• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METOE PENELITIAN

2. Analisis Tes Kemampuan Komunikasi dan Pemecahan Masalah

Soal tes yang diberikan kepada siswa secara tertulis yang terdiri dari 3 item soal kemampuan komunikasi matematis dan 3 item soal kemampuan pemecahan masalah matematis. Pengolahan data hasil uji coba menyangkut validitas tiap butir soal, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda soal yang digunakan dalam penelitian ini digunakan program Anates versi 4.0. Daftar skor, statistik deskriptif dan perhitungan lainnya dapat dilihat pada lampiran halaman. Secara lengkap, proses analisis data hasi uji coba meliputi hal-hal sebagai berikut.

a. Validitas Instrumen

Validitas suatu instrumen dapat dikatakan valid apabila tes tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Untuk menguji validitas tiap butir soal, skor-skor yang ada pada item tes dikorelasikan dengan skor total. Perhitungan

validitas butir soal akan dilakukan dengan rumus korelasi Product Moment Data tak Tersusun (Ruseffendi, 1993: 207) yaitu :

∑ ∑ ∑ ∑

∑ ∑ ∑

− − − = } ) ( }{ ) ( { ) )( ( 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N r keterangan:

r = koefisien korelasi antara variabel dan variabel = banyaknya sampel

= nilai hasil uji coba = nilai harian

Interpreatasi mengenai besarnya koefisien korelasi menurut Arikunto (2002) seperti pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.3

Interpretasi Koefisien Korelasi Validitas Koefisien Korelasi Interpretasi

00 , 1 80 , 0 <rxy ≤ Sangat tinggi 80 , 0 60 , 0 <rxy ≤ Tinggi 60 , 0 40 , 0 <rxy ≤ Cukup 40 , 0 20 , 0 <rxy ≤ Rendah 20 , 0 00 , 0 <rxy ≤ Kurang

Berdasarkan hasil uji coba di SMP Negeri 1 Lampung kelas X, maka dilakukan uji validitas dengan bantuan program Anates Versi 4.0, hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran B.2. Hasil uji validitas ini dapat diinterpretasikan dalam rangkuman yang disajikan pada Tabel 3.4 berikut ini.

Tabel 3.4

Interpretasi Uji Validitas Tes Komunikasi Matematis No. Soal Korelasi Interpretasi Validitas Validitas

1 0,814 Sangat tinggi Valid

2 0,887 Sangat tinggi Valid

3 0,065 Kurang Tidak Valid

Dari tiga item soal yang digunakan untuk menguji kemampuan komunikasi matematis, berdasarkan kriteria validitas tes diperoleh dua soal yaitu soal nomor satu dan nomor dua memiliki validitas sangat tinggi dan satu soal yaitu nomor tiga memiliki validitas kurang. Pada soal yang memiliki validitas yang kurang disebabkan pada umumnya siswa mampu menjawab soal tersebut, peneliti melakukan penggantian soal tes ini. Secara keseluruhan hasil uji coba tes kemampuan komunikasi matematis ini artinya tidak semua item soal tes memiliki validitas yang tinggi atau baik.

Untuk tes kemampuan komunikasi matematis diperoleh nilai korelasi xy sebesar 0,49. Apabila diinterpretasikan berdasarkan kriteria tes dari Arikunto, maka secara keseluruhan tes kemampuan komunikasi matematis ini memiliki validitas yang cukup baik.

Selanjutnya hasil uji coba kemampuan pemecahan masalah matematis juga digunakan Anates Versi 4.0, yang hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran B.4 diperoleh hasil uji validitas tesnya yang dapat diinterpretasikan dalam rangkuman yang disajikan pada Tabel 3.5 berikut ini.

Tabel 3.5

Interpretasi Uji Validitas Tes Pemecahan Masalah Matematis No. Soal Korelasi Interpretasi Validitas Validitas

1 0,455 Cukup Tidak Valid

2 0,767 Tinggi Valid

Dari tiga item soal yang digunakan untuk menguji kemampuan pemecahan masalah matematis, berdasarkan kriteria validitas tes diperoleh dua soal yaitu soal nomor dua dan nomor tiga memiliki validitas tinggi dan satu soal yaitu nomor tiga memiliki validitas yang cukup baik. Pada soal yang memiliki validitas yang cukup baik peneliti melakukan sedikit revisi pada soal tersebut, hasil uji coba dari item soal nomor satu pada umumnya siswa tidak mampu menjawab soal tersebut. Secara keseluruhan hasil uji coba tes kemampuan pemecahan masalah matematis ini artinya tidak semua item soal tes memiliki validitas yang tinggi atau baik.

Untuk tes kemampuan pemecahan masalah matematis diperoleh nilai korelasi xy sebesar 0,29. Apabila diinterpretasikan berdasarkan kriteria tes dari Arikunto, maka secara keseluruhan tes kemampuan komunikasi matematis ini memiliki validitas yang rendah. Hal ini mungkin disebabkan siswa yang banyak lebih terfokus pada soal-soal komunikasi dari pada soal-soal pemecahan masalah yang dianggap siswa lebih sulit.

b. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas adalah tingkat atau derajat kekonsistensi dari suatu instrumen. Menurut Arifin (2009) suatu tes dapat dikatakan reliabel jika selalu memberikan hasil yang sama bila diteskan pada waktu dan kesempatan yang berbeda. Reliabel soal merupakan ukuran yang menyatakan tingkat keajegan suatu soal tes. Untuk mengukurnya digunakan perhitungan reliabilitas menurut Arikunto (2010: 109). Rumus yang digunakan dinyatakan dengan:

        −       − =

2 2 11 1 1 t i n n r σ σ

Keterangan :

r11 = reliabilitas instrumen = banyak butir soal

2

i

σ = jumlah variansi skor tiap butir item/soal σt2 = variansi total

dengan

= − (∑ )

= − (∑ )

Keterangan :

∑ = Jumlah kuadrat dari jawaban yang benar

∑ = Jumlah jawaban benar N = Jumlah subjek

(∑ ) = Jumlah total kuadrat dari skor

∑ = Jumlah total dari skor

Untuk menginterpretasikan koefisien reliabilitas yang menyatakan derajat keandalan alat evaluasi dapat digunakan tolak ukur yang ditetapkan oleh J.P. Guilford (Suherman, 2003: 139) seperti pada Tabel 3.6 berikut.

Tabel 3.6. Interpretasi Koefisien Korelasi Reliabilitas Koefisien Korelasi Interpretasi

0,90 ≤ r11≤ 1,00 Sangat tinggi 0,70≤r11<0,90 Tinggi 0,40≤r11<0,70 Sedang 0,20≤r11<0,40 Rendah

Penulis digunakan program Anates Versi 4.0 untuk menghitung reliabilitas dari tes kemampuan komunikasi matematis dan tes kemampuan pemecahan masalah matematis. Perhitungan hasil uji coba reliabilitas item soal secara keseluruhan untuk tes kemampuan komunikasi matematis diperoleh nilai tingkat reliabilitas sebesar 0,66, sehingga dapat diinterpretasikan bahwa soal tes kemampuan komunikasi matematis mempunyai reliabilitas yang sedang. Untuk tes kemampuan pemecahan masalah matematis diperoleh nilai tingkat reliabilitas sebesar 0,44, sehingga dapat diinterpretasikan bahwa soal tes kemampuan komunikasi matematis mempunyai reliabilitas yang sedang juga.

c. Tingkat kesukaran

Instrumen yang baik terdiri dari butir-butir soal instrumen yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Tingkat kesukaran soal adalah peluang menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu, yang digunakan untuk mengklasifikasi setiap item instrumen tes ke dalam tiga kelompok tingkat kesukaran untuk mengetahui apakah instrumen tergolong sulit, sedang atau mudah.

Tingkat kesukaran tiap item tes dapat dihitung dengan digunakan rumus berikut:

= (Suherman, 2003: 170)

Keterangan :

IK = Indeks kesukaran.

= Rata-rata yang menjawab benar. = Skor maksimal ideal.

Untuk menafsirkan tingkat kesukaran tersebut, dapat digunakan kriteria yang dikemukakan Suherman (2003:170) sebagai berikut :

Tabel 3.7

Kriteria Tingkat Kesukaran Tingkat Kesukaran Interpretasi

IK=0,00 Soal terlalu sukar 0,00<IK 0,30 Soal sukar 0,30<IK 0,70 Soal sedang 0,70<IK 1,00 Soal mudah

IK= 1,00 Soal terlalu mudah

Hasil perhitungan tingkat kesukaran digunakan Anates Versi 4.0, diperoleh tingkat kesukaran tiap item soal tes kemampuan komunikasi matematis dan kemampuan pemecahan masalah matematis terangkum dalam Tabel 3.8 dan Tabel 3.9 berikut ini. Hasil perhitungan secara lengkapnya dapa dilihat pada lampiran B.2.

Tabel 3.8

Tingkat Kesukaran Item Soal Komunikasi Matematis No. Soal Tingkat Kesukaran Interpretasi

1 40,63 Soal sedang

2 45,31 Soal sedang

3 93,75 Soal mudah

Tabel 3.9

Tingkat Kesukaran Item Soal Pemecahan Masalah Matematis No. Soal Tingkat Kesukaran Interpretasi

1 26,56 Soal Sukar

2 46,88 Soal Sedang

3 39,06 Soal Sedang

Tingkat kesukaran untuk item soal kemampuan komunikasi matematis dua soal termasuk dalam kategori sedang yaitu soal nomor 1 dan 2, dan satu soal termasuk dalam kategori mudah yaitu soal nomor 3. Soal nomor 3 yang termasuk soal mudah, peneliti melakukan penggantian soal, karena pada umumnya siswa

mampu menjawab soal tersebut, sedangkan soal lainnya sudah layak untuk digunakan dalam penelitian.

Tingkat kesukaran untuk kemampuan pemecahan masalah matematis soal nomor 1 termasuk dalam kategori sukar. Untuk soal nomor 2 dan 3 termasuk dalam kategori soal sedang, pada soal ini sudah layak untuk digunakan dalam penelitian.

d. Daya Pembeda

Daya pembeda butir soal adalah kemampuan butir soal tersebut untuk membedakan antara siswa yang pandai (upper group) dan siswa yang kurang pandai (lower group) atau antara siswa yang sudah menguasai kompetensi tertentu dengan siswa yang belum/kurang menguasai kompetensi berdasarkan kriteria tertentu. Sebuah soal dikatakan memiliki daya pembeda yang baik apabila siswa yang pandai dapat mengerjakan soal dengan baik, dengan siswa yang kurang pandai tidak dapat mengerjakan soal dengan baik.

Purwanto (2009) mengatakan untuk menghitung daya pembeda terlebih dahulu kita kelompokkan siswa dengan menentukan 25% termasuk kelompok pandai (upper group) dan 25% siswa yang termasuk kelompok kurang (lower group). Menghitung daya pembeda dapat digunakan rumus yang dikemukakan oleh (Suherman, 2003: 159) sebagai berikut:

$% = & '

&

keterangan:

DP = Daya Pembeda

' = jumlah skor pada kelompok bawah pada butir soal yang diolah

& = jumlah skor ideal salah satu kelompok pada butir soal yang dipilih

Hasil perhitungan daya pembeda, kemudian diinterpretasikan dengan klasifikasi yang dikemukakan oleh (Suherman, 2003: 161) seperti tabel di bawah ini:

Tabel 3.10

Klasifikasi Daya Pembeda

Daya Pembeda Interpretasi

DP ≤ 0,00 Sangat rendah

0,00 < DP 0,20 Rendah 0,20 < DP 0,40 Sedang /cukup 0,40 < DP 0,70 Baik 0,70 < DP 1,00 Sangat baik

Hasil perhitungan daya pembeda untuk tes kemampuan komunikasi dan kemampuan pemecahan masalah matematis juga digunakan Anates Versi 4.0 yang disajikan masing-masing dalam Tabel 3.11 dan Tabel 3.12 berikut ini. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran B2.

Tabel 3.11

Daya Pembeda Tes Komunikasi Matematis No. Soal Indeks Daya Pembeda Interpretasi

1 81,25 Sangat baik

2 90,63 Sangat baik

3 0,00 Sangat rendah

Tabel 3.12

Daya Pembeda Tes Pemecahan Masalah Matematis No. Soal Indeks Daya Pembeda Interpretasi

1 21,88 Sedang

2 62,50 Baik

3 59,38 Baik

Dari kedua tabel di atas untuk item soal tes kemampuan komunikasi soal nomor 1 dan 2 mempunyai daya pembeda yang sangat baik, sedangkan soal

nomor 3 mempunyai daya pembeda yang sangat rendah, sehingga peneliti mengganti soal nomor 3 ini. Untuk kemampuan pemecahan masalah item soal nomor 1 mempunyai daya pembeda yang sedang, pada soal nomor 2 dan 3 mempunyai daya pembeda yang baik.

Berdasarkan uraian di atas, pada tabel berikut ini disajikan rangkuman uji coba yang dilakukan sebelum pelaksanaan penelitian.

Tabel 3.13

Hasil Uji Coba Tes Komunikasi dan Pemecahan Masalah Matematis

Validitas Reliabilitas IK DP

Kom PM Kom PM Kom PM Kom PM

0,814 0,445

0,66 0,44

40,63 26,56 81,25 21,88

0,887 0,767 45,31 46,88 90,63 62,5

0,065 0,664 93,75 39,06 0,00 59,38

Berdasarkan tabel di atas, terdapat satu soal komunikasi matematis yang validitasnya rendah, untuk reliabilitas kedua kemampuan pada tingkatan sedang, pada indeks kesukaran satu soal komunikasi matematis pada kategori mudah dan sebuah soal pemecahan masalah matematis pada kategori sukar, sedangkan pada daya pembeda kedua kemampuan tersebut terdapat satu soal yang daya pembedanya sangat rendah yaitu pada soal nomor tiga tes kemampuan komunikasi matematis. Oleh karena soal tes kemampuan komunikasi matematis mempunyai validitas yang rendah, indeks kesukaran yang terlalu mudah, dan daya pembeda yang rendah, maka soal tes ini diganti.

Dokumen terkait