• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR LAMPIRAN

F. Teknik Analisis Data

2. Analisis Uji Hipotesis

a. Uji Hipotesis 1 dan 2 dengan Koefisien Kontingensi (C)

Untuk menguji hipotesis satu dan dua yaitu hubungan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler KMDM dengan perilaku peduli lingkungan hidup dan hubungan sikap peduli lingkungan hidup dengan perilaku peduli lingkungan hidup dengan menggunakan rumus Contingency Coefficient (Koefisien Kontingensi). Menurut Soepeno (1997: 129) koefisien kontingensi yang diberi simbol C adalah suatu ukuran hubungan antara dua variabel nominal dan atau ordinal. Bisa digunakan untuk data yang berskala nominal dengan nominal, nominal dengan ordinal, dan ordinal dengan ordinal. Untuk mencari besarnya koefisien kontingensi ini, terlebih dahulu dicari besarnya hargaChi-kuadrat.

Hipotesis 1:

Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara mengikuti ekstrakurikuler kecil menanam dewasa memanen dengan perilaku peduli lingkungan hidup.

Untuk menghitung koefisien kontingensi untuk hipotesis 1, terlebih dahulu dihitung nilaiChi-kuadrat, digunakan rumus sebagai berikut:

χ2= (fo fh) 2 fh Keterangan: 2 =Chi kuadrat

fh = frekuensi yang diharapkan

fo = frekuensi data dalam (Arikunto, 2010: 333). Ketentuan:

Bilaχ2hitung≥ χ2tabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak. Tetapi sebaliknya bila χ2hitung <χ2tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak dengan taraf signifikan 5%.

Untuk mengetahui besaran drajat atau keeratan hubungan dilakukan dengan menghitung koefisien kontingensi dengan rumus berikut:

C =

Keterangan:

C = koefisien kontingensi keaktifan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler KMDM (x1) dengan perilaku peduli lingkungan hidup (y)

χ2 = hargaChi-kuadratyang diperoleh N = jumlah sampel (Sudjana, 2002: 282).

Selanjutnya agar C (Koefisien Kontingensi) yang diperoleh dapat dipakai untuk mengukur derajat asosiasi antarfaktor, maka harga C ini perlu dibandingkan dengan C maksimum dengan rumus berikut:

Cmaks= Keterangan:

Cmaks = Koefisien Kontingensi Maksimum

m = Nilai minimum antara banyak kolom dengan banyak garis (Sudjana, 2002: 282)

Ketentuan:

Semakin dekat nilai C kepada Cmaks, maka akan semakin besar derajat asosiasinya.

Kemudian dilakukan perbandingan antara nilai C danCmaksdengan menggunakan rumus sebagai berikut:

ϵ

KAT =

Kemudian untuk menentukan tingkat keeratan atau korelasi antara variabel digunakan kriteria sebagai berikut:

0,00–0,199 : sangat rendah 0,20–0,399 : rendah 0,40–0,599 : sedang 0,60–0,799 : kuat 0,80–1,000 : sangat kuat Hipotesis 2:

Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara sikap peduli lingkungan hidup dengan perilaku peduli lingkungan hidup.

Untuk menghitung koefisien kontingensi untuk hipotesis 2, terlebih dahulu dihitung nilaiChi-kuadrat, digunakan rumus sebagai berikut:

χ2= (fo fh) 2 fh Keterangan: 2 =Chi kuadrat

fh = frekuensi yang diharapkan

fo = frekuensi data (Arikunto, 2010: 333). Ketentuan:

Bilaχ2hitung≥ χ2tabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak. Tetapi sebaliknya bila χ2hitung <χ2tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak dengan taraf signifikan 5%.

Untuk mengetahui besaran drajat atau keeratan hubungan dilakukan dengan menghitung koefisien kontingensi dengan rumus berikut:

C =

Keterangan:

C = koefisien kontingensi sikap peduli lingkungan hidup (x2) dengan perilaku peduli lingkungan hidup (y)

χ2 = hargaChi-kuadratyang diperoleh (Sudjana, 2002: 282).

Selanjutnya agar C (Koefisien Kontingensi) yang diperoleh dapat dipakai untuk mengukur derajat asosiasi antarfaktor, maka harga C ini perlu dibandingkan dengan C maksimum dengan rumus berikut:

Cmaks= Keterangan:

Cmaks = Koefisien Kontingensi Maksimum

m = Nilai minimum antara banyak kolom dengan banyak garis (Sudjana, 2002: 282)

Ketentuan:

Semakin dekat nilai C kepada C maks, maka akan semakin besar derajat asosiasinya.

Kemudian dilakukan perbandingan antara nilai C danCmaksdengan menggunakan rumus sebagai berikut:

ϵ

KAT =

Kemudian untuk menentukan tingkat keeratan atau korelasi antara variabel digunakan kriteria sebagai berikut:

0,00–0,199 : sangat rendah 0,20–0,399 : rendah

0,40–0,599 : sedang 0,60–0,799 : kuat

0,80–1,000 : sangat kuat

b. UjiHipotesis 3 dengan Yulis’Q untuk Pengujian Tiga Variabel

Untuk menguji hipotesis ketiga digunakan analisis Yulis’Q untuk pengujian tiga variabel. Menurut Bungin (2008: 214) Yulis’Q adalah teknik statistik yang tidak hanya dapat digunakan untuk menemukan signifikansi suatu hubungan variabel yang berbentuk kategori, tetapi juga dapat dipakai untuk mencari besar kecil koefisien korelasi suatu hubungan.

Hipotesis Ketiga:

Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara keaktifan mengikuti ekstrakurikuler kecil menanam dewasa memanen dan sikap dengan perilaku peduli lingkungan hidup.

Dalam penelitian ini menggunakan analisis tiga variabel. Teknik analisa ini adalah mencari korelasi antara tiga variabel. Dengan analisa tiga variabel ini akan menghasilkan analisa yang lebih dalam, sebab analisa ini akan menjelaskan apakah korelasizero order (korelasi X dan Y ) itu benar-benar penting dan murni atau ada variabel ketiga yang mempengaruhi atau justru malah variabel ketiga yang menentukan terjadinya variabel dependen. Secara tradisional, faktor ketiga atau variabel ketiga ini disebut variabel T dan T ini berkedudukan sebagai variabel test atau kontrol terhadapzero order. Koefisien korelasi dari tiga variabel (X, Y dan T) ini disebut ordinal coefficient. Pada akhir, zero order akan dibandingkan denganordinal coefficient. RumusYulis’Qtiga variabel adalah:

Qxy Tied T =[( ) ( )] [( ) ( )]

[( ) ( )] [( ) ( )]

Keterangan:

Qxy Tied T : nilai Yulis’Q (korelasi antarakeaktifan mengikuti ekstrakurikuler kecil menanam dewasa memanen (x1) dan sikap peduli lingkungan hidup (x2) perilaku peduli lingkungan hidup (y).

A,B,CdanD : bilangan yang diperoleh dalam kotak A,B,C, dan D. AT, BT, CT,danDT : bilangan yang diperoleh dari penjumlahan dalam kotak

A, B, C, D dengan bilangan dari variabel T (Bungin, 2008: 216).

Adapun rumus tersebut disusun ke dalam tabel sebagai berikut. Tabel 3.3. Tabel Analisis Yule’s Q

Faktor T Faktof X Faktor Y Not Y Y T X AT BT Not X CT DT Not T X AT BT Not X CT DT N

Keterangan :

Faktor T = Sikap peduli lingkungan hidup

Faktor X = Keaktifan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler KMDM

Faktor Y = Perilaku peduli lingkungan hidup

T = Peduli

Not T = Tidak Peduli

X = Aktif

Not X = Tidak Aktif

Y = Peduli

Not Y = Tidak Peduli

AT = kotak tempat frekuensi T yang berkeadaan X dan not Y

BT = kotak tempat frekuensi T yang berkeadaan X dan Y

CT = kotak tempat frekuensi T yang berkadaan not X dan not Y

DT = kotak tempat frekuensi T yang berkadaan not X dan Y

AT = kotak tempat frekuensi Not T yang berkadaan X dan not Y

BT = kotak tempat frekuensi Not T yang berkadaan X dan Y

CT = kotak tempat frekuensi Not T yang berkadaan not X dan not Y

DT = kotak tempat frekuensi Not T yang berkadaan not X dan Y

N = jumlah responden

Ketentuan:

Tabel 3.4. Kemungkinan Nilai Koefisien Korelasi

Nilai Koefisien Korelasi Penjelasan

Nilai koefisien korelasi yang diperoleh pada suatu penelitian lebih besar atau sama besar dengan angka batas yang tercantum dalam tabel pengukuran.

Koefisien korelasi tersebut adalah signifikan dan Hipotesis diterima. Nilai koefisien korelasi yang diperoleh pada

suatu penelitian lebih kecil dari angka batas yang tercantum dalam tabel pengukuran.

Koefisien korelasi tersebut adalah tidak tidak signifikan dan Hipotesis ditolak. Sumber: Bungin (2008: 186)

Untuk mengetahui nilai hubungan atau koefisien korelasi dapat dilihat kriteria pada tabel berikut:

Tabel 3.5. Interpretasi Koefisien Korelasi

Besarnya Koefisien Korelasi Interpretasi Kurang dari 0,20 0,20 - < 0,40 0,40 - < 0,70 0,70 - < 0,90 0,90 - < 1,00 1,00

Hubungan yang sangat kecil dan bisa diabaikan Hubungan yang kecil (tidak erat)

Hubungan yang cukup erat Hubungan yang erat Hubungan yang sangat erat Hubungan yang sempurna Sumber: Guilford (dalam Abdullah dan Taufik, 2015: 260)

Ada empat kemungkinan penafsiran terhadap hasil-hasil Qxy Tied Tatau disebut jugacoefficient partial,yaitu:

a. Eksplanasi

Apabila perhitungan partial (Qxy Tied T) sama dengan 0 atau negigeble, atau lebih kecil dari zero order (Qxy) yang perbedaannya lebih dari 0,10. Dengan pengertian bahwa antara x dan y tetap memiliki hubungan yang penting dan berarti, sedangkan faktor T berfungsi memperjelas hubungan tersebut.

b. No Effect

Apabila hasil perhitungan partial sama dengan hasil perhitungan zero order atau ada perbedaan nilai kurang dari 0,10. Pengertian hasil no effect ini ialah faktor T tidak memiliki pengaruh terhadap zero order. Dengan kata lain, korelasi x dan y betul-betul murni, tidak dipengaruhi oleh faktor T.

c. Suppressor

Apabila hasil perhitungan Qxy Tied T lebih besar dari zero order, dengan perbedaan nilai lebih dari 0,10. Artinya, antara x dan y tidak ada hubungan yang berarti, sehingga faktor T lebih penting dan menjadi faktor penentu terhadap perubahan pada devendent variabel.

d. Specification

Apabila terjadi keadaan seperti suppressor atau eksplanasi, tetapi diantarazero order terdapat perbedaan nilai yang mencolok, atau justru memiliki korelasi yang berlawanan, dalam arti bahwa yang lain terdapat korelasi positif dan lainnya terdapat korelasi negatif (Bungin, 2008: 220).

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan mengenai “Hubungan Keaktifan Mengikuti Ekstrakurikuler Kecil Menanam Dewasa Memanen (KMDM) dan Sikap dengan Perilaku Peduli Lingkungan Hidup Siswa Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Kesuma Sumbersari Kabupaten Lampung Selatan Tahun Ajaran 2015/2016”, dapatdisimpulkan sebagai berikut:

1. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara keaktifan mengikuti ekstrakurikuler kecil menanam dewasa memanen (KMDM) dengan perilaku peduli lingkungan hidup siswa kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Kesuma Sumbersari Kabupaten Lampung Selatan Tahun Ajaran 2015/2016.

2. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara sikap peduli lingkungan hidup dengan perilaku peduli lingkungan hidup siswa kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Kesuma Sumbersari Kabupaten Lampung Selatan Tahun Ajaran 2015/2016.

3. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan keaktifan mengikuti ekstrakurikuler kecil menanam dewasa memanen (KMDM) dan sikap dengan perilaku peduli lingkungan hidup siswa kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Kesuma Sumbersari Kabupaten Lampung Selatan Tahun Ajaran 2015/2016.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat diberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Pembina ekstrakurikuler kecil menanam dewasa memanen dan guru, hendaknya lebih memotivasi para anggota ekstrakurikuler kecil menanam dewasa memanen agar selalu aktif dalam setiap kegiatan untuk pembentukan dan pembinaan sikap serta perilaku peduli lingkungan hidup siswa.

2. Siswa hendaknya meningkatkan dan menunjukkan sikap serta perilaku peduli lingkungan di sekolah, di rumah maupun di lingkungan sekitar yang lebih luas. Dengan meningkatkan sikap serta perilaku peduli lingkungan diharapkan dapat mengurangi terjadinya kerusakan lingkungan hidup.

3. Sebaiknya tanaman yang ditanam dalam kegiatan ekstrakurikuler kecil menanam dewasa memanen tidak hanya sebatas tanaman keras namun dapat juga menana tanaman sayuran agar tidak menunggu waktu lama untuk memanen serta dapat langsung dinikmati hasilnya oleh siswa.

Abdullah, Sarini dan Taufik Edy Sutanto. 2015. Statistika Tanpa Stres. Transmedia. Jakarta.

Adhiatma, Tofan Singgih, Eni Mahwati dan Eko Hartini. 2013. Faktor-faktor Presdiposing Dalam Penggunaan Alat Pelindung Diri di Dipo Locomotif PT. KAI DAOP IV SEMARANG 2013. Jurnal. Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro.

Ahmadi, Abu dan Nur Uhbiyati. 2003.Ilmu Pendidikan. Rineka cipta. Jakarta. Ahmadi, Abu. 2007.Psikologi Sosial. Rineka Cipta. Jakarta.

Akhtar, Hanif dan Helly Prajitno Soetjipto. 2014. Peran Sikap Dalam Memediasi Pengaruh Pengetahuan Terhadap Perilaku Meminimasi Sampah Pada Masyarakat Terban Yogyakarta. 2014. Jurnal. Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta. Jakarta.

Aziz, Erwati. 2013. Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup Melalui Pendidikan Islam. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Azwar, Saifuddin. 2013. Sikap Manusia : Teori dan Pengukurannya. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Badan Pusat Statistik. 2013. Survei Perilaku Peduli Lingkungan Hidup 2013. BPS. Jakarta.

Bungin, Burhan. 2008.Metode Penelitian Kuantitatif. Kecncana. Jakarta.

Hidayat, Nur. 2005. Pedoman Penyelenggaraan KMDM. DIPA Satker Pusat Bina Penyuluh Kehutanan. Jakarta.

Irwan, Zoer’aini Djamal. 2012. Prinsip-Prinsip Ekologi : Ekosistem, Lingkungan dan Pelestariannya. Bumi Aksara. Jakarta.

Kumurur, Veronica A. 2008. Pengetahuan, Sikap dan Kepedulian Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Lingkungan Terhadap Lingkungan Hidup Kota Jakarta. Jurnal. Staf Pengajar Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado.

Kusaeri dan Suprananto. 2012. Pengukuran dan Penilaian Pendidikan. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Kutanegara, Pande Made. 2014. Membangun Masyarakat Indonesia Peduli Lingkungan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Masruri, Muhsinatun Siasah. 2002. Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Rosdakarya. Bandung.

Meliseh. 2002.Kepedulian Lingkungan Hidup. Bumi Aksara. Bandung. Neolaka, Amos. 2008.Kesadaran Lingkungan. Rineka Cipta. Jakarta.

Noor, Juliansyah. 2011. Metodologi Penelitian : Skripsi, Tesis, Disertasi dan Karya ilmiah. Kencana. Jakarta.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.

Pieter, Herri Zan dan Namora Lumongga Lubis. 2010.Pengantar Psikologi untuk Kebidanan. Kencana. Jakarta.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Pustaka Utama. Jakarta.

Sagala, Syaiful. 2006.Konsep dan Makna Pembelajaran. Alfabeta. Bandung. Sardiman. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Raja Grafindo.

Jakarta.

Sarwono, Sarlito Wirawan. 1992.Psikologi Lingkungan. Rasindo. Jakarta.

Sarwono, Sarlito Wirawan dan Eko A. Meinarno. 2012.Psikologi Sosial. Salemba Humanika. Jakarta.

Soemarwoto, Otto. 1994. Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Djambatan. Jakarta.

Soepeno, Bambang. 1997.Statistik Terapan. Rineka Cipta. Jakarta.

Sriyono. 1992.Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA. Rineka Cipta. Jakarta. Sudjana. 2002.Metode Statistika. Tarsito. Bandung.

Sudjoko. 2008. Buku Materi Pokok : Pendidikan Lingkungan Hidup. Universitas Terbuka. Jakarta.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Alfabeta. Bandung.

Sumaatmadja, Nursid. 1986.Pengantar Studi Sosial. Alumni. Bnadung.

Suryosubroto. 2009.Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Rineka Cipta. Jakarta. Tunrip, Zulsen. 2003. Hubungan Kinerja Guru Dengan Tingkat Pengetahuan,

Sikap Dan Perilaku Siswa Peduli Lingkungan Hidup Pada Implementasi Pendidikan Lingkungan Hidup di SMK Kota Medan. Skripsi. Program Studi Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Undang-Undang RI No.32 Tahun 2009. PPLH.

Uno, Hamzah B. dan Nurdin Mohamad. 2012. Belajar dengan Pendekatan PAILKEM. Bumi Aksara. Jakarta.

Usman, Moh. Uzer dan Lilis Setyowati. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Walgito, Bimo. 2003.Psikologi Sosial. Andi. Yogyakarta.

Walgito, Bimo. 2010.Pengantar Psikologi Umum. Andi. Yogyakarta. Widyastuti, Yeni. 2014 .Psikologi Sosial. Graha Ilmu. Yogyakarta.