• Tidak ada hasil yang ditemukan

ApabiXa atasan langsung tidak dapat menyeXssaiikan atau pekarja tidak puas ataa penyeXesaiannya, ma-

SSRIKAT BURUH SEBAGAI ALAT MEMPERJUANGKAN ASPIRASI BURUH

I. Pada Harl Keujai Biaaa :

2. ApabiXa atasan langsung tidak dapat menyeXssaiikan atau pekarja tidak puas ataa penyeXesaiannya, ma-

ka. pekerja mengajukan ma3alahnya kepada atasan yang Xebihi tinggi ;

3. Apabila atiason yang lebihi tinggi tidak Vil u me-

nyelesaikajmya atau; peksasjis. tidak puas atas. pti­ ny el e.3 ai army a , raaka pekerja dapat menvinta ban-

tuan penguru;& serikat pekerja mewakili ataui men- dampingi- pokerjja untuk. menyele saikannya XobiH lanjut ;

4-. Apabila diipmidang perlU;, atasan pekerja yang me- nyelesaikan keluhi kesah> dapat meminta iserikat pekerja untuk raewakilil dan mendaanp^ngi pekerja didaliam. menyolaaaikan koluhi Ufcsoh.*-^

Selfmjatny.a ketwntuan- ini umura dijabarkan dalam. Kesepa- katan- Ker ja Bersaw:: (KKB) • Mxsal KKB P„T^ Unilever Indo­ nesia, pada bab- XII.I tentang Penyeliesai.au ”K elution dan Pengaduan Karyawan", diurai.kan sebagai, b^rikut :

1. Setrap kel\i'nan dan.' pengaduan seorang karyawan pertama-tama diselesaikan dibxcarakan dengan a- tasati langsung

2. Bilaraam peuyeleaaian. belum raerauaskaa maka dengan persetujuan atau sepengetahuan- atasannya. langsung karyawan dapat, meneruskani keluhan. dan. pengaduan- nya keatasaimya yang Xe.bihi tinggi ;

3o Bilamana proaedum tersebut di atas. teloh. uiijnlan- kani tanpa memherikan: hasili yang merauaskan,. perso- alannya dapaU diitingkatkan antara Serikat Pekerja dan Bagian Urusan Pegawai atau Wakil Peng^saha setempat

4. Billamana prosedur tersebut diatas belum dapat mem- berik&n hasili. yang raemuaskan maka persoalannya da­ pat diitingkatkan anatara Pirapinan. Unit Kcrja/3PSI dengan Pirapinan Perusahaan dii Tingkat Pusat ; 5«. Billaman proseduar tersebut diatas belum: juga meitir-

berikan hasili yang memuaskan, raaka per3oalannya dapat diteruskan. sesuai. dengan TJndang-Undang No* 22 tahun; 195979tentang Penyelesaian Perselisihan I)erburuhan0 2

Sedangkan psnyaluxan aspirasi yang dilandasi fak- tor yang kedua, yang berbentuk aumbangan pemik.iran (idc,

saran daiv bentuk mauulcan lainnya),, dalam pelaksanaannya tidak terdapat petunjuk- yang baku sebagai acuannya. Prak- tek menunjukkan bahwa mekanismenya dilakukan melalui 2 macam cara, yaitu : (l)o Sistem penyaliuran langsung; (2)

Sist«n penyaluran tidak langsung. Pada sistem penyuluran langsung, setiap anggota yang mempunyai saran tertentu- dapat langsung diisampaikan kepada. pimpinan dan ataupun pengurus- unit kerja serikat "buruh setempat dengan lisan maupun tezrtulia. Penyampaian tertulis: mayoiritan, serine dilakukan dtlbanding penyampaian secara lisan. Pengurus u- nit kerja; biasa menyediakan kotak saran dikantor sekreta- riat. Keraungkinan lain, aspira3i dapat. disampaikan mela- Xui bulletin yang dikeluarkan perusahaan, Sebagai aontoh, P.,T. Unilever Indonesia^ telah menerbitkan bulletin Kes&r- lamatan dan Kesehatan Kerja., yang dikelolah oleh panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerjai. (Occupational Health And Safety Commitee). Bulletin tersebut disamping berisi petunjuk bagi buruh dalam menjaga kesalamatannya,

juga dipakai sebagai media, penyaluir aspirasi buruh secara langsung pada pengusaha, sehubungan dengan hal yang bur- kaitan dengan usaha untuk mencegah kecelakaan kerja dan mewujudkan keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan,

Saran yang telah disampaikan langsung kepada* pengu­ rus. unit kerjat serikat buruh, kemudian diiventarisir dan dirumuskan dalam suatu konsep usulan, selanjutnva akan

dibicarakan oleh pengurus bersama dengan pengusaha pada. waktu pertemuan rutin dan atau pada saat penyusunnan Ke- sepakatan Kerja Barsartia yang umum dilaksanakan 2 (dua) tahun sekali.

Pada sitem penyaluran tidak langsung atau lasira disebut sistem perwakilan, dalam pelaksanaannya mirip de­ ngan mekanisme penyelesaian keluh kesah atau penyelasaian perselisihan perburuhan sebagaimana diutarakan diatas. A- kan tetapi dalam hal ini atasan langsung buruh tidak ber- tugas untuk menyelesaikan keluhan buruh, melaink-m hanya menampung saran, untuk selanjutnya disampaikan kepada pe^ ngurus uniti. kerja serikat buruh secara tertulis. Sebagai tindak lanjut, serikat buruh akan meneruskannya pada- pe-

o A ngusaha1 seperti pada sitem yang pertama.

Dari uraian diatas, nampak perbedaan terjadi anta- ra mekanisme penyelesuian keluh kesah dengan mekanisme penyaluran saran positip yang ditempuh serikat buruh. Ma^- kanisme penyelesaian keluh kesah diisini nampak. lebih: ter- perinci dan taktis. Hal! injj. patut dipahami, mengingatL tna- salah keluhan buruh apabila tidak ditanggapi secara Irati- hati dan aeriua akan dapat racngarah'pada perselisihan per­ buruhan. Kenyataan menunjukkan bahwa perselisihan perbu- ruhan pada dasatrnya< timbul karena pemyataan sikap buruh atas tindakan pengusaha yang bertentangan atau menyimpang dari isi dan jiwa'Kesepakatan Kerja Bersama dan atau per-

aturan perburuhan yang berlaku.

Hemat saya, setelah mengetahui bagainana cara pe- laksanaan penyaluran aspirasi anggata: oleh pengurus se. - rikat buruh. dd lingkimgan perusahaan, klm3tisnya carsi p.'.- nyelesaian keluh kesah anggota, ap&bi1 a dltinc’au secara yuridis formal dengan bertitik; tiolak makna1 yaiif; terkan - dung dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja tentur;£ Fedo - man Pelaksanaan Penyelesaian Perselisihan Perburuhan dan Undang-Undang noraor 2 2. tahun 1957 tentang Penyelesaian Perselisihan Perburuhan yang pada dasarnya dimuksudkan untuk menghindarkan; dan menghapuskan bentuk penyelesaian yang beraifat konfrontatip menyimpang dari asas musy.awa- rah untuk mufakat. Ternyata telah' memenuhi dani sesuai, lebih jault Xangkah yang ditempulli serikat buruhi cukup e- fektifi dalami raerealisir kehendak pemerintah agar nieng - hindarkan- bentuk; penyelesaian perselisihan perburuhan yang bertentangan dan tidak mencerminkan niHJai-nil'ai Pan- casila. Hal) inii terbukti dengan menurunnya secara drati’s bentuk penyelesaian konfrontatip. Dalam laporan perkam- bangan SPS1 dd. wilayahi DPC SPSX Kodya Dati: II Surabaya, yang disusun oleh DPC SPSI Kodya Surabaya, dari tahun 1986 sampai dengan bulan Maret 1-988 dinyatakan bahv/a da­ ri 3ejumlah. 274 unit SPSI yang tercatat tidak pernah tor-

jadi unjuk- rasa baik dalam bentuk pemogokan, sabotase. a— tau tindakkan sajenis lainnya.. Sedangkan kasua lock out

hanya terjadi sebanyak 3 (tiga) kalio2"*

Ditinjau dari sudut kepentingan pengusaha, raekanis- me penyelesaian keluh kesah buruh seba&aimana maum diten- tukan dalam KKB, sangat meraberikan manfaat0 Pertama, de - ngan dite.tapkannya pentahapan, diharapkan agar pengusaha tidak secara lang3ung menangani pennasalahan yang timbul melainkan cukup daparfc disel&saikan oleh. atasanlangsung atau atasan lebih tinggii dari buruh yang beraangkutan* Dengan demikian tidak mengganggu waktu, tenaga dan pikir- an pengusaha dalam menangani tugas-tugas utama perusaha­ an. Selebihnya, kenyataani yang menunjukkan Eseiaakdns menu- runnya angka pemogokkan dan bentuk tindakkan sejenis la- innya secarai langsung dapat menjaga kelancaran dan kesta- bilan kerja yang pada dasamya merupakan prasyarat untuk mewujudkan ketenangan kerja. dan ketenangan. usaha didalam perusahaan. Tereiptanya kondi3i yang baite tersebut: bagi pengusaha mempunyai! arti yang penting dan merupakan\ mo­ dal yang cukup bes&r bagi dirinya untuk dapat secara le- luasa. raengkonsentrasikan pikirannya terhadap perkembang- an dan kelangsungan hidup perusahaan yang dipimpinnya.

Berbeda dengan pengusaha, dipandang dari' kepen­ tingan buruh maupun serikat burulij temyata mekanisme se- perti telah ditentukan dalam KKB mengandung aspek nega-- tip* Bagii burulij, penyampaian keluh kesah tersebut dira- sakan cukup berbelit dan merupakan hambatan* Sebab tiap

tahap dapat diibaratkan sebagaii suatu- filter (penyaring) • Keluh kesah yang d.i sampaikan oleh buruh.. kepada atasannya pada kenyataaannya t^rkadang dibekukan dalam arti tidak diteruskan untuk- diselesaikan, terutama untuk. tuntutan yang bernada cukup keras. Hal inii disebabkan pertimbang- an politis semata dari atasan langsung atau atasan lebih tinggi dari buruh yang bersangkutan* Mengingat, apapun yang terjadi sehubnngan dengan bidang tugas yang dibawahi adalahi merupakan tanggung jawabnya, yang pada gilirannya akan. menentukan kredibilitas atasan langsung maupun; atas- an lebih tinggi buruh yang bersangkutan dimata. pengusaha.- Adanya pentahapan penyaluran keluh kesah anggota. bagii se­ rikat buruh sendiri sebenamya meltomahkan fungs.inya seba­ gai alat> utama untuk memperjuangkan aspirasi anggota* Se- bab dengan adanya pentahapan, serikat buruh tidak^ dapat

secarai cepat dan tanggap untuk mengetahui problem anggo- tanya, selanjutnya tidaks bisa pula untuk aecepatnya me- nyelesaikan problem tersebut. Kita lihat saja dalam me- kanisme, serikat buruh baru pada. tahapan ketiga ikut di- libatkan. Kondisi demikian jelas- memaksa serikat buruh/ untuk tidak dapat secara dinii memperjuangkan problema anggotanya1.

Sebagai langkah penanggulangan deni menjamin ke- pentingan buruh dan serikat buruh sebagai akibat penga- ruh mekanisme seba^'iiroanat umum ditetapkan, dapat dike-

31

mukakan me.tode penyaluran secara langsung sebagai alter- natip. Seperti yang dilakukan ol’eh unit kerja SPSI Hyatt Bumi Surabaya. Dalam KKB yang dibuat. antara Management Hyatt. Bumi Surabaya dengan SPSI Unit. Kerja Hyatt Bumi Su­ rabaya untuk tahun 1988 - 1990, ditetapkan pada bah-XVI tentang Gara-caxra Penyelesaian Pengaduan dan Keluh:. Kesah Karyawan sebagai berikut s

Pasal 41s

41.1. Segala keluh kesah dan pengaduan karyawaxL me- ngenai segala hal yang menyangkut hubungan. kerja. da- ngan pengusaha harus. disampaikan secara. tertulis ke­ pada Serikat Pekerja untuk diteruskan kepada- pengu­ saha.

41.2« Apabila perundingan antara Serikat Felter ja dan Pengusaha mengcnai hal-hal tersebut. tidak mendapat- kan penyel'eaai an^ ataa j&lart. keluarr maka kedua^ b.elah. pihakv akan meneruskan persoalan/perselisihan terse­ but kepada Departemen Tfenaga Kerja sesuaii dengan Un- dang-Undang No. 022/1957 dan Peraturan Menteri Tena- ga Kerja No. 04/1986.-26'

Upaya yang ditempuh diatas mempunyaii beberapa manfaart ba­ gi buruh maupunj serikat buzruh. Pertama, bagi buruh tidak lagi ada kekawatir&n bahwa keluhannya akan dibeJcukan ol:eh atasan langsung atau atasan yang lebih tinggi. Kedua, da­ pat menjamin sampainya keluhan pada pengusahao Bagi seri­ kat. buruh. sistem penyaluran langsung dapat. membuatnya l'e- bih dinii mengetahui problema anggotanya selanjutnya dapat secepatnya pula roempurjuangkan tuntutan anggotanya.

M.Manulang, Daaar-Dasar Mana.jemen, Cet.X, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1983, h.6>7.-

1 0

Lihat. lampiran 1, Tentang Anggaran Dasar dan Ang- garan Rumah Tangga SPSIo

1 1

Ibid. 12

Imam Soeporao, Hukum Perburuhan Bidang Hubungan Kerja, Cet.IV, Djambatan, Jakarta, 1932, h'.l7

13

R.Subekti dan R.Tjitroaudibyo, Kitab: Undang-Un- dang Hukum^ Perdata (Terjemaham}, Cet.V, Pradya Paramita, Jakarta, 1975, Buku III bab 7 a.

14

Sukarno, Pembaharuan Gerakan Buruh Di Indonesia Dan Hubungan Perburuhan Panc.asila,

15

Wawancara dengan: Sekretaris DPC SPSI Kodya Dati II Surabaya, 14 Juni 1988®

ia-

Sekretariat Negara Republi'k Indonesia, Pidato Kenegaraan Presiden Republik Indonesia, 16 Agustus 1983*

17

Jaumid Sugianto, "Upah.. Peranannyu Cukup Strate- gia", Jawa Po3, 14 Maret 1987,. h.V.

18

DPC. SPSI Kodya Datl II Surabaya, Lapon-m Perkem- banyan Dan Kegiiatan SPSI Surabaya, 18 Noperaber 1987, h.2.

19

Jaumid Sugianto, loc».cit. 2 0

Menteri Tenaga Kerja, Keputuaan Nomor Kep-72/ MEN/84. "Tentang Dasar Perhitungan, Upah Lembur'* 31 Maret 1984.

33

Menterl Tenoga Kerja, Keputusan Nomo.r Kep-1108/ MEN/1986, "flentang lVdoman Pelaksanaan Penyelesaian Per-

aelisihan Induatrial Dan Pemutusan Hubungan Kcr;jaV 30 Oktober 198(5".

22

P..T- Unilever Indonesia, Keaepalcatan ICerja Bersa­ ma 1988-1989* Jakarta, 1 Januari l988# hj*To,

23

Wawancara cVaigan Ketua Unit Kerja SPSI P..T. Uni­ lever Indonesia, 20 Juni 19880

24

Ibid. 25

DPC SPSI Kodya Dati II Surabaya, op.cit., h.7. 26

Hyatt Biunii Surabaya, Kesepakatan Kerja Bersama 1988-1990. Surabaya, 9, Februari 19o8, h • 2 6.

BAB. Ill

SERIKAT BURUH SEBAGAI PARTNER. PENGUSAHA DALAM' PERUSAHAAN

Peranan serikat buruh: terhadap pengusaha merupa - kan perimbangari dan konsekuensi logiis atas fung3ii serikat buruh terhadap anggotanya (buruh)., Bag! anggotanya, seri­ kat buruhi memantapkan diri sebagai pelindung, psmbela dan penyalUr aspirasi. Sebaliknya, terhadap pengusaha, seri - lcat buruh, bertanggung jiawab untuk bersaraa pengusaha me - ningkatkan mutu dan pribadi buriili yang memiliki etoa k^r-

ja pembangunan, berjivva pengabdiany disiplin’ dan produlc- tif serta. mempunyai rasa ikuit memiliki perusahaan.

XII..1, Serikat BaruK Sebagai Partner Pen^saha Dalam Produkai

Se.cara umura kewajiban serikat buruh terhadap pe. - ngusaha ditetapkan dulam Undang-Undang Nomor 21 tahun 1954 tentang Perjanjian Perburuhan Antara Serikat Buruh.

27

Dan Majikan. Pada p;isal! 3 ayat (1) disebutkan bahwa, suatu serikat buruh yang menyelenggarakan i»rjanjian por- buruhan wajib memberitahukan isi perjanjian dan ke.terang- an-kcterangan terhadap perjanjian itu kepuda anggotanya. Lebih jauh dalam pasal 4- ayat (l) ditentukan bahwa seri­ kat buruh, juga wajib raengueahakan agar anggotanya meme -

nuhi aturan yang berlaku untuk mereka. Sebagai keleluasa— an pada pasaX- 4. ayat (2),. dinyatakan bahwa tanggung jiawab serikat buruh terhadap anggotanya hanya apabila hal itu telah. ditentukan dalara per janj'ian perburuhan©

Dengan berlandaskan peraturan diataa, praktek hu­ bungan antara serikat buruhi dengan pengusaha di Xingkung- an perusahaan secara lebih terperinGi, umura telah.! diatur dalam KKB atau> Collective Labour Agreement (CLA) yang dii- buat ataa- dasar kesepakatan' para pihak-, yaitu serikat bu^ iruhj dengan pengusaha,, Maksud; dan tujuan dibuatmya KKB, d-i- antaranya untuk- mempertegas Hak dan kewajxban jjsngusahji, serikat burulii dan burruh serta untuk meinbina, memperbaiki dan mengenibangkan’ hubungan kerja sama yang harmonis anta­ ra pengusaha, serikat buruh dan buruh*. Dislsi lain, dibu>-

atnya KKB disuatu perusahaan dapat berarti membatasi ru- ang lingkup tanggung jawab atau kewajiban masing-masing pihak. Seperti daXam hubungannya dengan peranan serikat. buruh se.bagai partner pengusaha. dalam produksi (partner in production) yang pada d a s a m y a berarti baik serikat buruh maupun. pengusaha' wajib. bekerja sama serta merabantu kelancaran dalam usaha menaikkan produksi dan produktifi- tas, dalam hal ini luusnya tanggung jawab ata.u> kewajiban serikat buruh terhadap pengusaha hanya raeliputi dan ter- batas untuk hal yang telah disebutkan dalam KKB dan ataui hal yang telah diatur diluar. KKB olehi serikat buruhi dan

pengusaha- melalui perundingan bersama s.erta atas: persetu- juan kedua belah pihako Sebagai' contoh., dapat dikeraukakan disinii KKB: P.T. Unilever Indonesia. Pada bab X KKB^ terse­ but menetapkan sebagai berikut :

Pasal 45 :

Kedua. belah pihak bersepakat untuk melaksanakan uaaha peningkatan produktivitas kerja karyawan dalJam trangka

raeningkatkan pertumbuhan perusahaan yang pada^ gilir -

anny^a akan> raeningkatkan ke s ej ah t e raan karyawan. Usotta’ termaksudi antara- lain dengan jalan :

Dokumen terkait