• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Populasi/Sampel

1. Analisis Univariat

a. Deskriptif Variabel Pola Makan

Tabel 5.1 Deskriptif Variabel Skor Pola Makan Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation

Pola Makan 72 1,00 2,00 1,3889 0,49092

Valid N

(listwise) 72

Sumber data : Data primer diolah 2020

Hasil olah data diatas menunjukkan nilai N atau jumlah responden yang diteliti adalah sebanyak 72 responden. Nilai paling rendah skor pola makan adalah sebesar 1 dan nilai paling tinggi skor pola makan adalah 2. Dengan rata-rata nilai skor sebesar 1,3889 serta standart deviasi sebesar 0,49092. Nilai 1 menunjukkan Pola Makan tidak teratur sedangkan nilai 2 menunjukkan Pola Makan teratur, dari nilai mean sebesar 1,3889 yang lebih mendekati angka 1 maka dapat diartikan bahwa responden memiliki rata-rata pola makan yang tidak teratur. Untuk lebih jelas penggambarannya dapat dilihat pada tabel frekuensi berikut.

33 Tabel 5.2 Deskriptif Variabel

Pola Makan Frekuensi (n) Persentase (%) Valid Tidak Teratur 44 61,1 Teratur 28 38,9 Total 72 100,0

Sumber data : Data primer diolah 2020

Hasil penelitian berdasarkan tabel frekuensi diatas menunjukkan bahwa responden mahasiswa program studi administrasi publik angkatan 2019 dan 2020 STIA Asy-Syafi’iyah Fakfak memiliki pola makan yang tidak teratur sebanyak 44 responden atau sebesar 61,1% dan yang memiliki pola makan teratur sebanyak 28 responden atau sebesar 38,9%.

b. Deskriptif Variabel Anemia

Tabel 5.3 Deskriptif Variabel Skor Anemia

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation

Anemia 72 1,00 2,00 1,4861 0,50331

Valid N

(listwise) 72

Sumber data : Data primer diolah 2020

Hasil olah data diatas menunjukkan nilai N atau jumlah responden yang diteliti adalah sebanyak 72 responden. Nilai paling rendah skor anemia adalah sebesar 1 dan nilai paling tinggi skor

34 anemia adalah 2. Dengan rata-rata nilai skor pengetahuan sebesar 1,4861 serta standart deviasi sebesar 0,50331. Nilai 1 menunjukkan responden yang mengalami anemia sedangkan nilai 2 menunjukkan responden yang tidak mengalami anemia, dari nilai mean sebesar 1,4861 yang sedikit lebih mendekati angka 1 maka dapat diartikan bahwa rata-rata responden mengalami anemia. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel frekuensi berikut.

Tabel 5.4 Deskriptif Variabel Anemia Frekuensi (n) Persentase (%) Valid Tidak Teratur 37 51,4 Teratur 35 48,6 Total 72 100,0

Sumber data : Data primer diolah 2020

Hasil penelitian berdasarkan tabel frekuensi diatas menunjukkan bahwa responden mahasiswa program studi administrasi publik angkatan 2019 dan 2020 STIA Asy-Syafi’iyah Fakfak yang mengalami anemia sebanyak 37 responden atau sebesar 51,4% dan yang tidak mengalami anemia sebanyak 35 responden atau sebesar 48,6%.

35 2. Uji Bivariate

a. Crosstabs Pola Maka Dengan Anemia

Tabel 5.5 Crosstabs Pola Makan dengan Anemia

Pola Makan * Anemia Crosstabulation

Anemia Total P-Value Chi-Square Anemia Tidak Anemia Pola Makan Tidak Teratur Count 27 17 44 0,034 4,506 % of Total 37,5% 23,6% 61,1% Teratur Count 10 18 28 % of Total 13,9% 25,0% 38,9% Total Count 37 35 72 % of Total 51,4% 48,6% 100,0 % Sumber data : Data primer diolah 2020

Hasil penelitian berdasarkan tabel Crosstabs hubungan pola makan dengan kejadian anemia di atas, sebanyak 27 responden atau 37,5% dengan pola makan tidak teratur mengalami anemia. Nilai uji

Chi-Square sebesar 4,506 dan p-value sebesar 0,034 (p < 0,05) , maka

dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara variabel Pola Makan responden dengan penyakit Anemia pada mahasiswa program studi administrasi publik angkatan 2019 dan 2020 STIA Asy-Syafi’iyah Fakfak.

36 3. Uji Normalitas

Dasar pengambilan keputusan pada uji normalitas yaitu : 1. Nilai signifikansi > 0,05 maka data berdistribusi normal. 2. Nilai signifikansi < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal.

Tabel 5.6 Uji Normalitas Metode Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Pola Makan Anemia

N 72 72

Normal Parametersa,b Mean 11.8056 13.2014

Std. Deviation 5.00039 2.87424 Most Extreme Differences Absolute 0.143 0.189 Positive 0.143 0.189 Negative -0.087 -0.105 Test Statistic 0.143 0.189

Asymp. Sig. (2-tailed) 0.001c 0.000c

Sumber data : Data primer diolah 2020

Berdasarkan output di atas, diketahui bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) variabel Pola Makan sebesar 0,001 dan variabel Anemia sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05, sehingga dapat diartikan bahwa data variabel tidak berdistribusi normal.

37 4. Uji Korelasi

a. Korelasi Variabel Pola Makan dengan Anemia

Dikarenakan data penelitian tidak berdistribusi normal maka digunakan uji korelasi Spearman’s Rho . Dimana dasar pengambilan keputusan dalam Spearman’s Rho yaitu:

1. Jika nilai signifikansi < 0,05 : hipotesis nol (H0) ditolak atau terdapat korelasi yang signifikan antar variabel.

2. Jika nilai signifikansi > 0,05 : hipotesis nol (H0) diterima atau tidak terdapat korelasi yang signifikan antar variabel.

Tabel 5.7 Korelasi Variabel Pola Makan dengan Anemia

Correlations

Pola Makan Anemia Spearman's rho Pola Makan Correlation

Coefficient 1,000 0,430 Sig. (2-tailed) . 0,005 N 72 72 Anemia Correlation Coefficient 0,430 1,000 Sig. (2-tailed) 0,005 . N 72 72

Sumber data : Data primer diolah 2020

Berdasarkan ouput tabel correlations di atas diketahui bahwa N atau jumlah data penelitian adalah 72 dan nilai sig. (2-tailed) Pola Makan dengan Anemia adalah 0,005 lebih kecil dari 0,05, maka hipotesis nol (H0) ditolak dan dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara Pola Makan dengan Anemia.

38 Interpretasi kriteria Correlation Coefficient (koefisien korelasi) yaitu : (21)

1. 0,00 - 0,199, artinya : korelasi sangat rendah 2. 0,20 - 0,399, artinya : korelasi rendah

3. 0,40 - 0,599, artinya : korelasi sedang 4. 0,60 - 0,799, artinya : korelasi tinggi 5. 0,80 - 1,000, artinya : korelasi sempurna

Dari output tabel correlation diketahui Correlation Coefficient (koefisien korelasi) sebesar 0,430 sehingga kriteria hubungan antara variabel Pola Makan dengan Anemia menunjukan kriteria sedang.

39 BAB VI

PEMBAHASAN

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah dikemukakan, yaitu untuk mengetahui bagaimana hubungan pola makan terhadap kejadian anemia pada mahasiswa program studi administrasi publik angkatan 2019-2020 STIA Asy-Syafi’iyah Fakfak, dimana variabel bebas (independen) dalam penelitian ini adalah pola makan dan variabel terikat (dependen) adalah Anemia.

Penelitian yang telah dilakukan di Kampus STIA Asy-Syafi’iyah Fakfak sebanyak 72 responden mahasiswa Program Studi Administrasi Publik angkatan 2019 dan 2020 diperoleh responden yang memiliki pola makan tidak teratur sebanyak 44 responden atau sebesar 61,1% dan pola makan teratur sebanyak 28 responden atau 38,9%. Responden yang mengalami anemia sebanyak 37 responden atau sebesar 51,4%, dan yang tidak mengalami anemia sebanyak 35 responden atau 48,6%. Dari 37 responden yang mengalami anemia diperoleh 27 responden atau sebesar 37,5% dengan pola makan tidak teratur mengalami anemia.

Hasil nilai uji Chi-Square sebesar 4,506 dan p-value sebesar 0,034 (p < 0,05). Hal ini menyatakan bahwa terdapat hubungan antara variabel Pola Makan responden dengan penyakit Anemia pada mahasiswa program studi administrasi publik angkatan 2019 dan 2020 STIA Asy-Syafi’iyah Fakfak dan nilai koefisien korelasi sebesar 0,430 yang menunjukan tingkat hubungan kriteria sedang.

40 Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dzul Istiqomah (2016), yang dilakukan kepada 159 responden di SMA Negeri 2 Pringsewu diperoleh hasil penelitian bahwa dari seluruh responden yang memiliki pola makan tidak teratur mengalami anemia sebanyak 74 dari 83 responden (89,2%) dan responden yang memiliki pola makan teratur mengalami anemia sebanyak 51 dari 76 responden (67,1%). Hasil uji statistik chi square menunjukkan bahwa nilai p = 0,001 yang lebih kecil dari nilai α = 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pola makan dengan kejadian anemia pada pada remaja. (22)

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sumy Dwi Antono, dkk (2020), yang dilakukan kepada 66 responden diperoleh hasil penelitian bahwa dari seluruh responden yang memiliki pola makan dengan kategori baik sejumlah 8 responden (12,1%) dan seluruhnya tidak mengalami anemia, sementara 58 responden (87,9 %) dengan pola makan kategori kurang baik terdapat 25 responden (37,9 %) yang mengalami anemia. Hasil uji lanjut yaitu Fisher's Exact Test dengan perolehan nilai signifikan sebesar = 0,02 < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara pola makan dengan kejadian anemia pada remaja. (6)

Menurut Sulistiyoningsih dalam (Lidia Fitri, 2016) menyatakan bahwa pola makan merupakan informasi yang memberikan gambaran terhadap hal-hal yang berhubungan dengan frekuensi makan, jadwal makan dan jenis makanan yang dapat mempengaruhi keadaan gizi. Berdasarkan kuesioner yang diberikan,

41 mayoritas responden memiliki pola makan tidak teratur disebabkan oleh kebiasaan tidak sarapan pagi, sering terlambat makan, pemilihan makanan berdasarkan selera tanpa memperhatikan nilai gizinya seperti kurangnya konsumsi daging, ikan, sayur dan buah-buahan, serta sering mengkonsumsi mie instan. (17) Sedangkan dalam Al-Qur’an telah dijelaskan agar memperhatikan makanan yang dikonsumsi, sebagaimana terdapat dalam Q.S. Abasa ayat 24 : (7)

هِماَعَط ىٰلِا ُناَسْنِ ْلْا ِرُظْنَيْلَف

Terjemahannya : “Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya.”

Dalam Al-Qur’an juga telah dijelaskan mengenai beberapa jenis makanan, sebagaimana yang terdapat dalam Q.S. An-Nahl ayat 5 : (7)

َن ْوُلُكْأَت اَهْنِم َو ُعِفاَنَم َّو ٌء ْفِد اَهْيِف ْمُكَل اَهَقَلَخ َماَعْنَ ْلْا َو

Terjemahannya : “Dan hewan ternak telah diciptakan-Nya, untuk kamu padanya ada (bulu) yang menghangatkan dan berbagai manfaat, dan sebagiannya kamu makan.”

Dan dalam Q.S. Fatir ayat 12 : (7)

...

اًّي ِرَط اًمْحَل َن ْوُلُكْأَت ٍّ لُك ْنِم َو

...

Terjemahannya : “...Dan dari (masing-masing lautan) itu kamu dapat memakan daging yang segar...”

Dari kedua ayat diatas, sebagaimana kita ketahui, daging dan ikan merupakan asupan gizi yang baik bagi kesehatan, dimana terdapat kandungan protein yang tinggi berasal dari ikan dan kandungan lemak dalam daging yang

42 diperlukan oleh tubuh. Selain itu daging dan ikan juga memiliki kandungan gizi zat besi. Sumber zat besi yang diperoleh dari daging sapi, hati, unggas, dan ikan dapat diserap lebih baik oleh usus. (23)

Rasulullah SAW bersabda :

ِهِسَفَنِل ث ل ث َو ِهِبا َرَشِل ث ل ث َو ِهِماَعَطِل ث ل ثَف ْلَعْفَي ْمَل ْنِإَف...

Artinya : “...maka ia dapat memenuhi perutnya dengan sepertiga makanan, sepertiga minuman dan sepertiga lagi untuk nafasnya”. (HR. Ahmad, Ibnu Majah dan Al-Hakim)

Selain faktor pola makan yang tidak teratur terdapat faktor-faktor lain yang menjadi penyebab anemia. Hal ini dapat dilhat dari masih adanya responden dengan pola makan yang teratur tetapi mengalami anemia sebanyak 10 responden atau sebesar 13,9% dan responden dengan pola makan tidak teratur yang tidak mengalami anemia sebanyak 17 responden atau sebesar 23,6%, sehingga menunjukkan bahwa kejadian anemia tidak hanya disebabkan karena pola makan tetapi terdapat penyebab lain yang mempengaruhi kejadian anemia.

Hasil ini tidak sesuai dengan teori Mery Adriani dalam (Risky Oktavien Br Ketaren, 2018) yang menyatakan bahwa pola makan dan perubahan gaya hidup pada remaja dapat berpengaruh terhadap angka kejadian anemia pada remaja, dalam hal ini pola makan dinilai dari frekuensi makanan, jenis makanan dan jumlah makanan . (16)

Setiap hari manusia kehilangan zat besi 0,6 mg yang diekskresi, khususnya melalui feses (tinja). Remaja putri mengalami haid tiap bulan, dimana kehilangan

43 zat besi 1,25 mg perhari, sehingga mempunyai risiko yang lebih tinggi terkena anemia dari pada remaja putra. Berdasarkan penelitian Rini Nuraeni, dkk (2019) menyatakan terjadi kenaikan kadar hemoglobin sebelum dan setelah pemberian tablet Fe sebesar 1,01 gr/dl, dengan peningkatan kadar hemoglobin secara murni dipengaruhi oleh pemberian tablet Fe yang diberikan bukan berasal dari asupan makanan responden. Setelah diberikan tablet Fe yang menderita anemia ringan mengalami penurunan dari 42% menjadi 22,6%, yang menderita anemia sedang mengalami penurunan dari 58% menjadi 42% dan remaja putri yang tidak anemia mengalami peningkatan menjadi 35,4%. Hal ini membuktikan bahwa kejadian anemia pada remaja dapat ditekan dengan pemberian tablet Fe dan kepatuhan responden mengkonsumsi tablet Fe, sehingga meningkatkan kadar haemoglobin dalam darah dan menurunkan risiko kejadian anemia menjadi lebih kecil. (24)

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa kejadian anemia tidak hanya disebabkan oleh faktor pola makan tetapi dapat dipengaruhi oleh faktor penyebab lain misalnya seperti begadang, dimana dalam Q.S Al-Qasas ayat 73 : (7)

... ِهْيِف ا ْو ن كْسَتِل َراَهَّنلا َو َلْيَّلا م كَل َلَعَج...

Terjemahannya : “...Dia jadikan untukmu malam dan siang, agar kamu beristirahat pada malam hari...”

Sehingga diperlukan pencegahan terjadinya anemia dengan melihat dari banyak faktor dan tidak hanya fokus pada faktor pola makan.

44 BAB VII

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan pola makan terhadap anemia pada mahasiswa program studi administrasi publik angkatan 2019-2020 STIA Asy-Syafi’iyah Fakfak yang telah di lakukan, diperoleh kesimpulan :

1. Terdapat hubungan antara pola makan dengan kejadian anemia pada mahasiswa program studi administrasi publik angkatan 2019-2020 STIA Asy-Syafi’iyah Fakfak.

Hal ini diperlihatkan dari hasil uji korelasi Pola Makan dengan Anemia adalah 0,005 lebih kecil dari 0,05, maka hipotesis nol (H0) ditolak yang memiliki arti bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara Pola Makan dengan Anemia.

2. Mahasiswa program studi administrasi publik angkatan 2019-2020 STIA Asy-Syafi’iyah Fakfak dengan pola makan tidak teratur sebesar 37,5% mengalami anemia.

3. Mahasiswa program studi administrasi publik angkatan 2019-2020 STIA Asy-Syafi’iyah Fakfak yang mengalami anemia sebesar 52,4%.

45 B. Saran

Berdasarka hasil penelitian yang telah dilakukan oleh pebulis, maka penulis menyarankan :

1. Bagi pihak kampus STIA Asy-Syafi’iyah Fakfak, diharapkan dapat bekerjasama dengan Puskesmas Fakfak terutama di bidang gizi untuk memberikan penyuluhan mengenai anemia, pola makan yang baik, serta sumber makanan yang mengandung zat gizi terutama zat besi.

2. Bagi remaja atau dalam hal ini adalah mahasiswa program studi administrasi publik angkatan 2019-2020 STIA Asy-Syafi’iyah Fakfak, diharapkan dapat mengatur pola makannya agar lebih teratur, konsumsi makanan yang mengandung zat gizi yang cukup terutama zat besi dan mengurangi konsumsi makanan cepat saji.

3. Bagi peneliti selanjutnya dapat dijadikan sebagai referensi yang relevan dan dapat mengembangkan penelitian ini dengan subjek penelitian yang lebih luas.

46 DAFTAR PUSTAKA

1. FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN. Abdul Basith, Rismia Agustina, Noor Diani. 1, Maret 2017, Dunia Keperawatan, Vol. 5, pp. 1-10.

2. Hubungan statusx gizi dengan kejadian anemia pada siswa kelas X SMK

Muhammadiyah 2 Bejen Bantul Yogyakarta. Sugiyanto. 2, Agustus 2018, Health Sciences and Pharmacy Journal, Vol. 2, pp. 48-57.

3. POLA MAKAN DAN KEJADIAN ANEMIA PADA MAHASISWI YANG TINGGAL DI KOS-KOSAN. Rusman, Ayu Dwi Putri. 2, Parepare : Jurnal Ilmiah Manusia dan Kesehatan, Mei 2018, Vol. 1. 2614-5073/2614-3151.

4. Hubungan Pengetahuan Anemia dengan Kebiasaan Makan pada Remaja Putri di SMPN 237 Jakarta. Qorri Febriyana R, Teti Rahmawati. 3, Maret 2020, JPPNI, Vol. 04, p. 194.

5. Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia pada Remaja Putri di Wilayah Kerja Puskesmas Kambaniru Kabupaten Sumba Timur. Maria Christina, Mega Amaliah. 1, Mei 2018, Jurnal Kesehatan Primer, Vol. 3 , pp. 16-29.

6. POLA MAKAN PADA REMAJA BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA. Sumy Dwi Antono, Arika Indah Setyarini, Mashlachatul Mar’ah. 2, Kota Kediri : Program Studi Kebidanan Kediri, Poltekkes Kemenkes Malang, April 2020, Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kenda, Vol. 10, pp. Hal 223 - 232.

7. RI, Kementrian Agama. Al-Qur’an Terjemah dan Tajwid. Bandung : PT Madina Raihan Makmur, 2014. p. 25.

8. Hubungan Konsumsi Zat Besi dengan Kejadian Anemia pada Murid SMP Negeri 27 Padang. Istiya Putri Lestari, Nur Indrawati Lipoeto, Almurdi. 3, 2017, Jurnal Kesehatan Andalas, Vol. 6, p. 508.

9. Guyton A. C., Hall J. E. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 12. Jakarta : EGC, 2014. 10. ANEMIA DEFISIENSI BESI. Julia Fitriany, Amelia Intan Saputri. 2, 2018, Jurnal Averrous, Vol. 4.

11. Sherwood, Lauralee. Fisiologi manusia : dari sel ke sistem. Edisi 8. Jakarta : EGC, 2014.

12. Bakta, Prof. Dr. I Made. HEMATOLOGI KLINIK RINGKAS. Jakarta : EGC, 2018.

13. Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Stiyohadi B, Syam AF. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. VI. Jakarta : InternaPublishing, 2014.

47 14. Abbas, A.K., Aster. Buku Ajar Patologi Robbins. Edisi 9. Singapura : Elsevier Saunders, 2015.

15. PENGARUH EDUKASI GIZI MELALUI MEDIA FACEBOOK TERHADAP PENGETAHUAN ANEMIA DAN KONSUMSI PROTEIN, ZAT BESI, DAN VITAMIN C PADA REMAJA PUTRI. Husnul Khotimah, Martinus Ginting, Iman Jaladri. 1, Pontianak : PNJ, 2019, Vol. 2. 2622-1705.

16. Hubungan Pola Makan dengan Angka Kejadian Anemia Pada Remaja Putri di SMA Pencawan Medan. Ketaren, Yolanda Risky Oktavien BR. Medan : POLITEKNIK

KESEHATAN KEMENKES MEDAN, 2018.

17. HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN ANEMIA PADA PEKERJA WANITA DI PT. INDAH KIAT PULP AND PAPER (IKPP) Tbk. PERAWANG. Fitri, Lidia. 3, October 2016, Journal Endurance, Vol. 1, pp. 152-157.

18. ANALISIS POLA MAKAN DAN ANEMIA GIZI BESI PADA REMAJA PUTRI KOTA

BENGKULU. Desri Suryani, Riska Hafiani, Rinsesti Junita. 1, Bengkulu : s.n., 2015, Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas, Vol. 10, pp. 11-18.

19. Gambaran Perilaku Makan dan Kejadian Anemia pada Remaja di STIKES ’Aisyiyah Yogyakarta. Umi Nadhiroh, Anjarwati. 2, September 2017, Journal of Health Science and Prevention, Vol. 1, p. 69.

20. Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kejadian Anemia. Mahmut Jaelani, Betty Yosephin Simanjuntak, Emy Yuliantini. 3, Bengkulu : Jurnal Kesehatan, November 2017, Vol. VIII, pp. 358-368.

21. KORELASI ANTARA KETERAMPILAN METAKOGNISI DENGAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KIMIA KELAS X MIA SMA NEGERI 7 PONTIANAK. Nurul Fitri, Mawardi, Rizmahardian Ashari Kurniawan. 1, Pontianak : Ar-Razi Jurnal Ilmiah, Februari 2017, Vol. 5. 2503-4448.

22. HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 2 PRINGSEWU TAHUN 2016. Istiqomah, Dzul. 9, Januari 2016, Jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol. 5.

23. HUBUNGAN ASUPAN ZAT BESI, PROTEIN, VITAMIN C DAN POLA MENSTRUASI DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA REMAJA PUTRI DI SMAN 1 MANYAR GRESIK. Cynthia Almaratus Sholicha, Lailatul Muniroh. 2, Departemen Gizi Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, Surabaya, Indonesia : Departemen Gizi Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, Surabaya, Indonesia, 2019, Sholicha dan Muniroh. Media Gizi Indonesia, Vol. 14, pp. 147–153.

48 24. Peningkatan Kadar Hemoglobin melalui Pemeriksaan dan Pemberian Tablet Fe Terhadap Remaja yang Mengalami Anemia Melalui “Gerakan Jumat Pintar”. Rini Nuraeni, Puspa Sari, Neneng Martini, Sri Astuti, Lina Rahmiati. 2, Agustus 2019, Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat, Vol. 5, pp. Hal 200 – 221.

49 Lampiran 1

50 Lampiran 2

51 Lampiran 3

52 Lampiran 4

53 Lampiran 5

Judul : Hubungan Pola Makan Terhadap Kejadian Anemia Pada Mahasiswa Program Studi Administrasi Publik Angkatan 2019-2020 Stia Asy-Syafi’iyah Fakfak

Peneliti : Zahra Rana Aqilah

Data Demografi 1. Nama : 2. Jurusan/Prodi : 3. Angkatan : 4. Jenis Kelamin : 5. Usia : tahun

No. Pola Makan Ya Tidak

1. Apakah anda makan sebanyak 3 kali dalam sehari ? 2. Apakah pola makan (sarapan, makan siang, makan malam

) anda berjalan secara teratur ?

3. Apakah anda selalu sarapan pagi sebelum berangkat ke kampus?

4. Apakah anda selalu sarapan pagi sebelum jam 07.00 pagi ? 5. Apakah menu sarapan anda didominasi oleh karbohidrat ? 6. Apakah anda mengkonsumsi susu setiap hari ?

7. Apakah anda mengkonsumsi suplemen/ vitamin di pagi hari?

8. Apakah sarapan pagi berpengaruh di aktifitas anda di pagi hari?

9. Apakah anda sering merasa lemas jika tidak sarapan di pagi hari?

10. Apakah anda sering mengkonsumsi daging atau ikan? 11. Dengan sarapan pagi, apakah anda lebih berkonsentrasi

54 12. Apakah anda selalu membawa bekal makan siang dari

rumah untuk makan di kampus ? 13. Apakah anda sering jajan di kampus ?

14. Apakah anda selektif dalam memilih jajanan di kampus? 15. Apakah anda sering mengkonsumsi mie instan ?

16. Apakah anda sering mengkonsumsi makanan cepat saji

(fast food) ?

17. Apakah anda mengkonsumsi sayur dan/atau buah setiap hari ?

18. Apakah anda sudah mengkonsumsi air putih sebanyak 8 gelas (2 Liter) setiap harinya ?

19. Menurut anda apakah makanan yang anda konsumsi sudah memenuhi kriteria “ 4 sehat 5 sempurna ”?

20. Apakah anda sering telat makan ?

21. Apakah anda aktif dalam kegiatan organisasi di kampus? 22. Apakah anda memiliki kegiatan lain (les, kursus ,dll)

diluar kegiatan kampus ?

23. Apakah kegiatan tersebut (organisasi, les, kursus dll) mempengaruhi pola makan anda ?

24. Apakah anda selalu menjaga / mengusahakan agar pola makan anda tetap teratur ?

25. Setujukah anda jika pola makan yang baik berpengaruh terhadap aktifitas sehari-hari anda ?

55 Lampiran 6

Dokumen terkait