• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian

G. Analisis Uji Coba Instrumen Penelitian 1.Uji Validitas

Validitas adalah ketetapan alat penilaian pada suatu konsep yang akan dinilai sehingga menilai dengan keharusan yang harus dinilai. Validitas suatu tes dikatakan valid apabila tes itu mengukur apa yang hendak diukur.9Untuk menguji validitas instrumen dapat dihitung dengan koefesien korelasi menggunakan

9

Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 2006), h. 65.

Product Momentdengan mencari angka korelasi “r” product moment (rxy) dengan derajat kebebasan sebesar (N-2) sebagai berikut :

r

xy

=

N XYX ( Y)

N X2− ( X)2 N Y2− ( Y)2

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y.

∑xy = jumlah hasil kali antara deviasi skor – skor X (yaitu x) dan deviasi skor –

skor Y (yaitu skor y).

∑x2 = jumlah kuadrat dari deviasi tiap skor X.

∑y2 = jumlah kuadrat dari deviasi tiap skor Y.10

Nilai

r

xy akan dibandingkan dengan koefisien korelasi table nilai “r”

product moment pada taraf signifikan 5%. Apabila nilai

r

xy hasil koefisien

korelasi lebih besar (>) dari nilai rtabel, maka hasil yang diperoleh adalah signifikan, artinya butir soal tes dinyatakan valid. Nilai

r

xy adalah nilai koefisien korelasi dari setiap butir/ item soal sebelum dikoreksi, kemudian dicari corrected

item-total correlation coefficient dengan rumus sebagai berikut :

𝑟

𝑥 (𝑦−1)

=

𝑟𝑥𝑦𝑠𝑦−𝑠𝑥

𝑆𝑦2+ 𝑆𝑥2− 2𝑟𝑥𝑦(𝑠𝑦)(𝑠𝑥)

Nilai 𝑟𝑥 (𝑦−1) akan dibandingkan dengan koefisien korelasi tabel rtabel Jika

𝑟𝑥 (𝑦−1) > rtabel, maka instrumen valid.11

10

Tabel 3.4 Kriteria Validitas Validitas Kriteria >80 Tinggi 60 < r ≤ 80 Sedang 40 < r ≤ 60 Rendah ≤40 Sangat Rendah

Setelah tes diujikan kepada siswa yang berada diluar sampel kemudian instrumen tes melalui pengujian validitas soal tes. Pengujian validitas instrumen tes menggunakan validitas isi dan validitas butir soal. Pengujian validitas isi disesuaikan dengan kisi-kisi yang sesuai dengan indikator pembelajaran, sedangkan hasil uji coba lapangan untuk validitas butir soal dapat dilihat pada Tabel 3.5 dibawah ini.

Tabel 3.5

Uji Validitas Butir Soal

No Keterangan No Butir Soal

1 Tinggi -

2 Sedang 6, 7, 11, 14, 15, 16, 17, 20, 22, 23, 25, 27, 29, 30, 33, 34, 35, 36, 39, 40

3 Rendah 1, 2, 3, 5, 8, 9, 10, 12, 19, 22, 26, 31, 33 4 Sangat Rendah 4, 13, 18, 21, 24, 28, 32, 37, 38

Hasil uji coba ini dianalisis menggunakan program Microsoft Office Excel

2007, soal yang digunakan untuk pretest dan posttest adalah butir soal yang masuk

kedalam kategori sedang, rendah dan sangat rendah.

11

Hery Susanto, Achi Rinaldi, Novalia, “Analisisvaliditas Reliabilitas Tingkat Kesukaran dan Daya Beda Pada Butir Soal Ujian Akhir Semester Ganjil Mata Pelajaran Matematika Kelas Xii Ips di Sma Negeri 12 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2014/2015 ”, E-Jurnal IAIN Raden Intan Lampung, 2014, h. 148

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah sejauh mana hasil pengukuran dari suatu instrumen mewakili karakteristik yang diukur. Sedangkan untuk menguji reabilitas soal tes menggunakan metode Kuder Richardson yaitu dengan menggunakan rumus KR.20.

R11 = ( 𝑛

𝑛−1

) (

𝑆− 𝑝𝑞

𝑆

)

Keterangan :

R11 = Koefesien reliabilitas tes N = Banyaknya butir item 1 = Bilangan constant

S2 = Varian total = 𝑥𝑡𝑁2

Pi = Proporsi teste yang menjawab benar pada butir item yang berkaitan Qi = Proporsi teste yang menjawab salah pada butir item yang berkaitan Q = 1-p

pq = Jumlah dan hasil perkalian antara p dan q.12 Tabel 3.6 Kriteria Reliabilitas Reliabilitas (R11) Kriteria >0,80 Sangat tinggi 0,70<ri ≤0,80 Tinggi 0,40< ri ≤ 0,70 Sedang 0,20 < ri ≤40 Rendah ≤0,20 Sangat rendah

Sumber : Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif, Alfabeta, Bandung, 2013, Hal. 131.

Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas dari 30 butir soal yang telah diuji cobakan, didapatkan nilai reliabilitas sebesar 0,89 termasuk kategori sangat tinggi.

3. Uji Tingkat Kesukaran

Soal yang dikatakan baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Karena semakin mudah soal, semakin besar pula bilangan indeksnya. Untuk pengujian taraf kesukaran digunakan rumus sebagai berikut:13

P = 𝐵 𝐽𝑆

Keterangan :

P = Indeks kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar JS = Jumlah seluruh peserta tes.

Tabel 3.7 Tingkat Kesukaran

Proportion Correct (p) Kriteria

≤0,30 Sukar

0,30 < p ≤0,70 Cukup (sedang)

>0,70 Mudah

Sumber : Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Rajawali Pres, Jakarta, 2013, Hal. 372.

Perhitungan uji tingkat kesukaran setiap butir soal dihitung. Besar tingkat kesukaran soal berkisar antara 0,00 sampai 1,00 yang dapat diklasifikasikan kedalam tiga kategori. Hasil uji coba tingkat kesukaran butir soal dapat dilihat pada Tabel 3.8 berikut.

Tabel 3.8

Uji Tingkat Kesukaran Butir Soal

No Keterangan No Butir Soal

1 Sukar 2 Cukup (Sedang) 1, 10, 13, 19, 22, 26, 28, 30 3 Mudah 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 14, 15, 16, 17, 18, 20, 21, 23, 24, 25, 27, 29 13Sugiono, Ibid, h. 223

Berdasarkan hasil perhitungan tingkat kesukaran butir soal yang digunakan untuk soal pretest dan posttest adalah butir soal dalam kategori mudah dan sedang.

4. Uji Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Adapun untuk menentukan daya pembeda tiap item instrumen penelitian adalah sebagai berikut :14

D = PA – PB Di mana :

D = Discriminatory power (angka indeks deskriminasi item)

PA = Proporsi siswa kelompok atas yang dapat menjawab dengan betul butir item yang bersangkutan.

PA ini diperoleh dengan rumus : PA = BA

JA

Keterangan :

BA = Banyaknya siswa kelompok atas yang dapat menjawab dengan betul butir item yang bersangkutan.

JA = jumlah siswa yang termasuk dalam kelompok atas.

PB = Proporsi siswa kelompok atas yang dapat menjawab dengan betul butir item yang bersangkutan.

PB ini diperoleh dengan rumus : PB = BB

JB

Di mana :

BB = Banyaknya siswa kelompok bawah yang dapat menjawab dengan betul butir item yang bersangkutan.

JB = Jumlah siswa yang termasuk dalam kelompok bawah.15 Tabel 3.9

Uji Daya Pembeda Besarnya angka

indeks diskriminasi item (D)

Klasifikasi Interprestasi

≤0,20 Poor

Butir item yang bersangkutan daya

pembedanya lemah sekali (jelek), dianggap tidak memiliki daya pembeda yang baik.

0,20 < D ≤ 0,40 Satisfactory

Butir item yang bersangkutan telah memiliki daya pembeda yang cukup (sedang).

0,40 < D ≤ 0,70 Good Butir item yang bersangkutan telah

memiliki daya pembeda yang baik. > 0,70 Excellent Butir item yang bersangkutan telah

memiliki daya pembeda yang baik sekali. Bertanda negatif - Butir item yang bersangkutan daya

pembedanya negatif (jelek sekali)

Sumber : Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Rajawali pers, 2013), hal. 389. Sesuai dengan klasifikasi yang ada pada Tabel 3.9, maka hasil uji coba pada uji daya pembeda dapat dilihat dalam tabel 3.10 berikut.

Tabel 3.10

Hasil Uji Daya Pembeda Butir Soal

No Keterangan No Butir Soal

1 Bertanda negatif 2 Jelek 2, 8, 12, 21, 3 Cukup 1, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 11, 14, 15, 16, 18, 20, 23, 24, 28, 29 4 Baik 10, 13, 17, 19, 22, 25, 26, 27, 30 5 Baik Sekali 15

Berdasarkan hasil perhitungan uji daya pembeda butir soal yang akan digunakan untuk pretest dan posttest yang memiliki kriteria jelek, cukup dan baik. Sebelum soal digunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar siswa pada pembelajaran menggunakan model problem based learning berbasis asesmen essai pada materi animalia, terlebih dahulu soal diuji cobakan pada 30 siswa diluar sampel, untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda.