5 Bentuk segitiga, melebar ke bagian medial paha
2.1.6 Antropometri Gizi .1 Definisi .1 Definisi
Antropometri berasal dari kata anthropos dan metros. Anthropos artinya tubuh dan
metros artinya ukuran. Jadi antropometri adalah ukuran dari tubuh. Antropometri sangat umum digunakan untuk mengukur status gizi dari berbagai ketidakseimbagan antara asupan protein dan energi. Gangguan ini biasanya terlihat dari pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh.16
2.1.6.2 Jenis Parameter
Antropometri dapat dilakukan dengan mengukur beberapa parameter, antara lain:, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar dada, lingkar pinggul, dan tebal lemak di bawah kulit.16
Tinggi Badan
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengukur tinggi badan, baik langsung maupun tidak langsung. Metode langsung dapat berupa statiometer, dan individu yang diperiksa harus berdiri tegak. Metode tidak langsung, termasuk dengan jengkal, panjang ketika berbaring(dengan pita pengukur), dan pengukuran panjang lutut dapat digunakan bagi individu yang tidak bisa berdiri maupun berdiri tegak seperti skoliosis, kifosis, cerebral palsy, distrofi muskular, ataupun paralisis.17
Berat Badan
Berat badan merupakan pengukuran yang mudah dilakukan namun sangat bermafaat. Pada anak pengukuran berat badan lebih sensitif jika dibandingkan dengan tinggi badan, dan menggambarkan asupan nutrisi yang terbaru. Berat badan juga memperlihatkan evaluasi kasar dari simpanan lemak keseluruhan.17
13
Lingkar Lengan Atas
Lingkar lengan atas merupakan salah satu pilihan untuk penentuan status gizi, karena mudah dilakukan. Akan tetapi ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian, terutama jika digunakan sebagai pilihan tunggal untuk indeks status gizi; (1) baku lingkar lengan atas yang sekarang digunakan belum mendapat pengujian yang memadai untuk dilakukan di Indonesia, (2) kesalahan pengukuran pada LLA relatif lebih besar jika dibandingkan dengan pengukuran tinggi badan, mengingat batas antara baku dengan gizi kurang, lebih sempit pada LLA daripada tinggi badan, (3) Lingkar lengan atas sensitif pada golongan tertentu (prasekolah) tetapi kurang sensitif pada golongan lain terutama dewasa.16
Cara mengukur:
o Yang diukur adalah pertengahan lengan atas sebelah kiri. Pertengahan ini dihitung jarak dari siku sampai batas lengan kemudian dibagi dua.
o Lengan dalam keadaan tergantung bebas, tidak tertutup kain atau pakaian.
o Pita dilingkarkan pada pertengahan lengan tersebut sampai cukup terukur keliling lingkar lengan, tetapi pita jangan terlalu kuat ditarik atau terlalu longgar.
Jaringan Lemak Subkutan
Penelitian komposisi tubuh, termasuk mengenai informasi mengenai jumlah dan distribusi lemak subkutan, dapat dilakukan dengan berbagai macam metode:
1. Analisis kimia dan fisik (melalui analisis seluruh tubuh pada autopsi) 2. Ultrasonik
3. Radiological Anthropometry (dengan menggunakan jaringan yang lunak) 4. Physical anthropometry (menggunakan skin-fold calipers)
Dari metode tersebut di atas, hanya antropometri fisik yang sering digunakan di lapangan dan praktis untuk dilakukan. Jenis alat yang sering digunakan adalah Harpenden Calipers.16
2.1.6.3 Indeks Antropometri
Parameter antropometri merupakan dasar dari penilaian status gizi. Kombinasi antara beberapa parameter disebut indeks antropometri. Di Indonesia ukuran baku hasil pengukuran dalam negeri belum ada, maka untuk berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) digunakan
baku Harvard yang disesuaikan untuk Indonesia dan untuk lingkar lengan atas (LLA) digunakan baku Wolanski.16
Berdasarkan ukuran baku tersebut, penggolongan status gizi menurut indeks antropometri adalah seperti tercantum dalam tabel
Tabel 2.2 Penggolongan Keadaan Gizi menurut Indeks Antropometri1
Status gizi Ambang batas baku untuk keadaan gizi berdasarkan indeks
BB/U TB/U BB/TB LLA/U LLA/TB
Gizi baik >80% >85% >90% >85% >85%
Gizi kurang 61-80% 71-85% 81-90% 71-85% 76-85%
Gizi buruk ≤60% ≤70% ≤80% ≤70% ≤75%
2.1.6.3 Berat Badan Menurut Umur(BB/U)
Berat badan merupakan salah satu parameter yang memberikan gambaran massa tubuh. Massa tubuh sangat sensitif terhadap perubahan-perubahan yang mendadak, misalnya karena infeksi, menurunnya nafsu makan atau menurunnya jumlah makanan yang dikonsumsi.
Dalam keadaan normal, dimana kesehatan baik dan keseimbangan antara konsumsi dan kebutuhan gizi terjamin, maka berat badan berkembang mengikuti pertambahan umur. Sebaliknya dalam keadaan yang abnormal, terdapat dua kemungkinan perkembangan berat badan, yaitu dapat berkembang cepat atau lebih lambat dari keadaan normal. Berdasarkan karakteristik berat badan ini, maka indeks berat badan menurut umur digunakan sebagai salah satu pengukuran status gizi. Mengingat karakteristik berat badan yang labil, maka indeks BB/U lebih menggambarkan status gizi seseorang saat ini (current nutritional status).16
Kelebihan indeks BB/U:
1. Lebih mudah dan cepat dimengerti oleh masyarakat umum 2. Baik untuk mengukur status gizi akut maupun kronis 3. Sensitif terhadap perubahan-perubahan kecil
15
Kelemahan indeks BB/U:
1. Dapat menyebabkan interpretasi status gizi yang keliru bila terdapat edema maupun asites.
2. Di daerah yang masih terpencil dan tradisional, umur sering sulit ditaksir karena pencatatan yang masih belum baik.
3. Memerlukan data yang akurat, terutama untuk anak di bawah 5 tahun.
2.1.6.4 Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U)
Tinggi badan merupakan antropometri yang menggambarkan keadaan pertumbuhan skeletal. Pada keadaan normal, tinggi badan tumbuh seiring dengan pertambahan umur. Pertumbuhan tinggi badan tidak seperti berat badan, relatif kurang sensitif terhadap masalah kekurangan gizi dalam jangka waktu yang pendek. Pengaruh defisiensi gizi terhadap tinggi badan akan tampak pada waktu yang relatif lama. 16 Grafik status gizi berdasarkan BB/U dan TB/U dapat dilihat pada gambar:
Gambar 2.2 Grafik Status Gizi Berdasarkan BB/U dan TB/U18 2.1.6.5 Lingkar Lengan Atas Menurut Umur
Lingkar lengan atas memberikan gambaran tentang keadaan jaringan otot dan lapisan lemak bawah kulit. Lingkar lengan atas berkorelasi dengan indeks BB/U maupun BB/TB. Lingkar lengan atas sebagaimana berat badan merupakan parameter yang labil, dapat berubah-ubah dengan cepat. Oleh karena itu, lingkar lengan atas merupakan indeks status gizi masa kini.
Perkembangan lingkar lengan atas yang besarnya hanya terlihat pada tahun pertama kehidupan (5,4 cm), sedangkan pada umur 2 tahun sampai 5 tahun sangat kecil yaitu kurang lebih 1,5 cm per tahun dan kurang sensitif untuk usia selanjutnya. Indeks lingkar lengan atas sulit digunakan untuk melihat pertumbuhan anak. Pada usia 2 sampai 5 tahun perubahannya tidak tampak secara nyata.16
17
2.1.6.6 Indeks Massa Tubuh
Indeks massa tubuh adalah rasio antara berat badan dengan tinggi badan kuadrat, yaitu sebagai berikut:
Penggunaan IMT pada remaja untuk penilaian status gizi menggunakan grafik IMT/U untuk umur 2-20 tahun dan dibedakan berdasarkan jenis kelamin karena pertumbuhan keduanya berbeda. Grafik Status Gizi Berdasarkan IMT/U pada anak perempuan usia 2-20 tahun dapat dilihat pada gambar:
Gambar 2.3 Grafik Status Gizi Berdasarkan IMT/U18 Indeks Massa Tubuh/Umur pada Anak Perempuan 2-20 Tahun
Berdasarkan grafik status gizi tersebut, status gizi dapat diklasifikasikan seperti terkihat pada tabel:
Tabel 2.3 Status Gizi Berdasarkan Grafik IMT/U18
Persentil Status gizi
≥95 Obesitas
≥85-95 Overweight
≥5-85 Normal
≤5 Underweight
Gambar 2.4 Status Gizi Berdasarkan IMT/U (z-score)
Adapun kategori dan ambang batas status gizi anak berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tentang Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak20 adalah dengan menggunakan kurva z-score berdasarkan IMT/U dari WHO dengan kategori sebagai berikut:
19
Tabel 2.4 Status Gizi Berdasarkan z-score Anak Perempuan Usia 5-18 Tahun20
Kategori Status Gizi Ambang Batas (z-score)
Sangat kurus < -3 SD
Kurus -3 SD sampai dengan < -2 SD
Normal -2 SD sampai dengan 1 SD
Gemuk >1 SD sampai dengan 2 SD
Obesitas >2 SD