• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

C. Analisis Data Penelitian

1. Analisis Univariat

Menganalisis tiap-tiap variabel penelitian yaitu mengenai karakteristik responden. Mahasiswa yang menjadi responden berusia 17- 21 tahun dengan beragam jenis aktifitas antara lain mengikuti kegiatan kuliah secara rutin, mengikuti kegiatan praktikum, mengerjakan laporan dan tugas-tugas kuliah, ikut serta dalam organisasi didalam kampus maupun diluar kampus, sebagian ada yang mengikuti kegiatan dimasyarakat seperti Taman Pendidikan Al qur'an (TPA) dan menjadi remaja islam masjid, serta ada juga beberapa yang mengikuti latihan musik dan berolahraga rutin.

a. Stres

Skor jawaban pada kuesioner DASS 42 yang telah dimodifikasi diperoleh skor tertinggi 82 (75,93% dari skor total) dan skor terendah 4 (3,70% dari skor total). Tingkat stres mahasiswa D IV Kebidanan Jalur Reguler Universitas Sebelas Maret Surakarta dapat dideskripsikan dalam tabel berikut ini:

liv

Tabel 4.2 Tingkat Stres Mahasiswa D IV Kebidanan Jalur Reguler UNS Tingkat Stres Mahasiswa Semester II Mahasiswa Semester IV Jumlah Prosentase Ringan 23 39 62 84,93 % Sedang 7 3 10 13,70 % Berat 0 1 1 1,37 % Total Responden 73 100 %

(Sumber: Data Primer, Juni 2010)

Tabel diatas menunjukkan bahwa stres yang paling banyak dialami mahasiswa D IV Kebidanan Jalur Reguler Universitas Sebelas Maret Surakarta adalah stres ringan, baik untuk mahasiswa semester II maupun mahasiswa semester IV yaitu sebanyak 62 responden (84,93%) dengan perincian 23 responden mahasiswa semester II dan 39 responden mahasiswa semester IV. Dan tingkat stres yang paling sedikit adalah stres berat yang mana dialami oleh 1 orang responden (1,37%) yaitu mahasiswa semester IV. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram dibawah ini.

lv 0 5 10 15 20 25 30 35 40 Semester II Semester IV 23 39 7 3 0 1 Stres Ringan Stres Sedang Stres Berat

Diagram 4.1 Tingkat Stres Mahasiswa D IV Kebidanan UNS

b. Pola Menstruasi

Pola menstruasi yang dialami mahasiswa D IV Kebidanan Jalur Reguler Universitas Sebelas Maret Surakarta semester II dan semester IV dapat dideskripsikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.3 Pola Menstruasi ahasiswa D IV Kebidanan Jalur Reguler UNS

No. Pola Menstruasi Mahasiswa Semester II Mahasiswa Semester IV Jumlah Responden Prosentase 1. Normal 16 27 43 orang 58,90 % 2. Normal Dismenorea 9 12 21 orang 28,77 % 3. Polimenorea - 2 2 orang 2,74 % 4. Oligomenorea 3 - 3 orang 4,11 % 5. Oligomenorea 2 2 4 orang 5,48 %

lvi Dismenorea

(Sumber: Data Primer, Juni 2010)

Tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa pola menstruasi yang paling banyak dialami mahasiswa D IV Kebidanan Jalur Reguler Universitas Sebelas Maret Surakarta adalah siklus normal yaitu sebanyak 43 responden (89,90%) dengan perincian 16 responden dari mahasiswa semester II dan sisanya 27 responden dari mahasiswa semester IV. Sedangkan pola menstruasi yang paling sedikit dialami adalah siklus polimenorea yaitu sebanyak 2 responden (2,74 %) dari mahasiswa semester IV seperti tergambar dalam diagram 4.2 berikut ini:

0 5 10 15 20 25 30

Normal Polimenorea Oligomenorea Normal

Dismenorea Oligomenorea Dismenorea 16 0 3 9 2 27 2 0 12 2 Semester II Semester IV

Diagram 4.2 Pola Menstruasi Mahasiswa D IV Kebidanan UNS 2. Analisis Bivariat

Hubungan antara stres dengan pola menstruasi pada mahasiswa D IV Kebidanan jalur reguler Universitas Sebelas Maret Surakarta dapat digambarkan dalam tabel silang sebagai berikut:

Tabel 4.4 Hubungan antara Stres dengan Pola Menstruasi pada Mahasiswa D IV Kebidanan Jalur Reguler UNS

lvii

Tingkat Stres

Ringan Sedang Berat Total Pola Menstruasi F % F % F % F % Normal 40 54,79 3 4,11 0 0 43 58,90 Normal Dismenorea 15 20,55 5 6,85 1 1,37 21 28,77 Polimenorea 2 2,74 0 0 0 0 2 2,74 Polimenorea Dismenorea 0 0 0 0 0 0 0 0 Oligomenorea 2 2,74 1 1,37 0 0 3 4,11 Oligomenorea Dismenorea 3 4,11 1 1,37 0 0 4 5,48 Total 62 84,93 10 13,70 1 1,37 73 100 (Sumber: Data Primer, Juni 2010)

Tabel 4.4 diatas menunjukkan bahwa responden paling banyak mengalami stres ringan dengan siklus menstruasi normal yaitu sejumlah 40 responden (54,79%) dan tidak ada responden yang mengalami siklus menstruasi polimenorea dengan dismenorea.

Tabel diatas juga dapat dideskripsikan bahwa responden yang mengalami stres ringan sejumlah 62 responden (84,93%) dengan perincian 40 responden (54,79%) dengan siklus menstruasi normal, 15 responden (20,55%) dengan siklus menstruasi normal dan dismenorea, 2 responden (2,74%) dengan siklus menstruasi polimenorea, 2 responden (2,74%) dengan siklus menstruasi oligomenorea dan 3 responden (4,11%) dengan siklus menstruasi oligomenorea dan dismenorea. Responden yang mengalami stres sedang sejumlah 10 responden (13,70%) dengan perincian 3 responden (4,11%) siklus menstruasi normal, 5 responden (6,85%) dengan siklus menstruasi normal dan dismenorea, 1 responden (1,37%) dengan siklus menstruasi oligomenorea dan 1 responden (1,37%) dengan siklus menstruasi oligomenorea dan dismenorea. Dan responden

lviii

yang mengalami stres berat sejumlah 1 responden (1,37%) dengan siklus menstruasi normal dan dismenorea.

Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara stres dengan pola menstruasi maka dilakukan analisis melalui proses komputerisasi dengan SPSS for Windows versi 16.00 menggunakan uji Spearman Rank Corelation dengan taraf signifikansi (α) 0,05 atau tingkat kepercayaan

95%. Hipotesis yang dapat disusun adalah:

Ho : tidak ada hubungan antara stres dengan pola menstruasi Ha : ada hubungan antara stres dengan pola menstruasi

Setelah dilakukan perhitungan didapatkan nilai korelasi spearman = 0,282 dan nilai p = 0,016. Hal ini berarti bahwa ada hubungan secara positif antara stres dengan pola menstruasi pada mahasiswa D IV Kebidanan Jalur Reguler Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan kekuatan korelasi lemah (Ho ditolak karena nilai sig <0,05).

BAB V PEMBAHASAN

Dalam penelitian ini, peneliti mengukur hubungan antara stres dengan pola menstruasi pada mahasiswa DIV Kebidanan Jalur Reguler Universitas Sebelas Maret Surakarta kepada 73 responden menggunakan kuesioner. Responden yang dipakai dalam penelitian ini telah sesuai dengan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi sehingga diperoleh responden yang homogen.

lix

Dari hasil penelitian diperoleh data seperti pada tabel 4.2 tentang tingkat stres mahasiswa D IV Kebidanan Jalur Reguler Universitas Sebelas Maret Surakarta yang menunjukan bahwa sebagian besar mahasiswa mengalami stres ringan yaitu sejumlah 62 responden (84,93%). Berdasarkan tabel 4.3 mengenai pola menstruasi mahasiswa semester II dan semester IV sebanyak 43 responden (58,90%) mengalami siklus menstruasi normal. Hal ini berarti bahwa mahasiswa semester II dan semester IV yang mengalami siklus menstruasi tidak normal cukup banyak yaitu 30 responden (41,10%). Sedangkan menurut tabel 4.4 tentang hubungan antara stres dengan pola menstruasi pada mahasiswa D IV Kebidanan Jalur Reguler Universitas Sebelas Maret Surakarta paling banyak mengalami stres ringan dengan siklus menstruasi normal yaitu sejumlah 40 responden (54,79%) dan urutan kedua sebanyak 15 responden (20,55%) mengalami stres ringan dengan siklus menstruasi normal dan dismenorea.

Dari analisis data dengan dengan SPSS for Windows versi 16.00 menggunakan uji spearman rank corelationdengan taraf signifikansi (α) 0,05 atau

tingkat kepercayaan 95%, diperoleh nilai p = 0,016 dan nilai korelasi spearman = 0,282. Hal ini berarti bahwa terdapat hubungan secara positif antara stres dengan pola menstruasi pada mahasiswa D IV Kebidanan jalur reguler Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan kekuatan korelasi lemah.

Korelasi antara stres dengan pola menstruasi dalam penelitian ini kekuatan korelasinya lemah hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah faktor jumlah responden, karena banyak sedikitnya responden dapat mempengaruhi hasil penelitian. Dimana untuk penelitian dengan design cross

lx

sectional diperlukan subyek yang cukup besar (Arief; 2008). Kondisi responden saat pengisian kuesioner juga mempengaruhi, karena stres dapat berubah-ubah dari waktu ke waktu. Stres bersifat subyektif dan individual. Keadaan ini bermula ketika mengamati satu situasi, seseorang, satu kejadian atau bahkan satu obyek yang disebut sebagai stressor. Hal ini berarti bahwa otak tidak memberikan respon secara buta tetapi respon yang terjadi merupakan hasil interpretasi subyektif. Walaupun stres itu sendiri dapat diketahui dengan melihat atau merasakan perubahan yang terjadi pada dirinya yang meliputi respon fisik, psikologis dan perilaku namun masih ada yang tidak sadar bahwa pada saat itu terkena stres. Oleh karena itu pengetahuan mengenai stres dan penanganannya perlu diketahui, dengan harapan dapat menyikapi stres dengan tindakan yang benar.

Hal ini sesuai dengan teori yang ada mengenai 4 variabel psikologik yang dianggap mempengaruhi mekanisme respons stres yaitu 1) Kontrol: keyakinan bahwa seseorang memiliki kontrol terhadap stresor yang mengurangi intensitas respons stres. 2) Prediktabilitas: stresor yang dapat diprediksi menimbulkan respons stres yang tidak begitu berat dibandingkan stresor yang tidak dapat diprediksi. 3) Persepsi: pandangan individu tentang dunia dan persepsi stresor saat ini dapat meningkatkan atau menurunkan intensitas respons stres. 4) Respons koping: ketersediaan dan efektivitas mekanisme mengikat ansietas dapat menambah atau mengurangi respons stres (Sriati;2008).

Dr. Hans Seyle, seorang ilmuwan yang terkenal dan pelopor dalam bidang penelitian mengenai stres, merancang suatu konsep mengenai reaksi tubuh terhadap stres yang disebut dengan respon adaptasi umum terhadap stres. Konsep

lxi

ini menggambarkan respon tubuh terhadap stres menjadi tiga tahapan dasar yaitu tanggapan terhadap bahaya (alarm reaction), tanggapan fisik atau tahap perlawanan (stage of resistance) dan tahap kelelahan (stage of exhaustion). Ketiga tahapan ini tidak selalu terjadi pada setiap manusia yang mengalami stres karena tergantung pada daya tahan mental setiap individu. Bagaimana melihat suatu kejadian secara luas tergantung kepada konsep terhadap diri pribadi, kekuatan ego, sistem nilai dan bahkan hereditas. Peristiwa-peristiwa menyenangkan juga menimbulkan stres, meskipun kebanyakan stres berawal dengan peristiwa- peristiwa negatif, menyakitkan dan tidak diharapkan dalam kehidupan kita. Situasi yang sama dapat dilihat secara berbeda oleh dua individu. Yang satu dapat memandang situasi yang ada sebagai tantangan yang menarik sementara individu yang lain memandang situasi tersebut sebagai ancaman terhadap kehidupannya. Perbedaan cara pandang dan reaksi terhadap suatu peristiwa yang sama pada saat yang berbeda, tergantung pada keadaan perasaan dan fisik saat itu (Sriati;2008).

Dalam pengaruhnya terhadap pola menstruasi, stres melibatkan sistem neuroendokrinologi sebagai sistem yang besar peranannya dalam reproduksi wanita. Gangguan pada pola menstruasi ini melibatkan mekanisme regulasi intergratif yang mempengaruhi proses biokimia dan seluler seluruh tubuh termasuk otak dan psikologis. Pengaruh otak dalam reaksi hormonal terjadi melalui jalur hipotalamus-hipofisis-ovarium yang meliputi multiefek dan mekanisme kontrol umpan balik. Pada keadaan stres terjadi aktivasi pada amygdala pada sistem limbik. Sistem ini akan menstimulasi pelepasan hormon dari hipotalamus yaitu corticotropic releasing hormone (CRH). Hormon ini secara

lxii

langsung akan menghambat sekresi GnRH hipotalamus dari tempat produksinya di nukleus arkuata. Proses ini kemungkinan terjadi melalui penambahan sekresi opioid endogen. Peningkatan CRH akan menstimulasi pelepasan endorfin dan

adrenocorticotropic hormone (ACTH) ke dalam darah. Endorfin sendiri diketahui merupakan opiat endogen yang peranannya terbukti dapat mengurangi rasa nyeri. Peningkatan kadar ACTH akan menyebabkan peningkatan pada kadar kortisol darah. Pada wanita dengan gejala amenore hipotalamik menunjukkan keadaan hiperkortisolisme yang disebabkan adanya peningkatan CRH dan ACTH. Hormon-hormon tersebut secara langsung dan tidak langsung menyebabkan penurunan kadar GnRH, dimana melalui jalan ini maka stres menyebabkan gangguan siklus menstruasi. Dari yang tadinya siklus menstruasinya normal menjadi oligomenorea atau polimenorea. Gejala klinis yang timbul ini tergantung pada derajat penekanan pada GnRH. Gejala-gejala ini umumnya bersifat sementara dan biasanya akan kembali normal apabila stres yang ada bisa diatasi (http://digilib.unsri.ac.id; 2009).

Panjang pendeknya siklus menstruasi ini dipengaruhi oleh usia, berat badan, aktivitas fisik, tingkat stres, genetik dan gizi (Wiknjosastro;2005, Octaria;2009). Rata-rata usia responden sekitar 18 – 20 tahun dengan tingkat stres rata-rata pada level stres ringan. Jenis aktifitas yang dilakukan oleh responden antara lain mengikuti kegiatan kuliah secara rutin, praktikum, mengerjakan laporan dan tugas-tugas kuliah, ikut dalam organisasi kampus maupun diluar kampus, ada sebagian yang mengikuti kegiatan dimasyarakat seperti Taman

lxiii

Pendidikan Al qur'an (TPA) dan menjadi remaja islam masjid, serta ada juga beberapa yang mengikuti latihan musik dan berolahraga rutin.

Tubuh bereaksi saat mengalami stres. Faktor stres ini dapat menurunkan ketahanan terhadap rasa nyeri. Tanda pertama yang menunjukan keadaan stres adalah adanya reaksi yang muncul yaitu menegangnya otot tubuh individu dipenuhi oleh hormon stres yang menyebabkan tekanan darah, detak jantung, suhu tubuh, dan pernafasan meningkat. Disisi lain saat stres, tubuh akan memproduksi hormon adrenalin, estrogen, progesteron serta prostaglandin yang berlebihan. Estrogen dapat menyebabkan peningkatan kontraksi uterus secara berlebihan, sedangkan progesteron bersifat menghambat kontraksi. Peningkatan kontraksi secara berlebihan ini menyebabkan rasa nyeri. Selain itu hormon adrenalin juga meningkat sehingga menyebabkan otot tubuh tegang termasuk otot rahim dan dapat menjadikan nyeri ketika menstruasi (Puji;2009).

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data mengenai kejadian dismenorea sebanyak 25 responden yang mengalami dismenorea atau sekitar 34,25% dari total responden. Kebanyakan penderita dismenorea adalah wanita muda walaupun dijumpai juga dikalangan yang berusia lanjut. Dismenorea yang paling sering terjadi adalah dismenore primer, kemungkinan lebih dari 50% wanita mengalaminya dan 10-15% diantaranya mengalami nyeri yang hebat yang sampai menggangu aktivitas dan kegiatan sehari-hari wanita. Biasanya dismenore primer timbul pada masa remaja, yaitu sekitar 2-3 tahun setelah haid pertama dan terjadi pada umur kurang dari 20 tahun. Remaja yang mengalami dismenorea pada saat

lxiv

menstruasi mempunyai lebih banyak hari libur dan prestasinya kurang begitu baik dibandingkan remaja yang tidak terkena dismenorea (Kurniawati;2008).

Penelitian ini juga didukung dengan penelitian sebelumnya oleh mahasiswa Universitas Diponegoro yang bernama Atik Mahbubah dalam studi kasusnya di kelurahan Sidoharjo, Kecamatan Pacitan, Kabupaten Pacitan yang menemukan adanya hubungan antara stres dengan siklus menstruasi. Penelitian tersebut dianalisis secara deskriptif dan diuji menggunakan uji Chi Square didapatkan hasil 69,2 % siklus menstruasinya oligomenorea, 64,9% siklus menstruasi normal, 23,1% polimenorea dan 7,7% amenorea. Dan sebagian besar respondennya mengalami gejala stres berat yaitu sebanyak 46,6%.

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian hubungan antara stres dengan pola menstruasi pada mahasiswa D IV Kebidanan Jalur Reguler Universitas Sebelas Maret Surakarta diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Tingkat stres mahasiswa D IV Kebidanan Jalur Reguler Universitas Sebelas Maret Surakarta semester II dan IV rata-rata ringan. Dibuktikan dari hasil penelitian, diperoleh distribusi tingkat stres ringan sejumlah 84,93%, tingkat stres sedang sejumlah 13,70% dan tingkat stres berat sejumlah 1,37%.

lxv

2. Pola menstruasi mahasiswa D IV Kebidanan Jalur Reguler Universitas Sebelas Maret Surakarta semester II dan IV rata-rata mengalami siklus menstruasi normal. Dibuktikan dari hasil penelitian, diperoleh distribusi siklus menstruasi normal sejumlah 58,90%, menstruasi dengan dismenorea sejumlah 28,77%, siklus menstruasi polimenorea sejumlah 2,74%, siklus menstruasi oligomenorea sejumlah 4,11%, siklus menstruasi oligomenorea dengan dismenorea sejumlah 5,48% serta tidak ditemukan responden yang mengalami siklus menstruasi polimenorea dengan dismenorea.

3. Terdapat hubungan positif antara stres dengan pola menstruasi pada mahasiswa D IV Kebidanan Jalur Reguler Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan kekuatan korelasi lemah.

B. Saran

Dari kesimpulan hasil penelitian diatas, dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut :

1. Bagi Mahasiswa

Bagi mahasiswa yang mengalami dismenorea agar lebih meningkatkan pengetahuan mengenai penatalaksanaan dismenorea dan mengaplikasikannya dengan harapan nyeri karena dismenorea yang dialami dapat berkurang.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Peneliti lebih banyak menggunakan sumber pustaka dari internet karena sumber pustaka yang tersedia di perpustakaan yang berkaitan dengan penelitian ini masih kurang. Oleh karena itu diharapkan pihak

lxvi

institusi dapat menambah jumlah referensi bukunya terutama yang berkaitan antara stres dengan pola menstruasi.

3. Bagi Masyarakat

Menambah pengetahuan mengenai stres dan pola menstruasi serta penatalaksanaannya.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan dapat menjadi pertimbangan masukan dalam penelitian selanjutnya yang meneliti tentang stres baik itu kaitannya dengan pola menstruasi maupun dengan yang lainnya misalnya stres hubungannya dengan imunitas tubuh.

lxvii

DAFTAR PUSTAKA

Adhiyani Cisilia. 2002. Pengaruh Stres terhadap Hipertensi pada Wanita di Kalurahan Mojosongo Kecamatan Jebres Surakarta. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Skripsi

Ahmad Abdurrahman. 2009. Hubungan Antara Tingkat Stres Dan Status Sosial Ekonomi Orang Tua Dengan Perilaku Merokok Pada Remaja. Skripsi. http://www.karya-ilmiah.um.ac.id Diunduh pada tanggal 7 Desember 2009

Andaners. 2010. Dismenore(Nyeri Haid). http://www.live-pdf.com/download/ pengertian-dismenore-2.html. Diunduh pada tanggal 18 Mei 2010

Arifin Syamsul. 2010. Nyeri Haid. http://www.ipin4u.esmartstudent.com/haid.htm. Diunduh pada tanggal 18 Mei 2010

Arikunto Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Hal:130-34, 168, 195-99

Astika Nina. 2010. Dismenorea. http://masalahkesehatanwanita.blogspot.com /2010 /02/dismenorea.html. Diunduh pada tanggal 18 Mei 2010

Budiarto Eko. 2002. Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta;EGC. Hal:29-31

Chomaria Nurul. 2009. Tips Jitu dan Praktis Mengusir Stress. Jogjakarta: Diva Press. Hal:49-168

Dahlan M Sopiyudin. 2008. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan Edisi 3 Deskriptif, Bivariat dan Multivariat Dilengkapi Aplikasi dengan Menggunakan SPSS. Jakarta: Salemba Medika. Hal:163-66

Durand V Mark, Barlow David H. 2006. Intisari Psikologi Abnormal.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hal:340-48

Hasan Iqbal. 2002. Pokok-Pokok Materi Statistik 2 Edisi Kedua. Jakarta:Bumi Aksara. Hal:307

Heffner Linda, Schust Danny. 2008. Sistem Reproduksi. Surabaya;Erlangga. Hal:38-40

Hidayat Aziz Alimul. 2007. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah Edisi 2. Jakarta:Salemba Medika. Hal:34

lxviii

http://digilib.unsri.ac.id. Stress & menstrual cycle. Di unduh pada tanggal 20 Oktober 2009

Jalaludin. 2008. Keefektifan Terapi Relaksasi dan Hipnoterapi terhadap Derajat Depresi dan Nyeri pada Pasien dengan Low Back Pain. Universitas Sebelas Maret: Tesis.

Juliandi Azuar. 2007. Teknik Pengujian Validitas dan Reliabilitas.

http://www.azuarjuliandi.com/elearning/. Diunduh pada tanggal 19 Mei 2010

Lusa. 2010. Gangguan dan Masalah Haid dalam Sistem Reproduksi. http://situs kebidanan.blogspot.com/ 2010/ 02/ gangguan dan masalah-haid-dalam - sistem. html. Diunduh pada tanggal 18 Mei 2010

Mahbubah Atik. 2006. Hubungan Stres dengan Siklus Menstruasi pada Wanita Usia 20-29 Tahun di Kelurahan Sidoharjo, Kecamatan Pacitan, Kabupaten Pacitan. Skripsi. http://eprints.undip.ac.id Diunduh pada tanggal 16 Desember 2009

Nevid Jeffry, Rathus Spencer, Greene Beverly. 2005. Psikologi Abnormal Edisi kelima Jilid 1 . Jakarta: Erlangga. Hal:241-61

Nita. 2008. Pentingnya Mengelola Siklus Reproduksi. http://www. medicastore.com Diunduh pada tanggal 26 November 2009

Notoatmodjo Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Hal:68-149

Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika. Hal 92-120

Octaria Sherly. 2009. Siklus Haid, Sindrom Pra-Haid, Serta Gangguan Haid Dalam Masa Reproduksi. http://bidan2009.blogspot.com/2009/02/siklus- haid-sindrom-pra-haid-serta.html. Diunduh pada tanggal 20 Oktober 2009 Puji Istiqomah. 2009. Keefektifan Senam Dismenore dalam Mengurangi

Dismenore pada Remaja Putri di SMU N 5 Semarang. http://eprints.undip. ac.id/9253/1/ARTIKEL_SKRIPSI234.pdf. Diunduh pada tanggal 18 Mei 2010

Pusat Bimbingan dan Konseling UNHAS. 2008. Manajemen Stress. www.unhas.ac.id/maba2009/.../Modul%20MD08-Manajemen%20Stress. pdf Di unduh pada tanggal 20 November 2009

lxix

Rabe Thomas. 2003. Buku Saku Ilmu Kandungan. Jakarta: Hipokrates. Hal:118- 19

Robert dan David. 2004. Apa yang ingin diketahui remaja tentang seks. Jakarta : Bumi Aksara

Santrock John. 2007. Perkembangan Anak Edisi ketujuh Jilid II. Jakarta: Erlangga. Hal:22-28

Soetjiningsih. 2004. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta: Sagung Seto

Sophan Selly M. Stres Membuat Dinamika Dalam Hidup. http://www.percikan- iman.com/mapi/index2.php?option=content&do...1.. Di unduh pada tanggal 7 Desember 2009

Sriati Aat. 2008. Tinjauan tentang stress. http://www.akademik.unsri.ac.id /.../TINJAUAN%20TENTANG%20STRES.pdf ... Di unduh pada tanggal 7 Desember 2009

Tim Karya Tulis Ilmiah. 2010. Panduan Karya Tulis Ilmiah. Surakarta:D IV Kebidanan UNS Surakarta. Hal 7-14

Wade Carole, Tavris Carol. 2007. Psikologi Edisi ke-9. Jakarta: Erlangga. Hal 285-313

Wijaya Awi Muliadi. 2009. Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja.

http://www.infodokterku.com. Di unduh pada tanggal 26 Maret 2010

Wiknjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. Hal:103-14, 204-05

Wiramihardja Sutardjo. 2007. Pengantar Psikologi Abnormal. Bandung: Refika Aditama. Hal 44-50

Varney Helen. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4 Vol 1. Jakarta;EGC. Hal:338-51

Yulianti Devi. 2004. Manajemen Stres. Jakarta: ECG. Hal 26-110

Zulhita Ryanti. 2006. Hubungan Antara Tingkat Kecemasan Dengan Siklus Haid Pada Mahasiswi D IV Kebidanan di Universitas Sebelas Maret. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Karya Tulis Ilmiah.

lxxi

Dokumen terkait