BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.9 API atau Application Programming Interface
API atau Application Programming Interface merupakan suatu teknologi antarmuka virtual yang memungkinkan untuk bertukar informasi atau data antar aplikasi atau sistim. Google Picker adalah dialog "Buka File" untuk informasi yang disimpan di server Google. Dengan API Google Picker resource yang ada pada server Google dapat dimanfaatkan seperti unggah foto, video, peta dan dokumen. Pada penelitian menghasilkan sebuah aplikasi arsip yang bermanfaat dan mampu memberikan kemudahan dalam hal pengelolaan data surat dan berkas, namun pada penelitian tersebut masih menggunakan database lokal sehingga akses data masih terbatas. Penelitian yang akan dilakukan merubah mekanisme penyimpanan lokal tersebut menjadi cloud.
Penelitian selanjutnya telah berhasil menerapkan teknologi Google drive sebagai model interoperability dalam website berbasis PHP dan penggunaan Google drive sebagai penunjang paperless office. Hal tersebut menunjukan bahwa pemanfaatan Google drive sebagai penyimpanan cloud dapat mempermudah penyimpanan data dan mengatasi permasalahan interoperability. Penelitian memberikan gambaran mengenai pengertian cloud computing dan perkembangannya serta keuntungan dan kerugian dari perusahaan yang memanfaatkan teknologi teknologi cloud computing. Berdasarkan penelitian ini diketahui bahwa cloud computing sebagai teknologi yang memanfaatkan layanan internet menggunakan pusat server yang bersifat virtual dengan tujuan pemeliharaan data dan aplikasi. Keberadaan cloud computing sendiri telah menimbulkan perubahan dalam cara kerja sistim teknologi informasi pada sebuah perusahaan.
Sistim keamanan dan penyimpanan data menjadi hal yang penting bagi perusahaan. Teknologi cloud computing telah memberikan keuntungan yang besar bagi kebanyakan perusahaan. Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan tentang bagaimana sebuah Google drive itu diimplementasikan sebagai media untuk
penyimpanan data, maka akan dilakukan penelitian yang memanfaatkan API Google picker untuk proses penyimpanan membuat suatu sistim e-arsip dengan mengimplementasikan cloud storage Google drive menggunakan API Google picker sebagai media penyimpanan dari sistim tersebut. Google memiliki keunggulan karena cukup banyak digunakan oleh orang-orang di dunia dengan berbagai jenis layanannya yang sangat beragam seperti Gmail, Google +, Google Drive, Youtube, Google Calendar, dan produk lainnya yang dapat diakses hanya dengan satu akun Google yang sama. Google sangat familiar di mata masyarakat, maka penggunaan Google Drive akan sangat potensial untuk berkembang di masa mendatang, seiring dengan perkembangan teknologi dan ragam produk yang dihasilkan Google.
Adanya media penyimpanan ini dapat membantu dalam melakukan sinkronisasi data antar perangkat, seperti PC dengan smartphone sehingga pengguna cukup mengakses data yang sama dengan menggunakan koneksi internet. Meskipun terdapat beberapa produk sejenis lainnya seperti OneDrive ataupun DropBox. Google Drive Cloud dipilih karena secara tidak langsung sudah menjadi bagian dari Android dimana pengguna cukup menggunakan akun Google saja dan produk ini akan bisa langsung digunakan. Dalam penelitian ini solusi yang diambil adalah membuat suatu sistim e-arsip dengan mengimplementasikan cloud storage Google drive menggunakan API Google picker dimana sebagai media penyimpanan dari sistim tersebut. Sehingga dengan di impementasikannya API Google picker sebagai penyimpanan data e-arsip, diharapkan dapat mempermudah dalam melakukan proses penyimpanan data, kemudahan akses data, dapat melakukan penekanan biaya yang harus dikeluarkan untuk pembelian infrastruktur dan software, pengguna dapat melakukan proses simpan dan unduh data secara langsung tanpa membuka aplikasi Google drive, dapat memperluas ruang lingkup penyimpanan data tersebut, dan data dapat di unduh secara online ketika pengguna berada di lokasi mana saja dan waktu kapan saja (Sontana, 2019).
API adalah singkatan dari Application Programming Interface, atau kerap dialihbahasakan menjadi Antarmuka Pemrograman aplikasi. Ada banyak definisi yang dikemukakan tentang API. Salah satu yang ringkas disampaikan oleh Tim Konkani NLP, dari Goa University, dalam presentasi bertajuk API-Application Programming Interface. Menurut mereka, “API adalah seperangkat perintah, fungsi, serta protokol
yang dapat digunakan oleh programmer saat membangun perangkat lunak. API memungkinkan programmer menggunakan fungsi standar untuk berinteraksi dengan sistem operasi lain.” Karena fungsinya yang sebagai penerjemah, jembatan, dan permainan Lego, teknologi bernama API ini membuat persoalan rumit menjadi lebih sederhana dan mudah. API dapat digunakan untuk bahasa pemrograman atau sistem operasi apapun, sepanjang paket-paket API-nya sudah ter- install. Sebab, dalam API terdapat fungsi-fungsi/perintah- perintah yang menggantikan bahasa yang digunakan dalam system calls (yang berbeda antara satu sistem operasi dengan sistem operasi yang lain) dengan bahasa yang lebih terstruktur dan mudah dimengerti oleh programmer, termasuk programmer paling pemula sekalipun. Fungsi yang dibuat menggunakan API tersebut yang kemudian akan memanggil system calls sesuai dengan sistem operasinya. Sistem atau proses sebuah perangkat lunak yang unik dan terpisah-pisah, memang tidak mudah dikomunikasikan. Karena, sistem dan program berbeda-beda.. “Harus ada interface untuk menghubungkan satu sistem dengan sistem yang lain, satu database dengan database yang lain, karena itu perlu API untuk translasi,” menurut pakar teknologi informasi Institut Teknologi Bandung (ITB), Basuki Suhardiman, April 2015.
API menyediakan akses program langsung terhadap sistem dan proses perangkat lunak (software) menggunakan protokol standar untuk meminta dan menyediakan data. API memudahkan berbagi data terstruktur, berfungsi sebagai bahasa yang sama (common language), dan memecahkan permasalahan penting Application Programming Interface (API) Pemilu adalah sebuah platform data terbuka tentang informasi kepemiluan di Indonesia yang menyajikan berbagai informasi seperti biodata calon anggota DPR, DPD, DPRD; akses ke peta daerah pemilihan;
informasi tentang kalender pemilu; berbagai informasi pendidikan pemilih melalui rincian sesi tanya-jawab dan berbagai peraturan perundangan. Data yang tersedia di API Pemilu terus diperbaharui dan ditambah (Lubis, 2017).
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Diagram Blok Perancangan Sistem
Adapun diagram blok dari sistem yang dirancang adalah seperti yang
Gambar 3.1 Diagram Blok Perancangan Sistem
Diagram blok sistem yang digambarkan pada gambar 3.1 menjelaskan tentang konfigurasi input dan output sistem. Dalam rancangan ini inputnya adalah kadar oksigen dalam darah manusia yang diukur dan dideteksi oleh sensor Oksimeter. Saat sensor Oksimeter mendeteksi adanya Oksigen dalam darah baik kadarnya berkurang maupun bertambah, maka buzzer akan aktif sebagai pertanda atau pengingat.
Kemudian LED 1 menyala ketika kadar oksigen daram darah dibawah kadar normal yaitu dibawah 80%, LED 2 menyala ketika kadar oksigen dalam darah berada dalam kondisi normal atau stabil yaitu sekitar 80%-100%, kemudian LED 3 menyala ketika kadar oksigen dalam darah meningkat pesat atau berada diatas kadar normal atau tidak stabil. Data yang telah didapat dari pembacaan sensor oximeter akan ditampilkan pada LCD 16 x 2, dan ditampilkan pada layar PC dengan menggunakan server Thingspeak
Thing Speak
yang telah terhubung dengan WIFI ataupun internet. Data yang terbaca pada server Thingspeak akan berbentuk kurva dan persentase kadar oksigen yang disebut output, kemudian Data yang terdapat pada LCD ataupun PC dapat dilihat. Proses kendali sistem ini dilakukan oleh sebuah board mikrokontroler Node MCU yang mengatur proses pengerjaan dan pengiriman data hingga system dapat berjalan sesuai rancangan.
3.2 Rangkaian sistem minimum Board Mikrokontroler Node MCU 8266 Dan Catu Daya
Rangkaian sistem minimum Board mikrokontroler Node MCU 8266 dan catu daya dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 3.2 Rangkaian Minimum Board NodeMCU Dan Catu Daya
Board Mikrokontroler memiliki fungsi untuk mengontrol keseluruhan sistem. Tipe Board mikrokontroler yang digunakan adalah Node MCU 8266. Mikrokontroler ini diprogram dengan bahasa Java yang bersifat open source dan diprogram menggunakan perangkat lunak Arduino IDE. Board Mikrokontroler ini juga berfungsi untuk mengontrol proses keluar dan masuk data dari sensor MAX30100 sampai ke server Thingspeak serta dihubungkan dengan LCD untuk menampilkan output berupa kadar oksigen dalam darah yang berupa persentase. Rangkaian catu daya pada rangkaian ini menggunakan sumber tegangan dari PLN 220 Volt, diturunkan menjadi +9 Volt AC oleh trafo step down. Tegangan yang telah diturunkan, disearahkan oleh dioda dan distabilkan oleh IC Regulator 7806 menjadi +6 Volt DC. +6 Volt DC yang berasal dari catu daya digunakan dalam input voltage NodeMCU8266 yang kemudian akan diturunkan menjadi tegangan kerja sistem pada board Node MCU sebesar 3,3 Volt.
3.3 Rangkaian LCD (Liquid Crystal Display) Dengan Board Node MCU 8266 Rangkaian sistem minimum Board mikrokontroler Node MCU 8266 dan LCD dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 3.3 Rangkaian LCD
Penampil atau Display yang digunakan ada 2 yaitu yang pertama melalui server Thingspeak yang dapat diakses melalui layar monitor pada PC dan Handphone, kedua dengan menggunakan LCD (Liquid Crystal Display) 16x2. LCD adalah salah satu jenis display elektronik yang dibuat dengan teknologi CMOS logic yang bekerja dengan tidak menghasilkan cahaya tetapi memantulkan cahaya yang ada di sekelilingnya terhadap front-lit atau mentransmisikan cahaya dari back-lit.Pada LCD terdapat driver yang berfungsi untuk mengubah data ASCII pada output mikrokontroler menjadi tampilan karakter, huruf, angka ataupun grafik yang dapat dibaca dan dipahami. LCD yang digunakan dihubungkan dengan serial komunikasi I2C yang meminimalisir penggunaan pin LCD dengan Mikrokontroler sehingga pada penggunaannya hanya memerlukan 4 pin yaitu SDA, SCL, VCC Dan GROUND. VCC yang diperlukan untuk mengaktifkan LCD adalah 6 Volt.
3.4 Rangkaian Sensor MAX30100 Dengan Board Node MCU 8266
Rangkaian Board sistem mikrokontroler Node MCU 8266 dan Sensor MAX30100 dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
NODEMCU8266
Gambar 3.4 Rangkaian Sensor MAX30100
Gambar 3.5 MAX30100
Pada skema rangkaian ini sensor MAX30100 dihubungkan dengan Node MCU 8266 menggunakan pin SCL sensor pada pin D1 Board dan pin SDA sensor pada pin D2 Board yang menggunakan serial komunikasi I2C. Sensor MAX30100 berfungsi untuk mendeteksi kadar oksigen dalam darah yang kemudian data yang didapat dikirim ke Board dan kemudian diproses hingga tertampil pada display yang telah disediakan sesuai rangkaian yang dirancang.
3.5 Rangkaian indikator Buzzer Dengan Board Node MCU 8266
Pada skema rangkaian ini BUZZER dihubungkan dengan board NodeMCU 8266 dengan menggunakan kaki 1 Buzzer pada pin D8 board NodeMCU dan kaki 2 Buzzer pada Ground Rangkaian sistem mikrokontroler Node MCU 8266. Indikator
NODEMCU8266
MAX30100
Buzzer ini berfungsi sebagai pertanda atau alarm yang berbunyi ketika kadar oksigen dalam darah yang terdeteksi oleh sensor MAX30100 menyatakan Hiperoksimia atau kadar oksigen darah lebih tinggi dari kadar oksigen dalam darah normal yaitu 80%-100% dan berbunyi ketika kadar oksigen dalam darah menurun dibawah kadar oksigen dalam darah normal yaitu 80%-100%. Rangkaian indikator Buzzer dengan board NodeMCU 8266 dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 3.6 Rangkaian BUZZER
3.6 Rangkaian indikator LED Dengan Board Node MCU 8266
Pada skema rangkaian ini terdapat 3 buah LED yang digunakan, dimana kaki positif atau kutup positif dari LED dihubungkan pada Pin D5, D6 dan D7 dari Board Node MCU 8266 dan kaki negative atau kutup negative dari LED dihubungkan pada Resistor 220 Ohm dan Ground. Indikator LED berperan atau berfungsi dalam tiga kondisi yaitu, LED 1 menyala ketika kadar oksigen daram darah dibawah kadar normal yaitu dibawah 80%, LED 2 menyala ketika kadar oksigen dalam darah berada dalam kondisi normal atau stabil yaitu sekitar 80%-100%, kemudian LED 3 menyala ketika kadar oksigen dalam darah meningkat pesat atau berada diatas kadar normal atau tidak stabil yaitu diatas 100%. Rangkaian board sistem mikrokontroler Node MCU 8266 dan indikator LED dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
NODEMCU8266
Gambar 3.7 Rangkaian LED
3.7 Rangkaian Lengkap
Adapun rangkaian lengkap dari perancangan sistem ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 3.8 Rangkaian Total atau Keseluruhan
Rangkaian Total atau rangkaian keseluruhan dapat dilihat pada gambar, dimana semua
NODEMCU8266
NODEMCU8266
MAX30100
komponen telah Terhubung pada Prosesor yaitu board NodeMCU 8266. Sistem menggunakan catudaya 6 Volt sebagai tegangan kerja. Sensor MAX30100 mendeteksi kadar oksigen dalam darah melalui jari tangan dimana output berupa data digital yang dibaca oleh Board NodeMCU8266 melalui komunikasi serial I2C pada pin SDA dan SCL. Kemudian Rangkaian dijalankan dengan semua sistem yang telah dirancang kemudian mengamati fungsi kerja dari alat atau rangakain. Sistem diprogram untuk melakukan fungsi kerja yaitu memonitoring kadar oksigen dalam darah yang telah dideteksi oleh sensor oximeter dengan sistem jarak jauh melalui penggunaan jaringan internet atau WIFI. User atau pengguna dapat memantau kondisi pasien dimana pun berada. Sistem memberi informasi berupa nilai, persentase dan grafik dari perkembangan kondisi kadar oksigen dalam darah pasien yang sedang dimonitoring yaitu dapat dilihat pada display LCD dan Server Thingspeak yang ada pada PC atau ponsel sehingga ahli medis dapat langsung mengambil tindakan sesuai indikasi yang muncul. Pada pengujian alat atau rancangan ini diperlukan beberapa sampel sesuai kondisi yang diperlukan kemudian sensor MAX30100 dijepit pada jari tangan sampel, setelah sensor aktif maka sensor mendeteksi kadar oksigen dalam darah masing-masing sampel kemudian membaca dan membandingkannya pada batas atau kondisi yang telah dibuat dalam program kemudian data ditampilkan pada server Thingspeak dan dilakukan berulang-ulang pada sampel.
3.8 Pembuatan Channel Pada Server ThingSpeak
Pada sistem ini server Thingspeak berperan sebagai cloud yang menyimpan seluruh data yang dikirimkan oleh sensor dan berfungsi sebagai penampil dari hasil baca sensor. Dibawah ini adalah langkah-langkah ataupun tahapan daalm pembuatan channel pada Thingspeak yaitu:
1. Membuat akun ThingSpeak pada https://thingspeak.com/users/sign_up Dengan memasukkan email.
Gambar 3.9 Pembuatan Email Akun Thingspeak
2. Masukkan Password yang diminta
Gambar 3.10 Pembuatan Password Akun Thingspeak
3. Selanjutnya pengguna dapat membuat channel baru dengan masuk ke HomePage lalu pilih my channel, kemudian isi kelengkapan yang disediakan pada New channel dan klik Save channel.
Gambar 3.11 Pembuatan Channel Pada Thingspeak
Gambar 3.12 finishing Pembuatan Channel Pada Thingspeak
4. Setelah mengisi form pada new channel maka pengguna dapat melihat field ataupun tampilan yang diinginkan dan pengguna dapat memodifikasi chart sesuai keinginan dan keperluan.
Gambar 3.13 Tampilan Grafik Channel Pada Thingspeak
5. Untuk menghubungkan perangakat dengan thingspeak dibutuhkan api key serta Mendapatkan kode READ dan WRITE API yang digunakan pada program pengiriman dan pembacaan data
Gambar 3.14 Tampilan Write Dan Read Api Key
3.9 Diagram Alir (Flowchart)
Gambar 3.15 Diagram Alir (FlowChart)
BAB 4
PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Pengujian Display LCD 16 X 2
Pengujian LCD dilakukan untuk membuktikan apakah program dari keseluruhan sistem berjalan dengan baik dengan cara menampilkan display hasil yang telah didapat dari alat. Dan LCD diprogram dengan program khusus agar dapat menampilkan hasil baca alat. Berikut ini adalah program pengujian yang dilakukan.
#include <LiquidCrystal_I2C.h>
LiquidCrystal_I2C lcd(0x27, 16, 2);
void setup() {
lcd.begin();
lcd.setCursor(4, 0);
lcd.print("Alat Ukur");
lcd.setCursor(3, 1);
lcd.print("Kadar SpO2");
delay(3000);
lcd.clear();
}
void loop() {
}
Setelah program dijalankan pada rangkaian alat, serta display atau LCD diaktifkan maka akan tertampil karakter “ Alat Ukur Kadar SpO2” pada LCD.
Gambar 4.1 Pengujian LCD
4.2 Pengujian NodeMCU8266
Pengujian NodeMCU8266 perlu dilakukan untuk membuktikan board mikrokontroler NodeMCU tersebut bekerja dengan baik atau tidak, dibuktikan dengan cara membuat program dengan keluaran logika High, Low ataupun dengan nilai PWM yang disesuaikan dan membandingakannya dengan hasil keluaran yang muncul atau tampil di Multimeter. Berikut ini adalah program yang digunakan.
digitalWrite(pin_D0, HIGH);
digitalWrite(pin_D1, LOW);
analogWrite(pin_D2, 1024);
digitalWrite(pin_D3, HIGH);
digitalWrite(pin_D4, LOW);
analogWrite(pin_D5, 512);
analogWrite(pin_D6, 256);
digitalWrite(pin_D7, HIGH);
analogWrite(pin_D8, 100);
digitalWrite(pin_RX, HIGH);
digitalWrite(pin_TX, HIGH);
Pada pin PWM NodeMCU 8266 memiliki lebar data 10 Bit yaitu 1024. Dari program yang dijalankan maka dapat diambil data tegangan seperti tabel dibawah.
Tabel 4.1 Hasil Pengujian NodeMCU 8266
PIN Vout (Volt) Vdata (Volt) Selisih
D0 3,25 3,26 0,01
D1 0,00 0,00 0,00
D2 3,25 3,26 0,01
D3 3,25 3,26 0,01
D4 0,01 0,00 0,01
D5 1,63 1,63 0,02
D6 0,82 0,815 0,005
D7 3,26 3,26 0,04
D8 0,32 0,318 0,002
RX 3,25 3,26 0,01
TX 3,25 3,26 0,01
Rata – Rata 0,0115
Dari data pengujian yang telah dilakukan, didapat rata-rata selisih sebesar 0,0115 yang sudah mendekati besar tegangan data (Vdata), dimana output dari pin NodeMCU8266 sesuai dengan logika pin pada program yang dijalankan. Yang berarti Board NodeMCU8266 dapat bekerja sesuai fungsinya.
Gambar 4.2 Pengujian Tegangan NodeMCU8266
4.3 Pengujian Indikator Led Dan Buzzer
Pengujian indikator dilakukan untuk menguji efektifitas alat saat digunakan untuk mendeteksi kadar oksigen dalam darah. Indikator Buzzer dan LED diprogram dengan menggunakan logika HIGH dan LOW sesuai dengan fungsi kerja indikator.
Tabel 4.2 Hasil Pengujian Indikator
NILAI BUZZER LED
Data dari tabel 4.2 didapat dengan menjalankan program yang dirancang sesuai dengan fungsi kerja alat. Berikut adalah program yang digunakan.
#include <LiquidCrystal_I2C.h>
}
void loop() {
for (i = 0; i <= 100; i++) {
lcd.setCursor(0, 0);
lcd.print("UJI INDIKATOR");
lcd.setCursor(0, 1);
lcd.print("NILAI ");
lcd.print(i);
if ((i > 0) && (i < 80)) { digitalWrite(buzzer, HIGH);
digitalWrite(kuning, HIGH);
digitalWrite(hijau, LOW);
}
if ((i >= 80) && (i <= 100)) { digitalWrite(buzzer, LOW);
digitalWrite(hijau, HIGH);
digitalWrite(kuning, LOW);
}
delay(1000);
}
Gambar 4.3 Pengujian Nilai Terhadap Indikator Kuning dan Buzzer
Gambar 4.4 Pengujian Nilai Terhadap Indikator Hijau dan Buzzer
Gambar 4.5 Pengujian Nilai Terhadap Indikator Hijau 2 dan Buzzer
Dari program, Tabel dan gambar diatas diambil kesimpulan bahwa indikator dapat bekerja sesuai fungsi kerja dan dapat digunakan sebagai indikator dalam keseluruh sistem dan memungkinkan berjalan sesuai dengan program serta rancangan yang dibuat peneliti.
4.4 Pengujian ke Thingspeak
Dilakukan pengujian pada Thingspeak yaitu dengan melihat apakah data sampel yang sedang diuji terkirim dan tertampil pada Channel. Channel yang telah dibuat sebelumnya yaitu “Oximeter”. Pada channel ini terdapat field yaitu ”SpO2” yang dibuat menjadi 1 visualization Chart yaitu grafik dan 3 widgets yaitu numeric display, gauge, dan lamp indicator yang ketika data dari pengujian sampel terkirim
maka ke-4 chart tersebut akan menampilkannya bersamaan.
Gambar 4.6 Tampilan Channel
Gambar 4.7 Tampilan Data Terkirim
Visualization akan menampilkan data terkirim dalam bentuk grafik, Display numeric menampilkan kadar SpO2 dalam bentuk angka, gauge menampilkan kadar SpO2 dalam bentuk meteran dimana saat kadar SpO2 normal (80-100) jarum berada pada zona hijau dan ketika kadar SpO2 besar dari 100 dan kecil dari 80 maka jarum meteran berada pada zona merah. Lamp indicator menampilkan warna indikator yang kita sesuaikan.
Dari pengujian data terkirim dan tertampil pada Thingspeak. pengujian berhasil dan dapat digunakan pada alat rancangan.
4.5 Pengujian Sensor MAX30100
Pengujian sensor MAX30100 dilakukan untuk membuktikan akurasi dari data output sensor. Sensor ini merupakan modul yang sudah menghasilkan data keluaran
digital yang langsung dapat terbaca oleh board NodeMCU8266 dengan komunikasi serial I2C yaitu menghubungkan masing-masing pin SDA dan SCL. Pengujian dilakukan dengan mengunakan 3 Relawan atau subjek dengan maksimal pengambilan 10 data per subjek, kemudian data hasil keluaran sensor MAX30100 yang diperoleh Dibandingkan dengan pulse oximeter komersial yang beredar dipasaran. Pengujian dilakukan dengan menempelkan jari subjek pada sensor MAX30100 sedangkan posisi subjek berada pada posisi duduk. Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Hasil Pengujian Oximeter
9 97,85 98 0,1530
Rata-rata Error Keseluruhan 0,375617
Pada tabel 4.3 dihitung persen Error pada pengukuran pertama, kedua dan ketiga yaitu, pada subjek pertama 0,43634%, subjek kedua 0,23759%, dan subjek ketiga 0,45292%. Sementara standart deviasi ke-1 adalah 0,281425, ke-2 adalah 0,152315, ke-3 adalah 0,128431. Persen error dan standart deviasi yang didapat relatif kecil dimana akurasi data dari alat rancangan peneliti berbanding lurus dengan alat komersial atau alat standart. Rata rata error dari keseluruhan pengujian 3 sampel adalah 0,375617%, persen error keseluruhan data yang kecil menjadikan alat rancangan peneliti dapat digunakan untuk mendeteksi kadar SpO2.
Nama: Melyana SaragihUmur: 20 TahunAlamat: Jl. Mandolin 2A. Medan
4.5.1 Prinsip Kerja Sensor MAX30100
Gambar 4.8 Skematik MAX30100
Jari tangan diletakkan diantara LED RED + IR Transmitter (pemancar) dengan LED RED + IR Receiver (penerima), sehingga cahaya dari R+IR masuk kedalam kedalam kulit dan mengenai darah yang mengandung Haemoglobin (pembawa oksigen ke seluruh tubuh). Hb dalam darah terbagi 2 yaitu:
HbO2 (Oxihaemoglobin) menyerap cahaya inframerah (IR) lebih banyak dan memungkinkan cahaya merah (R) melewati HbO2
HHb(Deoksihemoglobin) menyerap cahaya merah (R) lebih banyak dan memungkinkan cahaya inframerah (IR) melewati HHb LED RED + IR Receiver (penerima) menerima dan menghitung cahaya yang tidak diserap dalam bentuk pulsa dengan keluaran 16 bit ADC yang kemudian data diubah menjadi data digital dan data difilter pada Digital Filter kemudian masuk dalam data register. Kemudian data dapat dibaca mikrokontroler dengan komunikasi serial IIC (I2C) yaitu pada pin SDA, SCL Dimana pin tersebut telah diberi resistor PULL UP.
4.6 Pengujian Alat Oximeter keseluruhan
Pengujian keseluruhan alat yaitu dengan menguji 3 subjek (Relawan) beserta pengujian waktu pengiriman data ke thingspeak, pengujian indikator buzzer dan LED secara bersamaan pengujian membuktikan alat berjalan sesuai program dan rancangan.
Pengujian Subjek Pertama:
Tabel 4.4 Hasil Pengujian Oximeter subjek 1 No SpO2 (%)
Pengujian pada subjek ke-1 kadar SpO2 relatif normal dapat diperhatikan pada tabel 4.4. Dalam pengujian yang mendapatkan kadar SpO2 normal maka indikator yang aktif atau High adalah LED hijau, sementara indikator Buzzer dan 2 LED lain dalam kondisi Low, hal ini sesuai dengan rancangan peneliti. Dengan Rata rata waktu atau lamanya pengiriman data ke Thingspeak sebesar 17,6 sekon. Dari pengujian didapat bahwa Alat berjalan dengan baik.
Gambar 4.9 Tampilan Data Subjek 1 Pada Thingspeak
Gambar 4.10 Tampilan grafik Subjek 1 Pada Thingspeak
Gambar 4.11 Tampilan perbandingan nilai SPO2 pada subjek 1
Pengujian Subjek Kedua:
Tabel 4.5 Hasil Pengujian Oximeter subjek 2
Tabel 4.5 Hasil Pengujian Oximeter subjek 2