• Tidak ada hasil yang ditemukan

PAKET 7

ANGGAPAN DASAR DAN

HIPOTESIS

PENDAHULUAN

Paket ini menyajikan bahasan mengenai persiapan penelitian berupa penentuan anggapan dasar dan pengajuan hipotesis penelitian ilmiah. Anggapan dasar merupakan bagian teknis dalam penelitian yang ditujukan untuk mengkonstruksi landasan berfikir berupa postulat yang didasarkan atas teori-teori dan konsep yang relevan dengan masalah penelitian. Sedangkan hipotesis merupakan buah dari pengembangan anggapan dasar menjadi sebuah postulat yang hendak dibuktikan melalui penelitian.

Melalui paket ini mahasiswa diharap dapat mengembangkan salah satu bagian dari penelitian ilmiah, berupa perumusan anggapan dasar dan hipotesis penelitian. Penguasaan isi paket dapat dilakukan dengan mempelajari uraian materi, menjawab soal-soal latihan serta membaca referensi-referensi penunjang yang dianjurkan oleh pengampu mata kuliah.

Rencana Pelaksanaan Perkuliahan

Kompetensi Dasar

Mahasiswa mampu mengkonstruksi anggapan dasar dan kerangka konseptual.

Indikator

Pada akhir perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat: 1. Menjelaskan Pengertian Anggapan Dasar.

2. Menjelaskan Kegunaan Anggapan Dasar 3. Mengembangkan Anggapan Dasar

4. Menjelaskan Pengertian Hipotesis dan Kegunaannya 5. Menjelaskan Jenis-jenis Hipotesis.

6. Menyusun Hipotesis

Waktu

2 x 50 menit

Materi Pokok

Anggapan Dasar dan Hipotesis Penelitian 1. Pengertian Anggapan Dasar.

2. Kegunaan Anggapan Dasar 3. Menentukan Anggapan Dasar

4. Pengertian Hipotesis dan Kegunaannya 5. Jenis-jenis Hipotesis.

6. Menyusun Hipotesis

Kegiatan Perkuliahan Kegiatan Awal (15 menit)

1. Tanya-jawab sesuai materi kuliah.

2. Penjelasan pentingnya mempelajari paket ini

Kegiatan Inti (70 menit)

1. Membagi mahasiswa dalam 4 kelompok

2. Masing-masing kelompok mendiskusikan tema yang ditentukan oleh dosen.

3. Presentasi hasil diskusi dari masing-masing kelompok 4. Tanggapan peserta diskusi

5. Penguatan hasil diskusi dari dosen

6. Dosen memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk menanyakan sesuatu yang belum paham atau menyampaikan konfirmasi

Kegiatan Penutup (10 menit)

1. Menyimpulkan hasil perkuliahan

2. Memberi dorongan psikologis/saran/nasehat 136

3. Refleksi hasil perkuliahan oleh mahasiswa

Kegiatan Tindak lanjut (5 menit)

1. Memberi tugas latihan

2. Mempersiapkan perkuliahan selanjutnya.

Lembar Kegiatan Mahasiswa

Lembar Kerja 1

Merangkum buku paket

Lembar Kerja 2

Merangkum buku paket

Lembar Kerja 3

Merangkum buku paket

Lembar Kerja 4

Merangkum buku paket

URAIAN MATERI

ANGGAPAN DASAR DAN

HIPOTESIS

1. Pengertian Anggapan Dasar

Pemecahan masalah melalui penelitian ilmiah perlu diawali dengan mengajukan anggapan dasar. Peneliti perlu memiliki titik tolak dalam melakukan penelitian, dengan mengajukan anggapan dasar tentang permasalahan yang sedang diteliti. Anggapan dasar tersebut harus cukup kuat, dalam arti meyakinkan bagi peneliti yang memungkinkan penelitian memiliki dasar atau pijakan berfikir yang jelas.

Adanya anggapan dasar merupakan salah satu ciri dasar penelitian ilmiah. Penelitian dimulai dengan mengajukan anggapan yang dibangun oleh peneliti untuk mendasari kegiatan penelitian. Anggapan dasar merupakan padanan kata dari asumsi dasar. Asumsi secara kebahasaan berati anggapan, dugaan, perhitungan, ramalan, prakiraan. Dalam kamus bahasa Indonesia, asumsi, anggapan atau pengandaian dijelaskan sebagai dugaan atau anggapan yang diterima sebagai dasar, atau landasan berpikir yang dianggap benar.

Berasumsi atau mengasumsikan dapat berarti menduga, mengandaikan, memperkirakan, memperhitungkan, juga berarti

meramalkan1 sesuatu berdasarkan suatu alur logika tertentu.

Pengandaian tersebut dilakukan dengan maksud agar suatu penjelasan dapat diterima atau dibenarkan menurut suatu hukum,

1 http://kbbi.web.id/asumsi

138

teori, kaidah, atau cara bernalar tertentu. Pengandaian menjadi dasar seseorang memperoleh pembenaran logis terhadap suatu fenomena yang perlu dijelaskan, sehingga mudah dipahami, dan masuk akal untuk diterima.

Ketika melihat tumpukan jerami yang mengeluarkan asap, seseorang mungkin berfikir bahwa di dalam tumpukan jerami itu ada api. Dasar berfikir yang digunakan adalah asumsi atau anggapan bahwa kalau ada asap pasti ada api. Anggapan mempunyai dua kemungkinan, benar dan salah. Anggapan tersebut baru terjawab setelah melakukan penelitian di lapangan. Setelah diteliti, mungkin saja asap tersebut disebabkan oleh bara api di dalam tumpukan jerami, tetapi mungkin saja terjadi bukan karena ada api, tetapi karena proses pembusukan. Sebelum membuktikan melalui penelitian, pemikiran yang digunkan untuk mendasari kesimpulan awal disebut asumsi.

Asumsi dasar penelitian mempunyai banyak padanan istilah seperti aksioma dan postulat. Asumsi dan postulat juga dipadankan dengan aksioma, yaitu pernyataan yang diterima sebagai kebenaran umum, diterima tanpa perlu dibuktikan. Aksioma adalah suatu pernyataan yang sudah diterima atau disetujui khalayak umum tanpa memerlukan pembuktian. Kebenaran aksioma terletak pada dirinya sendiri, sebab pernyataan dalam aksioma sudah terbukti dengan sendirinya, misalnya ungkapan bekerja sama lebih baik dibanding bekerja sendiri-sendiri.

Anggapan dasar atau asumsi dasar disebut dengan postulat, yaitu asumsi yang menjadi dasar, pijakan atau dalil yang dianggap benar tanpa perlu pembuktian. Postulat secara kebahasaan mirip dengan aksioma, yaitu suatu aksioma yang menjadi basis dari sistem logika formal yang bersama-sama

dengan aturan inferensi mendefinisikan logika.2 Postulat

merupakan suatu pernyataan yang diterima umum tanpa pembuktian, yang kadang berbentuk fakta yang diterima sebagaimana adanya. Sebagai misal, kurangnya pemahaman mengenai dampak negatif dari makanan cepat saji menyebabkan anak-anak mengkonsumsinya.

Penelitian ilmiah harus dimulai dari asumsi dasar yang mendasari kegiatan penelitian. Anggapan dasar adalah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik, yang akan dibuktikan melalui penelitian. Setiap peneliti dapat merumuskan anggapan dasar yang berbeda dari peneliti lain. Suatu masalah dan subyek penelitian yang sama dapat diteliti oleh peneliti berbeda secara bersamaan tetapi berangkat dari suatu anggapan dasar yang berbeda. Hasil penelitian dapat diuji kembali bukan saja berdasarkan proses dan hasilnya, melainkan juga dari segi anggapan dasar yang diajukan.

Suatu penelitian memungkinkan untuk dikaji, dikritik atau dianulir oleh penelitian lain, karena dinilai asumsi yang dikemukakan tidak cukup kuat, tidak tepat atau tidak sesuai dengan permasalahan yang diteliti. Pilihan-pilihan asumsi penting dilakukan agar suatu hasil penelitian memiliki pijakan yang kuat. Kalaupun terdapat perbedaan hasil penelitian, perbedaan tersebut justeru akan memperkaya penggetahuan karena kekayaan sudut pandangnya.

Sebagai contoh sederhana, setiap sore ada seorang gadis berbaju merah dan memakai payung berjalan melalui tepian kolam. Setiap gadis itu lewat, katak yang ada di kolam berbunyi. Satu peneliti yang mengkaji fenomena ini dapat mengajukan asumsi bahwa katak berbunyi sebagai respon terhadap payung

2 http://id.wikipedia.org/wiki/Aksioma

140

yang identik dengan terjadi hujan, tetapi peneliti lain mungkin akan mengajukan asumsi yang berbeda. Peneliti lain mungkin saja mengajukan asumsi, bahwa bunyi katak merupakan respon terhadap warna pakaian sang gadis.

Asumsi atau anggapan dasar perlu disajikan secara jelas sebelum penelitian dilakukan, mengingat penelitian ilmiah pada dasarnya merupakan wahana pembuktian asumsi peneliti. Selain sebagai pijakan berfikir, asumsi dasar juga berperan memperjelas aspek-aspek atau variabel penelitian, dan menjadi dasar penyusunan hipotesis. Asumsi atau anggapan dasar merupakan landasan pengembangan teori yang menjadi pijakan penelitian hingga pelaporannya.

2. Kegunaan Anggapan Dasar

Selain sebagai titik tolak penelitian, anggapan dasar memiliki beberapa peran dan kegunaan penting dalam penelitian. Di antara kegunaan tersebut adalah:

a. Menyediakan dasar pemikiran

Anggapan dasar menyediakan dasar pemikiran mengenai suatu permasalahan yang diyakini kebenarannya oleh peneliti. Dasar pemikiran tersebut harus dirumuskan dengan jelas sehingga penelitian memiliki kejelasan mengenai titik tolak dan hasil yang diharapkan dari kegiatan penelitian. b. Menentukan batasan penelitian

Asumsi sekaligus merupakan batasan sistem, yaitu suatu lingkup permasalahan penelitian secara utuh dan saling berkaitan. Asumsi memberikan gambaran yang jelas mengenai suatu kondisi yang ditetapkan, sehingga ruang lingkup dan jangkauan penelitian memiliki kejelasan

batasan. Kejelasan asumsi dasar akan membantu

memperjelas permasalahan, menetapkan aspek-aspek dari 141

subyek yang diteliti, area pengambilan data, hingga instrumen yang diperlukan

c. Memperjelas variabel penelitian.

Kejelasan asumsi dasar membantu peneliti menentukan unit-unit analisis yang menjadi fokus perhatian dalam penelitian. Asumsi dasar dibangun atas dasar hubungan antar variabel penelitian hingga membentuk suatu postulat, aksioma atau paparan teoretis mengenai suatu permasalahan.

d. Dasar merumuskan hipotesis.

Muara akhir penyusunan asumsi dasar secara konseptual adalah sebagai dasar penyusunan hipotesis penelitian, yaitu dugaan yang diperlukan sebagai titik prakiraan awal. Hipotesis atau dugaan sementara tersebut bukan sekedar spekulasi tanpa dasar, melainkan didasarkan atas asumsi yang kuat.

3. Menentukan Anggapan Dasar

Asumsi dasar dalam penelitian tentu saja bukan sekedar anggapan tak berdasar, melainkan harus didukung oleh data dan rujukan atau referensi ilmiah. Dukungan data dan referensi ilmiah memungkinkan anggapan dasar menjadi sesuatu postulat yang meyakinkan, atau setidaknya diyakini kebenarannya atas dasar-dasar ilmiah. Karena itu, peneliti suatu bidang ilmu harus memahami benar masalah yang diteliti, karena penelitian merupakan usaha pembuktian kebenaran dari asumsi-asumsi keilmuan yang dimiliki sebelumnya.

Perumusan anggapan dasar tidak dapat diakukan secara tiba-tiba. Perumusan anggapan dasar menuntut peneliti memiliki wawasan yang luas dan pemahaman mendalam terhadap suatu permasalahan secara konseptual. Kesiapan keilmuan berupa penguasaan pengetahuan mengenai suatu permasalahan secara

mendalam diperlukan agar asumsi dasar yang dimiliki peneliti memiliki pijakan yang kuat.

Perumusan asumsi atau anggapan dasar biasa menjadi masalah umum dalam penelitian. Sekalipun hanya disajikan dalam paparan atau poin-poin sederhana, tetapi perumusan asumsi membutuhkan proses pemikiran, renungan dan analisis masalah. Kesulitan dalam perumusan asumsi dasar biasa terjadi akibat kurangnya pemahaman peneliti terhadap permasalahan yang hendak diteliti. Asumsi adalah buah dari kekayaan intelektual seseorang setelah mempelajari suatu masalah dengan berbagai sumber dan berbagai cara.

Langkah-langkah yang diperlukan untuk membangun asumsi dasar yang kuat terhadap suatu masalah pada prinsipnya adalah dengan mempelajari suatu masalahan secara mendalam melalui berbagai sumber dan berbagai cara serta media.

a. Mempelajari berbagai sumber referensi

Asumsi yang kuat dapat diperoleh dengan mempelajari berbagai sumber pengetahuan yang relevan. Peneliti perlu mendalami masalah yang diteliti dengan mempelajarinya dari berbagai buku, laporan penelitian, dan jurnal yang relevan dengan masalah dan subyek yang diteliti.

b. Aktif dalam forum ilmiah

Wawasan yang luas terhadap masalah yang diteliti dapat diperoleh melalui forum-forum ilmiah. Forum-forum tersebut di antaranya adalah forum perkuliahan, diskusi dan seminar yang membahas tema-tema yang relevan dengan permasalahan penelitian.

c. Mengikuti perkembangan (up date) perkembangan

Pengetahuan dan wawasan tentang masalah yang diteliti dapat diperkaya dengan mengikuti kasus-kasus dan berbagai

temuan baru melalui pemberitaan dan jurnal, sehingga asumsi yang dibangun memperoleh dukungan perkembangan data dan temuan-temuan mutakhir.

d. Melakukan kunjungan secara langsung

Peneliti dalam penelitian ilmiah bukanlah orang yang awam terhadap permasalahan. Selain memahami konsep-konsep, teori, dan berbagai informasi yang berkaitan dengan masalah penelitian, peneliti idealnya juga mengenal subyek yang akan diteliti. Kunjungan ke lokasi penelitian dan tempat-tempat terjadinya permasalahan penelitian yang akan diteliti perlu dilakukan agar peneliti memiliki pemahaman memadai terhadap subyek dan permasalahan penelitiannya secara lebih konkrit, dan ditunjang data-data terpercaya.

e. Menuliskan artikel

Menulis adalah cara paling lazim yang diperlukan dalam membangun penguasaan konsep, teori dan permasalahan. Penulisan merupakan cara memperkokoh pengetahuan peneliti mengenai suatu permasalahan. Menuliskan artikel akan memperkuat anggapan dasar yang dibangun peneliti. Artikel tersebut dapat menjadi kertas kerja yang mungkin memungkinkan untuk dipelajari pihak lain dan khalayak luas, hingga memungkinkan adanya kritik dan masukan yang memperkaya dan memperkokoh asumsi.

f. Menyusun abstraksi

Secara teknis, asumsi atau anggapan dasar perlu ditulis dalam bentuk paparan ringkas atau poin-poin pemikiran yang mendasari penelitian. Asumsi inilah yang nantinya akan menjadi pijakan bagi peneliti atau pihak lain yang akan menguji asumsi penelitian.

4. Pengertian dan Kegunaan Hipotesis

Hipotesis atau hipotesa secara kebahasaan dari kata hypo yang berarti lemah, mentah, kurang atau di bawah, dan thesis yang berarti pendapat, kesimpulan, kebenaran, pernyataan, atau teori. Secara sederhana, hipotesis dapat diartikan sebagai sebuah pernyataan, teori atau kesimpulan yang masih mentah, lemah, belum sempurna dan bersifat sementara. Hipotesis disebut sebagai pernyataan, kesimpulan atau teori lemah karena masih membutuhkan proses pengujian atau pembuktian. Hipotesis yang berhasil dibuktikan dan terbukti kebenarannya diterima sebagai kesimpulan dan biasa disebut dengan thesis, thesa, atau teori.

Jadi Hipotesis, secara sederhana merupakan kesimpulan sementara yang diharapkan terbukti dalam penelitian. Hipotesis merupakan dugaan sementara mengenai suatu kondisi hubungan yang sedang diteliti, sehingga secara terminologis dapat dijelaskan sebagai pernyataan yang berifat dugaan mengenai hubungan antara dua variabel atau lebih (Kerlinger). Hipotesis merupakan kesimpulan atau jawaban sementara terhadap suatu masalah yang tengah diteliti, tetapi jawaban tersebut masih bersifat praduga sementara. Kepastian mengenai jawaban tersebut didasarkan atas hasil pembuktian atau pengujian melalui kegiatan penelitian.

Dengan ungkapan berbeda Good dan Scates menjelaskan hipotesis sebagai sebuah dugaan sementara yang dirumuskan dan diterima untuk menjelaskan fakta-fakta atau kondisi-kondisi yang diamati, dan menjadi petunjuk awal mengenai langkah-langkah penelitian selanjutnya. Hipotesis merupakan bagian dari tahapan pemecahan masalah. Pemecahan masalah sering kali membutuhkan proses yang berulang dan berkelanjutan, tahap demi tahap, melalui proses mengajukan pertanyaan-jawaban.

Setiap jawaban diterima sebagai jawaban sementara yang dipertanyakan kembali untuk memperoleh jawaban baru, dan demikian seterusnya.

Sekalipun merupakan dugaan sementara, tetapi hipotesis bukan dugaan yang dibuat tanpa dasar. Hipotesis dibangun berdasarkan sejumlah asumsi dasar yang dibangun dengan berpijak pada serangkaian pengetahuan ilmiah. Rumusan hipotesis harus didasarkan atas dasar penguasaan peneliti terhadap pengetahuan ilmiah secara memadai mengenai suatu topik atau permasalahan yang sedang diteliti.

Hipotesis merupakan salah satu elemen mendasar dalam penelitian ilmiah, sebab penelitian ini pada dasarnya ditujukan untuk menguji anggapan dasar yang membuahkan hipotesis. Dengan demikian terdapat beberapa fungsi atau kegunaan dari hipotesis, di antaranya: menjelaskan gejala, menunjukkan hubungan yang dapat diuji, memberi arah penelitian, mendasari pengambilan data dan interpretasi, menjadi kerangka pelaporan.

Hipotesis merupakan elemen penting dalam penelitian dengan pendekatan ilmiah. Pertama, hipotesis merupakan piranti kerja teori. Hipotesis dibangun berdasarkan teori yang digunakan dallam menjelaskan suatu permasalahan yang akan diteliti. Kedua, hipotesis merupakan poin yang hendak diuji melalui penelitian. Berdasarkan pengujian itulah dapat diketahui apakah sebuah hipotesis dapat dikategorikan benar dan menjadi tesis, atau tidak benar (difalsifikasi). Ketiga, hipotesis merupakan perangkat yang dapat memajukan ilmu pengetahuan. Hipotesis memungkinkan peneliti menemukan kebenaran yang teruji.

Dengan demikian, hipotesis mempunyai beberapa fungsi dan kegunaan. Di antara fungsi dan kegunaan hipotesis dalam penelitian, di antaranya:

a. Penjelasan atau prediksi sementara

Hipotesis memberikan penjelasan atau jawaban sementara tentang gejala-gejala yang diamati. Hipotesis berfungsi untuk memberikan prediksi awal, dan hasilnya berupa tesis dapat menjadi alat prediksi terhadap fenomena lain di masa mendatang. Hipotesis yang menyertai pengkajian terhadap gejala-gejala tersebut juga memudahkan perluasan pengetahuan dalam suatu bidang yang diteliti.

b. Penjelasan hubungan variabel

Peran menonjol hipotesis terletak pada penyediaan konsep, teori atau proposisi dalam pernyataan yang siap diuji melalui penelitian. Pernyataan tersebut menyatakan penjelasaan mengenai suatu hubungan antar variabel penelitian, yang sekaligus menerangkan suatu fenomena sosial.

c. Menentukan arah penelitian

Hipotesis menentukan arah, terutama berkaitan dengan hasil yang hendak dicapai dari kegiatan penelitian. Diajukannya sebuah hipotesis menandai ke mana penelitian diarahkan. Arah penelitian tersebut tentu saja tertuju pada usaha menguji atau membuktikan hipotesis tersebut. Batas dan lingkup penelitian dengan sendirinya terfokus pada usaha pengujian hipotesis. Data-data yang tidak relevan dengan pengujian hipotesis, dengan sendirinya tidak perlu dielaborasi dalam penelitian.

d. Dasar membangun teori

Hipotesis memiliki fungsi memperjelas suatu fenomena yang masih samar-samar, meragukan, dan belum meyakinkan menjadi jelas, dan meyakinkan. Hasil pembuktian melalui penelitian menghasilkan beberapa kemungkinan. Berpangkal

dari sebuah hipotesis, sebuah teori akan memperoleh, penguatan, pembaharuan atau penolakan.

e. Dasar pengambilan dan pengolahan data

Hipotesis memberikan petunjuk awal mengenai data-data yang diperlukan, teknik pengambilan datanya hingga teknik menginterpretasikan data. Hal ini dikarenakan hipotesis memberikan kejelasan mengenai fokus permasalahan, bahkan variabelnya, sehingga memberikan kejelasan tentang data-data yang diperlukan maupun bagaimana mengolah dan menginterpretasikannya.

f. Memberikan kerangka untuk menyusun kesimpulan yang akan dihasilkan.

Adanya hipotesis memperlihatkan bahwa permasalahan yang hendak dijawab melalui penelitian sudah jelas. Kejelasan hasil penelitian, metode hingga interpretasi dapat menjadi kerangka acuan dalam melaporkan hasil penelitian

5. Jenis-jenis Hipotesis

Hipotesis penelitian ilmiah memiliki beberapa ragam berdasarkan penempatan, perumusan dan fungsinya.

a. Hipotesis Berdasarkan Penempatan

Berdasarkan penempatannya dalam randangan atau disain dan laporan penelitian, hipotesis dapat dibedakan menjadi dua. Masing-masing disebut dengan hipotesis penelitian dan hipotesis statistik.

1) Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian adalah hipotesis yang disajikan sebagai jawaban sementara dari pertanyaan-pertanyaan penelitian yang diajukan. Hipotesis ini merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan-pertanyaan yang dirumuskan pada bagian perumusan masalah.

Penempatan hipotesis ini biasanya diletakkan pada bab kedua yang berisi studi kepustakaan. Hipotesis dibuat berdasarkan hasil kajian terhadap teori yang mendasari kajian terhadap suatu masalah. Hipotesis disajikan dalam bentuk pernyataan yang pada umumnya berjumlah sama dengan jumlah perumusan masalah.

2) Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik adalah jawaban sementara terhadap hasil uji statistik. Hipotesis statistik digunakan bilamana pengambilan data dilakukan dalam bentuk sampling, yakni sebagian saja (sample) dari keseluruhan populasi. Hipotesis tidak diperlukan bila pendekatan penelitian menggunakan proporsive sampling, yakni penelitian tanpa sampel, tetapi menjadikan keseluruhan populasi sebagai unit analisis.

Hipotesis statistik ditujukan untuk menguji hipotesis penelitian melalui pengujian sebagian data, sekaligus sebagai sarana membantu analisis dan intrepretasi data. Hipotesis statistik dikemukakan dalam bentuk simbul-simbul statistik. Hipotesis ini biasanya ditempatkan pada bab yang membahas masalah analisis data.

b. Hipotesis Berdasarkan Rumusan

Perumusan hipotesis dibedakan ke dalam dua cara, yaitu hipotesis nol (null hypotheses) dan hipotesis kerja (alternative hypotheses).

1) Hipotesis Nol

Hipotesis nol disebut juga hipotesis nihil dan hipotesis statistik. Hipotesis ini disebut nol atau nihil karena pada dasarnya hipotesis penelitian statistik menguji hipotesis kebalikannya yang biasa disimbulkan dengan angka 0

(nol), yang disingkat menjadi H0. Mengingat penerapan

hipotesis tersebut biasanya dilakukan dalam penelitian yang berbasis perhitungan statistik, menjadikan hipotesis ini disebut hipotesis statistik.

Hipotesis nol juga disebut hipotesis operasional, yang merupakan hipotesis obyektif. Perumusan hipotesis bukan semata didasarkan atas anggapan dasar, tetapi juga pertimbangan obyektif, yaitu adanya kemungkinan benar dan salah, terbukti dan tidak terbukti.

Hipotesis nol digunakan sebagai hipotesis pembanding yang bersifat obyektif dan netral. Netralitas tersebut ditunjukkan dengan sajian hipotesis yang secara teknis

dinyatakan dengan hipotesis nol (H0).

Hipotesis nol (H0) digunakan untuk menyatakan tidak

adanya pengaruh, tidak adanya hubungan, dan adanya kesamaan atau tidak adanya perbedaan antara satu variabel utama yang biasa dirumuskan dengan Variabel

X (Vx) dan variabel lain yang dependen (Vy) pada

variabel utama. Hipotesis nol biasa dirumuskan dengan kalimat-kalimat berikut:

a) Tidak ada pengaruh antara Vx terhadap Vy.

Contohnya: Sertifikasi guru tidak berpengaruh signifikan terhadap peningkatan hasil belajar siswa.

b) Tidak ada hubungan antara Vx dan Vy.

Contoh: Tidak ada hubungan antara tingkat gaji dan kinerja guru.

c) Tidak ada perbedaan antara Vx dengan Vy.

Contohnya: Tidak ada perbedaan minat belajar antara siswa yang berasal dari keluarga petani

dengan siswa yang berasal dari keluarga pedagang dalam disiplin.

2) Hipotesis kerja atau alternatif

Hipotesis kerja disebut juga dengan hipotesis alternatif, hipotesis penelitian dan hipotesis asli. Hipotesis kerja

dapat disebut sebagai kebalikan dari hipotesis non (H0).

Bila hipotesis nol digunakan untuk menyatakan negasi hubungan, pengaruh dan perbedaan antara variabel, hipotesis kerja menyatakan dugaan positifnya, yaitu adanya hubungan, tidak adanya pengaruh, dan tidak adanya perbedaan antara variabel-variabel yang diteliti

(Vx dan Vy).

Hipotesis ini diajukan bilamana peneliti mengaggap hipotesisnya benar dan penelitian empiris dibutuhkan untuk membuktikanny. Hipotesis kerja biasa dinyatakan

dengan simbul huruf Ha atau H1. Perumusan hipotesis

kerja dinyatakan dalam pernyataan positif, dan dapat pula berbentuk premis.

a) Ada pengaruh signifikan Vx terhadap Vy, contoh:

Ada penggaruh signifikan metode active learning terhadap peningkatan hasil belajar.

b) Ada hubungan signifikan antara Vx dan Vy, contoh

ada hubungan antara pola asuh keluarga dengan perilaku kesopanan di sekolah.

c) Bila Vx maka Vy, contoh: Bila anak sering dimarahi,

maka mereka kurang kreatif.

c. Hipotesis Berdasarkan Fungsinya

Berdasarkan fungsinya, dikenal dua jenis hipotesis yang penyajiannya dilakukan dalam dua bentuk, yaitu: hipotesis mayor dan hipotesis minor.

1) Hipotesis Pendahuluan (preliminaty hypotheses)

Sebelum penelitian dilakukan, pada dasarnya penelitian bermula dari suatu dugaan sementara yang mendasari arah penelitian. Hipotesis ini biasanya hanya digunakan untuk melakukan uji coba sebelum dilakukan penelitian. Hipotesis ini biasanya tidak ditulis secara eksplisit, hingga sering kali tidak disebut hipotesis.

2) Hipotesis Mayor

Hipotesis mayor adalah hipotesis penelitian ilmiah yang berfungsi menyajikan pernyataan hipotetik secara umum. Hipotesis ini memiliki cakupan yang bersifat umum, luas dan masih memerlukan jabaran lebih detail dalam beberapa hipotesis yang lebih sepesifik. Tidak semua penelitian dimulai dari hipotesis mayor, kecuali bila proposisi yang diuji bersifat umum dan membutuhkan

Dokumen terkait