• Tidak ada hasil yang ditemukan

terhadap Pelatihan Shalat Khusyu.

BAB V : Kesimpulan dan Saran.

17

A. Pengertian Respons dan Ruang Lingkupnya 1. Pengertian Respons

Respons dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti tanggapan, reaksi, dan jawaban.1Dalam Kamus Ilmiah Populer, respons berarti reaksi, jawaban, reaksi balik.2 Dalam Kamus Sosiologi, respons berarti perilaku yang merupakan konsekuensi dari perilaku sebelumnya (tanggapan).3 Sedangkan dalam Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, respons adalah reaksi psikologi metabolik terhadap tibanya suatu rangsang, ada yang bersifat refleks dan reaksi emosional langsung, ada pula yang bersifat terkendali.4

Dari beberapa pengertian di atas, dapat diambil pengertian bahwa respons menurut bahasa adalah reaksi balik atau tanggapan dari seseorang atau orang banyak terhadap suatu peristiwa yang telah terjadi. Dengan demikian yang dimaksud dengan respons tersebut sama juga dengan tanggapan.

Sedangkan menurut istilah, seperti yang dikatakan oleh Indung A. Shaleh bahwa respons adalah: “Setiap kegiatan yang ditimbulkan oleh stimulus (perangsang). Jadi suatu perangsang adalah apa yang menimbulkan suatu sambutan. Perangsang tersebut merupakan kekuatan-kekuatan dari luar (lewatnya

1

Departemen Pendidikan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), Cet. Ke-3, h.952.

2

Pius A. Partanto dan M. Dahlan Al-Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola, 1994), h. 674.

3

Soerjono Soekanto, Kamus Sosiologi, (Jakarta: Rajawali, 1985), Cet. Ke-2, h. 435. 4

Save D. Dagun, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, (Jakarta: Lembaga Pengkajian dan Kebudayaan Nusantara, 1997), h. 964.

seorang gadis, lukisan yang indah), atau dari dalam (lapar, haus dan sebagainya) yang bekerja terhadap suatu reseptor. Dalam diri organisme itu sendiri terdapat perangsang yang mendorong atau menggiatkan seluruh bagian-bagiannya. Kedua istilah ini, stimulus dan respons, rangsang dan sambutan, tidak bisa dipisah-pisahkan karena merupaka suatu kebulatan”.5

Di atas telah dijelaskan bahwa respons sama halnya dengan tanggapan. Oleh karena itu, penulis akan menguraikan beberapa pendapat mengenai pengertian tanggapan, sebagai berikut:

1. Agus Sujanto, tanggapan adalah pengamatan yang tinggal dalam kesadaran kita yang sedang mengamati.6

2. M. Alisuf Sabri, tanggapan adalah banyangan atau kesan kenangan dari apa yang pernah kita amati dan kenali.7

Dengan demikian, respons, tanggapan ataupun jawaban, muncul disebabkan oleh karena adanya suatu gejala atau peristiwa yang mendahuluinya. Sehubungan dengan adanya stimulus, khususnya terhadap seseorang, maka akan muncul sebuah respons atau tanggapan terhadap apa yang dilihat, didengar dan dirasakan.

2. Proses Terjadinya Stimulus-Respons

Suatu perbuatan sadar timbul akibat adanya stimulus, baik yang datang dari luar tubuh maupun dari dalam tubuh. Ada berbagai macam teori tentang kesadaran diri, antara lain aliran behaviorisme yang dikemukakan oleh John

5

Indung A Shaleh dkk, Pengantar Psikologi Umum, (Surabaya: Usaha Nasional, 1982), Cet. Ke-1, h. 78.

6

Agus Sujanto, Psikologi Kepribadian, (Jakarta: Aksara Baru, 1991), h. 30. 7

M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1993), Cet. Ke-1, h. 60.

Broadus Watson antara tahun 1842 dan 1910. Ia mengatakan bahwa suatu perbuatan sadar disebabkan oleh adanya tiga faktor, yaitu:

a. Pesan (Stimulus, S).

b. Komunikan (Organism, O). c. Efek (Respons, R).

Dalam proses komunikasi berkenaan dengan perubahan sikap adalah aspek “how”. Jelasnya how to communicate, dalam hal ini how to change the attitude, bagaimana mengubah sikap komunikan.8

Penulis memahami teori diatas, bahwa melalui panca inderalah manusia dapat mengamati apa yang ada disekitarnya, sehingga dalam dirinya timbul kesan atau bahkan respons berupa perbuatan terhadap objek tertentu. Dalam ilmu komunikasi dikenal adanya teori S-O-R, yaitu stimulus-organisme-respons. Menurut teori ini, bahwa reaksi tertentu akan timbul akibat stimulus tertentu, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan yang disampaikan terhadap reaksi komunikan.9Unsur-unsur dalam model ini adalah pesan (stimulus), komunikan (organisme) dan efek (respons). Model teori ini dapat dilihat pada gambar berikut:

8

H. M. Arifin, Psikologi dan Beberapa Aspek Kehidupan Rohaniyah Manusia, (Jakarta: Bulan Bintang, 1977), Cet. Ke-11, h. 166.

9

Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2003), h. 254-255.

Gambar di atas menunjukkan bahwa komunikan dapat berlangsung apabila komunikan menaruh perhatian, pengertian serta penerimaan terhadap pesan yang disampaikan oleh komunikator. Setelah itu akan dilanjutkan ke proses berikutnya yaitu perubahan sikap, ini dapat diartikan juga suatu respons atau tanggapan terhadap pesan tersebut. Sedangkan stimulus yang dimaksudkan di atas adalah dapat berupa kata-kata verbal atau pun non verbal dari komunikator kepada komunikan.10

3. Macam-macam Respons

Macam-macam respons yang diartikan sebagai tanggapan dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu berdasarkan indera yang digunakan, terjadinya dan lingkungannya.11

Tanggapan menurut indera yang mengamati, yaitu:

a. Tanggapan auditif adalah tanggapan terhadap apa-apa yang didengarnya, baik berupa suara, ketukan dan lainnya.

10

Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, h. 256. 11

Agus sujanto, psikologi kepribadian, h. 30.

Stimulus Organisme: -perhatian -Pengertian -penerimaan Respons (perubahan sikap)

b. Tanggapan visual adalah tanggapan terhadap sesuatu yang dilihat. c. Tanggapan perasaan adalah tanggapan terhadap sesuatu yang dialami

oleh dirinya.

Tanggapan menurut terjadinya, yaitu:

a. Tanggapan ingatan adalah ingatan masa lalu, artinya tanggapan terhadap kejadian yang telah lalu.

b. Tanggapan fantasi adalah tanggapn masa kini, artinya tanggapan terhadap sesuatu yang sekarang terjadi.

c. Tanggapan pikiran adalah tanggapan masa datang atau tanggapan terhadap sesuatu yang akan terjadi.

Tanggapan menurut lingkungannya, yaitu:

a. Tanggapan benda adalah tanggapan terhadap benda-benda yang ada disekitarnya.

b. Tanggapan kata-kata adalah tanggapan seseorang terhadap ucapan atau kata-kata yang dilontarkan oleh lawan bicara.

Beberapa macam tanggapan di atas tergantung pada jenis stimulusnya, karena tanggapan yang dilakukan oleh seseorang dapat terjadi apabila terpenuhi faktor penyebabnya. Hal ini perlu diketahui agar individu yang bersangkutan dapat merespons dengan baik. Pada proses awalnya, individu mengadakan tanggapan atau respons tidak terhadap semua stimulus yang ada, tetapi individu melakukan respons terhadap stimulus yang ada penyesuaian atau yang menarik dirinya.

Menurut Steven M. Chaffe respons dibedakan menjadi tiga macam, yaitu respons kognitif, respons afektif dan respons behavior.12

a. Respons kognitif

Respons kognitif adalah respons yang berkaitan erat dengan pengetahuan, keterampilan, dan informasi seseorang mengenai sesuatu. Respons ini timbul apabila adanya perubahan terhadap yang dipahami oleh khalayak.

b. Respons afektif

Respons afektif adalah respons yang berhubungan dengan emosi, sikap, dan menilai seseorang terhadap sesuatu.

c. Respons behavior

Respons behavior adalah respons yang berhubungan dengan perilaku nyata yang meliputi tindakan atau kebiasaan.

4. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Respons

Menurut Bimo Walgito dalam buku Psikologi Belajar, bahwa terdapat dua faktor yang menyebabkan individu melakukan respons, yaitu:

a. Faktor internal, yaitu faktor yang ada dalam diri individu.

Manusia terdiri dari dua unsur, yaitu: jasmani dan rohani, maka seseorang yang melakukan tanggapan terhadap suatu stimulus tetap dipengaruhi oleh eksistensi kedua unsur tersebut. Apabila terganggu salah satu unsur tersebut, maka akan melahirkan respons yang berbeda intensitasnya pada diri individu yang

12

melakukan respons, atau akan berbeda responsnya tersebut di antara satu orang dengan orang lain.

b. Faktor eksternal, yaitu faktor yang ada pada lingkungan.

Faktor ini biasa dikenal juga dengan faktor stimulus. Faktor ini berhubugan dengan objek yang diamati, sehingga menimbulkan stimulus, kemudian stimulus tersebut sampai pada indera yang menggunakannya.13Penulis berpendapat bahwa dengan indera yang dimiliki, setiap individu dapat mengamati segala sesuatu hal, atau sesuatu kegiatan yang ditimbulkan oleh adanya stimulus, sehingga timbullah suatu bayangan yang tertinggal dalam ingatan setelah adanya pengamatan, dan kemudian dapat menimbulkan kembali (reproduksi) sebagai jawaban dan tanggapan. Oleh karena itu, setiap individu dapat mengingat kembali segala sesuatu yang telah dilihat, didengar maupun dirasakan.

B. Pengertian Jama’ah

Jama’ah menurut bahasa,” jamaah” diambil dari kata dasar jama’a (mengumpulkan) yang berkisar pada al-jam’u (kumpulan), al-ijma’ (kesepakatan), dan al-ijtima’ (perkumpulan) yang merupakan antonim (lawan kata) at-tafarruq (perpecahan). IbnuFarisberkata:” jim, mim, dan „ain adalah suatu dasar yang menunjukkan berkumpulnya sesuatu. Dikatakan, jama’tu asy-syai’a jam’an (aku mengumpulkan sesuatu).

Menurut istilah, menurut para ulama aqidah,” jamaah” adalah generasi salaf dari umat ini, meliputi para sahabat Nabi, para tabi’in, dan semua orang yang

13

mengikuti mereka dengan baik sampai hari kiamat.Mereka adalah orang-orang yang bersepakat berpegangan dengan kebenaran yang pasti sebagaimana yang tertera dalam al-Qur’an dan al-Hadits dan mereka itu ialah para sahabat, tabi’in (yakni orang-orang yang belajar dari sahabat dalam pemahaman dan pengambilan Islam) walaupun jumlah mereka sedikit, sebagaimana perkataan Ibnu Mas’ud ra:

”Al-jama’ah itu ialah apa saja yang mencocoki kebenaran, walaupun engkau sendirian (dalam mencocoki kebenaran itu). Maka kamu adalah seorang jama’ah”.14

Sedangkan dalam kamus Ilmiah Populer, jama’ah adalah sekumpulan orang atau sekelompok manusia.15

C. Pengertian Shalat Khusyu 1. Pengertian Shalat

Shalat berasal dari kata “ash-sholaah” yang artinya doa. Sedangkan pengertian shalat menurut istilah syariat Islam adalah suatu amal ibadah yang terdiri dari perkataan-perkataan perbuatan-perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam dengan syarat-syarat dan rukun-rukun tertentu.16Shalat merupakan kewajiban bagi setiap muslim sehari semalam lima kali. Perintah shalat pertama kali disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW ketika beliau sedang isra’dan mi’rajlangsung dari Allah SWT. Hal ini dijelaskan dalam hadits berikut :

14

http//:www. Google. Com, AhlusunaWaljama’ah, Minggu7 November 2010. 15

Tim Prima Pena, Kamus Ilmiah Populer, (Jakarta: Gitamedia Press, 2006), Cet. Ke-1. 16

Zurinal dan aminudin, fiqih ibadah, (jakarta: lembaga penelitian uin jakarta, 2008), cet. Ke-1, h. 64.

“Rasulullah SAW bersabda : Allah SWT telah mewajibkan atas umatku pada malam isra’ lima puluh kali sholat, maka aku selalu kembali menghadap-Nya dan memohon keringanan sehinggga dijadikan kewajiban shalat lima kali dalam sehari semalam.” (HR al-Bukhori dan Muslim). Dalil mengenai perintah shalat adalah sebagai berikut:

























Hai orang-orang yang beriman, ruku’lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat

kemenangan.”(QS. al-Hajj: 77).

      

      

“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat...(QS: al-Baqarah: 43)

“Dan dirikanlah shalat.” Maksudnya, suruhlah mereka mendirikan shalat. “Dan tunaikanlah zakat,” yakni suruhlah mereka membayar zakat yang diserahkan kepada Nabi SAW.”17

17

Muhammad Nasib Ar-Rifa’i, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1, (Jakarta: Gema Insani, 1999), Cet. Ke-1, h. 119-120.

Ibadah shalat merupakan ibadah yang pertama kali diperhitungkan dalam hisab, sebagaimana hadits Rasulullah berikut :“Amal yang pertama kali dihisab

bagi seorang hamba pada hari kiamat adalah shalat. Jika shalatnya baik maka baiklah seluruh amalnya yang lain, dan jika shalatanya rusak maka rusaklah seluruh amalnya yang lain.”(HR. at-Thabrani).

Shalat adalah salah satu ibadah yang merupakan dialog langsung antara seorang hamba dengan Allah (Q.S Thoha 20;14). Dalam dialog tersebut seorang hamba menyatakan ke Maha Esaan dan kebesaran Allah SWT, penyerahan diri secara total, permohonan perlindungan dan kebebasan dari segala mara bahaya dan kesengsaraan hidup serta memohon kebahagiaan dunia dan akhirat.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa shalat adalah merupakan ibadah kepada Tuhan, berupa perkataan dengan perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam menurut syarat dan rukun yang telah ditentukan syara. Shalat juga merupakan penyerahan diri (lahir dan bathin) kepada Allah dalam rangka ibadah dan memohon ridho-Nya.

2. Pengertian khusyu

Secara bahasa (etimologi), khusyu berarti rendah diri atau mendekati rendahdiri. Menurut pengertian ini, khusyu itu terdapat pada suara, penglihatan, ketenangan dan kerendah dirian. Sedangkan pengertian khusyu menurut syara (terminologi) adalah rendah diri. Rendah diri ini kadang-kadang berada dalam hati dan kadang-kadang berasal dari anggota tubuh seperti diam.18

18

Adapun dalil yang menguatkan bahwa khusyu itu pekerjaan hati adalah hadits Ali ra “Khusyu itu berada dalam hati”(HR. al-Hakim). Selain pendapat di atas, pendapat lain mengenai khusyu adalah:

a. Secara Bahasa

Secarabahasa, kata khusyumemilikibeberapaarti yang sama, yaitu:

1). Tunduk,pasrah,merendahatau diam

2). Rendah perlahan, biasanya digunakan untuk suara.

3). Diam, takbergerak b. MenurutIstilah

Khusyu artinya kelembutan hati, ketenangan sanubari yang berfungsi menghindari keinginan keji yang berpangkal dari memperturutkan hawa nafsu hewani, serta kepasrahan di hadapan Ilahi yang dapat melenyapkan keangkuhan, kesombongan dan sikap tinggi hati.

Dengan itu, seorang hamba akan menghadap Allah dengan sepenuh hati. Ia hanya bergerak sesuai petunjuk-Nya, dan hanya diam juga sesuai dengan kehendak-Nya. (Lihat “A1-Khusyu’ fi Ash-Shalah” oleh Ibnu Rajab Al-Hambali).

Adapun pengertian khusyu di dalam shalat: Kondisi hati yang penuh dengan ketakutan, mawas diri dan tunduk pasrah di hadapan keagungan Allah.

Kemudian semua, itu membekas dalam gerak-geri kanggota badan yang penuh, bila perlu menangis dan memelas kepada Allah sehingga tak memperdulikan hal lain, (Lihat Al-Khusyukarya Al-Hilali).

Pengertian khusyu tersebutdiambil dari firman Allah: “....yaitu

orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya..”(QS. al-Mukminun: 1-2).Mengenai makna kekhusyuan itu, Ibnu Abbas mengatakan: “Artinya penuh takut dan khidmat.” a1-Mujahid menyatakan: “Tenang dan tunduk.” Sementara Ali bin Abi Thalib pernah menyatakan:“Yang dimaksud dengan kekhusyuan di situ adalah kekhusyuan hati.“sedangkan menurut Ibnu Jarir orang-orang khusyu adalah “orang-orang yang tawadhu dan konsisten menataati-Nya karena takut kepada-Nya.19

Jadi artinya, kekhusyuan dalam shalat bukanlah sekedar kemampuan memaksimalkan konsentrasi sehingga fikiran hanya terfokus dalam shalat. Namun kekhusyuan lebih merupakan kondisi hati yang penuh rasa takut, pasrah, tunduk dan sejenisnya yang tampak dalam setiap gerakan shalat sehingga menjadi nampak anggun dan khidmat.

19

30 A. PROFIL USTADZ ABU SANGKAN

1. Riwayat Hidup Ustadz Abu Sangkan

Ustadz Abu Sangkan atau lebih lengkapnya Abu Sangkan Paraning Wisesa lahir tanggal 8 Mei 1965. Sejak kecil hingga tamat Sekolah Dasar tinggal bersama orang tuanya di pinggiran pantai selat Bali, desa Alasbuluh, Banyuwangi-Jawa Timur. Beliau mempunyai tiga orang anak dan seorang istri bernama Dewi, anak yang pertama bernama Essenza Qurainique, anak kedua Sangkan Paraning Wisesa dan anak ketiga bernama Gybraltar Wahyamaya. Ayahnya benama Sardi Sangkan, ayahnya meninggal ketika Ustadz Abu Sangkan berusia 15 hari. Sekolah menengah pertama tamat di Banyuwangi, kemudian dilanjutkan sekolah perkebunan di Jember namun tidak selesai, karena tidak betah dengan urusan cangkul mencangkul. Lalu kabur ke Jakarta tanpa tujuan yang jelas.1

2. Latar Belakang Pendidikan Ustadz Abu Sangkan

Prinsip hidup yang nomaden yang akhirnya membawa beliau sampai di Bogor bertemu dengan KH. M. Siradjuddin, yang mula-mula memperkenalkan beliau ilmu agama dan sekaligus menamatkan sekolah menengah atas serta belajar

nahwu sharaf (tata bahasa Arab). Belajar Ilmu Falaq dan Faraidh di al Baqiyyatush Shalihat pimpinan KH. Yusuf Kamil di Cibogo, Bekasi, serta Ilmu

1

Filsafat dari Fakultas Ushuludin, Jurusan Filsafat IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Beliau mulai tertarik dengan Ilmu Hakikat setelah mengikuti kajian-kajian Tasawuf maupun Fiqh dari sesepuh pesantren al Ghazali, Mama’ Abdullah bin Nuh, seorang ulama Tasawuf terkemuka. Setelah Abdullah meninggal dunia, Ustadz Abu Sangkan mulai mempelajari aliran-aliran dalam Islam dan perbandingan agama yang sempat membingungkan pikirannya.

Berbekal ilmu agama yang beliau miliki, beliau mulai mencoba membuka pikiran untuk menerima seluruh informasi secara bijak dan objektif. Melalui pergulatan dan perdebatan yang cukup rumit, beliau harus melawan perasaannya dan doktrin yang sudah ditanamkan secara tradisional.

Dari sekian banyak orang yang ditemuinya untuk menggali dan mendalami ilmu ketuhanan, beliau berjumpa dengan seorang guru yang sangat sederhana, baik penampilan maupun gaya bahasa yang diungkapkan. Beliau adalah Bapak H. Slamet Oetomo, yang mengajarkan sebuah kesederhanaan untuk menerima pengajaran dari Allah SWT. Beliau mengatakan “khusyu itu hanya bisa didapat dari Allah, kamu akan dituntun sampai ke suasana itu”.

Awalnya, beliau menjalankan (latihan) shalat hanya untuk diri sendiri, karena ajaran ini bersifat pribadi. Hal yang dirasakan dalam bathin beliau hanya sebuah pengalaman. Beliau tidak berani memberikan jawaban apa-apa kepada rekan-rekan yang mencoba bertanya bagaimana rasanya khusyu karena beliau khawatir mereka tidak percaya.

Setelah banyak diadakan diskusi dan mencoba praktek shalat, diantara mereka mengatakan merasakan tentram dan tenang bahkan seolah menerima

sesuatu yang diturunkan ke dalam hatinya. Bukan hasil rekayasa pikiran, karena belum pernah menerima atau merasakan sebelumnya. Informasi ini mulai menyebar secara terbuka melalui ketok tular (mulut kemulut). 2

3. Aktivitas Dakwah Ustadz Abu Sangkan

Beliau mulai belajar menulis pada pertengahan tahun 1999 karena didesak rekan-rekannya agar pemikirannya didokumentasi dan mudah disebarluaskan. Awalnya hanya berupa tulisan-tulisan lepas untuk dibaca dikalangan sendiri. Kemudian pada September 1999, seorang rekannya berinisiatif untuk membentuk milis “Dzikrullah” di internet yang merupakan forum tanya jawab kajian hakikat. Pada tahun 2000 telah beredar Buku, Lagu Realigi dan DVD pelatihan shalat khusyu, setelah terlebih dahulu diterbitkan lewat media internet (milis). Melalui milis ini tulisan beliau menyebar dengan cepat, sampai akhirnya jama’ah Dzikrullah tersebut hampir diseluruh Indonesia bahkan di luar negeri, sementara Halaqah (kelompok dzikir) terus bertambah.

Pada tahun 2002 diterbitkan buku pertama berjudul “Allah Menyambut Shalatku”. Dilanjutkan buku kedua yang berjudul “Berguru Kepada Allah” ditahun yang sama. Judul buku karya Ustadz Abu Sangkan yang lain, seperti: Shalat Khusyu Itu Indah, Energi Cahaya Ilahi, Demi Cinta, Pelatihan Shalat Khusyu, Abu Sangkan Menjawab, Membuka Ruang Spritual, Spritual Salah Kaprah dan buku lainnya. Buku-buku tersebut merupakan rangkaian pemikiran beliau, baik yang disampaikan pada milis dzikrullah, indahnya shalat (di Metro TV) maupun pelatihan shalat khusyu.

2

Kegiatan dakwah Ustadz Abu Sangkan lainnya selain menulis buku dan mengadakan pelatihan shalat khusyu adalah sebagai berikut:

 Ketua di masjid Al-Huda  Pembina milis Dzikrullah  Pembina tour haji dan umrah  Pengelola warung makan

Beberapa kegiatan yang penulis rangkumkan di atas, merupakan aktivitas beliau di Yayasan Shalat Center, namun aktivitas di luar shalat center antara lain:

 Pengisi acara Ensiklopedia Islam (indahnya shalat) di Metro TV di bulan Ramadhan

 Membuat album realigi (rahmat alam semesta, sang sabda)  Melukis dan kaligrafi

Aktivitas dakwah beliau cukup luas, hal itu dibuktikan dengan jam terbang beliau ke berbagai daerah di tanah air maupun di luar negeri.

B. YAYASAN SHALAT CENTER

1. Sejarah Perkembangan Yayasan Shalat Center

Yayasan Shalat Center yang beralamat di Jl. Kemangsari IV No. 5 Jatibening Baru, Pondok Gede, Bekasi 17412 merupakan lembaga dakwah yang memiliki tujuan untuk mewujudkan kehidupan yang harmonis, sejahtera serta menjunjung tinggi nilai-nilai masyarakat yang islami. Pada awalnya Yayasan Shalat Center ini hanya merupakan pelatihan shalat khusyu untuk kalangan

sendiri, namun karena antusias masyarakat meningkat maka didirikanlah pelatihan shalat khuysu ini.

Yayasan Shalat Center didirikan pada tanggal 3 Juli 2006 di Pondok Gege, Bekasi. Sebelum Yayasan Shalat Center ini berdiri, nama awalnya adalah Padepokan Patrap yang bertempat di Wisma BNI Jakarta pada tanggal 19 Februari 2005. Karena tempatnya yang terlalu kecil dan jumlah jama’ah yang ikut pelatihan semakin banyak maka pada tahun 2006 pindah ke Pondok Gede, Bekasi tepatnya pada tanggal 3 Juli 2006. Bangunan yang dijadikan Yayasan Shalat Center ini adalah hasil donatur dari para jama’ah yang merespons positif terhadap adanya pelatihan shalat khusyu dan kegiatan sosial yang ada di Yayasan shalat Center.

2. Visi, Misi dan Struktur Organisasi Yayasan Shalat Center 1. Visi

Yayasan shalat center memiliki visi dibidang sosial, kemanusiaan, dan keagamaan.

2. Misi

Demi mencapai visi tersebut, Yayasan Shalat Center memiliki misi sebagai berikut:

 Mendirikan rumah yatim piatu  Mendirikan rumah sakit, poliklinik

 Mendirikan rumah pemeliharaan orang yang lanjut usia

 Membuka cabang atau perwakilan didaerah maupun diluar wilayah Republik Indonesia

3. Struktur Organisasi Yayasan Shalat Center

Agar pelaksanaan komunikasi di Yayasan Shalat Center dapat terlaksana dengan lebih mudah, maka dibentuklah struktur organisasi Yayasan Shalat Center yang terdiri atas:3

3

STRUKTUR ORGANISASI

YAYASAN SHALAT CENTER

3. Jama’ah Yayasan Shalat Center

Penulis memulai penelitian pada bulan November 2010, yang diawali dengan kunjungan untuk izin penelitian dan pada bulan Desember, penulis memulai penelitian tepatnya pada tanggal 16 November 2010. Pada bulan November jumlah jama’ah yang hadir dipelatihan shalat khusyu adalah sebanyak 302 orang, yang terdiri dari 148 laki-laki dan 154 perempuan dan pada tanggal 16 Januari 2011 jumlah jama’ah yang hadir sebanyak 316 orang, yang terdiri dari 138 laki-laki dan 178 perempuan. Dari jumlah jama’ah yang hadir selama dua bulan

itu yang benar-benar ikut rutin pelatihan hanya sebanyak 30 orang saja, yaitu 8 sampai 19 kali pertemuan, selebihnya baru ikut pelatihan dua sampai lima kali pertemuan. Karena itu, penulis hanya mengambil sampel 30 orang yang ikut rutin pelatihan dari populasi sekitar 300 orang setiap pertemuannya. Adapun daerah asal para jama’ah yang datang sangat bervariasi, seperti: Palembang, Padang, Jambi, Jakarta, Cikunir, Tangerang, Serpong, Bogor, Bandung, Pati, Tambun, Bekasi, Pondok Gede, Depok dan daerah lainnya.

4. Program Yayasan Shalat Center

Adapun program kegiatan yang ada di Yayasan Shalat Center yang dilakukan rutin, antara lain:

a. Program Harian

Yayasan Shalat Center mempunyai program harian bagi semua jama’ah,

Dokumen terkait