• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : GADGET DAN KOMUNIKASI TATAP MUKA

5. Aplikasi Gadget

Sebuah fitur yang terdapat pada disetiap telepon genggam, yang mempermudah pengguna untuk menggunakannya.

Table 1 Aplikasi gadget

Aplikasikomunikasi Aplikasi browsing Aplikasi game

online/offline

Blackberry messenger UC browser COC

Telepon Opera mini Getrich

Facebook Google Go pokemon

Kakao talk Internet Point blank

Instagram 8 pool miniclip

Line SMS

B. KomunikasiTatap Muka

1. Pengertian komunikasi

Komunikasi merupakan suatu hal yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia. Dan bahkan komunikasi telah menjadi suatu fenomena bagi terbentuknya suatu masyarakat atau komunitas yang terintegrasi oleh informasi, dimana masing- masing individu dalam masyarakat itu sendiri saling berbagi informasi (information sharing) untuk mencapai tujuan bersama. Secara sederhana komunikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan antara penyampai pesan dan orang yang menerima pesan. Communication berasal dari bahasa latin “communis” atau dalam bahasa inggrisnya

“commun” yang artinya sama. Apabila kita berkomunikasi (to communicate) berarti kita dalam keadaan berusaha untuk menimbulkan kesamaan (Suwardi, 1986:13).

“Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada

suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka” )Mulyana, 2002: 62). Sedangkan Gerald R. Miller )1966) berpendapat “komunikasi

pada dasarnya penyampaian pesan yang disengaja dari sumber terhadap penerima

dengan tujuan mempengaruhi tingkah laku penerima” )sendjaja, 1994: 21).

Komunikasi dilakukan dengan sengaja oleh seseorang untuk menyampaikan pesan kepada orang lain demi memenuhi kebutuhannya, seperti membujuk atau menjelaskan sesuatu. Dengan demikian, pemahaman komunikasi sebagai proses satu arah mengabaikan komunikasi yang tidak disengaja atau tudak direncanakan, seperti mimik muka, nada suara, gerakan tubuh dan sebagainya yang dilakukan secara spontan.23

Onong uchyana mengatakan komunikasi sebagai proses komunikasi pada hakikatya adalah proses penyampaian pikiran, atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Pikiran bisa merupakan gagasan, informasi, opini, dan lain-lain yang muncul dari benaknya. Perasaan bisa berupa keyakinan, kepastian, keraguan, kekhawatiran, kemarahan, keberanian, kegairahan, dan sebagainya yang timbul dari lubuk hati.24

23

Syaiful Rohim, Teori Komunikasi Perspektif, Ragam, Aplikasi(Bandung: Rineka Cipta, 2009 ), h. 9.

24

Burhan Bungin,Sosiologi Komunikasi, Teori, Paradigma, Dan DiKursus Tekhnologi

Komunikasi ini adalah bentuk transmisi yang paling klasik dalam sejarah umat manusia. Kisah romantis Adam dan Hawa ketika pertama kali di ”ditempatkan” tuhan dibumi, telah menggunakan komunikasi untuk saling berkomunikasi. Saat itu yang digunakan adala angin, ketika angin barat bertiup ke timur, Adam menyampaikan

pesan kepada angin, “sampaikan kabar kepada Hawa kalau saya di barat”. Begitu

pula ketika angin timur berhembus ke barat, Hawa berpesan kepada angin,

“sampaikan kabar kepada Adam kalau saya di timur”. Komunikasi yang rutin

dilakukan melalui transmisi angin ini, maka suatu saat Adam dan Hawa bertemu di Jabal Rahmah. Apabila legenda ini benar, maka manusia pertama (Adam-Hawa) ketika itu menggunakan tekhnologi transmisi dalam praktik komunikasi mereka. Berjuta-juta tahun diperkirakan manusia menggunakan transmisi angin untuk berkomunikasi dengan sesama manusia25.

Bahwa komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan.26

2. Komunikasi Islam

Komunikasi menurut teori islam adalah komunikasi yang sesuai dengan Al- Quran dan sunah. Al-Quran dan sunah mengatur kapan seorang muslim harus bicara dan kapan seorang muslim harus diam.

Dasar komunikasi versi islam berbeda 180 derajat dengan dasar komunikasi versi barat. Teori islam mengajarkan untuk hifdzul lisan (menahan atau menjaga

25

Ibid, h. 125

26

OnongUchjana Effendi, Ilmu, Teori DanFilsafatKomunikasi (Bandung:Citra AdikaryaBakti. 2003). h 31.

lisan), sedangkan teori barat mengajarkan untuk banyak bicara atau banyak menyampaikan pesan.

Hifdzul lisan itu bukan diam, melainkan menahan dari berbicara yang tidak sesuai syariat (Al-Quran dan sunah) dan tidak diperlukan oleh orang yang mendengar sehingga menyebabkan orang berhati-hati dalam berbicara, tidak boleh semaunya.27

Dalam berbagai literatur tentang komunikasi islam kita dapat menemukan setidaknya enam jenis gaya bicara atau pembicaraan (qaulan) yang dikategorikan sebagai kaidah, prinsip, atau etika komunikasi islam, yaitu:

1. Qaulan Sadida (perkataan yang benar, jujur) QS. An Nisa ayat 9

Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah dibelakang mereka, yang mereka khawatirkan terhadap (kesejahteraannya)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar (qaulan

sadida)”.28

2. Qaulan Baligha (tepat sasaran, komunikatif, to the point, mudah dimengerti) QS. An Nisa ayat 63

وُأ

Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang di dalam hati mereka. karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka pelajaran,

27

Thorik Gunara, Komunikasi Rasulullah, Indahnya Berkomunikasi Ala Rasulullah.(Bandung: Simbiosa Rekatama Media. 2009), h. 3.

28

dan katakanlah kepada mereka Qaulan Baligha –perkataan yang berbekas pada jiwa

mereka”.29

3. Qaulan Ma‟rufa )perkataan yang baik) QS. Al Ahzab ayat 32

Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah

orang yang ada penyakit dalam hatinya] dan ucapkanlah Qaulan Ma‟rufa – perkataan yang baik.”30

4. Qaulan Karima (perkataan yang mulia)

QS. Al Isra‟ ayat 23

Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali

janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan jangan engkau membentak keduanya dan ucapkanlah kepada keduanya perktaan yang baik”.31

Dari ayat tersebut jelas bahwa kita diperintahkan untuk mengucapkan perkataan yang baik atau mulia karena perkataan yang baik dan benar adalah suatu komunikasi yang menyeru kepada kebaikan dan merupakan bentuk komunikasi yang menyenangkan.

5. Qaulan Layyinan (perkataan yang lembut) QS. Thaha ayat 43-44

29

Ibid, )Juzz 5, Qs An Nisaa‟63), h.129. 30

Ibid, (Juzz 22, Qs Al-Azhab 32), h.672.

31

“Pergilah kamu berdua kepada Fir‟aun karena benar-benar dia telah melampaui batas. Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan dia sadar atau takut”.32

Ayat di atas adalah perintah Allah SWT kepada Nabi Musa dan Harun agar berbicara lemah-lembut, tidak kasar, kepada Fir‟aun. Dengan Qaulan Layina, hati komunikan (orang yang diajak berkomunikasi) akan merasa tersentuh dan jiwanya tergerak untuk menerima pesan komunikasi kita.

6. Qaulan Maysura (perkataan yang ringan)

QS. Al Isra‟ ayat 28

Dan jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari Tuhannya yang kamu harapkan, maka katakanlah kepada mereka Qaulan Maysura –ucapan yang mudah”.33

Adapun komunikasi dengan sesama manusia dilakukan melalui bahasa dan isyarat sebagai alat ungkapanya dan lingkungannya sebagai media penunjanganya. Isyarat-isyarat badaniyah lebih banyak kegunaannya dibandingkan dengan bahasa yang menggunakan kata-kata. Lingkungan digunakan sebagai faktor pembuat suasana untuk memperkuat makna komunikasi sehingga pesan yang disampaikan bukan hanya dimengerti, tetapi juga dihayati dan selanjutnya mengubah perilaku penerima pesan. Komunikasi ini seperti ini diajarkan oleh Al-Quran atau sunnah Rasul, antara lain berikut ini.

a. Segi bahasa

.

Artinya : wahai anakku, janganlah kamu menyekutukan Allah, sesungguhnya menyekutukan Allah itu suatu kezhaliman yang besar.

(q.s. Luqman [31]:13 )

32

Op.Cit. Al-Quran Dan Terjemahannya, (Juzz 16 Qs Thaaha 43-44),h. 479.

33

Untuk menyebut dan memanggil anak, dalam ayat tersebut digunakan kata “ya

bunya” )wahai anakku), bukan “ya walidi” (wahai anakku). Perbedaan kedua kata tersebut terletak pada isi dan nuasanya. Kata “ya bunaya “ mengandung nuansa kasih sayang yang tidak terdapat pada kata “ya walidi”.34

Pesan yang disampaikan tidak hanya dengan cara informatif, tetapi diberi tekanan dan diperkuat sehingga dampaknya sangat kuat dalam membentuk perilaku. b. Segi lingkungan

ِ

Artinya : “sederhakanlah jalamu dan rendahkanlah suaramu, sesungguhnya

seburuk-buruknya suara adalah suara himar”

)Q.S. Luqman [31] :19) Esensi pesan yang disampaikan adalah bahwa seseorang tidak boleh sombong dan berbicara buruk. Untuk memahami pesan Al-Quran diatas, komunikasi hendaknya menggunakan bahasa dan kata-kata yang tepat dan disesuaikan dengan pemahaman dan pengalaman orang yang diajak bicara disebut apersepsi atau field experience. Efektivitas komunikasi ini disebut pula dalam hadis nabi dengan istilah

biqadiri „uqulihim‟ (atas dasar kemampuan akalnya), “khathibunas biqadri uqulihim (ajaklah manusia itu berbicara, sesuai kemampuan akalnya).35

3. Komunikasi langsung

Komunikasi langsung (tatap muka) baik antara individu dengan individu, atau individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok, kelompok dengan

34Hasil Mendengar”,

CeramahUstad Herli Yusuf, Senin, ( 26-12-2016).

35

masyarakat, maka pengaruh hubungan individu (interpesonal) termasuk di dalam pemahaman komunikasi ini36.

Dikatakan komunikasi tatap muka karena ketika komunikasi berlangsung, komuikator dan komunikan saling berhadapan sambil saling melihat. Dalam situasi komunikasi seperti ini komunikator dapat melihat dan mengkaji diri si komunikan secara langsung. Karena itu, komunikasi tatap muka sering kali disebut juga komunikasi langsung (direct communication). Komunikator dapat mengetahui efeknya komunikasinya pada saat itu juga. Tanggapan/respon komunikan itu tersalurkan langsung kepada komunikator. Oleh sebab itu pula sering dikatakan bahwa dalam komunikasi tatap muka arus balik atau umpan balik (feedback) terjadi secara langsung.

4. Komunikasi Antarpesonal

Komunikasi antarpesona (interpersonal communication) adalah komunikasi antara komunikator dengan seorang komunikan. Komunikasi jenis ini dianggap paling efektif dalam hal upaya mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang, karena sifatnya dialogis, berupa percakapan. Arus balik bersifat langsung. Komunikator mengetahui tanggapan komunikan ketika itu juga, pada saat komunikasi dilancarkan. Komunikator mengetahui pasti apakah komunikasinya positif atau negatif, berhasil atau tidak. Jika tidak ia dapat meyakinkan komunikan ketika itu juga karena ia dapat memberi kesempatan kepada komunikan untuk bertanya seluas- luasnya.

36

Pentingnya situasi komunikasi antarpesona seperti itu bagi komunikator ialah karena ia dapat mengetahui diri komunikan selengkap-lengkapnya. Ia dapa mengetahui namanya, pekerjaanya, agamannya, pengalamanya, cita-citanya, dan sebagainya, yang penting artinya untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilakunya. Dengan demikian komunikator dapat mengarahkannya ke suatu tujuan sebagaimananya iai inginkan.37

Menurut soerjono soekanto (soekanto, 1992: 471), sosiologi komunikasi merupakan kekhususan dalam mempelajari interaksi sosial yaitu hubungan atau komunikasi yang menimbulkan proses saling pengaruh-memengaruhi antara para individu, individu dengan kelompok maupun antarkelompok.38

Jadi dari definisi diatas menyatakan bahwa komunikasi yang paling efektif ialah dengan komunikasi tatap muka langsung, karena komunikasi seperti ini dapat langsung saling mempengaruhi satu sama lainnya, dan pula dapat melihat langsung reaksi gerak-gerik, sikap dan perilaku seseorang.

Dokumen terkait