• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN

A. Analisis Univariat dan Uji kesetaraan

Penyajian hasil univariat terdiri dari variabel bebas yaitu umur, status nutrisi, suku, jenis kelamin, dan faktor confounding yaitu jenis imunisasi, serta variabel terikat yaitu tingkat nyeri FLACC, tingkat nyeri RIPS dan lama tangisan bayi.

Tabel 5.1

Distribusi Responden Menurut Karakteristik Di Puskesmas Beji dan Puskesmas Pancoran Mas Kota Depok Tahun 2009 (N=88)

Kelompok Kontrol Kelompok Intervensi Karakteristik n % n % P value ≤ 6 bln 33 75.00 27 61.36 Umur > 6 bln 11 25.00 17 38.64 0.252 Normal 42 95.45 39 88.64 Status Nutrisi Kurus 2 4.55 5 11.36 0.434 Jawa 41 93.18 38 86.36 Suku Luar Jawa 3 6.82 6 13.64 0.484 Laki-laki 20 45.45 21 47.73 Jenis Kelamin Perempuan 24 54.55 23 52.27 1.000 BCG 8 18.18 6 13.64 Combo 27 61.36 23 52.27 Jenis Imunisasi Campak 9 20.46 15 34.09 0.349

Berdasarkan hasil uji statistik pada tabel 5.1, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Umur responden

Hasil penelitian ini didapatkan secara keseluruhan responden yang berumur ≤ 6 bulan sebanyak 60 bayi. Responden kelompok kontrol yang berumur ≤ 6 bulan sebanyak 33 (75%), dan responden kelompok intervensi yang berumur ≤ 6 bulan sebanyak 27 (61,36%). Sementara itu hasil analisis uji homogenitas dengan menggunakan uji chi square yang bertujuan untuk mengetahui homogenitas atau kesetaraan kelompok kontrol dan kelompok intervensi, didapatkan nilai p = 0,252 (p > 0,05). Hal ini menunjukkan tidak ada perbedaan umur responden pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi. Dengan demikian umur responden antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi adalah setara.

2. Status Nutrisi Responden

Hasil penelitian didapatkan bahwa secara keseluruhan status nutrisi responden mayoritas normal yaitu sebanyak 81 bayi. Responden kelompok kontrol yang status nutrisinya normal sebanyak 42 (95,45%). Demikian juga halnya dengan responden kelompok intervensi yang status nutrisi normal sebanyak 39 (88,64%). Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji chi square, namun setelah dianalisis didapatkan ada sel yang mempunyai nilai harapan (nilai E) kurang dari 5 dan lebih dari 20% dari jumlah sel. Sehubungan dengan itu, peneliti menggabungkan kategori yang berdekatan dalam rangka memperbesar frekuensi harapan dari sel-sel tersebut. Tiga kategori status nutrisi yaitu normal, kurus dan sangat kurus digabungkan

menjadi dua kategori yaitu normal dan kurus. Hasil uji homogenitas terhadap status nutrisi kelompok kontrol dan kelompok intervensi didapatkan bahwa nilai p = 0,434 (p > 0,05), jadi tidak ada perbedaan yang bermakna pada status nutrisi kedua kelompok. Dengan demikian status nutrisi responden antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi adalah setara.

3. Suku Responden

Proporsi responden berdasarkan suku menunjukkan mayoritas responden berasal dari pulau Jawa yaitu sebanyak 79 responden. Pada kelompok kontrol, responden yang berasal dari pulau Jawa sebanyak 41 (93,18%). demikian juga halnya dengan kelompok intervensi mayoritas berasal dari Pulau Jawa yaitu sebanyak 38 (86,36%). Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji chi square, namun setelah dianalisis juga didapatkan ada sel yang mempunyai nilai harapan (nilai E) kurang dari 5 dan lebih dari 20% dari jumlah sel. Maka peneliti menggabungkan lima kategori suku yaitu Jawa, Sunda, Betawi, Sumatera, dan lain-lain, menjadi dua kategori yaitu Jawa dan luar Jawa. Hasil uji homogenitas terhadap suku responden kelompok kontrol dan kelompok intervensi didapatkan bahwa nilai p = 0,484 (p > 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna proporsi suku responden kedua kelompok. Dengan demikian suku responden antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi adalah setara.

4. Jenis Kelamin Responden

Hasil penelitian didapatkan bahwa secara keseluruhan jenis kelamin responden mayoritas perempuan yaitu sebanyak 47 responden. Responden

kelompok kontrol yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 24 (54,55%). Demikian juga halnya dengan reponden kelompok intervensi yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 23 (52,27%). Hasil uji homogenitas dengan menggunakan uji chi square terhadap jenis kelamin kelompok kontrol dan kelompok intervensi didapatkan bahwa nilai p = 1,000 (p > 0,05), jadi tidak ada perbedaan yang bermakna pada jenis kelamin responden pada kedua kelompok. Dengan demikian jenis kelamin responden antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi adalah setara.

5. Jenis Imunisasi Yang Diterima Responden

Hasil penelitian ini didapatkan secara keseluruhan responden terbanyak mendapatkan imunisasi combo yaitu 50 responden. Responden kelompok kontrol paling banyak mendapatkan imunisasi combo yaitu 27 responden (61,36%), demikian juga dengan responden kelompok intervensi yang mendapatkan imunisasi combo yaitu 23 responden (52,27%). Hasil analisis uji homogenitas dengan menggunakan uji chi square terhadap jenis imunisasi kelompok kontrol dan kelompok intervensi, didapatkan nilai p = 0,349 (p > 0,05). Hal ini menunjukkan tidak ada perbedaan jenis imunisasi responden pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi. Dengan demikian jenis imunisasi responden antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi adalah setara.

Tabel 5.2

Hasil Analisis Tingkat Nyeri dan Lama Tangisan Bayi Di Puskesmas Beji dan Puskesmas Pancoran Mas Kota Depok Tahun 2009 (N=88)

Variabel Mean Median SD Min-Max 95% CI

Kontrol 6.40 6.50 2.14 0 - 9 5.75 – 7.05 FLACC Intervensi 4.82 5.00 1.88 0 – 8 4.25 – 5.39 Kontrol 9.57 10.00 2.97 0 - 14 8.66 – 10.47 RIPS Intervensi 7.43 8.00 3.01 0 - 12 6.52 – 8.35 Kontrol 8.96 9.15 3.54 0.00 – 18.20 7.89 – 10.04 Lama Tangisan Intervensi 6.37 7.24 2.91 0.00 – 10.96 5.49 – 7.26

Berdasarkan hasil uji statistik pada tabel 5.2, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Skala nyeri FLACC

Hasil analisis didapatkan rata-rata tingkat nyeri bayi saat penyuntikan imunisasi yang diukur menggunakan skala nyeri FLACC pada kelompok kontrol adalah 6,40, dengan standar deviasi 2,14. Skala nyeri terendah setelah diintervensi adalah 0 dan tertinggi adalah 9. Dari hasil estimasi interval dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini bahwa rata-rata tingkat nyeri bayi yang diukur menggunakan skala nyeri FLACC pada kelompok kontrol berada diantara 5,75 sampai dengan 7,05.

Sementara itu hasil analisis kelompok intervensi menunjukkan rata-rata tingkat nyeri bayi saat penyuntikan imunisasi yang diukur menggunakan skala nyeri FLACC adalah 4,82, dengan standar deviasi 1.88. Skala nyeri terendah setelah diintervensi adalah 0 dan tertinggi adalah 8. Dari hasil estimasi interval dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini bahwa rata-rata

tingkat nyeri bayi setelah diberikan ASI yang diukur menggunakan skala nyeri FLACC berada diantara 4,25 sampai dengan 5,39.

2. Skala nyeri RIPS

Hasil analisis didapatkan rata-rata tingkat nyeri bayi saat penyuntikan imunisasi yang diukur menggunakan skala nyeri RIPS pada kelompok kontrol adalah 9,57, dengan standar deviasi 2,97. Skala nyeri terendah setelah diintervensi adalah 0 dan tertinggi adalah 14. Dari hasil estimasi interval dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini bahwa rata-rata tingkat nyeri bayi yang diukur menggunakan skala nyeri RIPS pada kelompok kontrol berada diantara 8,66 sampai dengan 10,47.

Sementara itu hasil analisis kelompok intervensi menunjukkan rata-rata tingkat nyeri bayi saat penyuntikan imunisasi yang diukur menggunakan skala nyeri RIPS adalah 7,43, dengan standar deviasi 3.01. Skala nyeri terendah setelah diintervensi adalah 0 dan tertinggi adalah 12. Dari hasil estimasi interval dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini bahwa rata-rata tingkat nyeri bayi setelah diberikan ASI yang diukur menggunakan skala nyeri RIPS pada kelompok intervensi berada diantara 6,52 sampai dengan 8,35.

.

3. Lama Tangisan Bayi

Hasil analisis didapatkan rata-rata lama tangisan bayi saat penyuntikan imunisasi pada kelompok kontrol adalah 8,96, dengan standar deviasi 3,54. Lama tangisan terpanjang yaitu 18,20 detik. Dari hasil estimasi interval dapat

disimpulkan bahwa 95% diyakini bahwa rata-rata lama tangisan bayi pada kelompok kontrol adalah diantara 7,89 detik sampai dengan 10,04 detik.

Sementara itu hasil analisis kelompok intervensi menunjukkan rata-rata lama tangisan bayi saat penyuntikan imunisasi pada kelompok intervensi yaitu 6,37 detik, dengan standar deviasi 2,91. Lama tangisan terpanjang pada kelompok intervensi yaitu 10,96 detik. Dari hasil estimasi interval dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini bahwa rata-rata lama tangisan bayi setelah diberikan ASI adalah diantara 5,49 detik sampai dengan 7,26 detik.