BAB V PENUTUP
H. Anwar. S (Tokoh Masyarakat Dusun Samanggi)
terus semangat menyelesaikan sisa tugas kuliah demi menyandang gelar sarjana.
satunya program pendataan penduduk dan pembuatan sketsa yang seharusnya dikerjakan oleh perangkat desa namun mahasiswa KKN ini bisa melakukannya dengan sabar dan saya tau itu tidak gampang bagi mereka. Selain itu Mahasiswa KKN-58 ini baik dan sopan juga mau dan mampu bersosialisasi mengajak masyarakat untuk bergotong royong di masjid yang selama ini jaragn dilaksanakan, namun dengan kedatangan mereka mampu mengajak masyarakat untuk membenahi masjid seperti mengecat, membersihkan masjid sehingga terlihat jauh lebih baik. Selain itu, Mahasiswa KKN ini juga banyak mengajarkan anak-anak, baik mengajar mengaji, mengajar disekolah sehingga banyak pengetahuan dan perubahan-perubahan mereka sejak Mahasiswa KKN datang sehingga anak-anak begitu dekat dengan Mahasiswa ini. Baru pertama kali ada Mahasiswa KKN yang yang begitu baik dan dekat dengan anak-anak sehingga pada saat mahasiswa ini kembali mereka begitu sedih, berat untuk ditinggalkan dan sangat mengharapkan kedatangan Mahasiswa KKN-58 kembali.
B. Testimoni Mahasiswa KKN Angk. Ke-53 Nama : Ahmad Hilmi Barayudha Jurusan: Akuntansi
Fakultas : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh...
Salam hangat bagi para pembaca yang sekarang sedang duduk manis membaca tulisan ini. Adapun hal pertama dan paling utama dalam menceritrakan sebuah kisah adalah perkenalan, maka dari itu perkenalkan nama saya "Ahmad Hilmi Barayudha" sering di sapa "Hilmy" oleh teman-teman, kerabat, orang tua serta para pengagum rahasia. Saya adalah seorang imigran dari sorga yang di tugaskan ke bumi untuk shalat 5 waktu dan shalat Jum'at . Pada saat di bumi, adapun saya dilahirkan oleh orang tua yang bersuku "Bugis Pinrang" dan berdomisili di "Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan". Pada
masa-masa kehidupan saya di bumi, selain shalat 5 waktu dan shalat Jum'at, ternyata banyak sekali aktivitas dan rutinitas tambahan yang harus saya lakukan dalam rangka membuat sang penguasa semesta bangga, orang tua bahagia, teman kerabat senang dan juga dalam rangka mensejahterakan diri saya pribadi serta menambah wawasan intelektual saya perihal dunia yang fana ini.
Adapun salah satu dari banyaknya aktivitas tambahan yang mesti saya lakukan di bumi ini adalah Ber-KKN. aktivitas KKN disini bukanlah dan sangatlah jauh berbeda dengan aktivitas KKN yang biasanya dilakukan oleh mereka (pejabat neg*r*) Sang tikus-tikus kantor yang berdasi tanpa tahu rasa empati, Yang berkuasa namun tak pernah puasa, Yang merasa paham meski harus menghalalkan yang haram. Namun yang saya maksudkan aktivitas KKN disini adalah Berkuliah Kerja Nyata, dimana merupakan salah satu syarat penting (hukumnya fardu'ain) dalam menyelesaikan jenjang pendidikan perkuliahan saya agar dapat meraih gelar sarjana sehingga nama asli saya nantinya akan di beri tambahan tittle baru, namun bagi saya tittle-tittle sarjana tersebut tidaklah penting, oleh karena menurut saya pribadi, hal seperti itu merupakan sebuah pelecehan atas identitas diri, karena bagi saya nama asli adalah hadiah pertama yang di anugerahkan oleh kedua orang tua sejak kita di lahirkan ke dunia ini, maka saran saya jangan pernah kau ganggu gugat anugerah tersebut.
Singkat cerita, masa ber-KKN pun tiba, penempatan lokasi KKN pun telah di umumkan, dan (jrengjreng) saya di tempatkan di sebuah daerah antah berantah yang sangatlah asing di telinga saya, yaitu "Desa Samangki, Kecamatan Simbang, Kabupaten Maros". Setelah pengumuman lokasi tersebut, rasa penasaran dalam diri saya pun membara,dan langsung saja saya mencoba menyelidik,menggali serta mencari info mengenai daerah asing tersebut. Setelah melewati beberapa proses pencarian, saya pun menemui titik terang melalui via internet, serta beberapa pencerahan dari informan-informan terpercaya yang mana adalah teman serta kerabat saya sendiri, saya pun
mengetahui beberapa fakta mengenai “Desa Samangki” ini seperti letak wilayahnya yang merupakan jalur trans antar daerah Makassar-Bone. Jarak tempuh ke Desa Samangki dari Kota Makassar adalah sekitar 1 jam 30 menit perjalanan darat dengan kecepatan 60Km/jam. Ada juga beberapa fakta mencengangkan yang saya dapati perihal desa tersebut, diantaranya ada sebagian wilayah dari Desa Samangki yang belum terjangkau oleh aliran listrik, dan ada juga yang mengatakan bahwasanya disana, sebagian besar wilayahnya tak memiliki jaringan seluler dan internet, Sontak saja saya kaget dan gelisah, namun setelah saya merenung beberapa saat serta melakukan shalat Tahajud, sayapun menetapkan hati dan tujuan bahwa bagaimanapun kondisi dan keadaan di lokasi KKN tersebut, tak akan menjadi hambatan dan halangan bagi saya dalam beraktivitas nantinya, juga tak akan sedikitpun mengurangi semangat saya dalam berkegiatan selama 45 hari.
Kamis 29 Maret 2018, dengan cuaca yang sedikit labil, tepatnya jam 10 pagi, kami selaku rombongan KKN UIN Alauddin Angkatan 58 dengan atribut jaket dan topi yang seragam, pertama kalinya menginjakkan kaki di tanah Samangki dengan satu tujuan yaitu mengabdikan diri kepada masyarakat.
Pagi itu, tiba-tiba saja kantor desa Samangki tersebut di penuhi oleh 70 manusia-manusia asing dengan kostum khas hijau-hijau berkumpul untuk mengikuti rangkaian upacara penyambutan peserta KKN. Kami (peserta KKN) disambut oleh beberapa orang warga, perangkat desa, tokoh masyarakat serta orang nomor 1 di desa itu yakni bapak kepala desa H.Makmur HS yang pagi itu sedang duduk-duduk santai mempermainkan handphonenya sambil menikmati secangkir kopi dengan raut wajah yang sedang tersenyum semringah yang jika saya boleh tebak dia sedang membuat sebuah status di akun Facebooknya yang bertuliskan “Kopimu Boleh Pahit Tapi Hidupmu Jangan”.
Setelah upacara penyambutan yang berjalan hikmat itu selesai, maka menandakan dimulainyalah petualangan saya sebagai Peserta KKN selama 45 hari Di Desa Samangki.
Pertama-tama saya akan menjelaskan sedikit mengenai Posko KKN saya. Adapun posko KKN saya di Desa Samangki ini terletak di Dusun Samanggi RT03, yang masyarakat setempat akrab menyebutnya "Kampoeng Taddeang" sehingga berdasar dari hal tersebut maka nama posko KKN saya adalah "POSKO KKN TADDEANG". Posko KKN saya letaknya persis di tepi jalan, yang mana merupakan jalan trans antar daerah Makassar-Bone. Kampung Taddeang merupakan kampung yang ramai dan padat penduduk, dikarenakan kebanyakan warganya memiliki usaha warung makan sehingga dijadikanlah tempat persinggahan dan peristirahatan yang nyaman bagi para pengemudi-pengumudi lintas daerah. Adapun tokoh-tokoh penting yang ada di Posko KKN saya yaitu yang pertama Ibu Posko KKN yang akrab kami panggil "Ibu Aji Indar". Beliau adalah seorang ibu rumah tangga dan juga seorang guru di Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPQ) Al-Muttazam B, beliau juga memiliki sebuah Perusahaan Minimarket (Warung) yang dikelolanya sendiri, umur beliau sekiranya 60 tahunan. Dari sifat, perilaku beliau, maka banyak hal positif yang dapat saya teladani, seperti kedermawanan serta keikhlasan beliau dalam memfasilitasi serta mengajar anak-anak sekitar Kampung Taddeang yang ingin menimba ilmu keislaman seperti belajar mengaji. Meski umur beliau sudah termasuk dalam golongan tua, namun semangat beliau sungguh luar biasa. Faktanya, hanya beliaulah satu-satunya guru yang ada di TPQ tersebut. Amazinggg! Kemudian selanjutnya, Bapak Posko yang sering kami panggil "Bapak Aji Mustakim". Tak kalah dari sang ibu posko atau istrinya sendiri, beliau juga sosok yang sungguh dermawan, beliau merupakan salah satu pengurus atau pengelola "Masjid Ummu Sholeh" yang cukup berperan aktif dalam menjaga kesucian tempat ibadah tersebut. Beliau juga aktif dalam kegiatan bermasyarakat dan kerap kali menjadi imam shalat di mesjid tersebut.
Selanjutnya, saya akan menjelaskan struktur organisasi Posko KKN yang terdiri dari 8 orang. Pertama, yang menjadi tokoh sentral di Posko KKN saya, sang Kordinator Posko, yang mana bukan lain adalah saya sendiri (hehehe) Ahmad Hilmi
Barayudha, seorang mahasiswa tingkat akhir jurusan kedokteran keuangan (AKUNTANSI), umur 21 tahun, tinggi badan 165cm, hobby menghayal (karena hanya dalam dunia khayalanlah diriku yang serba kekurangan ini dapat memiliki segalanya dan menjadi sosok sempurna). cita-cita: ingin menguasai dunia. Kemudian Sang Sekretaris Posko bernama
"Muh Akbar". ahli dalam bidang pertukangan, hobby palu-memalu dan menelfon sembunyi-sembunyi, cita-cita menjadi penyanyi dan artis India. selanjutnya Sang Bendahara (Bundahara) bernama "Hadija" (Mungkin nama panjagnya “HAti-hati DI JAmbret”) yang akrab kami sapa dijah ataupun ijah, hobby mencuci piring dan menggoreng-goreng, cita-citanya menikah dengan Tentara Arab. ada satu hal yang takkan mudah saya lupa dari sosok hadija ini, yaitu senyumnya nan manis.
Selanjutnya Anggota-anggota posko, yang pertama adalah “Riskawati”, sosok manusia lugu yang mungkin dapat kita golongkan kedalam kategori "Wanita Paruh Baya" dan masih berstatus lajang sejak masa orde baru sampai sekarang. cita-citanya adalah menjadi Pesulap Profesional, sampai-sampai pernah suatu ketika dia melakukan aksi dan trik sulapnya di posko kkn, dimana dia menghilangkan dirinya sendiri selama 2 Minggu dari wilayah Posko Kkn, entahlah kemana, biarkan saja!.
Anggota selanjutnya bernama "Nurfadillah Binti Abdul Majid", sering dipanggil Dilah, seorang wanita yang bercita-cita menjadi warga negara Malaysia, hobbynya berkomunikasi dengan benda-benda, seperti handphone dan headset. Dia juga memiliki banyak bakat dan keterampilan, salah satunya menyembunyikan cemilan-cemilan dan makanan !. Selanjutnya ada yang bernama "Nur Rezki Hardianti" sering disapa
"Kiki". hobbynya adalah selalu mengadakan konser musik di dalam WC tiap harinya, kadang dia berduet dengan si Gayung, si Sabun, kadang pula dengan si Odol. Cita-citanya adalah menjadi seorang artis drama Korea. Anggota selanjutnya yaitu "Dewi Sartika", akrab di sapa Dewi. Seorang wanita kuat nan perkasa yang bercita-cita menjadi seorang Petinju Profesional yang di akui di seluruh dunia. hobbynya berteriak-teriak seakan dialah
yang kuasai bumi ini. Dan yang terakhir adalah saudara
"Ariffuddin". hobbynya ialah beribadah, cita-citanya menjadi seorang Sarjana Tidur Jurusan Dunia Mimpi (Amiiin). Mungkin hanya sesingkat itu saja hal-hal yang dapat saya sampaikan kepada pembaca mengenai teman-teman posko saya yang luar biasa, karena jikalau pun saya menjelaskannya panjang lebar, belum tentu anda semua dapat mengenali mereka dengan jelas karena “Seseorang tak bisa di kenali hanya dengan mengetahui data biografi mereka, kadang anda memang harus bercengkrama langsung dengannya”. Selanjutnya saya akan menceritakan sedikit aktivitas dan rutinitas saya selama 45 hari di Lokasi KKN.
Pada masa awal di lokasi KKN, saya dan teman-teman masih merasa asing dan canggung dalam berkomunikasi dan bercengkrama dengan warga masyarakat sekitar posko,namun selang 3-4 hari kami pun mulai meeberanikan diri dan mencoba berbaur dan menjalin komunikasi yang baik bersama warga masyarakat. Alangkah beruntungnya kami karena para warga masyarakat merespon dengan baik dan ramah kepada kami.
Setelah beberapa berlalu, mulailah beberapa hal-hal menarik Nampak dan nyata kami rasakan, seperti Antusiasme anak-anak dalam menyambut kedatangan kami para orang-orang asing ini yang baru beberapa hari saja tinggal di wilayah kekuasaan mereka. Banyak cara yang mereka lakukan dalam menunjukkan antusiasme tersebut, misalnya pada saat kami (Peserta KKN) melintas dan melewati rumah-rumah mereka, seringkali merekalah yang lebih dahulu menyapa kami dengan cara berteriak mengatakan “Haiii KKN” karena waktu itu mereka belum mengetahui satu-persatu dari nama kami. Pernah juga suatu ketika, ada beberapa anak-anak yang menyapa saya dengan mengatakan “Hay Kakak Ganteng, Cakep, Manis” seakan-akan mereka mencoba merebut perhatian dan hati saya, seakan-akan mereka tahu bahwasanya saya masih lajang. Namun saya tidak akan tertipu dan terjerat dengan hal-hal seperti itu, sebab saya telah berkomitmen sejak awal untuk fokus pada segala program-program kerja kegiatan KKN, bukan untuk mencari pendamping hidup ataupun memperbaiki status lajang saya,
karena saya sadar bahwasanya mereka masihlah anak-anak di bawah umur yang tidak akan rasional apabila menjalin hubungan dengan peserta-peserta KKN. Setelah kami mulai akrab dan saling mengenal dengan para anak-anak, maka hampir setiap harinya mereka datang berkunjung ke posko KKN kami untuk sekedar bermain dan ada pula beberapa yang ingin belajar. Yang saya salutkan dari anak-anak tersebut karena mereka sangat menghormati kami, begitu peduli dengan kami, seakan kami ini adalah bagian dari keluarga mereka.
Tak kalah dengan anak-anak, Para orang tua dan warga masyarakat Kampung Taddeang pun juga sangat ramah kepada kami, mereka tak sungkan dalam menawarkan bantuan tenaga serta turut berperan aktif dalam terwujudnya program-program kegiatan kami. Salah satunya adalah Ketua RT03 sendiri yaitu
"Bapak Aji Anwar". Beliau memiliki kontribusi besar dalam terlaksananya beberapa program kerja, seperti pendataan kartu keluarga masyarakat, pembenahan masjid, pengadaan papan nama pekuburan dan lain sebagainya. Saya ingin sedikit bercerita mengenai beliau, Bapak Aji Anwar adalah salah seorang tokoh sentral dalam ruang lingkup kampung Taddeang, beliau menjabat sebagai Sekretaris Badan Permusyawaratan Desa (BPD) juga selaku ketua RT03 Dusun Samanggi. Beliau sangat aktif dalam kehidupan bermasyarakat, contohnya dalam membantu warga masyarakat untuk mendapat bantuan dari desa.
Kepribadian beliau sangat ramah dan suka bercanda, oleh karena itu, sering saya dan teman-teman posko KKN datang kerumah beliau untuk berdiskusi-diskusi serta untuk mendapat kopi dan makanan gratis.
Bagi saya pribadi, banyak hal-hal menarik dan pengalaman baru yang saya dapati selama berada di lokasi KKN, utamanya adalah kerabat-kerabat baru. Maka dari itu saya beserta teman-teman KKN yang di wakili oleh tulisan ini ingin memohon maaf sebesar-besarnya serta berterima kasih sebanyak-banyaknya kepada para elemen masyarakat kampung taddeang, yang telah memberi sumbangsih tanpa pamrih kepada kami dan menerima kami dengan sangat baik selama 45 hari ini,
Apalah arti kami yang seorang pendatang jikalau sang tuan rumah tak ramah kepada kami, Dan apalah arti kami seorang yang asing jikalau sang penduduk lokal tak peduli terhadap kami.
Pesan saya sebagai kalimat penutup dalam tulisan ini adalah
“Semoga segala jalinan tali silaturahmi yang telah kita bangun bersama, baik itu para peserta KKN ataupun warga masyarakat, tidak hanya sebatas periode KKN saja, semoga hal tersebut untuk waktu yang selama-lamanya. Amiiiinnn….
Nama : Muh. Akbar Jurusan: HPK
Fakultas : Syariah dan Hukum
Nama saya Muh. Akbar, biasa dipanggil Akbar. Tempat dan tanggal lahir saya, Parepare tanggal 03 Juli 1996. Jurusan HPK Fakultas Syariah Hukum. Saya adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Saya adalah peserta KKN UIN Alauddin Makassar, angkatan 58 tahun 2018.
Sejak saya mengetahui bahwa nama saya terdaftar di lokasi KKN yaitu kampung Taddeang Kecamatan Simbang Kabupaten Maros, bagi saya KKN salah satu cara melatih keterampilan bersosialisasi dengan lingkungan baru, kita dituntut untuk cepat belajar lalu beradaptasi dalam waktu yang singkat, kita harus sudah bisa diterima dengan baik oleh masyarakat.
Selain beradaptasi dengan lingkungan atau masyarakat, tetapi juga saya perlu lebih mempercepat mengenal atau saling mengenal kepada teman-teman baru posko saya karena merekalah yang akan menemani aku selama 45 hari di lokasi KKN. Adapun sifat teman-teman saya akan saya ceritakan sedikit selama ber-KKN.
Hmm. Sekarang ini saya mau menceritakan sifat-sifat dari teman seposko saya:
1. Arifuddin biasa dipanggil Ustads Arif, lahir di Pinrang tanggal 19 Maret 1996. Jurusan Tafsir Hadits, Fakultas Ushuluddin.
Teman saya satu ini orangnya baik, sabar? Hehehe Sabar sekali, buktinya setiap dibully sama teman-teman yang lain dia tidak
pernah marah sedikitpun, diantara kita-kita dialah yang paling cepat tidur, tapi dia orangnya asyik. Arif ini paling jago membaca dan menghafal al-quran , bahkan selama berKKN dia yang menjadi Imam dan ceramah khutbah di mesjid, dan masyarakat sangat kagum kepadanya.
2. Hadija biasa dipanggil Dhijah, lahir di mattoanging tanggal 08 februari 1995. Jurusan Sejarah Kebudayaan Islam (SKI), Fakultas Adab dan Humaniora. Teman saya satu ini orangnya biasa dibilang kalem dan suaranya sopan sekali Hehehe. Dia selaku bendahara posko. Orangnya cepat marah, galak, tapi orangnya ramah. Kebiasaan dia ketika bermain hp terkadang dia tertawa sendiri, mungkin karena chat sama teman-teman kelas dia dan kami pun di posko biasa menertawainya ketika ketawa sendiri.
3. Ahmad Hilmi Barayuda, biasa dipanggil Hilmi, Bara dan Yudha. Lahir di Pinrang tanggal 07 Juni 1996. Jurusan Akuntansi Fakultas FEBI. Teman saya ini bisa dibilang yang paling humoris di posko, dia juga selaku koordinator posko. Orangnya baik, asyik, kalau bicara sering melucu, sering main hp, dan game, kalau tertidur susah di bangunkan, suka bully orang tapi orangnya disiplin.
4. Dewi Sartika biasa dipanggil Dewi. Lahir di Jenneponto pada tanggal 10 Juni 1996. Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas FEBI. Dia orangnya galak, kalau melihat orang sinis, baik, tapi dia terkadang kalau di bercandain mudah tersinggung. Dia juga rajin kalau ada kegiatan intra atau ekstra.
5. Riskawati biasa dipanggil Riska. Lahir di kajuara pada tanggal 01 agustus 1997. Jurusan Kimia Fakuktas Sains dan Teknologi.
Dia orangnya baik hati dan tidak sombong, ramah, sopan, terkadang dia juga sering mengeluarkan perspektif ketika rapat rutin posko.
6. Nur Rezki Hadiyanti biasa dipanggil Reski atau Kiki. Lahir di Makassar tanggal 16 Desember 1996. Jurusan Ilmu Kesehatan Fakultas Kedokteran. Dia orangnya suka mengejek orang,orangnya humoris, asik di ajak bercanda, rajin beribadah, dan ramah.
7.Nurfadillah Binti Abdul Majid biasa dipanggil Dilah comel . Lahir di Tawao Malaysia tanggal 03 Juli 1996. Jurusan Jurnalistik Fakultas Dakwah. Dillah orangnya rajin, sopan, terkadang cerewet, tapi disukai oleh anak-anak di posko karena dia mudah mengambil hati anak-anak. Sering telponan, tapi semua hampa tanpanya karena dia orangnya sering membuat suasana menjadi ramai.
Dibalik sifat aneh atau kekurangan dari teman-teman posko saya, mereka mempunyai kelebihan yang bisa menyempurnakan kekurangan kita masing-masing, karena ber-KKN kita belajar mengatur waktu agar rencana bisa berjalan dengan optimal, mengadakan agenda yang di sarankan manfaatnya oleh masyarakat, mengurusi anak-anak yang selalu antusias, dan sebagainya. Singkatnya kita belajar menjadi masyarakat setempat dan memberi manfaat atau masukan untuk memotovasi msyarakat yang belum paham.
Lain Padang, Lain Belalang; Lain lubuk, lain ikannya
Nama :Hadija
Jurusan:Sejarah dan Kebudayaan Islam Fakultas :Adab dan Humaniora
Kuliah kerja nyata bagi mahasiswa bahkan bagi masyarakat sudah tidak asing lagi karena dalam lingkup mahasiswa kkn merupakan sebagai salah satu program yang harus dicapai sebelum sarjana dan dalam lingkup masyarakat kkn merupakan mahasiswa yang datang dari kampus kedesa dengan pakaian almamater masing-masing dengan tujuan membantu menyelesaikan masalah dan terlaksananya program desa yang bersinergi. Apa lagi kkn mahasiswa UIN Alauddin Makassar yang mana identik dengan pakaian hijau-hijau yang berbaur ke Islaman.
Tapi bagi saya kkn adalah sesuatu yang melatih jiwa dan raga bagaimana dapat menyusuaikan dan berbaur dalam suasana serba baru, mulai dari teman baru, rumah baru, masyarakat baru.
Diserba baru inilah kita dipersatukan untuk mengatasi permasalahan dan membawa perubahan baru bagi diri sendiri khususnya bagi masyarakat. Dan Alhamdulillah kata yang tidak dapat saya ucapkan lagi karena serba baru ini menyimpan rindu dan kenangan bagi masyarakat khususnya teman posko yang seperti saudara walau tidak sedarah sehingga tercipta suatu kata memori ditanah taddeang.
Alhamdulillah kata yang slalu saya ucapkan dengan penuh kesyukuran karena awal kkn aku pernah berpikir akan sepi dan terasingkan dalam posko apa lagi mendengar pengalaman senior-senior yang sudah berkkn dan kebanyakan banyak yang tidak cocok dengan teman poskonya ditambah lagi dengan ibu posko yang cuek. Tapi alhamdulillah khayalan tak sesuai kenyataan karena teman-teman yang saya temani satu posko semuanya sangatlah baik dan ramah akan canda-tawa, tanpa menunggu waktu berlalu kami semua langsun akrab layaknya teman lama dalam satu posko apa lagi ibu posko kami layaknya bagaikan orang tua sendiri yang slalu memberikan motivasi dan semangat juga dialah ibu posko yang paling gaul dan paling sering hadir dalam kegiatan.
Hal yang tak dapat saya lupakan dengan teman posko adalah kekompakannya jika keluar dari posko mulai dari hal berpakaian bahkan warna pakaian biasa disamakan, saling perhatian dan melengkapi satu sama lain, tapi yang paling mengesankan jika kita mau makan slalunya saling menunggu dan mengabari jika ada yang diluar posko. Sedangkan kebiasaan dari ibu posko yang slalu kuingat yaitu nasi goreng yang setiap pagi disajikan dengan teh.
Sedikit bercerita tentang karakter teman-teman posko setelah saya analisis selama satu bulan karena dengan satu bulan semua sifat asli sudah bermunculan, baik-buruknya, dan bahkan aslinya sudah nampak. Mulai dari cara berbicara bahkan wajah aslinya sudah kelihatan yang awalnya masih menjaga penampilan sekarang sudah Nampak kecantikan dan kegagahan yang sesungguhnya. Dengan muncul sifat seperti itu kita merasa sudah tak ada dusta diantara kami dan taka da keraguan lagi