• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aplikasi Antena Sebagai Antena Pemancar Dan Penerima .1 Aplikasi Antena Sebagai Antena Pemancar

pola radiasi

4.5 Aplikasi Antena Sebagai Antena Pemancar Dan Penerima .1 Aplikasi Antena Sebagai Antena Pemancar

Ketika antena diaplikasikan sebagai antena pemancar digunakan access

poin jenisTP-LINK mode TL-WR340G, dimana antena AP yang digunakan

sebagai pemancar adalah antena hasil rancangan.Dimana saat antena diaplikasikan sebagai pemancar dilakukan terlebih dahulu penyetingan pada access

point.Pertama klik icon Wireless dan isi nama SSID pada menu SSID. Missal

SSID yang diberi nama “rudi_susilo”. Kemudian pada menu mode dipilih Access

Point jika AP digunakan sebagai server.Kemudian kita cek menggunakan

perangkat laptop apakah perangkat AP bisa memancarkan sinyal.Untuk memantau sinyal dari AP penulis mengunakan software dari perangkat TP-LINK mode TL-WN722N.

Gambar 4.17 TP-LINK Mode TL-WN722N

Gambar 4.19 Perangat AP Yang Tertangka Laptop

Gaqmbar 4.19adalah Perangat AP yang menggunakan antena elemen tunggal ataupun elemen array yang tertangka Laptop, dengan SSID “rudi_susilo”.

Gambar 4.20Setatus Sinyal AP Menggunakan Elemen Array Yang Dipantau Software TP-LINK Mode TL-WN722N.

Gambar 4.20 diatas adalah Perangat AP yang menggunakan antena elemen array yang tertangkap leptop dansetatus sinyalnya dipantau dengan software TP-LINK Mode TL-WN722N, dengan SSID “rudi_susilo” yang telah terdeteksi oleh laptop dan besar sinyal yang diterima oleh antena clien dari AP SSID “rudi_susilo” yaitu sebesar 52 dB dengan jarak 5 m.

Gambar 4.21Setatus Sinyal AP Menggunakan Elemen Tunggal Yang Dipantau Software TP-LINK Mode TL-WN722N

Gambar 4.21 diatas adalah perangat AP yang menggunakan antena elemen tunggal yang tertangka Laptop dan setatus sinyalnya dipantau dengan software TP-LINK Mode TL-WN722N, dengan SSID “rudi_susilo” telah terdeteksi oleh laptop dan besar sinyal yang diterima oleh antena clien dari AP SSID “rudi_susilo” yaitu sebesar 34 dB dengan jarak 5 m.

4.5.2 Aplikasi Antena Sebagai Antena Penerima

Ketika antena diaplikasikan sebagai antena penerima (clien) menggunakan perangkat TP-LINK mode TL-WN722N, dimana antena penerima (clien) yang digunakan sebagai pemancar adalah antena hasil rancangan yaitu elemen tunggal atau elemen array.

Gambar 4.22Koneksi Yang Tertangkap Antena Clien

Dari gambar 4.22dapat dilihat koneksi yang tertangkap oleh antena clien dari AP SSID “akuntansi wifi”.Untuk memantau sinyal penulis mengunakan software dari perangkat TP-LINK mode TL-WN722N.

Gambar 4.23 Tampilan Besaran Sinyal Yang Diterima Dengan Menggunakan Antena Elemen Array

Dari gambar 4.23 kita dapat melihat besar sinyal yang diterima oleh antena clien dengan mrnggunakan antena elemen array dari AP SSID “akuntansi wifi” yaitu sebesar 49 dB dengan jarak 10 meter.

Gambar 4.24Tampilan Besaran Sinyal Yang Diterima Dengan Menggunakan Antena Elemen Tunggal

Dari gambar 2.24 diatas kita dapat melihat besar sinyal yang diterima oleh antena clien dengan menggunakan antena elemen tunggal dari AP SSID “akuntansi wifi” yaitu sebesar 31 dB dengan jarak 10 meter.

4.6 Perbandingan Hasil Simulasi,Dan Hasil Pengukuran

Setelah diperoleh hasil pengukuran parameter antena, selanjutnya hasil tersebut dibandingkan dengan hasil simulasi. Dimana apakah hasil dari pengukuran itu sama dengan hasil dari simulasi, dan apakah hasil dari pengukuran itu lebih kecil atau lebih besar dari hasil simulasi.

Table 4.11 Perbandingan Hasil Simulasi Dengan Pengukuran Segitiga Elemen Tunggal.

Jenis Parametr Antena

Nilai parameter Antena Hasil Pengukuran Nilai parameter Antena Hasil Simulasi VSWR 4.025 1.89 Impedasi masukan 67.397 Ω -j16.657 Ω 50 Ω

Table 4.12 Perbandingan Hasil Simulasi Dengan PengukuranSegitiga Elemen Array

Jenis Parametr Antena

Nilai parameter Antena Hasil

Pengukuran

Nilai parameter Antena Hasil Simulasi

VSWR 1.123 1.0425

Impedasi masukan 63.119Ω+j1.783Ω 50 Ω +j100 Ω

Gain 4.6 dBi 3.837 dBi

Dari table diatas kita dapat melihat bahwa hasil pengukuran dengan hasil simulasi memiliki perbedaan, faktor-faktor penyebabnya antara lain :

1. Pada saat realisasi radiasi sinyal yang dipancarkan sangat peka terhadap lingkungan sekitarnya, karena sinyal akan mengalami

attenuasi di ruang bebas dan dipantulkan atau diserap oleh

benda-benda di ruangan. Sedangkan pada saat simulasi tidak ada faktor-faktor attenuasi.

2. Tingkat presisi fabrikasi yang kurang baik karena dibuat dengan tangan.

3. System conector / penyambung dan penyolderan koaksial pencatu

patch.

4. Pemilihan tebal substrat, direktifitas material, dan dimensi patch.

Pada saat perancangan menggunakan elemen tunggal hasil dari pengukuran dan simulasi, hasilnya tidak sesuai dengan yang diinginkan.Sedangkan pada perancangan menggunakan Elemen Array yang dimodifikasi dari elemen tunggal hasil yang didapat sedikit mendekati dari hasil yang diinginkan.Meskipun setelah menggunakan elemen array

parameter-parameter antenamemiliki perubahan seperti terlihat perbandingan pada tabel 4.11 dan 4.12, tetapi disini penulis memodifikasi elemen tunggal menjadi elemen array hanya bertujuan untuk menaikan gain.

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Bentuk rancangan antenna mikrostrip untuk komunikasi wireless LAN

terdiri dari sebuah patch segitiga element tunggal yang di modifikasi menjadi elemen array. Media dasar pancangannya menggunakan substrat FR-4 dengan ketebalan 1.6 mm dengan konstanta dielektrik (ߝr) 4.4, dengan ukuran sisi patch segitiga Elemen Tunggal 39.7 mm dan ukuran sisi patch segitiga Elemen Array 38 mm. Untuk menentukan saluran pencatu dan mode Antena penulis menggunakan alat bantu perangkat lunakAnsoft HFSS 11.0.

2. Pemodifan perancangan Elemen Array dari elemen tunggal, berfungsi untuk menaikan gain.

3. Parameter antena Element Tunggal yang dihasilkan dari pengukuran yaitu VSWR yang bernilai 4.025, impedansi masukan yang diperoleh yaitu sebesar 67.397 Ω -j16.657 Ω, dan gain yang diperolehsebesar 2.2 dBi. 4. Parameter antena Element Array yang dihasilkan dari pengukuran yaitu

VSWR yang bernila 1.123, Impedansi masukan yang diperoleh yaitu sebesar 63.119Ω+j1.783Ω, dan Gainyang diperoleh sebesar 4.6 dBi.

5.2 Saran

Dari Tugas Akhir yang telah dilakukan kirannya masih diperlukan penambahan-penambahan sehingga didapatkan hasil yang lebih memuaskan.

Saran-saran yang dapat diberikan diantarannya adalah pengembangan simulasi baik untuk mencari dimensi antenna maupun simulasi untuk mencari parameter-parameter antena yang lebih baik, sehingga metode ini dapat dikembangkan sebagai pemecah masalah pada desain pemodelan antena mikrostrip.

Sebelum membuat antena mikrostrip dan antena lainnya yang paling utama harus diperhatikan beberapa parameter yang sangat berpengaruh terhadap kinerja antena yaitu seperti tebal substrat, direktifitas material, dan dimensi patch.

73

1. Otman El Mrabet,”High Frequency Structure Simulator (HFSS) Tutorial”,

Dokumen terkait