• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dengan teknik ini diperoleh data keaktifan saat dilaksanakan pembelajaran menggunakan model

1. Analisis Uji Instrumen Tes

Sebelum menganalisis data, terlebih dahulu menganalisis soa uji coba yang telah diuji cobakan di kelas yang sudah pernah mendapatkan materi segi empat yaitu kelas VIII. Dalam penelitian menggunakan instrumen tes yang berupa tes uraian yang berjumlah 18 butir soal (lampiran 10) yang nantinya akan digunakan sebagai soal post test untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sebelum digunakan sebagai soal post test,terlebih dahulu akan dicari validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda.

Adapun hasil analisis uji coba instrumen tes adalah sebagai berikut:

a. Analisis Validitas

Analisis validitas digunakan untuk mengetahui valid tidaknya item tes. Soal yang tidak valid akan dibuang dan tidak digunakan sedangkan soal yang valid berarti soal tersebut dapat digunakan untuk evaluasi akhir pada kelas

57

eksperimen dan kelas kontrol materi segi empat. Kisi-kisi soal sebelum uji coba dapat dilihat pada lampiran 12 .

Tabel 4.1 . Hasil Uji Validitas Butir Soal Tahap 1 Butir Soal rhitung rtabel Keterangan

1 0,30 0,349 Tidak Valid 2 0,40 0,349 Valid 3 0,30 0,349 Tidak Valid 4 0,48 0,349 Valid 5 0,60 0,349 Valid 6 0,22 0,349 Tidak Valid 7 0,80 0,349 Valid 8 0,51 0,349 Valid 9 0,44 0,349 Valid 10 0,81 0,349 Valid 11 0,62 0,349 Valid 12 0,83 0,349 Valid 13 0,71 0,349 Valid 14 0,85 0,349 Valid 15 0,61 0,349 Valid 16 0,49 0,349 Valid 17 0,73 0,349 Valid 18 0,84 0,349 Valid

Berdasarkan uji coba soal yang telah dilaksanakan dengan jumlah peserta uji coba, N = 32 dan taraf signifikan

58

5% dapat rtabel = 0,349, jadi item soal dikatakan valid jika rhitung > rtabel (rhitung lebih besar dari 0,349).

Contoh perhitungan manual mengenai validitas tahap 1 pada butir soal nomor 2.

Hasil analisis tersebut diperoleh 3 butir soal yang tidak valid. Untuk perhitungan secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 17 .

Tabel 4.2. Presentase Validitas Butir Soal Tahap 1

No Kriteria Nomor Soal Jumlah Presentase 1 Valid 2, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 15 83,33 %

59 17, 18

2 Tidak

Valid

1, 3, 6 3 16,67 %

Karena masih terdapat butir soal yang tidak valid, maka dilakukan uji validitas tahap dua dengan membuang butir soal yang tidak valid.

Tabel 4.3 . Hasil Uji Validitas Butir Soal Tahap 2 Butir Soal rhitung rtabel Keterangan

2 0,40 0,349 Valid 4 0,48 0,349 Valid 5 0,58 0,349 Valid 7 0,80 0,349 Valid 8 0,49 0,349 Valid 9 0,44 0,349 Valid 10 0,80 0,349 Valid 11 0,61 0,349 Valid 12 0,86 0,349 Valid 13 0,73 0,349 Valid 14 0,87 0,349 Valid 15 0,62 0,349 Valid 16 0,49 0,349 Valid 17 0,74 0,349 Valid 18 0,86 0,349 Valid

60

Contoh perhitungan manual mengenai validitas tahap 2 pada butir soal nomor 2.

Hasil analisis tersebut sudah diperoleh semua butir soal valid yaitu sebanyak 15. Kelima belas soal tersebut kemudian dijadikan sebagai soal evaluasi akhir untuk kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Untuk perhitungan secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 18 .

b. Analisis Reliabilitas

Setelah uji validitas, selanjutnya dilakukan uji reliabilitas pada butir soal yang valid. Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui tingkat konsistensi jawaban instrumen. Instrumen yang baik secara akurat memiliki jawaban yang konsisten untuk kapanpun instrumen itu disajikan.

61

Contoh perhitungan variansi total

Hasil perhitungan koefisien reliabilitas 15 butir soal diperoleh r11 = 0,8972. Maka dapat disimpulkan bahwa soal ini merupakan soal yang reliabel. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 18 .

62 c. Analisis Tingkat Kesukaran

Analisis tingkat kesukaran digunakan untuk mengetahui tingkat kesukaran soal apakah soal tersebut memiliki kriteria sedang, sukar, atau mudah. Interpretasi tingkat kesukaran diklasifikasikan sebagai berikut:

Soal dengan 0,00 < P ≤ 0,30 adalah soal sukar; Soal dengan 0,30 < P ≤ 0,70 adalah soal sedang; Soal dengan 0,70 < P ≤ 1,00 adalah soal mudah;

Berdasarkan hasil perhitungan indeks kesukaran butir soal diperoleh:

Tabel 4.4. Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal

Butir Soal Besar P Keterangan

2 0,72 Mudah 4 0,50 Sedang 5 0,76 Mudah 7 0,71 Mudah 8 0,75 Mudah 9 0,67 Sedang 10 0,64 Sedang 11 0,59 Sedang 12 0,52 Sedang 13 0,61 Sedang 14 0,57 Sedang 15 0,67 Sedang 16 0,34 Sedang

63

17 0,35 Sedang

18 0,33 Sedang

Tabel 4.5. Presentase Tingkat Kesukaran Butir Soal

No Kriteria Nomor Soal Jumlah Presentase 1 Sukar - - 0 % 2 Sedang 4, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18 11 73,33 % 3 Mudah 2, 5, 7, 8 4 26,67 %

Contoh perhitungan manual mengenai tingkat kesukaran pada butir soal nomor 2.

P = P = = 0, 72

.Hasil analisis di atas menunjukkan bahwa terdapat sebelas soal yang tergolong sedang dan empat soal tergolong mudah. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 18.

64 d. Analisis Daya Beda

Analisis daya beda ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan kemampuan peserta didik yang memiliki kemampuan tinggi dan kemampuan rendah. Interpretasi daya beda menggunakan klasifikasi sebagai berikut:

0,00 < D ≤ 0,20 (Jelek) 0,20 < D ≤ 0,40 (Cukup) 0,40 < D ≤ 0,70 (Baik) 0,70 < D ≤ 1,00 (Baik Sekali)

Berdasarkan perhitungan daya beda butir soal, diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.6. Hasil Analisis Daya Pembeda Butir Soal

Butir Soal Besar D Keterangan

2 0,28 Cukup 4 0,31 Cukup 5 0,30 Cukup 7 0,45 Baik 8 0,23 Cukup 9 0,29 Cukup 10 0,48 Baik 11 0,27 Cukup 12 0,76 Sangat Baik 13 0,44 Baik 14 0,80 Sangat Baik 15 0,46 Baik

65

16 0,24 Cukup

17 0,33 Cukup

18 0,53 Baik

Tabel 4.7. Presentase Daya Pembeda Butir Soal

No Kriteria Nomor Soal Jumlah Presentase 1 Jelek - - - 2 Cukup 2, 4, 5, 8, 9, 11, 16, 17 8 53,33 % 3 Baik 7, 10, 13, 15, 18 5 33,33 % 4 Sangat Baik 12, 14 2 13,33 %

Contoh perhitungan manual daya beda pada butir soal nomor 2. DP = dengan, D =

66

Hasil analisis daya pembeda menunjukkan bahwa terdapat delapan soal tergolong cukup, lima soal tergolong baik, dan dua soal tergolong sangat baik. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 18 .

Dari analisis validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda yaitu untuk validitas dari 18 butir soal, diperoleh yang valid sebanyak 15 soal untuk dijadikan soal post test. Kemudian untuk reliabilitas, perhitungan koefisien reliabilitas 15 butir soal diperoleh r11 = 0,8972 maka dapat disimpulkan bahwa soal ini merupakan soal yang reliable. Tingkat kesukaran diperoleh bahwa terdapat sebelas soal yang tergolong sedang dan empat soal tergolong mudah. Daya beda diperoleh bahwa terdapat delapan soal tergolong cukup, lima soal tergolong baik, dan dua soal tergolong sangat baik.

2. Analisis Data Tahap Awal

Analisis ini menggunakan data nilai matematika ulangan tengah semester genap peserta didik kelas VII A dan VII B yang

67

digunakan untuk uji normalitas, uji homogenitas dan uji kesamaan rata-rata. Adapun analisis uji tersebut sebagai berikut: a. Uji Normalitas

Uji ini digunakan untuk mengetahui kenormalan kelas yang akan digunakan untuk penelitian. Hipotesis yang digunakan untuk uji normalitas adalah:

H0: data berdistribusi normal H1: data tidak berdistribusi normal

Uji normalitas yang digunakan adalah uji chi kuadrat dengan kriteria pengujian: jika dengan derajat kebebasan dk = k-1 serta taraf signifikan 5% maka H0

diterima.

Berdasarkan perhitungan yang terdapat pada lampiran 23 dan 24, diperoleh hasil uji normalitas tahap awal sebagai berikut:

Tabel 4.8. Hasil Uji Normalitas tahap awal

No. Kelas Rata-rata Ket. 1. VII A 60,74074 7,55537 11,070 Normal 2. VII B 57,23077 5,52450 11,070 Normal Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa kelas VII A dan VII B nilai , sehingga H0 diterima. Oleh karena itu, data di dua kelas tersebut berdistribusi normal.

68 b. Uji Homogenitas

Uji ini digunakan untuk mengetahui kelas yang digunakan berasal dari kondisi yang sama atau homogen. Hipotesis yang digunakan untuk uji homogenitas adalah: H0 : σ1 2 = σ2 2 H1 : σ1 2 ≠ σ2 2

Uji homogenitas yang digunakan adalah Fhitung yaitu pembagian varians terbesar dengan terkecil. Uji kedua varians tersebut sama atau tidak maka Fhitung dikonsultasikan dengan Ftabel dan α = 5 %. Jika Fhitung < Ftabel kedua kelas dalam keadaan homogen atau sama.

Berdasarkan perhitungan pada lampiran 25 diperoleh hasil uji homogenitas sebagai berikut:

Tabel 4.9. Hasil Uji Homogenitas tahap awal

No Kelas Rata-rata Varians Fhitung Ftabel 1 VII A 60,74074 130,19943 2,04637 2,219 2 VII B 57,23077 63,62462

Dari tabel di atas, diketahui bahwa kelas VII A dan VII B nilai Fhitung < Ftabel , sehingga H0 diterima. Oleh karena itu, kedua kelas tersebut dalam keadaan homogen atau sama. c. Uji Kesamaan Rata-rata

Uji kesamaan dua rata-rata dilakukan untuk mengetahui apakah perbedaan rata-rata kedua kelas signifikan

69

atau tidak. Hipotesis yang digunakan untuk uji kesamaan rata-rata adalah:

H0 : μ1= μ2

H1 : μ1≠ μ2

Uji kesamaan rata-rata yang digunakan adalah dengan kriteria pengujian: jika –ttabel < thitung < ttabel dengan derajat kebebasan dk = n1 + n2 -1 serta taraf signifikan 5% maka H0

diterima.

Dari penelitian diperoleh bahwa rata-rata kelas VII A x1 = 60,74074 dan rata-rata kelas VII B x2 = 57,23077 dengan n1 = 27 dan n2 = 26 diperoleh thitung = 1,293, dengan α = 5 % dan dk = 51 diperoleh ttabel = 2,0076, dengan α = 5 % dan dk = 27 + 26 – 2 = 51. Karena –t = -2,0076 < thitung = 1,293 < t = 2,0076, maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima atau tidak ada perbedaan rata-rata yang signifikan antara kelas VII A dan VII B. Perhitungan uji kesamaan rata-rata kelas VII A dan VII B selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 26 .

3. Analisis Data Tahap Akhir

Kegiatan analisis ini dilakukan pada data hasil post test atau ulangan harian dalam pembelajaran segiempat. Data nilai tersebut dapat dilihat pada lampiran 32. Data ini diperoleh dari hasil tes peserta didik menggunakan instrumen tes yang telah melewati uji kelayakan instrumen. Adapun langkah-langkah analisis data tahap akhir ini sebagai berikut:

70

Hipotesis yang digunakan untuk uji normalitas: H0: data berdistribusi normal

H1: data tidak berdistribusi normal

Uji normalitas yang digunakan adalah uji chi kuadrat dengan kriteria pengujian: jika dengan derajat kebebasan dk = k-1 serta taraf signifikan 5% maka H0

diterima.

Berdasarkan perhitungan yang terdapat pada lampiran 27 dan 28, diperoleh hasil uji normalitas tahap akhir sebagai berikut:

Tabel 4.10. Hasil Uji Normalitas tahap akhir

No. Kelas Rata-rata Ket. 1. VII A

(Eksperimen) 77,2963 2,8902 11,070 Normal 2. VII B

(Kontrol) 70 4,8013 11,070 Normal Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa kelas VII A (eksperimen) dan VII B (kontrol) nilai

, sehingga H0 diterima. Oleh karena itu, data di dua kelas tersebut berdistribusi normal..

b. Uji Homogenitas

Uji ini digunakan untuk mengetahui kelas yang digunakan berasal dari kondisi yang sama atau homogen. Hipotesis yang digunakan untuk uji homogenitas adalah: H0 : σ1

2

= σ2 2

71 H1 : σ1

2 ≠ σ2 2

Uji homogenitas yang digunakan adalah Fhitung yaitu pembagian varians terbesar dengan terkecil. Uji kedua varians tersebut sama atau tidak maka Fhitung dikonsultasikan dengan Ftabel dan α = 5 %. Jika Fhitung < Ftabel kedua kelas dalam keadaan homogen atau sama.

Berdasarkan perhitungan pada lampiran 29 diperoleh hasil uji homogenitas sebagai berikut:

Tabel 4.11. Hasil Uji Homogenitas tahap akhir

No Kelas

Rata-rata

Varians Fhitung Ftabel

1 VIIA

Dokumen terkait