirian TVRI bukanlah hal mustahil, terutama dengan diberlakukannya undang undang penyiaran yang baru.

Tabel IV.22.

Tanggapan terhadap tayangan hiburan TVRI No Tanggapan terhadap tayangan

hiburan TVRI F % 1 Sangat menarik 8 8 2 Menarik 8 8 3 Kurang menarik 64 64 4 Tidak menarik 20 20 Jumlah 100 100 P.22/FC.24

Tabel 22 menunjukkan apresiasi masyarakat, yang diwakili oleh para responden terhadap tayangan hiburan di TVRI. Hasilnya 64 Orang ( 64 % ) menyatakan kurang menarik. 20 Orang menyatakan tidak menarik. 8 Orang mengakui sangat menarik. 8 Orang tersisa menyatakan tayangan hiburan di TVRI menarik.

Data tabel di atas benar-benar harus menjadi perhatian dari manajemen TVRI. Sebab fungsi sebagai sarana hiburan, merupakan salah satu fitrah sebuah stasiun televisi. TVRI sendiri memang terkesan sangat tidak memperhatikan sisi hiburan, sehingga wajar bila hampir seluruh responden memberi penilaian negatif. Dengan alasan ketiadaan dana, banyak tayangan yang dahulunya menjadi tontonan favorit pemirsa TVRI, berpindah stasiun. Sebut saja acara “Berpacu Dalam Melodi ” yang

sempat “berubah” menjadi tayangan stasiun televisi RCTI beberapa tahun lalu. Tokoh Unyil dari film anak-anak yang sempat menjadi “tontonan wajib” anak Indonesia dahulu kala, kini menjelma menjadi pemeran utama “ tayangan” Laptop Si Unyil di stasiun Trans 7. Sebagian besar kebutuhan hiburan pemirsanya dipenuhi TVRI dengan “tayangan daur ulang” seperti serial Oshin. Padahal beberapa tayangan favorit pemirsa TVRI dahulu kala, tidaklah diproduksi dengan biaya besar. Sebut saja contohnya mini seri Losmen, Jendela Rumah Kita, ACI ( Aku Cinta Indonesia), Unyil dan lain-lain. Kalau “ generasi TVRI “ di masa lalu bisa melakukan hal itu, seharusnya manajemen TVRI masa kini juga mampu.

Tabel IV.23.

Intensitas menikmati acara hiburan TVRI No Intensitas menonton tayangan

hiburan TVRI F % 1 Sangat sering 0 0 2 Sering 20 20 3 Jarang 52 52 4 Tidak pernah 28 28 Jumlah 100 100 P.23/FC.24.

Tabel 23 menunjukkan data 52 orang responden ( 52 % ) menyatakan jarang menonton acara hiburan di TVRI. 28 orang ( 28 % ) bahkan tidak pernah. Semua responden tersisa ( 20 % ) mengaku sering.

Tabel nomor 23 merupakan kelanjutan dari pertanyaan sebelumnya, sehingga hasilnya juga sangat berkaitan. 28 Orang yang menyatakan tidak pernah mengaku hanya menonton TVRI pada acara-acara tertentu saja. Bagi para responden ini, TVRI bukanlah channel hiburan yang asyik. Sedangkan sepuluh dari dua puluh responden yang menyatakan sering menonton siaran TVRI, mengaku sebagai penggemar fanatik

tinju sehingga sering menonton tayangan Ring TVRI. Tayangan tersebut hadir di layar kaca TVRI setiap hari Sabtu, malam Minggu.

Tabel IV.24.

Acara hiburan TVRI yang paling disukai responden No Acara Hiburan TVRI

yang paling disukai

F %

1 Sinetron/ Serial Oshin 15 15

Dokumen terkait