• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analysis and Discussion by the Management

Dalam dokumen Laporan Tahunan | Panin Sekuritas (Halaman 31-36)

Perkembangan makro ekonomi global dan nasional sepanjang tahun 2012 telah mempengaruhi perkembangan industri pasar modal nasional. Meskipun pertumbuhan ekonomi di sejumlah negara di Eropa dan Amerika Serikat mengalami perlambatan, namun pertumbuhan ekonomi nasional masih tetap baik. Kondisi ini menjadikan pasar modal Indonesia sebagai salah satu lokasi investasi yang menarik sepanjang tahun 2012.

Perkembangan yang terjadi di pasar modal sepanjang tahun 2012 telah berpengaruh terhadap kegiatan usaha dan kinerja keuangan Perseroan. Jumlah aset Perseroan mengalami pertumbuhan 6,36%, yaitu dari Rp 1.562,53 miliar pada akhir tahun 2011 menjadi Rp 1.661,87 miliar pada akhir tahun 2012. Ekuitas yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk mengalami pertumbuhan 20,45% dari Rp 777,00 miliar menjadi Rp 935,89 miliar. Sementara Jumlah pendapatan usaha pada tahun 2012 mencapai Rp 430,34 miliar atau naik 21,56% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 354,01 miliar. Jumlah laba komprehensif yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada tahun 2012 mencapai Rp 230,89 miliar atau naik 14,82% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 201,09 miliar.

Analisis Kinerja Usaha

Pendapatan usaha Perseroan diperoleh dari kegiatan transaksi efek, pembiayaan nasabah, corporate

inance, investasi pada portofolio efek dan asset

management. Berikut ini adalah tinjauan kinerja dari setiap segmen kegiatan usaha.

The development of global and national macroeconomic throughout the year 2012 had inluenced the development of the national capital market. Despite economic growth in several countries in Europe and the United States experienced a slowdown, the nation’s economic growth was still good. This condition caused Indonesia capital market become an attractive investment location throughout the year 2012. Developments in the capital markets during the year 2012 had afected the Company’s business and inancial performance. Total assets of the Company grew 6.36%, from Rp 1,562.53 billion at year-end 2011 to Rp 1,661.87 billion at the end of 2012. Equity attributable to owners of parent entity grew 20.45% from Rp 777.00 billion to Rp 935.89 billion. While total revenues in 2012 reached Rp 430.34 billion, up 21.56% over the previous year’s Rp 354.01 billion. Total comprehensive income attributable to owners of parent entity in 2012 reached Rp 230.89 billion, up 14.82% over the previous year which amounted to Rp 201.09 billion.

Analysis of Business Performance

The Company’s revenues are derived from securities transactions, customer inancing, corporate inance, investment in marketable securities and asset management. Below is a review of the performance in each segment of business activities.

Securities Trading

Securities trading activity by the Company includes equity trading (stocks, rights and warrants) as well as ixed income trading (government and corporate bonds). In 2012, the Company’s revenue from securities

In 2012, the stock market performance in the Indonesia Stock Exchange (“IDX”) experienced an increase in terms of stock price and market capitalization. Throughout the year 2012 Jakarta Composite Index (“JCI”) increased from 3,821.99 at the end of 2011 to 4,316.69 at the end of 2012, an increase of 12.94%. On 26 November 2012, JCI could achieve a highest record in the history of the index when closed at 4,375.17. Stock market capitalization also increased by 16.67% from Rp 3,537,29 trillion by the end of 2011 to Rp 4,127.00 trillion in late 2012.

The total transaction value of shares in the IDX during the year 2012 reached Rp 1,116.11 trillion, decreased 8.77% from the total value of stock transactions during the year 2011 amounted to Rp 1,223.44 trillion. Similarly, the value of average daily transactions decreased from Rp 4.95 trillion per day in 2011 to Rp 4.54 trillion per day by 2012. Throughout the year 2012 net inlow of foreign capital was amounted to Rp 15.88 trillion; this igure is lower than in 2011 amounted to Rp24.29 trillion. In the capital market condition afected by negative sentiment of global economics, the Company was able to record shares transaction value similar to the previous year. The shares transaction value by the Company at the Indonesia Stock Exchange in 2012 was Rp 27.59 trillion, while in 2011 was Rp 27.66 trillion. From those securities transaction, the Company recorded revenue from brokerage commission in 2012 amounted to Rp 47.38 billion, decreased only 1.40% compared to revenue in 2011 amounted to Rp 48.05 billion. Securities transaction activity contributed 11.01% to total revenues in 2012.

The Company has implemented a number of strategies to maintain and increase the activity of securities transactions. In order to expand the marketing network, in 2012 the Company has opened two branches in Bukittinggi and Bandung, so the Company has 22 branch oices in major cities in Indonesia. The Company also continues to improve the ease of transactions through online trading facilities that can be accessed via the website (www.post.co.id), computer applications (POST-PRO) and mobile trading (POST on Blackberry, Android, iOS). In 2012, the online trading facilities have contributed approximately 25% of the total equity transactions by the Company.

Transaksi Efek

Aktivitas transaksi efek oleh Perseroan meliputi efek ekuitas (saham, right dan waran) serta efek pendapatan tetap (obligasi pemerintah dan korporasi). Pendapatan transaksi efek Perseroan pada tahun 2012 terutama berasal dari transaksi saham.

Pada tahun 2012, kinerja pasar saham di Bursa Efek Indonesia (“BEI”) mengalami peningkatan dari sisi harga saham dan kapitalisasi pasar. Sepanjang tahun 2012 Indeks Harga Saham Gabungan (“IHSG”) mengalami kenaikan dari 3.821,99 pada akhir tahun 2011 menjadi 4.316,69 pada akhir tahun 2012 atau naik sebesar 12,94%. Pada tanggal 26 November 2012, IHSG juga berhasil mencatatkan rekor indeks tertinggi sepanjang sejarah dengan ditutup pada 4.375,17. Nilai kapitalisasi pasar saham juga mengalami peningkatan sebesar 16,67% dari Rp 3.537,29 triliun pada akhir tahun 2011 menjadi Rp 4.127,00 triliun pada akhir tahun 2012.

Total nilai transaksi saham di BEI sepanjang tahun 2012 mencapai Rp 1.116,11 triliun atau turun 8,77% dari total nilai transaksi saham sepanjang tahun 2011 sebesar Rp 1.223,44 triliun. Demikian juga, nilai transaksi rata-rata harian mengalami penurunan dari Rp 4,95 triliun per hari pada tahun 2011 menjadi Rp 4,54 triliun per hari pada tahun 2012. Sepanjang tahun 2012 aliran masuk dana asing bersih adalah sebesar Rp15,88 triliun; angka ini menurun dibandingkan tahun 2011 sebesar Rp24,29 triliun.

Dalam kondisi pasar modal yang dipengaruhi sentimen negatif perekonomian global, Perseroan dapat membukukan nilai transaksi saham yang hampir sama dengan tahun sebelumnya. Nilai transaksi saham yang dilaksanakan oleh Perseroan di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012 adalah sebesar Rp 27,59 triliun, sementara tahun 2011 adalah sebesar Rp 27,66 triliun. Dari kegiatan transaksi efek tersebut Perseroan dapat membukukan pendapatan komisi dari transaksi perantara pedagang efek pada tahun 2012 sebesar Rp 47,38 miliar atau hanya turun 1,40% dibandingkan pendapatan pada tahun 2011 yang sebesar Rp 48,05 miliar. Aktivitas transaksi efek memberikan kontribusi sebesar 11,01% terhadap jumlah pendapatan usaha tahun 2012.

Perseroan telah melaksanakan sejumlah strategi dalam mempertahankan dan meningkatkan aktivitas transaksi efek. Guna memperluas jaringan pemasaran, pada tahun 2012 Perseroan telah membuka 2 kantor cabang di Bukittinggi dan Bandung, sehingga Perseroan telah memiliki 22 kantor cabang yang tersebar di kota-kota besar di Indonesia. Perseroan juga terus meningkatkan kemudahan bertransaksi melalui fasilitas online trading yang dapat diakses melalui website (www.post.co.id), aplikasi komputer (POST-PRO) maupun mobile trading (POST on Blackberry, Android, iOS). Pada tahun 2012, fasilitas online trading telah memberikan konstribusi sekitar 25% dari total transaksi efek ekuitas oleh Perseroan.

Customer Financing

Customer inancing is a inancing activity on activity on margin receivables and reverse repo.

Margin inancing is a inancing facility given to clients for stock trading in the stock exchange. Given the facility, clients may trade larger than

their deposit because the Company inances their trading, therefore clients may increase their opportunity to gain proit if the equity price increases. The facility is given according to market regulation, including minimum deposit and the selection of stocks that are able to be traded using margin inancing (marginable stocks).

The average usage of the Margin Financing Facility at the end of four quarters in 2012 was Rp 59.83 billion, a 27.95% decrease compared to the average at the end of four quarters in previous year which was Rp 83.05 billion. The decrease was due to clients’ tendency to trade in the short term by using their own funds.

The Company has provided margin inancing facility since 1997. The Company is always prudent and consistent in monitoring margin receivables and because the receivables are backed by suicient liquid collateral. The integrated back oice and front oice systems assist in monitoring margin inancing activities and enable quick and accurate decision making. The Company has taken measures to prevent uncollectible debt, including being more selective in receiving equities as collaterals based on list of marginable stocks issued by stock exchange, limit margin inancing exposure at secure level, and monitor client’s debt to collateral on real-time basis.

2008 2009 2010 2011

2012

17,08 27,13 23,07 38,92 26,17 45,37 27,66 48,05 27,59 47,38

Nilai Transaksi Efek di BEI (Rp Triliun) | Stock Transaction Value at IDX (Rp Trillion) Komisi Perantara Pedagang Efek (Rp Miliar) | Brockerage Commissions (Rp Billion)

Pembiayaan Nasabah

Kegiatan pembiayaan nasabah adalah pembiayaan atas piutang marjin dan reverse repo.

Pembiayaan Marjin merupakan fasilitas pembiayaan yang diberikan kepada nasabah untuk melakukan transaksi efek di bursa efek. Dengan adanya fasilitas ini, nasabah dapat melakukan transaksi efek yang lebih besar dari nilai deposit yang dimilikinya, karena sebagian transaksi tersebut dibiayai oleh Perseroan, sehingga nasabah dapat meningkatkan peluang untuk memperoleh keuntungan dari perubahan harga efek. Pemberian fasilitas ini mengikuti ketentuan yang berlaku di pasar modal, antara lain jumlah minimum deposit yang harus disetor oleh nasabah serta pemilihan saham-saham yang dapat ditransaksikan menggunakan pembiayaan marjin (marginable stocks).

Penggunaaan fasilitas pembiayaan marjin berdasarkan rata-rata pada akhir empat kwartal di tahun 2012 adalah sebesar Rp 59,83 miliar, mengalami penurunan sebesar 27,95% dibandingkan rata-rata pada akhir empat kwartal di tahun sebelumnya yang sebesar Rp 83,05 miliar. Penurunan ini terjadi karena nasabah cenderung untuk bertransaksi efek dengan menggunakan dananya sendiri.

Perseroan telah memiliki fasilitas pembiayaan marjin sejak tahun 1997. Perseroan selalu bertindak hati – hati dan konsisten dalam mengawasi piutang marjin, serta didukung dengan jaminan yang memadai dan

likuid. Sistem back oice yang telah terintegrasi secara real time dengan front oice juga telah

membantu dalam melakukan pemantauan marjin trading, sehingga pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan cepat dan akurat. Perseroan telah melaksanakan sejumlah langkah antisipatif guna mencegah terjadinya piutang marjin yang tidak dapat ditagih, antara lain lebih selektif dalam memilih efek-efek yang layak untuk dijadikan jaminan piutang berdasarkan daftar efek marjin yang diterbitkan oleh bursa efek, membatasi pemberian piutang marjin pada tingkat yang lebih aman, serta meningkatkan pengawasan rasio piutang terhadap jaminan nasabah secara real time basis.

Reverse repo activities during 2012 experienced decline. The average reverse repo at the end of four quarters in 2012 was Rp 190.02 billion, or decreased 25.95% compared to the end of four quarters in previous year which was Rp 256.62 billion. The Company has improved risk management as an implementation of prudential principle that has been able to minimize the possibility of default in reverse repo activities.

In overall average margin receivables and reverse repo in 2012 was Rp 249.85 billion, decreased about 26.44% compared to previous year which amounted to Rp 339.66 billion and generated dividend and interest income - net amounted to Rp 86.80 billion, up 17.24% over the previous year’s Rp 74.03 billion. Dividend and interest income - net contributed 20.17% to total revenues in 2012.

Corporate Finance

The Company’s activity as underwriter and inancial advisor is handled by the Corporate Finance Division. Based on its year-end report, in 2012 the Indonesia Stock Exchange recorded 23 new issuers conducting an Initial Public Ofering (IPO) and listed its shares on the Stock Exchange with a total fund raised through IPO by Rp 10.14 trillion, a decrease below the previous year by 23 issuers with Rp 19.59 trillion fund raised. In 2012 there were 68 emissions of debt securities (Bonds, Corporate Sukuk and Asset Backed Securities) and listed in the Indonesia Stock Exchange, issued by 52 companies with total value of Rp 76.26 trillion and USD 20 million. The number of debt emissions in 2012 increased 48% from 46 emissions in 2011. The value of debt emissions also increased by 51% compared to previous year which was Rp 45.93 trillion.

In 2012 the Company has acted as underwriter for 16 issuances of stock and bonds with total underwriting value of Rp 18.83 billion. Meanwhile, in 2011 the Company has acted as underwriter for the 12 issuance of stocks and bonds with an underwriting value of Rp 170.26 billion.

The decrease in the underwriting and value had resulted in the decrease in underwriting and selling fees to Rp 58.37 million in 2012, compared to the previous year which amounted to Rp 748.15 million. Underwriting and selling fees contributed 0.01% to total revenues in 2012.

Aktivitas reverse repo (beli efek dengan janji jual kembali) pada tahun 2012 mengalami penurunan, seiring dengan penurunan nilai transaksi efek di bursa efek. Rata-rata reverse repo pada akhir empat kwartal di tahun 2012 adalah sebesar Rp 190,02 miliar atau turun 25,95% dibandingkan rata-rata pada akhir empat kwartal di tahun sebelumnya yang sebesar Rp 256,62 miliar. Perusahaan telah meningkatkan pengelolaan risiko sebagai bagian dari pelaksanaan prinsip kehati- hatian yang telah dapat meminimasi kemungkinan terjadinya cedera janji dalam aktivitas Reverse Repo.

Secara keseluruhan rata-rata piutang marjin dan reverse repo pada tahun 2012 adalah sebesar Rp 249,85 miliar atau turun 26,44% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 339,66 miliar dan menghasilkan pendapatan dividen dan bunga - bersih sebesar Rp 86,80 miliar atau naik 17,24% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 74,03 miliar. Pendapatan dividen dan bunga - bersih memberikan kontribusi sebesar 20,17% terhadap jumlah pendapatan usaha

tahun 2012.

Corporate Finance

Aktivitas Perseroan sebagai Penjamin Emisi Efek dan Penasehat Keuangan ditangani oleh Divisi Corporate Finance. Berdasarkan laporan akhir tahun PT Bursa Efek Indonesia, pada tahun 2012 tercatat 23 emiten baru yang melaksanakan Penawaran Umum Perdana (IPO) dan mencatatkan sahamnya di BEI dengan total dana yang berhasil dihimpun melalui IPO sebesar Rp10,14 triliun, atu mengalami penurunan dibandingkan IPO tahun sebelumnya sebanyak 25 emiten dengan total dana yang berhasil dihimpun sebesar Rp 19,59 triliun. Sedangkan jumlah emisi surat utang (Obligasi, Sukuk Korporasi dan Efek Beragun Aset) yang dicatatkan di BEI pada pada tahun 2012 adalah 68 emisi dengan nilai emisi sebesar Rp 76,26 triliun dan USD 20 juta dan diterbitkan oleh 52 Emiten. Jumlah emisi baru tahun 2012 naik 48% dari 46 emisi di tahun 2011. Nilai emisi surat utang naik sebesar 51% dibanding tahun 2011 yang sebesar Rp 45,93 triliun.

Sepanjang tahun 2012 Perseroan telah bertindak sebagai penjamin emisi untuk 16 emisi saham dan obligasi dengan nilai penjaminan seluruhnya sebesar Rp 18,83 miliar. Sedangkan pada tahun 2011 Perseroan telah bertindak sebagai penjamin emisi untuk 12 emisi saham dan obligasi dengan nilai penjaminan sebesar Rp 170,26 miliar.

Adanya penurunan nilai penjaminan emisi telah berdampak pada penurunan pendapatan Perseroan dari jasa penjamin emisi dan penjualan efek menjadi sebesar Rp 58,37 juta pada tahun 2012 dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 748,15 juta. Jasa penjamin emisi dan penjualan efek memberikan kontribusi sebesar 0,01% terhadap jumlah

Marketable securities

In order to optimize earnings from the investment, the Company has invested a portion of its funds into marketable securities that consist of mutual funds. The Company expected that its assets could be managed by experienced and professional fund managers that focus on portfolio management. Indirectly, the Company also could diversify its investment in order to minimize risk of decline in the value of a security and earn gain on the other securities.

The average value of the marketable securities at the end of four quarters in 2012 was Rp 608.84 billion, a 14.96% increase from Rp 529.61 billion in previous year. The increase was due to the additional placement in mutual funds and the increase of net asset value. The realized and unrealized gain on trading of marketable securities (gain from investment in mutual funds) in 2012 was Rp 61.34 billion. Gain on trading of marketable securities contributed 14.25% of total revenues obtained in 2012.

Asset Management

The Company obtained a business license as Investment Manager from Bapepam in 1997 and its activities had been undertaken by the Asset Management Division. In 2011, Investment Manager activities were transferred to subsidiary, PT Panin Asset Management, which is established to carry out these activities.

In the midst of European Crisis that hit global capital market in 2012, the Indonesia mutual fund industry grew moderately. Net Asset Value grew by 12.03% from Rp 163.15 trillion at the end of 2011 to Rp 182.79 trillion at the end of 2012. The number of units grew 14.93% from 98.54 Billion Units by the end of 2011 to 113.26 Billion Units by the end of 2012.

Net Asset Value of mutual funds managed by the Company and its Subsidiary also increased from Rp 9,07 trillion at the end of 2011 to Rp 9,96 trillion at the end of 2012 or an increase of 9,81%. Net asset value grew moderately due to unfavorable market performance in 2012. Amid the unfavorable situation, the funds managed by the Company and its Subsidiaries were still able to maintain its performance, as evidenced by the multiple award received from various independent institutions both at national and global scale.

Portofolio Efek

Dalam rangka mengoptimalkan pendapatan dan hasil investasi, Perseroan telah menempatkan sebagian dananya pada portofolio efek berupa reksa dana, dengan tujuan agar dana Perseroan dapat dikelola oleh manajer investasi yang profesional dan telah berpengalaman serta fokus pada pengelolaan portfolio. Disamping itu Perseroan juga secara tidak

langsung dapat melakukan diversiikasi investasi

sehingga dapat meminimalkan resiko dari penurunan nilai suatu efek dan dapat memperoleh keuntungan dari kenaikan efek-efek lainnya.

Nilai portofolio efek Perseroan berdasarkan rata-rata pada akhir empat kwartal di tahun 2012 adalah sebesar Rp 608,84 miliar atau meningkat 14,96% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 529,61 miliar yang disebabkan karena adanya pembelian unit reksa dana serta kenaikan nilai aktiva bersih reksa dana. Keuntungan atas perdagangan efek (keuntungan investasi di reksa dana) yang telah direalisasi maupun belum direalisasi pada tahun 2012 adalah sebesar Rp 61,34 miliar. Keuntungan atas perdagangan efek telah memberikan kontribusi sebesar 14,25% terhadap Jumlah Pendapatan Usaha tahun 2012.

Asset Management

Perseroan memperoleh izin usaha Manajer Investasi dari Bapepam sejak tahun 1997 dan kegiatannya telah dilaksanakan oleh Divisi Asset Management. Mulai tahun 2011, kegiatan usaha Manajer Investasi dialihkan kepada entitas anak, yaitu PT Panin Asset Management, yang khusus dibentuk untuk melaksanakan kegiatan tersebut.

Di tengah bayang-bayang krisis Eropa yang menimpa pasar modal global di tahun 2012, industri reksa dana Indonesia tumbuh moderat. Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana tumbuh sebesar 12,03% dari Rp 163,15 Triliun pada akhir tahun 2011 menjadi Rp 182,79 Triliun pada akhir 2012. Jumlah unit penyertaan tumbuh 14,93% dari 98,54 Miliar Unit Penyertaan pada akhir 2011 menjadi 113,26 Miliar Unit Penyertaan pada akhir 2012.

Nilai Aktiva Bersih reksa dana yang dikelola oleh Perseroan dan Anak Perusahaan juga mengalami peningkatan dari Rp 9,07 triliun pada akhir tahun 2011 menjadi Rp 9,96 triliun pada akhir tahun 2012 atau mengalami kenaikan sebesar 9,81%. Nilai Aktiva Bersih tumbuh moderat disebabkan oleh kinerja pasar yang kurang mendukung pada tahun 2012. Ditengah situasi yang kurang kondusif, reksa dana yang dikelola Perseroan dan Anak Perusahaan tetap mampu mempertahankan kinerja, terbukti dengan mendapatkan berbagai penghargaan dari berbagai institusi independen baik berskala nasional maupun

“Keuntungan atas perdagangan efek telah memberikan kontribusi sebesar 14,25% terhadap

Jumlah Pendapatan Usaha tahun 2012.”

“Gain on trading of marketable securities contributed 14.25% of total revenues

obtained in 2012.”

The increasing in assets under management has contributed to an increase in the Company’s revenue. Income from investment management services increased from Rp 158.01 billion in 2011 to Rp 232.77 billion in 2012 or an increase of 47.31%. Income from investment management services contributed 54.09% to total revenues in 2012.

Adanya peningkatan jumlah dana kelolaan reksa dana telah memberikan kontribusi peningkatan pendapatan perusahaan. Pendapatan dari jasa manajer investasi meningkat dari Rp 158,01 milliar pada tahun 2011 menjadi Rp 232,77 miliar pada tahun 2012 atau terjadi peningkatan 47,31%. Pendapatan jasa manajer investasi memberikan kontribusi 54,09% terhadap jumlah pendapatan usaha tahun 2012. 2008 2009 2010 2011

2012

1,80 22,36 2,24 25,36 4,30 57,42 9,07 158,01 9,96 232,77

Jumlah Dana Kelolaan (Rp Triliun) Total Asset Under Management (Rp Trillion ) Pendapatan Jasa Manajer Investasi (Rp Miliar) | Investment Management Fee (Rp Billion)

Reksa Dana Panin Asset Management

Dalam dokumen Laporan Tahunan | Panin Sekuritas (Halaman 31-36)