BAB IV HASIL PENELITIAN
4.2. Hasil Penelitian
4.2.1. Analisis Univariat Variabel Penelitian
Analisis univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi dan prosentase dari tiap variabel.
4.2.1.1 Kebersihan Rambut dan Kulit Kepala
Tabel distribusi responden kasus dan kontrol tentang kebersihan rambut dan kulit kepala merupakan matrik yang terdiri dari kebersihan kulit dan rambut kepala, jumlah dan prosentasenya (Tabel 4.11 dan Tabel 4.12).
Tabel 4.11. Distribusi Kebersihan Rambut dan Kulit Kepala Responden Kasus
No. Kebersihan Rambut dan Kulit Kepala Jumlah Prosentase (%)
1. Buruk 6 27,3
Jumlah 22 100,0 Berdasarkan Tabel 4.11 dapat diketahui bahwa responden kasus yang memiliki kebersihan rambut dan kulit kepalanya buruk berjumlah 6 orang (27,3%) dan responden kasus yang memiliki kebersihan rambut dan kulit kepalanya baik berjumlah 16 orang (72,7%).
Tabel 4.12. Distribusi Kebersihan Rambut dan Kulit Kepala Responden Kontrol
No. Kebersihan Rambut dan Kulit Kepala Jumlah Prosentase (%)
1. Buruk 3 13,6
2. Baik 19 86,4
Jumlah 22 100,0
Berdasarkan Tabel 4.12 dapat diketahui bahwa responden kontrol yang memiliki kebersihan rambut dan kulit kepalanya buruk berjumlah 3 orang (86,4%) dan responden kontrol memiliki yang kebersihan rambut dan kulit kepalanya baik berjumlah 19 orang (86,4%).
4.2.1.2 Kebersihan Tangan, Kaki dan Kuku
Tabel distribusi responden kasus dan kontrol tentang kebersihan tangan, kaki, dan kuku merupakan matrik yang terdiri dari kebersihan kulit dan rambut kepala, jumlah dan prosentasenya (Tabel 4.13 dan Tabel 4.14).
Tabel 4.13. Distribusi Kebersihan Tangan, Kaki dan Kuku Responden Kasus
No. Kebersihan Tangan, Kaki dan Kuku Jumlah Prosentase (%)
1. Buruk 19 86,4
2. Baik 3 13,6
Jumlah 22 100,0
Berdasarkan Tabel 4.13 dapat diketahui bahwa responden kasus yang memiliki kebersihan tangan, kaki dan kukunya buruk berjumlah 19 orang (86,4%), dan responden kasus yang memiliki kebersihan tangan, kaki, dan kukunya baik berjumlah 3 orang (13,6%).
Tabel 4.14. Distribusi Kebersihan Tangan, Kaki dan Kuku Responden Kontrol
No. Kebersihan Tangan, Kaki dan Kuku Jumlah Prosentase (%)
1. Buruk 10 45,5
2. Baik 12 54,5
Jumlah 22 100,0
Berdasarkan Tabel 4.14 dapat diketahui bahwa responden kontrol yang memiliki kebersihan tangan, kaki dan kukunya buruk berjumlah 10 orang (45,5%), sedangkan responden kontrol yang memiliki kebersihan tangan, kaki, dan kukunya baik berjumlah 12 orang (54,5%).
4.2.1.3 Kebersihan Kulit
Tabel distribusi responden kasus dan kontrol tentang kebersihan kulit merupakan matrik yang terdiri dari kebersihan kulit, jumlah dan prosentasenya (Tabel 4.15 dan 4.16).
Tabel 4.15. Distribusi Kebersihan Kulit Responden Kasus
No. Kebersihan Kulit Jumlah Prosentase (%)
1. Buruk 17 77,3
2. Baik 5 22,7
Jumlah 22 100,0
Berdasarkan Tabel 4.15 dapat diketahui bahwa responden kasus yang memiliki kebersihan kulitnya buruk berjumlah 17 orang (77,3%), sedangkan responden kontrol yang memiliki kebersihan kulitnya baik berjumlah 5 orang (22,7%).
Tabel 4.16. Distribusi Kebersihan Kulit Responden Kontrol
No. Kebersihan Kulit Jumlah Prosentase (%)
1. Buruk 3 13,6
2. Baik 19 86,4
Berdasarkan Tabel 4.16 dapat diketahui bahwa responden kontrol yang memiliki kebersihan kulitnya buruk berjumlah 3 orang (13,6%), sedangkan responden kontrol yang memiliki kebersihan kulitnya baik berjumlah 19 orang (86,4%).
4.2.1.4 Pemakaian Alat Pelindung Topi
Tabel distribusi responden kasus dan kontrol tentang pemakaian alat pelindung topi merupakan matrik yang terdiri dari pemakaian alat pelindung topi, jumlah dan prosentasenya (Tabel 4.17 dan Tabel 4.18).
Tabel 4.17. Distribusi Pemakaian Alat Pelindung Topi Responden Kasus
No. Pemakaian Alat Pelindung Topi Jumlah Prosentase (%)
1. Kadang-Kadang atau Tidak Pernah Memakai
12 54,5
2. Selalu Memakai 10 45,5
Jumlah 22 100,0
Berdasarkan Tabel 4.17 dapat diketahui bahwa responden kasus yang kadang-kadang atau tidak pernah memakai alat pelindung topi sebanyak 12 orang (54,5%), sedangkan responden yang selalu memakai alat pelindung topi sebanyak 10 orang (45,5%).
Tabel 4.18. Distribusi Pemakaian Alat Pelindung Topi Responden Kontrol
No. Pemakaian Alat Pelindung Topi Jumlah Prosentase (%)
1. Kadang-Kadang atau Tidak Pernah Memakai
7 31,8
2. Selalu Memakai 15 68,2
Jumlah 22 100,0
Berdasarkan Tabel 4.18 dapat diketahui bahwa responden kontrol yang kadang-kadang atau tidak pernah memakai alat pelindung topi sebanyak 7 orang (31,8%), sedangkan responden yang selalu memakai sebanyak 15 orang (68,2%).
4.2.1.5 Pemakaian Alat Pelindung Pakaian Panjang (Baju Lengan Panjang dan Celana Panjang
Tabel distribusi responden kasus dan kontrol tentang pemakaian alat pelindung pakaian panjang (baju lengan panjang dan celana panjang) merupakan matrik yang terdiri dari pemakaian alat pelindung pakaian panjang, jumlah dan prosentasenya (Tabel 4.19 dan Tabel 4.20).
Tabel 4.19. Distribusi Pemakaian Alat Pelindung Pakaian Panjang (Baju Lengan Panjang dan Celana Panjang) Responden Kasus
No. Pemakaian Alat Pelindung Pakaian Panjang
Jumlah Prosentase (%)
1. Kadang-Kadang atau Tidak Pernah Memakai
12 54,5
2. Selalu Memakai 10 45,5
Jumlah 22 100,0
Berdasarkan Tabel 4.19 dapat diketahui bahwa responden kasus yang kadang-kadang atau tidak pernah memakai alat pelindung pakaian panjang (baju lengan panjang dan celana panjang) sebanyak 12 orang (54,5%), sedangkan responden yang selalu memakai alat pelindung pakaian panjang (baju lengan panjang dan celana panjang) sebanyak 10 orang (45,5%).
Tabel 4.20. Distribusi Pemakaian Alat Pelindung Pakaian Panjang (Baju Lengan Panjang dan Celana Panjang) Responden Kontrol
No. Pemakaian Alat Pelindung Pakaian Panjang
Jumlah Prosentase (%)
1. Kadang-Kadang atau Tidak Pernah Memakai
4 18,2
2. Selalu Memakai 18 81,8
Jumlah 22 100,0
Berdasarkan Tabel 4.20 dapat diketahui bahwa responden kontrol yang kadang-kadang atau tidak pernah memakai alat pelindung pakaian panjang (baju lengan panjang dan celana panjang) sebanyak 4 orang (18,2%), sedangkan
responden yang selalu memakai alat pelindung pakaian panjang (baju lengan panjang dan celana panjang) sebanyak 18 orang (81,8%).
4.2.1.6 Pemakaian Alat Pelindung Sarung Tangan Karet
Tabel distribusi responden kasus dan kontrol tentang pemakaian alat pelindung sarung tangan karet merupakan matrik yang terdiri dari pemakaian alat pelindung sarung tangan karet, jumlah dan prosentasenya (Tabel 4.21 dan Tabel 4.22).
Tabel 4.21. Distribusi Pemakaian Alat Pelindung Sarung Tangan Karet Responden Kasus
No. Pemakaian Alat Pelindung Sarung Tangan Karet
Jumlah Prosentase (%)
1. Kadang-Kadang atau Tidak Pernah Memakai
21 95,5
2. Selalu Memakai 1 4,5
Jumlah 22 100,0
Berdasarkan Tabel 4.21 dapat diketahui bahwa responden kasus yang kadang-kadang atau tidak pernah memakai alat pelindung sarung tangan karet sebanyak 21 orang (95,5%), sedangkan responden yang selalu memakai sarung tangan karet hanya 11 orang (4,5%).
Tabel 4.22. Distribusi Pemakaian Alat Pelindung Sarung Tangan Karet Responden Kontrol
No. Pemakaian Alat Pelindung Sarung Tangan Karet
Jumlah Prosentase (%)
1. Kadang-Kadang atau Tidak Pernah Memakai
21 95,5
2. Selalu Memakai 1 4,5
Jumlah 22 100,0
Berdasarkan Tabel 4.22 dapat diketahui bahwa responden kontrol yang kadang-kadang atau tidak pernah memakai alat pelindung sarung tangan karet
sebanyak 21 orang (95,5%), sedangkan responden yang selalu memakai sarung tangan karet hanya 1 orang (4,5%).
4.2.1.7 Pemakaian Alat Pelindung Sepatu Boot
Tabel distribusi responden kasus dan kontrol tentang pemakaian alat pelindung sepatu boot merupakan matrik yang terdiri dari pemakaian alat pelindung sepatu boot, jumlah dan prosentasenya (Tabel 4.23 dan Tabel 4.24). Tabel 4.23. Distribusi Pemakaian Alat Pelindung Sepatu Boot Responden Kasus
No. Pemakaian Alat Pelindung Sepatu Boot
Jumlah Prosentase (%)
1. Kadang-Kadang atau Tidak Pernah Memakai
18 81,8
2. Selalu Memakai 4 18,2
Jumlah 22 100,0
Berdasarkan Tabel 4.23 dapat diketahui bahwa responden kasus yang kadang-kadang atau tidak pernah memakai alat pelindung sepatu boot sebanyak 18 orang (81,8%), sedangkan responden yang selalu memakai alat pelindung sepatu boot hanya 4 orang (18,2%).
Tabel 4.24. Distribusi Pemakaian Alat Pelindung Sepatu Boot Responden Kontrol
No. Pemakaian Alat Pelindung Sepatu Boot
Jumlah Prosentase (%)
1. Kadang-Kadang atau Tidak Pernah Memakai
8 36,4
2. Selalu Memakai 14 63,6
Jumlah 22 100,0
Berdasarkan Tabel 4.24 dapat diketahui bahwa responden kontrol yang kadang-kadang atau tidak pernah memakai alat pelindung sepatu boot sebanyak 8 orang (36,4%), sedangkan responden yang selalu memakai alat pelindung sepatu boot sebanyak 14 orang (63,6%).
4.2.2 Analisis Bivariat Variabel Penelitian
Analisis bivariat merupakan analisis yang menghubungkan 2 variabel yang sekaligus juga sebagai penguji hubungan antara 2 variabel yang diteliti. Penelitian ini menggunakan analisis Chi-square, dimana data penelitian dianalisis dengan terlebih dahulu menyajikannya dalam kategori. Uji Chi-square digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan variabel bebas dan variabel terikat. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan program SPSS diperoleh hasil analisis bivariat sebagai berikut:
4.2.2.1 Hubungan antara Kebersihan Rambut dan Kulit Kepala dengan Kejadian Penyakit Kulit di TPA Tanjung Rejo Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus
Hasil uji statistik dengan Fisher, diperoleh hubungan antara kebersihan rambut dan kulit kepala dengan kejadian penyakit kulit (Tabel 4.25).
Tabel 4.25. Hubungan antara Kebersihan Rambut dan Kulit Kepala dengan Kejadian Penyakit Kulit
Kebersihan Rambut dan Kulit Kepala
Kejadian Penyakit Kulit
p-value Kasus Kontrol N % N % Buruk 6 27,3 3 13,6 0,457 Baik 16 72,7 19 86,4 Jumlah 22 100,0 22 100,0
Tabel 4.25 menunjukkan bahwa dari 22 responden kasus (Penderita penyakit kulit) yang memiliki kebersihan rambut dan kulit kepalanya buruk sebanyak 6 orang (27,3%) dan yang memiliki kebersihan rambut dan kulit kepalanya baik sebanyak 16 orang (72,2%). Sedangkan dari 22 responden kontrol (bukan penderita penyakit kulit) yang memiliki kebersihan rambut dan kulit
kepalanya buruk hanya 3 orang (13,6%) dan yang memiliki kebersihan rambut dan kulit kepalanya baik sebanyak 19 orang (86,4%).
Dari hasil uji statistik dengan menggunakan Fisher, diperoleh p value sebesar 0,457. Karena p value > 0,05 maka Ho diterima, artinya tidak ada hubungan antara kebersihan rambut dan kulit kepala dengan kejadian penyakit kulit pada pemulung di TPA Tanjung Rejo Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus.
4.2.2.2 Hubungan antara Kebersihan Tangan, Kaki dan Kuku dengan Kejadian Penyakit Kulit di TPA Tanjung Rejo Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus.
Hasil uji statistik dengan Chi-square, diperoleh hubungan antara kebersihan tangan, kaki dan kuku dengan kejadian penyakit kulit (Tabel 4.26). Tabel 4.26. Hubungan antara Kebersihan Tangan, Kaki dan Kuku dengan Kejadian Penyakit Kulit
Kebersihan Tangan, Kaki dan Kuku
Kejadian Penyakit Kulit
p-value OR 95%CI Kasus Kontrol N % N % Buruk 19 86,4 10 45,5 1,732- 33,347 Baik 3 13,6 12 54,5 0,004 7,600 Jumlah 22 100,0 22 100,0
Tabel 4.26 menunjukkan bahwa dari 22 responden kasus (penderita penyakit kulit) yang memiliki kebersihan tangan, kaki dan kukunya buruk sebanyak 19 orang (86,4%) dan yang memiliki kebersihan tangan, kaki dan kukunya baik hanya 3 orang (13,6%). Sedangkan dari 22 responden kontrol (bukan penderita penyakit kulit) yang memiliki kebersihan tangan, kaki dan kukunya buruk sebanyak 10 orang (45,5%) dan yang memiliki kebersihan tangan, kaki dan kukunya baik sebanyak 12 orang (54,5%).
Dari hasil uji statistik dengan menggunakan Chi-square, diperoleh p value sebesar 0,004. Karena p value < 0,05 maka Ho ditolak, artinya ada hubungan
antara variabel kebersihan tangan, kaki dan kuku dengan kejadian penyakit kulit pada pemulung di TPA Tanjung Rejo Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus. Nilai Odd Ratio (OR) = 7,600 (OR>1) dengan 95% CI = 1,732 – 33,347 menunjukkan bahwa responden yang memiliki kebersihan tangan, kaki, dan kukunya buruk mempunyai risiko 7,600 kali lebih besar menderita penyakit kulit daripada responden yang memiliki kebersihan tangan, kaki dan kukunya baik.
4.2.2.3 Hubungan antara Kebersihan Kulit dengan Kejadian Penyakit Kulit di TPA Tanjung Rejo Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus
Hasil uji statistik dengan Chi-square, diperoleh hubungan antara kebersihan kulit dengan kejadian penyakit kulit (Tabel 4.27).
Tabel 4.27. Hubungan antara Kebersihan Kulit dengan Kejadian Penyakit Kulit
Kebersihan Kulit
Kejadian Penyakit Kulit p- value OR 95%CI Kasus Kontrol N % N % Buruk 17 77,3 3 13,6 0,000 1 4,463- 103,900 Baik 5 22,7 19 86,4 21,533 Jumlah 22 100,0 22 100,0
Tabel 4.27 menunjukkan bahwa dari 22 responden kasus (penderita penyakit kulit) yang memiliki kebersihan kulitnya buruk sebanyak 17 orang (77,3%) dan yang memiliki kebersihan kulitnya baik sebanyak 5 orang (22,7%). Sedangkan dari 22 responden kontrol (bukan penderita penyakit kulit) yang memiliki kebersihan kulitnya buruk hanya 3 orang (13,6%) dan yang memiliki kebersihan kulitnya baik sebanyak 19 orang (86,4%).
Dari hasil uji statistik dengan menggunakan Chi-square, diperoleh p value sebesar 0,0001. Karena p value < 0,05, maka Ho ditolak, artinya ada hubungan
antara variabel kebersihan kulit dengan kejadian penyakit kulit. Nilai Odd Ratio (OR) = 21,533 (OR>1) dengan 95%CI = 4,463 – 103, 900 menunjukkan bahwa responden yang memiliki kebersihan kulitnya buruk mempunyai risiko 21,533 kali lebih besar menderita penyakit kulit daripada responden yang memiliki kebersihan kulitnya baik.
4.2.2.4 Hubungan antara Pemakaian Alat Pelindung Topi dengan Kejadian Penyakit Kulit di TPA Tanjung Rejo Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus
Hasil uji statistik dengan Chi-square, diperoleh hubungan antara pemakaian alat pelindung topi dengan kejadian penyakit kulit (Tabel 4.28).
Tabel 4.28. Hubungan antara Pemakaian Alat Pelindung Topi dengan Kejadian Penyakit Kulit
Pemakaian Alat Pelindung Topi
Kejadian Penyakit Kulit
p-value
Kasus Kontrol
N % N %
Kadang-Kadang atau Tidak Pernah Memakai 12 54,5 7 31,8
0,223
Selalu Memakai 10 45,5 15 68,2
Jumlah 22 100,0 22 100,0
Tabel 4.28 menunjukkan bahwa dari 22 responden kasus (penderita penyakit kulit) yang kadang-kadang atau tidak pernah memakai alat pelindung topi sebanyak 12 orang (54,5%) dan yang selalu memakai alat pelindung topi sebanyak 10 orang (45,5%). Sedangkan dari 22 responden kontrol (bukan penderita penyakit kulit) yang kadang-kadang atau tidak pernah memakai alat
pelindung topi sebanyak 7 orang (31,8%) dan yang selalu memakai alat pelindung topi sebanyak 15 orang (68,2%).
Dari hasil uji statistik dengan menggunakan Chi-square, diperoleh p value sebesar 0,223. Karena p value > 0,05, maka Ho diterima, artinya tidak ada hubungan antara pemakaian alat pelindung topi dengan kejadian penyakit kulit pada pemulung di TPA Tanjung Rejo Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus.
4.2.2.5 Hubungan antara Pemakaian Alat Pelindung Pakaian Panjang (Baju Lengan Panjang dan Celana Panjang) di TPA Tanjung Rejo Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus
Hasil uji statistik dengan Chi-square, diperoleh hubungan antara pemakaian alat pelindung pakaian panjang (baju lengan panjang dan celana panjang) dengan kejadian penyakit kulit (Tabel 4.29).
Tabel 4.29. Hubungan antara Pemakaian Alat Pelindung Pakaian Panjang (Baju Lengan Panjang dan Celana Panjang) dengan Kejadian Penyakit Kulit
Pemakaian Alat Pelindung Pakaian Panjang
Kejadian Penyakit Kulit
p-value OR 95%CI
Kasus Kontrol
N % N %
Kadang-Kadang atau Tidak
Pernah Memakai 12 54,5 4 18,2
0,012 5,400 1,372- 21,260
Selalu Memakai 10 45,5 18 81,8
Jumlah 22 100,0 22 100,0
Tabel 4.29 menunjukkan bahwa dari 22 responden kasus (penderita penyakit kulit) yang kadang-kadang atau tidak pernah memakai alat pelindung pakaian panjang (baju lengan panjang dan celana panjang) sebanyak 12 orang (54,5%) dan yang selalu memakai alat pelindung pakaian panjang (baju lengan panjang dan celana panjang) sebanyak 10 orang (45,5%). Sedangkan dari 22 responden kontrol (bukan penderita penyakit kulit) yang kadang-kadang atau tidak
pernah memakai alat pelindung pakaian panjang (baju lengan panjang dan celana panjang) sebanyak 4 orang (18,2%) dan yang selalu memakai alat pelindung pakaian panjang (baju lengan panjang dan celana panjang) sebanyak 18 orang (81,8%).
Dari hasil uji statistik menggunakan uji Chi-square, diperoleh p value sebesar 0,012. Karena p value < 0,05, maka Ho ditolak, artinya ada hubungan
antara variabel pemakaian alat pelindung pakaian panjang (baju lengan panjang dan celana panjang) pada pemulung di TPA Tanjung Rejo Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus. Nilai Odd Ratio (OR) = 5,400 (OR>1) dengan 95%CI = 1,372
– 21,260 menunjukkan bahwa responden yang kadang-kadang atau tidak pernah memakai alat pelindung pakaian panjang (baju lengan panjang dan celana panjang) mempunyai risiko 5,400 kali lebih besar menderita penyakit kulit daripada responden yang selalu memakai alat pelindung pakaian panjang (baju lengan panjang dan celana panjang).
4.2.2.6 Hubungan antara Pemakaian Alat Pelindung Sarung Tangan Karet dengan Kejadian Penyakit Kulit di TPA Tanjung Rejo Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus.
Hasil uji statistik dengan Fisher, diperoleh hubungan antara pemakaian alat pelindung sarung tangan karet dengan kejadian penyakit kulit (Tabel 4.30).
4.30. Hubungan antara Pemakaian Alat Pelindung Sarung Tangan Karet dengan Kejadian Penyakit Kulit
Sarung Tangan Karet Kasus Kontrol
N % N %
Kadang-Kadang atau Tidak Pernah Memakai 21 95,5 21 95,5
Selalu Memakai 1 4,5 1 4,5 1,000
Jumlah 22 100,0 22 100,0
Tabel 4.30 menunjukkan bahwa dari 22 responden kasus (penderita penyakit kulit) yang kadang-kadang atau tidak pernah memakai alat pelindung sarung tangan karet sebanyak 21 orang (95,5%) dan yang selalu memakai alat pelindung sarung tangan karet hanya 1 orang (4,5%). Sedangkan dari 22 responden kontrol (bukan penderita penyakit kulit) yang kadang-kadang atau tidak pernah memakai alat pelindung sarung tangan karet sebanyak 21 orang (95,5%) dan yang selalu memakai alat pelindung sarung tangan karet hanya 1 orang (4,5%).
Dari hasil uji statistik menggunakan uji Fisher, diperoleh p value sebesar 1,000. Karena p value > 0,05 maka Ho diterima, artinya tidak ada hubungan
antara pemakaian alat pelindung sarung tangan karet dengan kejadian penyakit kulit pada pemulung di TPA Tanjung Rejo Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus.
4.2.2.7 Hubungan antara Pemakaian Alat Pelindung Sepatu Boot dengan Kejadian Penyakit Kulit di TPA Tanjung Rejo Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus
Hasil uji statistik dengan Chi-square, diperoleh hubungan antara pemakaian alat pelindung sepatu boot dengan kejadian penyakit kulit (Tabel 4.31)
Tabel 4.31. Hubungan antara Pemakaian Alat Pelindung Sepatu Boot dengan Kejadian Penyakit Kulit
Pemakaian Alat Pelindung Sepatu Boot
Kejadian Penyakit
Kasus Kontrol
N % N %
Kadang-Kadang atau Tidak
Pernah Memakai 18 81,8 8 36,4
0,002 7,875 1,964- 31,574
Selalu Memakai 4 18,2 14 63,6
Jumlah 22 100,0 22 100,0
Tabel 4.31 menunjukkan bahwa dari 22 responden kasus (penderita penyakit kulit) yang kadang-kadang atau tidak pernah memakai alat pelindung sepatu boot sebanyak 18 orang (81,8%) dan yang selalu memakai alat pelindung sepatu boot sebanyak 4 orang (18,2%). Sedangkan dari 22 responden kontrol (bukan penderita penyakit kulit) yang kadang-kadang atau tidak pernah memakai alat pelindung sepatu boot sebanyak 8 orang (36,4%) dan yang selalu memakai alat pelindung sepatu boot sebanyak 14 orang (63,6%).
Dari hasil uji statistik menggunakan uji Chi-square, diperoleh p value sebesar 0,002. Karena p value < 0,05 maka Ho ditolak, artinya ada hubungan
antara variabel pemakaian alat pelindung sepatu boot dengan kejadian penyakit kulit pada pemulung di TPA Tanjung Rejo Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus. Nilai Odd Ratio (OR) = 7,875 (OR>1) dengan 95%CI = 1,964 – 31,574 menunjukkan bahwa responden yang kadang-kadang atau tidak pernah memakai alat pelindung sepatu boot mempunyai risiko 7,875 kali lebih besar menderita penyakit kulit daripada responden yang selalu memakai alat pelindung sepatu boot.
4.3 Rekapitulasi Hasil Analisis Bivariat
Rekapitulasi hasil mengenai Hubungan antara Personal Hygiene dan Pemakaian Alat Pelindung Diri dengan Kejadian Penyakit Kulit pada Pemulung di TPA Tanjung Rejo Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus.
Tabel 4.32. Rekapitulasi Hasil Analisis Bivariat dengan Uji Chi-square
No. Variabel Bebas p value OR 95%CI Keterangan
1.
Kebersihan Tangan, Kaki dan Kuku 0,004 7,600 1,732- 33,347 Ada Hubungan 2. Kebersihan Kulit 0,0001 21,533 4,463- 103,900 Ada Hubungan 3. Pemakaian Alat Pelindung Topi 0,128 - - Tidak Ada Hubungan 3. Pemakaian Alat Pelindung Pakaian Panjang (Baju Lengan Panjang dan Celana Panjang) 0,012 5,400 1,372- 21,260 Ada Hubungan 4. Pemakaian Alat Pelindung Sepatu Boot 0,002 7,875 1,964- 31,574 Ada Hubungan
Tabel 4.33. Rekapitulasi Hasil Analisis Bivariat dengan Uji Fisher
No. Variabel Bebas p value OR 95%CI Keterangan
1. Kebersihan Rambut
dan Kulit Kepala 0,457 - -
Tidak Ada Hubungan 2. Pemakaian Alat Pelindung Sarung Tangan Karet 1,000 - - Tidak Ada Hubungan
95
BAB V PEMBAHASAN