• Tidak ada hasil yang ditemukan

PADA ANAK BINAAN

D. Analisis Tentang Respon Anak Terhadap Pola Pembinaan

Program yang diterapkan Rumah Sahabat Anak Puspita dalam pembinaannya, tentunya mendapatkan respon dari anak binaan itu tersendiri. Jika dilihat dari hasil pembinaan yang dilakukan oleh Rumah Sahabat Anak pada anak binaan, mayoritas dari mereka menyatakan respon positif yakni, mereka berpendapat bahwa keterampilan yang diajarkan merupakan bekal hidup mereka

11

Wawancara pribadi penulis dengan Syahrozy salah satu pengurus atau relawan Puspita. Jakarta, Oktober 2007

kelak, kemudian kasih sayang yang diberikan oleh para relawan juga yang menjadikan semangat juang dan motivasi penuh untuk hidup lebih baik.

Masalah anak yang kurang beruntung dalam kehidupan ketiadaan ekonomi yang menyebabkan mereka hidup di jalanan, mungkin fenomena ini yang selalu kita lihat setiap hari. Seakan mereka hidup tidak ada aturan dan semaunya, mereka hidup tidak dibekali dengan keahlian dan mereka hidup tidak layak. Nah, karena itulah Rumah Sahabat Anak Puspita mencoba menjembatani para dermawan untuk bisa ikut andil dalam masalah ini, para anak binaan sebelum masuk Rumah Sahabat Anak Puspita tidak mempunyai keterampilan, akan tetapi setelah mereka mengikuti kegiatan-kegiatan di Rumah Sahabat Anak ini mereka mendapatkan keterampilan yang sangat berguna bagi mereka, para relawan Rumah Sahabat Anak Puspita tidak memperbolehkan anak binaanya bekerja di jalanan lagi, karena mereka yang sudah masuk itu wajib sekolah dan harus mengikuti beberapa program Rumah Sahabat Anak, demi meningkatkan kualitas SDM mereka.

Dari ikatan atau peraturan yang diterapkan oleh Rumah Sahabat Anak mendapatkan respon positif dari anak binaan karena mereka tidak lagi hidup di jalan, mereka bisa beraktifitas selain sekolah banyak lagi aktifitas-aktifitas yang ada di Rumah Sahabat Anak seperti belajar musik dan yang lainnya, yang pada akhirnya mereka menikmatinya dan tidak hidup di jalanan.

Dari hasil wawancara penulis dengan para relawan Rumah Sahabat Anak Puspita, memang tidah semua anak binaan bisa hidup mandiri tanpa didampingi

dan dibiayai oleh Rumah Sahabat Anak, karena mereka yang tinggal di Rumah Sahabat Anak masih dibiayai oleh Rumah Sahabat Anak baik biaya sekolah maupun hidupnya. Akan tetapi mereka terus dididik dan dibekali dengan berbagai keterampilan baik itu yang bersifat kewirausahaan maupun keterampilan berbasis peningkatan sumber daya manusia.

Jika dikalkulasikan, dari 45 anak binaan ada sekitar 20% anak binaan yang sudah dapat dikatakan mandiri, yaitu 9 anak, mereka dikatakan mandiri karena mereka sudah lepas dari Rumah Sahabat Anak Puspita, yaitu mereka yang sudah mempunyai penghasilan yang tetap dari keterampilan mereka, dan tentunya tidak bergantung pada orang lain. Dapat dikatan mereka sudah dapat membiayai hidup mereka sendiri. Sekarang sebagian dari mereka sudah dapat membantu dan mengajarkan pada anak-anak binaan di Rumah Sahabat Anak.12

Para relawan Puspita berharap, para anak binaan yang sudah berhasil akan menjadi motivasi untuk anak-anak binaan yang lainnya. Mereka diharapkan dapat menjadi orang yang berhasil setelah mereka tidak lagi dibina dan dididik oleh Rumah Sahabat Anak Puspita.

12

Wawancara pribadi penulis dengan Pak Ali Qohar selaku Ketua Puspita. Jakarta, Oktober 2007

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah mempelajari dan menganalisa dari skripsi ini yang berjudul “PERAN RUMAH SAHABAT ANAK PUSPITA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP TOLERANSI BERAGAMA PADA ANAK BINAAN” maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Proses pembinaan yang dilakukan oleh Rumah Sahabat Anak Puspita melalui program pendidikan keagamaan yang tidak melulu mengajarkan keislaman semata, akan tetapi Rumah Sahabat Anak Puspita melalui para relawannya mengajarkan tentang hubungan manusia satu dengan lainnya dan mengajarkan tentang toleransi beragama, hal ini menjadi penting karena tidak ada masa depan toleransi keberagamaan jika anak-anak kita tidak diajarkan semangat toleransi dan solidaritas. Toleransi beragama adalah tantangan bagi agama-agama, yang harus direspon dengan arif dan bijak. Toleransi tidak hanya dibangun di antara kelompok yang sama, melainkan di seluruh kelompok masyarakat, dalam kedudukan apapun, dalam identitas apapun, dan di manapun. Pada semua manusia, terutama anak-anak, harus ditanamkan sikap toleransi antarumat beragama, sekaligus hidup beragama secara

sungguh-sungguh. Kemudian Rumah Sahabat Anak Puspita memberikan biaya pendidikan gratis pada anak binaan dan beberapa keterampilan sangat membantu memecahkan masalah yang dihadapi anak binaan, yaitu mereka tidak dapat bersekolah karena tidak adanya biaya, dan dengan adanya Rumah Sahabat Anak Puspita mereka sudah bisa bersekolah seperti layaknya anak-anak yang lain pada umumnya. Pelatihan keterampilan yang diterapkan pada anak binaan membawa dampak positif bagi anak binaan, mereka mempelajari keterampilan komputer, menjahit,dan usaha susu kacang ijo serta pembuatan

ice cream yang mereka pasarkan di sekitar lingkungan Rumah Sahabat Anak Puspita

2. Respon dari pembinaan Rumah Sahabat Anak Puspita terhadap kemandirian anak binaan belum dapat dikatakan berhasil sepenuhnya, karena para anak binaan masih membutuhkan bantuan biaya dari RSA Puspita mereka yang dikatakan berhasil adalah mereka yang sudah dapat membiayai hidupnya sendiri dan tidak lagi bergantung sama Rumah Sahabat Anak. Tetapi setidaknya Rumah Sahabat Anak Puspita sangat berperan penting bagi keberhasilan anak binaan yang mereka bina. Dari hasil penelitian penulis, di antara anak binaan sudah mempunyai penghasilan, walaupun hanya untuk uang saku mereka, dan tentunya hal itu memberikan motivasi tersendiri untuk anak binaan tersebut agar bisa membiayai hidup mereka sendiri dengan penghasilan mereka.

1. Keberhasilan seorang anak binaan tidak lepas dari pembinaan Rumah Sahabat Anak Puspita, yang diharapkan di sini, adalah para relawan Rumah Sahabat Anak Puspita mampu mendidik anak binaan dengan sebaik-baiknya karena anak adalah aset bangsa yang harus diberdayakan, tentunya dengan para pekerja sosial yang berpendidikan, serta program-program yang mendidik, agar anak jalanan tidak bergantung pada Rumah Sahabat Anak, karena tujuan Rumah Sahabat Anak mendidik untuk membebaskan dari kebodohan dan keterbelakangan dan kembali untuk membangun masyarakat.

2. Dengan sarana dan prasarana seadanya di Yayasan Rumah Sahabat Anak Puspita ini, perlu adanya pengembangan dan peningkatan, baik secara pendidikan, olahraga, keterampilan dan kewirausahaan melalui kerjasama dengan para pengusaha, maupun instansi-instansi terkait agar lebih diintensifkan dalam memperjuangkan hak pendidikan anak baik moril maupun materiil.

3. Para pengurus, relawan dan tenaga pengajar perlu adanya peningkatan pemahaman ilmu tentang anak itu sendiri, agar dalam pelaksanaanya bisa terarah dan sesuai dengan apa yang dicita-citakan oleh Rumah Sahabat Anak Puspita.

Dokumen terkait