185
10
ANALYSIS OF THE UTILIZATION OF
186
pegawai dalam rangka peningkatan kualitas adalah sangat efektif mencapai, adapun Faktor-faktor yang menjadi Kendala Dalam meningkatkan aktivitas pendayagunaan pegawai yaitu sarana dan fasilitas, masalah personil serta disiplin kerja pegawai.
Kata Kunci: Pendayagunaan, Sumber Daya Manusia, Efektivitas.
Pendahuluan
Dalam rangka mewujudkan tujuan Nasional Negara Kesatuan Republik Indonesia seperti yang tersebut pada alinea ke empat undang-undang dasar 1945, maka pemerintah telah merencanakan pelaksanaan pembangunan yang tersebar keseluruh pelosok Negara dengan tahapan-tahapan tertentu sebagaimana yang telah ditetapkan sekali dalam lima tahun.
Untuk menunjang keberhasilan pelaksanaan dari pada pembangunan yang telah dicanangkan tersebut, maka perlu didukung oleh aparatur pelaksanaan yang mampu dan untuk itu perlu dijalin hubungan yang serasi antara pemerintah daerah dengan pemerintah bawahannya sampai pada unit pemerintahan terendah yaitu desa dan kelurahan.
Dalam pelaksanaan pembangunan daerah, maka pemerintah telah beberapa kali mengeluarkan peraturan perundang-undangan yang mengatur penyelenggaraan pemerintah daerah yaitu UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Sesuai dengan UU No.
32 Tahun 2004 ini, maka penyelenggaraan pembangunan di pandang perlu untuk memberikan penekanan pada prinsip-prinsip demokrasi, para peran serta masyarakat, potensi sumber daya alam maupun ke anekaragaman suku, bangsa, agama, budaya dan adat istiadat yang berlaku disetiap daerah. Disamping itu aparat pemerintah sebagai orang yang pertama mengembang tugas dan
187
tanggung jawab di bidang pemerintahan, pembangunan serta kemasyarakatan dan urusan pemerintahan umum termasuk pembinaan ketentraman dan ketertiban masyarakat (Sakban, Ifnaldi Nurmal, 2019). Disamping itu pula aparat pemerintah juga mengembang tugas pembangunan mental masyarakat kecamatan baik dalam bentuk menumbuhkan maupun mengembangkan semangat membangun yang dijiwai oleh azas usaha bersama dan kekeluargaan (Rahadi, 2010).
Sebagai aparat pemerintah terdepan, maka aparat pemerintah kecamatan merupakan ujung tombak di dalam pelaksanaan pembangunan, dalam arti mereka adalah inovator di kabupaten/kota yang diperhadapkan pada berbagai masalah yang memerlukan suatu pemecahan demi kelancaran pelaksanaan pembangunan, agar dengan demikian pelaksanaan pembangunan di kecamatan dapat terintegrasi dengan pembangunan nasional secara keseluruhan (Jihanti Dama, 2018).
Tujuan pembangunan nasional adalah untuk mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang merata dan berkesinambungan antara materil dan spiritual berdasarkan Pancasila dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka, berdaulat dan bersatu dalam suasana perikehidupan bangsa yang aman, tenteram, tertib dan dinamis serta dalam lingkungan dunia yang merdeka, tertib dan damai. Menurut (Fransiska, 2018) administrasi itu timbul bersama-sama timbulnya peradaban manusia, meskipun pada zaman itu orang belum menyadari bahwa kegiatan mereka itu merupakan kegiatan administrasi, sekarang ini orang menyebutkan bahwa kegiatan itu digolongkan dalam pengertian administrasi sebagai seni. Menurut (Sagita Sukma Haryani, Djamhur Hamid, 2015) administrasi, maka dapat dikatakan bahwa meskipun redaksinya berbeda-beda, tetapi pada
188
pokoknya mengandung materi yang sama, yakni adanya suatu proses kegiatan kerjasama antara dua orang atau lebih dalam pencapaian tujuan yang telah di tentukan sebelumnya.
Jika kita amati tugas serta wewenang aparat pemerintah sebagaimana diuraikan di atas adalah sangat luas, maka tentu saja untuk menguraikan secara keseluruhan berarti memerlukan waktu penelitian tersebut, maka pembahasan tentang peranan pemerintah tersebut dibatasi pada peranannya dalam meningkatkan efektifitas kerja yang meliputi tiga bidang perencanaan, pelaksanaan dan bidang pengawasan. Menurut (Haidir, 2013) administrai kepegawaian menitik beratkan kepada mendapatkan tenaga kerja yang cakap dan mampu bekerja, kemudian menggerakkan mereka kearah tujuan yang dikehendaki, memelihara dan mengembangkan kecakapan dan kemampuan untuk mendapatkan prestasi kerja yang sebesar-besarnya. Dengan demikian administrasi kepegawaian mempunyai peranan penting dalam setiap instansi pemerintahan maupun lembaga swasta dan organisasi, karena berhubungan dengan penggunaan sumber daya manusia.
Sistem pembinaan karier adalah satu sendi organisasi, karena dengan sistem pembinaan karier yang baik dan dilaksanakan dengan baik pula, akan dapat menimbulkan kegairahan bekerja dan rasa tanggung jawab yang besar dari seluruh pegawai (Surya Wijaya, Sumardjo, 2007). Sebaiknya bila tidak ada sistem pembinaan karier atau secara formal ada sistem pembinaan karier tetapi tidak dilaksanakan, akan dapat menimbulkan bahaya, bahkan dapat berupa sabotase (Washua, 2017). Adanya pembinaan pegawai negeri sipil secara berdayaguna dan berhasil guna akan sangat selaras dengan tujuan pembangunan nasional yakni pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan
189
pembangunan seluruh masyarakat Indonesia dalam anti kata pembangunan ditujukan kepada manusia, bukan manusia untuk pembangunan, yang dibangun adalah manusia dan masyarakatnya (Lano, 2015). Oleh karena itu dilaksanakannya pembinaan pegawai negeri sipil sebagai individu maupun aparatur negara merupakan kunci pokok. Pegawai negeri sipil sebagai subyek dan obyek karena ia adalah pemikir, perencana dan pelaksana
Setiap pegawai negeri sipil adalah pelaksana peraturan perundang-undangan, oleh sebab itu wajib berusaha agar setiap peraturan perundang-undangan ditaati oleh masyarakat, yang berhubungan dengan hal itu pegawai negeri sipil berkewajiban untuk memberi contoh yang baik dalam mentaati dan melaksanakan segala peraturan perundang-undangan yang berlaku (Galib Lahada, 2015). Pegawai negeri sipil sebagai panutan dan anutan, dengan demikian pembinaaan yang dilaksanakan seperti dijelaskan diatas, baik melalui sistem karier maupun melalui sistem prestasi kerja akan sangat membantu para pegawai negeri didalam memusatkan pikiran, sehingga dapat mengarahkan segala daya dan tenaganya untuk melaksanakan tugas pemerintahan dan pembangunan (Kusuma, 2013).
Kegiatan yang teratur dan terencana di dalam suatu organisai hanya dapat dicapai jika disertai dengan pembinaan dan bimbingan dari seorang pemimpin, bertitik tolak dari hal tersebut, maka yang merupakan suatu lingkup organisasi pemerintah terendah yang langsung berada di bawah camat yang terdiri dari beberapa lingkungan, yang mana dalam meningkatkan pendapatan asli daerah sangat membutuhkan suatu arahan dari seorang pemimpin agar dapat berjalan dan terintegrasi dengan pelaksanaan pembangunan secara keseluruhan (Wulandari &
190
Meirinawati, 2012), sedangkan pemimpin yang dimaksud penulis adalah seorang aparat pemerintah yang berkedudukan sebagai pemerintahan yang menyelenggarakan urusan pemerintahan umum di tingkat Kabupaten/Kota. Karena semakin baik pendayagunaan aparatur pemerintah tersebut akan membuat semakin baik pula pelayanan kepada masyarakat pada umumnya, baik pelayanan yang bersifat formal maupun non formal pada dasarnya meningkatkan kwalitas manusia Indonesia seperti yang di cita-citakan menuju masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar Tahun 1945.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat di katakan bahwa kepala pemerintahan dalam kedudukannya sebagai pemimpin pemerintahan tertinggi yang berada di bawah Bupati/Walikota, mereka diberikan kewenangan untuk menyelenggarakan pemerintahan umum di wilayahnya, dan disamping itu juga dapat dikatakan bahwa kepala pemerintahan adalah sebagai pelaksanaan administrator dalam arti merekalah sebagai penyelenggara dan penanggungjawab utama di bidang pemerintahan, pembangunan serta kemasyarakatan. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kepala pemerintahan kecamatan tidaklah jauh berbeda dengan peranan seorang Bupati/Walikota sebagai pemimpin tertinggi dan penguasa tunggal di wilayahnya yang menentukan berhasil tidaknya pembangunan. Berdasarkan dari beberapa uraian di atas maka demikian pula halnya di Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar yang juga merupakan bagian dari Negara Indonesi dimana dalam pelaksanaan pembangunannya sangat membutuhkan peranan seorang pemimpin, dalam arti aparat sebagai pemimpin pemerintah untuk mengarahkan dan mengintegrasikan