• Tidak ada hasil yang ditemukan

NARKOBA OLEH ANAK:

Pada bab ini dibahas mengenai hal-hal yang berhubungan dengan Pengaturan hukum pidana terhadap kejahatan narkoba baik itu

Budi Santho P. Nababan : Analisis Kriminologi Dan Yuridis Terhadap Penyalahgunaan Narkoba Yang Dilakukan Oleh Anak (Studi Kasus Putusan No. 1203 / Pid.B / 2006 / PN.MDN), 2008.

USU Repository © 2009

Undang-undang narkotika dan Undang-undang psikotropika, Ketentuan hukum yang berkaitan dengan anak baik itu Undang-undang perlindungan anak dan Undang-Undang-undang peradilan anak serta Pertanggungjawaban pidana anak yang terlibat kejahatan narkoba.

BAB IV KASUS DAN ANALISA KASUS

Pada bab ini akan dibahas hal-hal yang berkaitan dengan Kasus Posisi Putusan Pengadilan Negeri Medan No.1203 / Pid. B / 2006 / PN. Medan serta diakhiri dengan Analisa Kasus.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini dibahas mengenai kesimpulan dan saran sebagai hasil dari pembahasan dan penguraian skripsi ini secara keseluruhan.

Budi Santho P. Nababan : Analisis Kriminologi Dan Yuridis Terhadap Penyalahgunaan Narkoba Yang Dilakukan Oleh Anak (Studi Kasus Putusan No. 1203 / Pid.B / 2006 / PN.MDN), 2008.

USU Repository © 2009

BAB II

ANALISIS KRIMINOLOGI MENGENAI PENYALAHGUNAAN NARKOBA OLEH ANAK

A. Pengertian dan Ruang Lingkup Kriminologi

Nama kriminologi ditemukan oleh P. Topinard (1830-1911) seorang ahli antropologi Perancis. Kriminologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang kejahatan. Secara harfiah berasal dari kata “crimen” yang berarti kejahatan atau penjahat dan “logos” yang berarti ilmu pengetahuan, maka kriminologi dapat berarti ilmu tentang kejahatan atau penjahat.

Beberapa sarjana memberikan defenisi tentang kriminologi sebagai berikut:

1. Bonger memberikan defenisi kriminologi sebagai ilmu pengetahuan yang bertujuan menyelidiki gejala kejahatan seluas-luasnya.

2. Sutherland merumuskan kriminologi sebagai keseluruhan ilmu pengetahuan yang bertalian dengan perbuatan jahat sebagai gejala sosial.

3. Michael dan Adler berpendapat bahwa kriminologi adalah keseluruhan keterangan mengenai perbuatan dan sifat dari para penjahat, lingkungan mereka dan cara mereka secara resmi diperlakukan oleh lembaga-lembaga penertib masyarakat dan oleh para anggota masyarakat.

4. Wood berpendirian bahwa kriminologi meliputi keseluruhan pengetahuan yang diperoleh berdasarkan teori atau pengalaman, yang bertalian dengan perbuatan jahat dan penjahat, termasuk didalamnya reaksi dari masyarakat terhadap perbuatan jahat dan para penjahat.

Budi Santho P. Nababan : Analisis Kriminologi Dan Yuridis Terhadap Penyalahgunaan Narkoba Yang Dilakukan Oleh Anak (Studi Kasus Putusan No. 1203 / Pid.B / 2006 / PN.MDN), 2008.

USU Repository © 2009

5. Paul Mudigdo Mulyono memberikan defenisi kriminologi sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari kejahatan sebagai masalah manusia.

6. Noach merumuskan defenisi kriminologi sebagai ilmu pengetahuan tentang perbuatan jahat dan perilaku tercela yang menyangkut orang-orang yang terlibat dalam perilaku jahat dan perbuatan tercela itu.9

7. Van Bemelen merumuskan kriminologi adalah ilmu yang mempelajari kejahatan, yaitu perbuatan yang merugikan dan kelakuan yang tidak sopan yang menyebabkan adanya teguran dan tantangan.

8. Frij merumuskan kriminologi ialah ilmu pengetahuan yang mempelajari kejahatan, bentuk, sebab dan akibatnya.10

Berbicara tentang ruang lingkup kriminologi berarti berbicara mengenai objek studi dalam kriminologi. Bonger membagi kriminologi menjadi dua bagian, yaitu:

(1). Kriminologi murni, yang terdiri dari:

a. Antropologi kriminil, yaitu pengetahuan tentang manusia yang jahat (somatis) yang memberikan jawaban atas pertanyaan tentang orang jahat dan tanda-tanda tubuhnya.

b. Sosiologi kriminil, yaitu ilmu pengetahuan tentang kejahatan sebagai suatu gejala masyarakat dan sampai dimana letak sebab-sebab kejahatan dalam masyarakat.

c. Psikologi kriminil, yaitu ilmu pengetahuan tentang penjahat yang dilihat dari sudut jiwanya.

9

Topo Santosa dan Eva Achjani Zulfa. 2001. Kriminologi. Rajawali Pers, Jakarta, hlm 9-12

10

Budi Santho P. Nababan : Analisis Kriminologi Dan Yuridis Terhadap Penyalahgunaan Narkoba Yang Dilakukan Oleh Anak (Studi Kasus Putusan No. 1203 / Pid.B / 2006 / PN.MDN), 2008.

USU Repository © 2009

d. Psikopatologi dan neuropatologi kriminil, yaitu ilmu tentang penjahat yang sakit jiwa atau urat syaraf.

e. Penologi, yaitu ilmu tentang tumbuh dan berkembangnya hukuman. (2). Kriminologi terapan, yang terdiri dari:

a. Higiene kriminil, yaitu usaha yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kejahatan.

b. Politik kriminil, yaitu usaha penanggulangan kejahatan dimana kejahatan telah terjadi.

c. Kriminalistik, yaitu ilmu tentang pelaksanaan penydikan teknik kejahatan dan pengusutan kejahatan.11

Sedangkan menurut Shuterland kriminologi terdiri dari tiga bagian utama, yaitu:

(1) Etiologi kriminal, yaitu usaha secara ilmiah untuk mencari sebab-sebab kejahatan.

(2) Penologi, yaitu pengetahuan yang mempelajari tentang sejarah lahirnya hukuman, perkembangannya serta arti dan faedahnya.

(3) Sosiologi hukum (pidana), yaitu analisis ilmiah terhadap kondisi-kondisi yang mempengaruhi perkembangan hukum pidana.12

Dari uraian defenisi para ahli diatas dapatlah ditarik suatu persamaan bahwa objek studi kriminologi mencakup tiga hal yaitu penjahat, kejahatan dan reaksi masyarakat terhadap penjahat dan kejahatan13

11

Topo Santosa dan Eva Achjani Zulfa, Op. cit, hlm 9-10

12

H. M Ridwan dan Ediwarman. 1994. Azas-Azas Kriminologi. USU Press, Medan, hlm 79

13

Topo Santosa dan Eva Achjani Zulfa, Op. cit, hlm 13

Budi Santho P. Nababan : Analisis Kriminologi Dan Yuridis Terhadap Penyalahgunaan Narkoba Yang Dilakukan Oleh Anak (Studi Kasus Putusan No. 1203 / Pid.B / 2006 / PN.MDN), 2008.

USU Repository © 2009

1. Kejahatan.

Apabila kita membaca KUHP ataupun undang-undang khusus, kita tidak akan menjumpai suatu perumusan tentang kejahatan. Sehingga para sarjana hukum memberikan batasan tentang kejahatan yang digolongkan dalam tiga aspek, yakni:

i. Aspek yuridis.

Kejahatan dari aspek yuridis merupakan jenis-jenis kejahatan yang sudah defenitif, maksudnya telah ditentukan dalam undang-undang bahwa perbuatan tertentu dianggap sebagai kejahatan. Menurut Muljatnno, kejahatan adalah perbuatan yang oleh aturan hukum pidana dilarang dan diancam dengan pidana, barang siapa yang melanggar larangan tersebut dinamakan perbuatan pidana14. Sedangkan menurut R. Soesilo, kejahatan adalah suatu perbuatan tingkah laku yang bertentangan dengan undang-undang, untuk dapat melihat apakah perbuatan itu bertentangan atau tidak undang-undang tersebut terlebih dahulu harus ada sebelum peristiwa tersebut tercipta.15

ii. Aspek sosiologis

Kejahatan dari aspek sosiologis bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia sebagai mahluk yang bermasyarakat perlu dijaga dari setiap perbuatan-perbuatan masyarakat yang menyimpang dari nilai-nilai

14

Chainur Arrasjid. 1999. Suatu Pemikiran Tentang Psikologi Kriminil. Kelompok Studi Hukum dan Masyarakat Fakultas Hukum USU, Medan, hlm 28

15

Budi Santho P. Nababan : Analisis Kriminologi Dan Yuridis Terhadap Penyalahgunaan Narkoba Yang Dilakukan Oleh Anak (Studi Kasus Putusan No. 1203 / Pid.B / 2006 / PN.MDN), 2008.

USU Repository © 2009

kehidupan yang dijunjung oleh masyarakat.16

iii. Aspek psikologis.

Menurut W. A Bonger, kejahatan adalah perbuatan yang sangat anti sosial yang memperoleh tantangan dengan sadar dari negara berupa pemberian penderitaan. Sedangkan menurut J. M Bemmelem, kejahatan adalah suatu tindakan anti sosial yang menimbulkan kerugian, ketidakpatutan dalam masyarakat, sehingga dalam masyarakat terdapat kegelisahan, dan untuk mententramkan masyarakat negara harus menjatuhkan hukuman / pidana kepada penjahat.

Kejahatan dari aspek psikologis merupakan manifestasi kejiwaan yang terungkap pada tingkah laku manusia yang bertentangan dengan norma-norma yang berlaku dalam suatu masyarakat. Perbuatan yang bertentangan dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat tersebut merupakan kelakuan yang menyimpang (abnormal) yang sangat erat kaitannnya dengan kejiwaan individu.17

2. Pelaku.

Pelaku merupakan orang yang melakukan kejahatan, sering juga disebut sebagai penjahat. Studi terhadap pelaku bertujuan untuk mencari sebab-sebab orang melakukan kejahatan. Secara tradisional orang mencari sebab-sebab kejahatan dari aspek biologis, psikhis dan sosial ekonomi. Biasanya studi ini dilakukan terhadap orang-orang yang dipenjara atau bekas terpidana. Kemudian

16

Chainur Arrasjid, Op.cit hlm 26

17

Budi Santho P. Nababan : Analisis Kriminologi Dan Yuridis Terhadap Penyalahgunaan Narkoba Yang Dilakukan Oleh Anak (Studi Kasus Putusan No. 1203 / Pid.B / 2006 / PN.MDN), 2008.

USU Repository © 2009

oleh perkembangannya studi terhadap pelaku ini diperluas dengan studi terhadap korban, karena menurut penelitian Hans von Henting dan B. Mendelsohn bahwa dalam kejahatan-kejahatan tertentu korban mempunyai peranan yang sangat penting dalam terjadinya kejahatan.

3. Reaksi masyarakat terhadap kejahatan dan pelaku.

Studi mengenai reaksi terhadap kejahatan bertujuan untuk mempelajari pandangan serta tanggapan masyarakat terhadap perbuatan-perbuatan atau gejala yang timbul dimasyarakat yang dipandang merugikan atau membahayakan masyarakat luas. Sedangkan studi mengenai reaksi terhadap pelaku (penjahat) bertujuan untuk mempelajari pandangan-pandangan dan tindakan-tindakan masyarakat terhadap pelaku kejahatan.18

B. Faktor penyebab anak terlibat dalam penyalahgunaan narkoba.

M. Taufik Makarao dkk dalam bukunya menyatakan pada umumnya secara keseluruhan faktor-faktor yang menyebabkan seseorang melakukan penyalahgunaan narkoba dapat dibedakan atas faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri sendiri, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar dirinya.19

Menurut penuturan Hakim Achmad Semma, SH yang bertugas sebagai hakim anak di Pengadilan Negeri Medan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan seseorang anak terlibat dalam penyalahgunaan narkoba adalah bersifat kasuistis,

18

H. M Ridwan dan Ediwarman, Op.cit hlm 81

19

M. Taufik Makarao, Suhasril dan H.M Zakky A.S.2005. Tindak Pidana Narkotika, Ghalia Indonesia, Jakarta, hlm 53-56

Budi Santho P. Nababan : Analisis Kriminologi Dan Yuridis Terhadap Penyalahgunaan Narkoba Yang Dilakukan Oleh Anak (Studi Kasus Putusan No. 1203 / Pid.B / 2006 / PN.MDN), 2008.

USU Repository © 2009

yaitu antara satu kasus dengan kasus yang lainnya berbeda karena perbedaan latar belakang sianak tersebut. Namun dari kebanyakan kasus yang terjadi yang pernah ditangani bahwa penyebab anak terlibat dalam narkoba karena ingin coba-coba yang mana anak tersebut sebelumnya sudah merokok.20

Badan Narkotika Nasional dalam bacaan kampanye anti narkoba menguraikan bahwa faktor penyebab penyalahgunaan narkoba oleh anak / remaja adalah sebagai berikut:

21

a. Faktor individu

Faktor individu terdiri dari aspek kepribadian, dan kecemasan / depresi. Yang termasuk dalam aspek kepribadian antara lain kepribadian yang ingin tahu, mudah kecewa, sifat tidak sabar dan rendah diri. Sedangkan yang termasuk dalam kecemasan / depresi adalah karena tidak mampu menyelesaikan kesulitan hidup sehingga melarikan diri dalam penggunaan narkoba.

b. Faktor sosial budaya

Faktor sosial budaya terdiri dari kondisi keluarga dan pengaruh teman. Kondisi keluarga disini merupakan kondisi yang disharmonis seperti orang tua yang bercerai, orang tua yang sibuk dan jarang di rumah serta perekonomian keluarga yang serba berlebihan maupun yang serba kekurangan. Sedangkan yang termasuk dalam pengaruh teman misalnya karena berteman dengan seorang yang ternyata pemakai narkoba dan ingin diterima dalam suatu kelompok.

20

Wawancara yang dilakukan dengan Bapak Achmad Semma, SH yang bertugas sebagai Hakim Anak di Pengadilan Negeri Medan, pada hari Kamis 24 April 2008, Medan.

21

Budi Santho P. Nababan : Analisis Kriminologi Dan Yuridis Terhadap Penyalahgunaan Narkoba Yang Dilakukan Oleh Anak (Studi Kasus Putusan No. 1203 / Pid.B / 2006 / PN.MDN), 2008.

USU Repository © 2009

c. Faktor lingkungan

Faktor lingkungan misalnya karena adanya perkumpulan anak / remaja yang menyalahgunakan narkoba, tindakan yang tidak jelas dari sekolah apabila ada anak terlibat dalam narkoba sehingga dapat mempengaruhi anak yang lain, serta lingkungan tempat tinggal anak yang tidak memberikan perilaku yang baik.

Menurut psikiater Dr. Graham Blamie yang telah melakukan penelitian mengenai penyebab seorang anak remaja melakukan penyalahgunan narkoba yang dikutip oleh Sudarsono dalam bukunya, antara lain adalah:22

a. Untuk membuktikan keberanian dalam melakukan tindakan-tindakan yang berbahaya seperti ngebut, berkelahi, bergaul dengan wanita dan lain-lain b. Untuk menunjukkan tindakan menentang otoritas terhadap orang tua, guru

atau terhadap norma-norma sosial

c. Untuk mempermudah penyaluran dan perbuatan seks

d. Untuk melepaskan diri dari rasa kesepian dan ingin memperoleh pengalaman sensasional dan emosional

e. Untuk mencari dan menemukan arti dari hidup f. Untuk mengisi kekosongan dan kesepian / kebosanan

g. Untuk menghilangkan kegelisahan, frustasi dan kepepatan hidup

h. Untuk mengikuti kemauan kawan-kawan dalam rangka pembinaan solidaritas i. Untuk iseng-iseng dan didorong rasa ingin tahu.

22

Budi Santho P. Nababan : Analisis Kriminologi Dan Yuridis Terhadap Penyalahgunaan Narkoba Yang Dilakukan Oleh Anak (Studi Kasus Putusan No. 1203 / Pid.B / 2006 / PN.MDN), 2008.

USU Repository © 2009

Sedangkan menurut Mastar Ain Tanjung dalam bukunya, ada lima faktor yang menyebabkan seorang anak menyalahgunakan narkoba, diantaranya adalah:23

a. Dasar agama yang tidak kuat.

Pendidikan agama sangat dominant dalam melindungi anak dari pengaruh luar, karena setiap ajaran agama apapun melarang umatnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang merusak diri sendiri dan juga diri orang lain. Dasar agama yang ditanam sejak kecil akan mnejadi perisai bagi diri anak untuk menolak sesuatu yang merusak ahlak, tetapi anak yang tidak pernah mendapatkan pendidikan agama sangat rawan dalam melakukan perbuatan kriminal seperti pecandu narkoba, minum-minuman keras dan lain-lain.

b. Komunikasi orang tua dan anak yang jarang.

Dalam kehidupan berkeluarga apabila terjadi kevakuman dalam berkomunikasi, maka anak akan berusaha mencari jalan keluar dengan menyenangkan diri sendiri. Anak akan menghabiskan waktunya dengan teman yang menurutnya dapat memahami dirinya termasuk dengan berteman dengan teman telah mengenal narkoba dan bahkan pulang sampai larut malam.

c. Pengaruh lingkungan (milleu).

Peranan lingkungan sangat menentukan bagi pertumbuhan dan pengembangan kepribadian manusia, apabila masyarakat dalam lingkungan berkepribadian santun ramah dan komunikatif maka pada umumnya anak akan baik, pintar dan cerdas sehingga tidak mudah terpengaruh dengan perbuatan tercela.

23

H. Mastar Ain Tanjung. 2004. Pahami Kejahatan Narkoba. Letupan Indonesia. Jakarta. hlm 11- 16

Budi Santho P. Nababan : Analisis Kriminologi Dan Yuridis Terhadap Penyalahgunaan Narkoba Yang Dilakukan Oleh Anak (Studi Kasus Putusan No. 1203 / Pid.B / 2006 / PN.MDN), 2008.

USU Repository © 2009

d. Pengaruh budaya luar negeri.

Budaya luar negeri sangat dominan mempengaruhi generasi muda. Remaja dengan cepat meniru kebudayaan luar yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa agar tidak ketinggalan zaman. Sehingga apa yang dilihat melalui media massa elektronik cepat diserap tanpa mempertimbangkan baik buruknya.

Selain itu Soedjono D yang dikutip oleh Hari Sasangka mengatakan dari sekian banyak sebab-sebab penggunaan narkoba secara dominan yang dilakukan oleh para remaja dapatlah dikelompokkan dalam tiga keinginan, yaitu:24

Mereka yang ingin mengalami (the experience seekers) yaitu yang ingin memperoleh pengalaman baru dan sensasi dari pemakaian narkoba.

Mereka yang bermaksud menjauhi atau mengelakkan realita hidup (the

oblivion seekers) yaitu yang menganggap keadaan terbius sebagai tempat

pelarian terindah dan ternyaman.

Mereka yang ingin merubah kepribadiannya (personality change) yaitu mereka yang beranggapan menggunakan narkoba dapat merubah kepribadian seperti untuk menjadi berani, untuk menghilangkan rasa malu, menjadi tidak kaku dalam pergaulan dan lain-lain.

C. Dampak Akibat Penggunaan Narkoba Terhadap Anak

Yang dimaksud akibat penggunaan narkoba disini ialah akibat dari penggunaan narkoba secara tidak benar untuk memperoleh kenikmatan.25

24

Hari Sasangka. 2003 Narkotika dan Psikotropika Dalam Hukum Pidana. Mandar Maju. Bandung. hlm 6-7

25

Sudarto. 1986. Kapita Selekta Hukum Pidana. Alumni. Bandung. Hlm 39

Budi Santho P. Nababan : Analisis Kriminologi Dan Yuridis Terhadap Penyalahgunaan Narkoba Yang Dilakukan Oleh Anak (Studi Kasus Putusan No. 1203 / Pid.B / 2006 / PN.MDN), 2008.

USU Repository © 2009

yang ditimbulkan oleh narkoba pada anak sama dengan akibat yang ditimbulkan narkoba terhadap manusia dewasa. Akibat yang ditimbulkan oleh narkoba umumnya mempengaruhi dua hal, yaitu sebagai berikut:26

1. Mempengaruhi kesehatan.

Otak manusia mengandung sejumlah syaraf yang berbeda-beda. Fungsi yang utama terdapat pada syaraf pusat paling atas dari otak yang mengendalikan kemauan, penguasaan diri, tingkah laku, pikiran dan ingatan. Jika seseorang mengkonsumsi narkoba secara ilegal, maka akan mempengaruhi pusat syaraf tersebut, sehingga akan mempengruhi emosi dan perilakunya. Dengan kata lain bahwa narkoba akan membius otak sadar manusia sehingga membuat seseorang hilang kendali, berprilaku keras depersi dan daya tahan tubuhnya menjadi lemah hingga mengakibatkan kematian.

2. Mempengaruhi moral.

Narkoba akan membuat penggunanya kehilangan kepribadian. Pengguna narkoba akan selalu mempunyai perasaan tidak menentu, cepat marah dan tidak mampu menghargai perasaan orang lain seperti kasar terhadap orang tuannya dan menganiaya orang-orang disekitarnya. Selain itu para pengguna narkoba akan megalami krisis moral yang sangat parah, dimana mereka akan berani menjual barang yang dirumah, mencuri uang dalam keluarga atau dari tetangga, merampok dan membunuh orang lain untuk mendapatkan uang guna membeli narkoba.

26

Tj. Dian Mutia. 2002. Mari Menyongsong Masa Depan Yang Cerah, Hati-Hati Terhadap Bahaya Narkoba, Katakan Tidak Pada Narkoba. Mefi Caraka. Medan. hlm 28-29

Budi Santho P. Nababan : Analisis Kriminologi Dan Yuridis Terhadap Penyalahgunaan Narkoba Yang Dilakukan Oleh Anak (Studi Kasus Putusan No. 1203 / Pid.B / 2006 / PN.MDN), 2008.

USU Repository © 2009

Menurut Mastar Ain Tanjung dalam bukunya dampak negatif yang ditimbulkan oleh penyalahgunaan narkoba pada anak dapat dilihat dari dimensi pendidikan, yakni siswa berprestasi yang terjerumus dalam narkoba akan mengajak teman-temannya untuk mengikuti perilakunya memakai narkoba dengan iming-iming berprestasi karena narkoba. Hal ini yang kemudian menjadikan anak tersebut menjadi pengedar narkoba diantara para pelajar.27

D. Upaya Penanggulangan dan Pencegahan Anak Terlibat Dalam Narkoba 1. Upaya penanggulangan

Dalam penanggulangan kejahatan narkoba pemerintah telah melakukan pendekatan yang integral antara penal dan non penal.28

a.Kebijakan penal.

Upaya tersebut yakni:

Pemerintah telah menggunakan sarana penal (hukum pidana) untuk menanggulangi bahaya penyalahgunaan narkoba. Kebijakan penal tersebut antara lain:

•Kebijakan kriminalisasi dalam undang-undang narkoba (UU No.22 Tahun 1997 dan UU No.5 Tahun 1997).29

•Meratifikasi Konvensi Pemberantasan Peredaran Gelap Narkotika dan Psikotropika 1988 (Convention Against Illicit Traffic in Narkotic Drugs

and Psychotropic Substances 1988) dalam UU No.7 Tahun 1997.30

27

H. Mastar Ain Tanjung. Op.cit hlm 47-48

28

Barda Nawawi Arief. 2001. Masalah Penegakan Hukum dan Kebijakan Penanggulangan Kejahatan, Citra Aditya Bakti, Bandung, hlm 74

29

Ibid, hlm 193

30

Barda Nawawi Arief, Loc.cit hlm 193

Budi Santho P. Nababan : Analisis Kriminologi Dan Yuridis Terhadap Penyalahgunaan Narkoba Yang Dilakukan Oleh Anak (Studi Kasus Putusan No. 1203 / Pid.B / 2006 / PN.MDN), 2008.

USU Repository © 2009

•Meningkatkan status Badan Koordinasi Narkotika Nasional sejak tahun 2000 menjadi Badan Narkotika Nasional (BNN) di Jakarta dan di setiap propinsi dibentuk Badan Narkotika Propinsi (BNP).

•Mengundangkan undang-undang yang mengatur tentang anak yang didalamnya terdapat aturan tentang narkoba seperti Pasal 89 Undang-Undang RI No.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

b. Kebijakan non penal.

Menurut Peter Hoefnagel yang dikutip oleh Mahmud Mulyadi dalam bukunya mengatakan bahwa pendekatan non penal adalah pendekatan terhadap kejahatan tanpa menggunakan sarana pemidanaan (prevention

whitout punisment). Kebijakan non penal ini sendiri lebih condong kearah

pencegahan terhadap timbulnya suatu kejahatan.31

2. Upaya pencegahan

Kebijakan non penal yang dilakukan oleh pemerintah dalam penanggulangan bahaya narkoba dilakukan melalui treatment dan pengobatan dengan mendirikan pusat rehabilitasi dan pengobatan bagi para korban kecanduan narkoba.

Selain upaya penanggulangan narkoba, pemerintah juga melakukan upaya pencegahan keterlibatan anak dalam penyalahgunaan bahaya narkoba melalui komunikasi dalam bentuk media massa cetak dan elektronik dalam rangka menyebarkan informasi dan menyadarkan khalayak luas tentang ancaman bahaya narkoba dan melalui pendidikan formal dalam kurikulum mata pelajaran, informasi dari para guru maupun pendidikan non formal seperti seminar,

31

Budi Santho P. Nababan : Analisis Kriminologi Dan Yuridis Terhadap Penyalahgunaan Narkoba Yang Dilakukan Oleh Anak (Studi Kasus Putusan No. 1203 / Pid.B / 2006 / PN.MDN), 2008.

USU Repository © 2009

lokakarya, dan pelatihan guna memberikan penegtahuan, mengembangkan sikap dan prilaku hidup sehat tanpa narkoba.32

Badan Narkotika Nasional dalam bacaan kampanye anti narkoba menguraikan pencegahan agar anak tidak terlibat dalam penyalahgunaan narkoba yang terdiri dari:33

a. Preventif.

Pencegahan ini disebut juga pencegahan primer yang bertujuan untuk menghindari diri dari pengaruh buruk lingkungan penyalahgunaan narkoba. Sasaran dari pencegahan primer adalah anak-anak dan generasi muda yang belum mengenal narkoba serta masyarakat yang berpotensi dalam membantu generasi muda mencegah penyalahgunaan narkoba. Adapun kegiatan yang dilakukan dalam bentuk penyuluhan dalam lapisan masyarakat, penerangan dan pendidikan terhadap orang tua mengenai mengasuh anak yang baik dan pencegahan penyalahgunaan narkoba.

b. Represif.

Pencegahan ini disebut juga pencegahan sekunder yang bertujuan untuk menghindarkan anak dari pengaruh narkoba yang lebih parah. Sasaran dari pencegahan sekunder adalah anak-anak yang sudah mulai mencoba memakai narkoba agar anak tersebut berhenti dari penyalahgunaan narkoba. Adapun kegiatan yang dilakukan dalam pencegahan ini adalah konseling perorangan atau kelurga, pelibatan anak dalam kegiatan keagamaan, menjauhkan anak dari tempatnya biasa bergaul.

32

Badan Narkotika Nasional. Op.cit, hlm 28-29

33

Budi Santho P. Nababan : Analisis Kriminologi Dan Yuridis Terhadap Penyalahgunaan Narkoba Yang Dilakukan Oleh Anak (Studi Kasus Putusan No. 1203 / Pid.B / 2006 / PN.MDN), 2008.

USU Repository © 2009

c. Treatment dan Rehabilitasi.

Pencegahan ini merupakan pencegahan tertier, bertujuan untuk mengobati dan memulihkan kondisi fisik, psikhis, mental, moral dan sosial anak bekas korban penyalahgunaan narkoba serta untuk mencegah agar jangan sampai mereka kambuh dan terjerumus kembali kedalam penyalahgunaan narkoba. Sasaran dari pencegahan tertier adalah korban narkoba, bekas korban narkoba dan sektor masyrakat yang bisa membantu bekas korban narkoba untuk menghindari diri dari penylahgunaan narkoba. Kegiatan yang dapat dilakukan adalah bimbingan sosial kepada korban dan keluarganya serta kelompok sebayanya sehingga korban mempunyai keinginan yang kuat untuk sembuh, memperlakukannya dengan wajar, pelibatan anak dalam kegiatan keagamaan dan sosial serta mengawasinya agar jangan terjerumus kembali.

Selain itu menurut Rizali H. Nasution dkk dalam bukunya menyatakan bahwa beberapa hal yang dapat dilakukan bagi anak / remaja agar terhindar dari narkoba yaitu:34

• Memperkuat keimanan melalui pendalaman agama • Memilih lingkungan yang sehat

• Menjalin komunikasi yang baik dengan keluarga

• Menghindari merokok, karena merokok merupakan pintu masuk narkoba khususnya ganja.

34

Rizali H. Nasution, Darma Putra dan Riza Hendrawan, 2000, AIDS dan NARKOBA Dikenal Untuk Dihindari (Buku Pegangan Untuk Pendidik Sebaya), Yayasan Humaniora, Medan, hlm 54

Budi Santho P. Nababan : Analisis Kriminologi Dan Yuridis Terhadap Penyalahgunaan Narkoba Yang

Dokumen terkait