Pada sub bab ini akan dilakukan pembuktian hipotesis konseptual secara
statistik yang diajukan oleh penulis. Analisis statistik yang digunakan penulis
adalah analisis jalur (Path Anlysis). Pengujian analisis jalur dilakukan melalui
penyaringan statistik dengan menggunakan koefisien arah beta untuk regresi
berdasarkan data dalam bentuk skor baku karena dapat dibuktikan. Jika beta
signifikan, maka signifikan pula koefisien jalurnya. Tahapan dalam analisis ini
93 4.4.1 Analisis Korelasi
Korelasi yang akan diuji pada penelitian ini adalah hubungan antara
variabel kesejahteraan dan motivasi kerja dengan prestasi kerja karyawan. Pada
penelitian ini peneliti akan mengunakan Pearson's Correlation (Product Moment).
Berdasarkan hasil estimasi dengan menggunakan alat bantu SPSS versi 19.0,
maka didapat tabel korelasi antar variabel sebagai berikut :
Tabel 4.32 Korelasi Antar Variabel
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Melalui hasil perhitungan koefisisen korelasi yang ada di atas dapat dilihat
bahwa nilai yang dihasilkan adalah 0,576 sehingga dapat di interpretasikan bahwa
antara kesejahteraan karyawan (X) dan motivasi kerja karyawan (Y) telah terjadi
hubungan yang sedang. Artinya, apabila kesejahteraan yang terjadi saat ini terukur
baik, maka motivasi yang akan terbentuk juga akan menunjukkan hasil yang
tinggi demikian juga sebaliknya, jika kesejahteraan yang diberikan perusahaan
rendah, maka motivasi yang dihasilkan juga akan menurun.
Hubungan antara kesejahteraan (X) dan prestasi kerja karyawan (Z) adalah
94
kesejahteraan dengan prestasi kerja karyawan menunjukkan bahwa apabila
kesejahteraan yang terjadi saat ini terukur baik, maka prestasi kerja karyawan juga
akan meningkat demikian juga sebaliknya, jika kesejahteraan yang diberikan
perusahaan rendah, maka prestasi kerja karyawanpun akan menurun.
Hubungan antara motivasi (Y) dan prestasi kerja karyawan (Z) adalah
sebesar 0,627 dan masuk dalam kategori kuat. Arah hubungan positif dari kedua
variabel tersebut menunjukkan bahwa tinginya motivasi karyawan dalam bekerja
akan diikuti dengan peningkatan prestasi kerja karyawan yang semakin
meningkat, dan sebaliknya rendahnya motivasi kerja akan menurunkan prestasi
kerja karyawan.
Setelah di uraikan hubungan antar variabel, maka langkah selanjutnya
adalah melakukan pengujian hipotesis untuk mengetahui besarnya pengaruh dari
masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Berdasarkan hasil
pengolahan data diperoleh koefisien jalur dari masing masing variabel independen
terhadap variabel dependenya dengan menggunakan koefisien beta yang sudah
dibakukan (standardized coefficients beta). Adapun hasilnya adalah sebagai
berikut :
Tabel 4.33
Rekapitulasi Hasil Analisis Jalur
Variabel Terikat Variabel Bebas Beta thitung Sig R-Square
Motivasi (Y) Kesejahteraan
(X) 0,576 6,349 0,000 0,332 Prestasi Kerja (Z) Kesejahteraan (X) 0,373 3,823 0,000 0,486 Motivasi (Y) 0,410 4,186 0,000
95
Tabel 4.33 menunjukkan nilai R2 sebesar 0,332, artinya pengaruh dari kesejahteraan terhadap motivasi adalah sebesar 33,2%, kemudian besarnya faktor
lain pada lintasan jalur ini yaitu :
2
1
1 R
332 , 0 1 1
817 , 0 1
Hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa besarnya koefisien jalur
dari variabel lain adalah sebesar 0,817 atau 81,7%. Selanjutnya dari Tabel 4.33
juga didapat nilai R2 berikutnya adalah sebesar 0,486, artinya pengaruh dari kesejahteraan dan motivasi terhadap prestasi kerja karyawan adalah sebesar
48,6%, dengan demikian koefisien jalur lain (ε2) dapat dihitung sebagai berikut :
2
1
2 R
486 , 0 1 2
717 , 0 2
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka besarnya koefisien jalur dari
variabel lain adalah sebesar 71,7% dan dari hasil perhitungan sebelumnya dapat
96
Keterangan :
Gambar 4.2 Diagram Jalur Lengkap
Berdasarkan diagram jalur di atas dapat dijelaskan bahwa dari dua variabel
yaitu kesejakteraan (X) dan variabel motivasi (Y) yang paling berpengaruh
terhadap prestasi kerja karyawan adalah variabel motivasi dengan pengaruh
langsung sebesar 0,4102 x 100% = 16,8% dan pengaruh langsung dari kesejahteraan terhadap prestasi kerja adalah sebesar 0,3732 x 100% = 13,9%. Sedangkan pengaruh tidak langsung kesejahteraan terhadap prestasi kerja
karyawan melalui motivasi adalah sebesar = (0,373) x (0,576) x (0,410) = 0,088
atau 8,8%.
Dari hasil perhitungan yang didapat menunjukkan pengaruh secara
langsung dari variabel kesejahteraan lebih besar dibanding pengaruh secara tidak
langsung melalui motivasi kerja terhadap prestasi kerja. Hasil ini menunjukkan
bahwa kesejahteraan lebih kuat pengaruhnya terhadap motivasi dibandingkan
terhadap prestasi kerja, walaupun demikian peran motivasi kerja sebagai variabel Motivasi (Y) Prestasi Kerja (Z) Kesejahteraan Karyawan (X)
2= 0,717 pYX = 0,576 PZX = 0,373 Pzy=0,410
1= 0,817 Pzxy=0,088 Pengaruh Langsung97
yang memediasi antara kesejahteraan terhadap prestasi kerja karyawan masih
layak untuk dipertahankan, mengingat pengaruh kesejahteraan terhadap prestasi
kerja melalui motivasi adalah positif. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Haryono (2009), yang menyatakan bahwa kesejahteraan
berpengaruh positif terhadap prestasi dengan motivasi kerja sebagai variabel
intervening. Hal ini menunjukkan bahwa adanya rasa puas dengan kesejahteraan
yang diberikan perusahaan, baik yang berupa gaji, bonus tunjangan dan berbagai
fasilitas yang memadai akan menumbuhkan motivasi yang tinggi dalam bekerja,
karena para karyawan merasa dihargai dan didukung dalam bekerja. Adanya
motivasi yang tinggi membuat karyawan menjadi lebih terfokus dan perhatian
pada upaya mencapai hasil kerja yang baik dan sesuai harapan perusahaan,
sehingga hal ini menumbuhkan prestasi kerja yang lebih baik dari para karyawan.
4.4.2 Pengujian Hipotesis
Sebelum melakukan penarikan kesimpulan tentang pengaruh dari
masing-masing variabel indenpenden terhadap variabel dependennya, maka perlu
dilakukan pengujian hipotesis untuk membuktikan secara statistik ada tidaknya
pengaruh signifikan dari variabel bebas terhadap variabel tak bebasnya. Pengujian
Hipotesis dilakukan dengan dua tahap yaitu penguian secara keseluruhan dan
pengujian secara individual.
4.4.2.1 Pengujian Secara Keseluruhan (Simultan)
Pengujian secara keseluruhan digunakan untuk mengetahui apakah ada
98
terhadap prestasi kerja karyawan pada PT. Perdana Perkasa Elastindo Cabang
Bandung. Pengujian ini dilakukan menggunakan distribusi F dengan
membandingkan anatara nilai Fhitung dengan nilai Ftabel. Jika nilai Fhitung > Fkritis, maka H0 yang menyatakan bahwa variasi perubahan nilai variabel bebas (stres kerja dan kepuasan kerja) tidak dapat menjelaskan perubahan nilai variabel
terikat (kinerja karyawan) ditolak dan sebaliknya.
Berdasarkan dari analisa data dengan program SPSS versi 19.0 maka
diperoleh hasil Tabel ANOVAb sebagai berikut:
Hasil output tabel Anova diperoleh nilai Fhitung sebesar 37,885, dengan mengambil taraf signifikan α sebesar 5%, maka dari tabel distribusi F didapat nilai
Ftabel untuk n = 83; k = 2; df = n-k-1 = 83-2-1 = 80, diperoleh nilai sebesar 3.960. Dikarenakan F hitung > F tabel yaitu 37,885 > 3,960, Ho ditolak, artinya
hipotesis yang menyatakan terdapat pengaruh signifikan dari kesejahteraan dan
dan motivasi kerja terhadap prestasi kerja karyawan harus diterima. Hasil ini
konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Bambang Setiaji dan Ismaryati
(2005) yang juga menyimpulkan bahwa kesejahteraan dan mempunyai pengaruh
99
simultan ini juga didukung oleh hasil penilaian dari nilai koefisien determinasi
yang disesuaikan (adjusted R2) yakni sebesar 0.486 atau 48,6%.
4.4.2.2 Pengujian Secara Parsial
Pembuktian hipotesis parsial yang diajukan dalam penelitian ini akan
dilakukandengan menggunakan uji-t, dimana apabila nilai t hitung lebih besar dari
t tabel menunjukkan diterimanya hipotesis yang diajukan. Nilai t hitung dapat
dilihat pada hasil regresi dan nilai t tabel didapat melalui sig. α = 0,05 dengan df =
n – k.