5.1 Pengertian Anggaran Produksi
Setelah anggaran penjualan disusun yang mencerminkan rencana penjualan suatu perusahaan, kemudian disusun anggaran produksi yang sekaligus juga menggambarkan rencana produksi atau aktivitas penunjang dari rencana penjualan. Anggaran produksi dalam artian luas merupakan penjabaran dari rencana penjualan menjadi rencana produksi yang meliputi: perencanaan tentang jumlah produksi, kebutuhan persediaan, material, tenaga kerja dan kapasitas produksi. Sedangkan dalam artian sempit anggaran produksi disebut juga anggaran jumlah yang harus diproduksi, yaitu suatu perencanaan tingkat (volume) barang yang harus diproduksi oleh perusahaan agar sesuai dengan tingkat (volume) penjualan yang telah direncanakan.
Anggaran produksi merupakan basis untuk menyusun anggaran lainnya seperti anggaran bahan mentah, anggaran tenaga kerja langsung dan anggaran biaya overhead pabrik. Dalam hubungan dengan rencana penjualan, tingkat persediaan, rencana produksi, anggaran bahan mentah, anggaran tenaga kerja langsung dan anggaran biaya overhead pabrik (BOP) , dapat digambarkan sebagai berikut:
Di dalam pelaksanaan operasi produksi dari suatu perusahaan, biaya produksi merupakan salah satu variabel yang tidak boleh terlupakan. Terkendalinya biaya produksi ini menjadi salah satu kunci keberhasilan dari pengendalian produksi secara keseluruhan. Di dalam pelaksanaan proses produksi meskipun seluruh aspek pelaksanaan produksi dapat dikendalikan cukup baik, namun apabila masalah biaya produksi terlupakan, maka pengendalian produksi yang dilaksanakan belum dapat mencapai sasaran dari pengendalian produksi di dalam perusahaan tersebut. Hal ini disebabkan karena biaya produksi belum dapat ditekan serendah mungkin sehingga perusahaan menetapkan harga pokok penjualan yang tinggi. Dalam keadaan demikian, perusahaan akan mengalami kesulitan di dalam melaksanakan pemasaran dari produk yang diproduksinya. Kondisi seperti ini akan mengancam kelangsungan hidup perusahaan. Untuk dapat melaksanakan pengendalian produksi dengan baik, maka manajemen pada umumnya akan menggunakan anggaran produksi sebagai alat untuk pengendalian produksi tersebut. Pada dasarnya, anggaran yang dipergunakan di dalam perusahaan-perusahaan akan dipergunakan untuk melakukan pengendalian terhadap seluruh kegiatan yang ada di dalam perusahaan.
5.2 Tujuan Penyusunan Anggaran Produksi
Tujuan disusunnya anggaran produksi antara lain adalah untuk:
Menunjang kegiatan penjualan, sehingga barang dapat disediakan sesuai dengan yang telah direncanakan.
Menjaga tingkat persediaan yang memadai.
Mengatur produksi sedemikian rupa sehingga biaya-biaya produksi yang dihasilkan akan seminimal mungkin atau dengan menekan biaya-biaya produksi barang seminim mungkin.
Anggaran produksi merupakan dasar bagi penyusunan anggaran-anggaran lainnya seperti: anggaran-anggaran bahan mentah, anggaran-anggaran tenaga kerja langsung dan anggaran biaya overhead pabrik. Secara garis besar untuk menyusun anggaran produksi dapat menggunakan formula sebagai berikut:
Tingkat Penjualan (dari Anggaran Penjualan) = XXX Tingkat Persediaan Akhir = XXX +
Jumlah Kebutuhan = XXX
Tingkat Persediaan Awal = XXX -Jumlah yang Harus Diproduksi = XXX
Dalam hubungannya dengan jumlah yang harus diproduksi, terkait faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan untuk menentukan atau memperkirakan jangka waktu produksi dan jumlah barang yang dihasilkan antara lain:
Kapasitas mesin dan peralatan produksi yang tersedia, serta kemungkinan perluasannya di waktu yang akan datang.
Tenaga kerja yang tersedia, baik jumlahnya maupun ketrampilan dan keahlian, serta kemungkinan pengembangannya di waktu yang akan datang.
Modal kerja yang dimiliki perusahaan, serta kemungkinan pengembangannya di waktu yang akan datang.
Fasilitas-fasilitas yang dimiliki perusahaan, khususnya yang berkaitan dengan kegiatan produksi (fasilitas tempat produksi, gudang), serta kemungkinan pengembangannya di waktu yang akan datang.
Stabilitas bahan mentah yang tersedia terkait dengan proses produksi dan kebijakan perusahaan di bidang persediaan barang jadi.
5.3 Kebijakan Dalam Penyusunan Anggaran Produksi
Anggaran produksi dapat disusun setelah mengetahui berapa besar rencana penjualan untuk masing-masing produk, rencana penjualan ini dapat dilihat dalam anggaran penjualan. Berdasarkan rencana penjualan yang telah tersusun tersebut serta dengan mempertimbangkan perubahan persediaan produk akhir yang ada , maka anggaran produksi akan dapat disusun. Dalam menyusun anggaran produksi bulanan, maka akan dikenal penerapan dari pola produksi yang ada di dalam perusahaan. Di dalam kebijakan pemilihan pola produksi untuk perusahaan, maka manajemen selayaknya perlu mempertimbangkan berbagai macam faktor yang berhubungan dengan biaya– biaya yang harus menjadi tanggungan perusahaan apabila perusahaan tersebut memilih salah satu dari pola produksi.
Kebijakan dalam penyusunan anggaran produksi ada tiga macam: a. Pola Produksi Konstan (Mengutamakan Stabilitas Produksi)
Merupakan pola produksi di mana jumlah produksi dari bulan ke bulan adalah sama atau relatif sama, walaupun terdapat perubahan penjualan produk perusahaan dari satu bulan dengan bulan yang lain.
b. Pola Produksi Bergelombang (Mengutamakan Pengendalian Tingkat Persediaan)
Merupakan pola produksi dimana jumlah produksi di setiap bulan mengalami perubahan sesuai dengan perubahan penjualan, sedangkan jumlah persediaan barang jadi adalah stabil atau tetap.
c. Pola Produksi Moderat (Cara Kombinasi)
Merupakan suatu pola produksi dimana jumlah produksi di setiap bulan selalu mengalami perubahan, namun perubahan ini tidak akan sebesar perubahan penjualan produk yang ada. Perubahan penjualan produk akan diserap secara bersama-sama di dalam perubahan jumlah produksi dan persediaan barang jadi. Manajemen perusahaan akan berusaha untuk mengadakan pemilihan pola produksi yang paling sesuai dengan situasi dan kondisi dari perusahaan tersebut.
5.4 Aplikasi Teknik Penyusunan Anggaran Produksi
Disini akan diberikan illustrasi aplikasi teknik penyusunan anggaran produksi untuk tiga macam kebijakan: 1) Pola Produksi Konstan (Mengutamakan Stabilitas Produksi); 2) Pola Produksi Bergelombang (Mengutamakan Pengendalian Tingkat Persediaan); 3) Pola Produksi Moderat
(Cara Kombinasi). Untuk operasionalnya akan diberikan beberapa contoh kasus dan pemecahannya (penyelesaian) seperti dibawah ini.
Kasus 1 dan Pemecahan Kasus 1
Kasus 1 dan pemecahan kasus 1; merupakan illustrasi aplikasi
penyusunan anggaran produksi dengan kebijakan Pola Produksi
Konstan (Mengutamakan Stabilitas Produksi). Dalam penyusunan
anggaran produksi yang mengutamakan stabilitas tingkat produksi,
ditentukan terlebih dahulu kebutuhan selama 1 tahun, kemudian
diperkirakan kebutuhan setiap bulannya. Akhirnya tingkat persediaan
disesuaikan dengan kebutuhan, agar produksi tetap stabil. Kasus dan
pemecahannya sebagai berikut:
Kasus 1:
Rencana penjualan selama setahun (tahun 2011) PT “GATRA & OSA” untuk produk minuman sirup sebagai berikut:
Bulan’ 2011 Tingkat Penjualan
Januari 1.400 botol Februari 1.500 botol Maret 1.500 botol April 1.300 botol Mei 1.100 botol Juni 900 botol Juli 600 botol Agustus 500 botol September 800 botol Oktober 1.000 botol November 1.100 botol Desember 1.300 botol Jumlah 13.000 botol
Tingkat persediaan akhir tahun dan awal tahun sebagai berikut: - Tingkat persediaan awal tahun sebesar 2.000 botol - Tingkat persediaan akhir tahun sebesar 1.000 botol
Berdasarkan data-data tersebut diatas susunlah anggaran produksi PT “GATRA& OSA” dengan kebijakan Pola Produksi Konstan (Mengutamakan Stabilitas Produksi).
Pemecahan Kasus 1:
Langkah-langkah penyusunan anggaran produksi dengan kebijakan Pola Produksi Konstan (Mengutamakan Stabilitas Produksi) sebagai berikut: a. Mencari besarnya jumlah yang harus diproduksi selama satu tahun: