• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis hasil dari Terapi “Creative Process” dalam mengembangkan percaya diri seorang mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel

ANALISIS DATA TERAPI “CREATIVE PROCESS” DALAM MENGEMBANGKAN PERCAYA DIRI

B. Analisis hasil dari Terapi “Creative Process” dalam mengembangkan percaya diri seorang mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel

128

-Tingkat keberkesananya lebih berhasil dari terapi yang lain.

-Terapi Creative process ini sesuai dengan permasalahan klien.

B. Analisis hasil dari Terapi “Creative Process” dalam mengembangkan percaya diri seorang mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Untuk melihat hasil akhir dari pelaksanaan Terapi “Creative Process” dalam mengembangkan percaya diri seorang mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya maka, dengan terapi Creative Process dan juga proses-proses terapi disamping itu, motivasi dari setiap sesi terapi dapat membantu mengembangkan percaya diri.

Supaya lebih jelas, lihat table yang disajikan seperti dibawah :

NO KONDISI KONSELI SEBELUM SELEPAS

1 Aktif dalam kegiatan kampus dan organisasi

YA TIDAK YA TIDAK

 

2 Bergaul dengan kebanyakkan orang

 

3 Tertutup  

4 Mengerjakan makalah  

129

6 Berkembangnya percaya diri  

7 Pemalu  

8 Kurang terbuka  

9 Rendah diri  

10 Kreatif dalam mencari solusi permasalahan

 

11 Kesulitan berfikiran jernih  

12 Pendiam  

Dari table diatas dapat dijelaskan bahwa setelag dilakukan proses terapi Creative Process pada konseli, maka adanya perubahan dari segi psikis dan fisik konseli, hal ini dapat dibuktikan dari kondisi awal yang tanpak. Setelah dilakukan terapi, ada dampak yang sudah tidak dilakukan lagi oleh konseli, akan tetapi ada beberapa perilaku yang masih ada pada konseli dan diyakini konseli sendiri berusaha memperbaiki diri.

Perilaku yang sudah berkurangan dari diri konseli.

1. Konseli mendapat perubahan daripada seroang yang pendiam, tertutup dan malas memberi pendapat, malah semakin bersifat terbuka dan semakin bisa bersosialisasi dan giat melakukan ketaatan kepada Allah SWT.

130

2. Konseli sudah membuka diri dan bergaul dengan semua temannya yang di dalam kelas walaupun kebanyakkan anak kelasnya terdiri daripada anak-anak semester dua.

3. Konseli lebih mudah memberi kemasukan pada hampir setiap adanya sesi rapat organisasi IKHWANS.

4. Sebelumnya konseli kelihatan malas di kelas, cepat berputus asa, jarang bertanya serta memberi kemasukan namun setelah proses terapi dijalankan, konseli bertambah bersemangat, dan kelihatan rapi dan sering meminta pendapat dari teman-teman untuk menigkatkan bakat dan mengasah dirinya agar bisa beradaptasi di lingkungan manapun ia berada.

Berdasarkan table diatas konselor dapat melihat tingkat keberhasilan atau tingkat-tingkat kekurangan penggunaan terapi Creative Process terhadap konseli yang mengalami tidak percaya diri. Bagi memastikan keberhasilan tersebut, konselor berpedoman pada presentase kualitatif perubahan perlilaku dengan standart uji sebagai berikut :

a. ≥ 75% atau 70% sampai dengan 100% (dikategorikan berhasil)

b. 60% sampai dengan 75% (cukup berhasil)

131

Dari table di atas dapat diketahui ada 12 gejala perilaku yang dialami konseli sebelum proses terapi Creative Process yang akan dianalisis berdasarkan table di atas dengan melihat perubahan setelah adanya proses tersebut.

1. Gejala yang tidak nampak 10 point jadi, 10/12 x 100% = 83

2. Gejala yang masih nampak 2 point. Jadi, 2/12 x 100% = 16

Berdasarkan hasil presentase dari atas dapat diketahui bahwa “hasil

terapi Creative Process dalam mengembangkan percaya diri seorang mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya dikategorikan berhasil. Penilaian ini dapayt dilihat dari perhitungan presentase yaitu 75% dengan standart uji ≥70 atau 70% sampai dengan 100% (dikategorikan berhasil).

Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian pemberian terapi Creative Process yang telah dilaksanakan oleh konselor dapat dinyatakan berhasil karena pada awalnya ada 12 point gejala yang dialami konseli sebelum proses terapi Creative Process namun setelah proses konseling 10 dari 12 point gejala telah berkurang yakni tidak dialami lagi oleh konseli dan 2 gejala yang masih dialami konseli.

132

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penelitian, konselo dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Proses Terapi “Creative process” dalam mengembangkan percaya diri seorang mahasiwa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Setelah melakukan identifikasi, diagnosis konselor melakukan proses terapi Creative Process melalui modul 4 fase kreativitas dapat disimpulkan bahawa diantara beberapa aspek dari keyakinan positif, sikap mental positif, yang berpengaruh terhadap sikap percaya diri konseli yang dominan pada diri konseli itu perubahan pola pikir konseli dimana unsur positif ini terbangun dengan kokoh setelah diyakinkan serta dibangunkan pada setiap sesi yang dijalani oleh konseli berperngaruh terhadap perilaku konseli karna manusia berdasarkan apa yang ia pikirkan. Pada sisi yang lain juga, konselor menggunakan beberapa langkah-langkah dan juga beberapa sesi dalam Terapi “Creative Process” ini berserta tantangan dan pedampingan dengan keadaan emosi konseli.

2. Hasil akhir dari proses terapi “Creative Process” dalam mengembangkan percaya diri seorang mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya tersebut dapat dinyatakan berhasil. Melihat perubahan itu dapat

133

dilihat dari 1 gejala yang tidak nampak bersamaan dengan 10 point jadi, 10/12 x 100% = 83 dan yang 2 gejala yang masih nampak = 2 point. Jadi, 2/12 x 100% = 16 (dikategorikan berhasil). Adanya perubahan positif pada diri konseli walaupun masih ada sedikit dorongan atau input negative untuk lebih bersemangat yang dialami konseli. Adanya perubahan positif yang ada pada diri konseli terutama dari kepercayaan diri konseli iaitu bisa beradaptasi baik dengan teman-temannya, terima masa lalu dan belajar dari pengalaman, buang pikiran negative, berani mencuba sesuatu, serta menyelesaikan masalah dengan cara yang berbeda dan tersendiri, dekat kepada Allah SWT, sebelumnya seorang yang pasif kini menjadi kembali aktif dan sentiasa berpikiran positif dan tidak putus asa dengan namanya kegagalan dan mencuba yang terbaik sehingga berjaya setelah mendapat Terapi Creative Process ini.

B. Saran

Dalam penelitian ini, konselor menyadari masih banyak kekurangan, oleh karna itu, konseli berharap kepada konselor atupun peneliti selanjutnya yang ingin mendalami kajian berkaitan tema ini, bisa melakukan dengan lebih baik dan lebih berhasil. Berdasarkan hasil peelitian yang diperoleh, maka dapat dikemukakan saran sebagai berikut :

134

1. Terapi creative Process ini seharusnya lebih menekankan aspek yang lebih luas pada mengubah pola pikir serta membangun kreativitas pada diri individu karna dibuktikan melalui perkembangan teori yang sejajar dengan perkembangan zaman serta buah pikiran para ahli, kreativitas bukanlah hanya ada pada sesetengan individu, namun kreativitas merupakan satu unsur yang ada pada setiap orang.

2. Terapi Creative Process pada masyarakat maupun individu, hendaklah diteruskan dan perlu dikembangkan sesuai dengan konselor yang berkelulusan dalam Bimbingan Konseli Islam dan lebih afektif jika dikuasai dengan lebih mendalam teorinya.

3. Sebagai konselor harus meningkatkan kreatifitas pola pikir dan cara pandang terhadap sesuatu masalah tersebut. Maka, perlunya peningkatan skill dan mutu layanan agar masyarakat dan individu merasakan kepelbagaian metode-metode dalam pengembangan minda seorang konseli. Di tambahkan sumber-sumber rujukan bagi konselor karena terapi Creative Process ini jika dikembangkan secara teoritik yang lebih banyak akan lebih menambah efektifnya terapi ini buat konseli.

135

4. Langkah-langkah serta sesi-sesi perlu dikuasi oleh konselor agar membantu konseli mudah memahami apa langkah yang mudah bagi konseli dalam mengaplikasikan terapi Creative Process tersebut dan membina kekuataan semangat meningkatkan life skill dengan mengambil jangka waktu yang tidak terlalu lama.

5. Kedepannya diharapkan dapat dimasukkan materi-materi yang bisa digunakan lebih meluas ke peringkat internasional, langkah-langkahnya, prosedur-prosedur lebih tertata.

DAFTAR PUSTAKA

Abu, al-Hajjaj Yusuf, 2010, Kreatif Atau Mati , al-jadid, Surakarta

Adair, John, 2009, The Art Of Creative Thinking, Talbot Adair press, USA

Agama RI Department, 2009, Al-Quran Dan Terjemahannya, Republik Indonesia

Al-Ghazali Imam, 2008 Membangkitkan Energi Qolbu, Mitra Press, Republik Indonesia,

Bate, Nicholas, 2017 Berpikir Dan Bertindak Positif Untuk Menciptakan Versi Diri Yang Terbaik, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Beetlestone, Florance, 2013 Creative Learning, Nusa Media, Bandung

Dhaa, Larson Christian, 2017 Energi Pikiran Dan Kekuatan Alam Bawah Sadar Manusia, Shira Media, Yogyakarta

Dio, Martin Anthony, 2014, Smart Emotion, PT Gramedia, Jakarta

Digh, Patti, 2011, Creative Is A Verb, Globe Pequet Press, USA

Dokumentasi panduan,2014, UIN Sunan Ampel

Dokumentasi Tugas Individual PPL di SeBAYA, PKBI, Jatim

Gash, Jen, 2017, Coaching Creativity, Routledge, New York

Hasil Wawancara Konselor dengan teman konseli

Hasil wawancara peneliti (konselor) dengan konseli

http://kandidatkonselor.blogspot.com/2013/02/bombingan-konseling-Islam-ii.html diakses pada

13 Mei 2017

Ibrahim, Rizal, 2009, Rahasia Hati, Pikiran, & Perilaku Muslim Kaffah, Garailmu, Jogjakarta

Idrus, Muhammad, 2009, Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif Dan Kuantitatif, Terbitan Erlangga, Jakarta

J., Rowe Alan, 2004, Creative Intelligence, Pearson Prentice Hall, New Jersey

Levesque, C, Ynne, 2001, Breakthrough Creativity, Davies-Black Publishinh, USA

M S, Young Leonard, 1993 Kreativiti Kearah Membentuk Masyarakat Kreatif, Arena Buku, Kuala Lumpur

Martga, Bella, 2015, Mahasiswa satu per 2 Dewa Saatnya Menjadi Mahasiswa Penggempar Dunia, PT Gramedia, Jakarta

Masyhur, Nazhif, 2007, Living Smart, Yogyakarta

Moh, Suraya Dan I. Djumbur, 1975, Bimbingan Dan Penyuluhan Di Sekolah, CV Ilmu, Bandung

Rothenberg, Albert, 1988, The Creative Process Of PsychoTherapy, Kennedy Drive, USA

Sa’diyah, Chalimatus, Model Konseling Dalam Upaya Meningkatkan Rasa Percaya Diri

Seorang Anak Di Yayasan Duafa Ma’hadatul Aitam Sidoarjo, Skripsi; Fakultas Dakwah Dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel

Sloane, Paul, 2010, How To Be A Brilliant Thinker , PT Gramedia, Jakarta

Sugiyono, 2011, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung

Taimiyah, Ibnu, 2015, Tazkiyatun Nafs, Darus Sunnah Press, Jakarta

T., Erford Bradley, 2015, 40 Teknik Yang Harus Diketahui Setiap Konselor, Pustaka Pelajar, Yogyakarta

Thayyarah, Nadiah, 2013, Buku Pintar Sains Dalam Al-Quran, Zaman, Jakarta

Top 5 Regrets Before Dying, What Happens After You Die?://Youtube.be/JWZ1DAXtQxc

Wibowo, Wahyu, 2011, Cara Cerdas Menulis Artikel Ilmiah, PT Kompas Media Nusantara Jakarta