• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aplikasi Isolat Methylobacterium terhadap Peningkatan Viabilitas Benih pada Benih Tingkat Viabilitas Sedang

Benih padi varietas Ciherang dengan tingkat viabilitas awal 72 % diberi perlakuan isolat Methylobacterium TD-L2, TD-TPB3, TD-G3 dan tanpa perlakuan sebagai kontrol. Percobaan dilakukan secara Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktor tunggal yang terdiri dari empat taraf dengan tiga ulangan sehingga total keseluruhan adalah 12 satuan percobaan. Jika hasil sidik ragam berpengaruh nyata, selanjutnya dilakukan uji lanjut Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5%. Model rancangan digunakan adalah :

Yij= μ + Ii + εij

Keterangan:

Yij = Nilai pengamatan pada satuan percobaan dari faktor perlakuan isolat

Methylobacterium ke-i, ulangan ke-j.

μ = Nilai rata-rata umum

Ii = Pengaruh dari faktor perlakuan isolat Methylobacterium ke-i; dimana i = 1, 2, 3 dan 4.

εij = Pengaruh galat dari pada faktor perlakuan isolat Methylobacterium ke-i, ulangan ke-j.

Percobaan VI, VII dan VIII. Teknik Aplikasi Isolat Methylobacterium TD-L2, TD-TPB3 dan TD-G3 terhadap Pertumbuhan Bibit Padi pada Benih Viabilitas Sedang

Percobaan dilakukan di rumah kaca BB Biogen, yang terdiri dari tiga percobaan yang terpisah. Tujuannya adalah untuk mengetahui pengaruh teknik aplikasi dari masing-masing isolat Methylobacterium L2, PB3, dan TD-G3 terhadap pertumbuhan bibit padi. Percobaan dilakukan secara Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) faktor tunggal yang terdiri dari empat taraf, sama halnya pada percobaan II, III dan IV.

16 Pelaksanaan Penelitian

Pembuatan Suspensi Kultur Isolat Methylobacterium spp.

Pembuatan suspensi kultur isolat Methylobacterium spp. diawali dengan kegiatan rejuvenasi isolat Methylobacterium spp. kemudian dilanjutkan dengan kegiatan pembuatan inokulan Methylobacterium spp. Rejuvenasi dilakukan pada media agar Amonium Mineral Salt (AMS) yang telah dimodifikasi (Corpe,1985) untuk pertumbuhan Methylobacterium spp. Hasil dari rejuvenasi tersebut, sebanyak satu ose dari masing-masing isolat diinokulasikan pada 100 ml media cair AMS yang telah dimodifikasi secara aseptik. Inkubasi dilakukan pada rotary

shaker dengan kecepatan 120 rpm pada suhu ruang selama tujuh hari. Setelah

proses inkubasi, kultur Methylobacterium spp. siap digunakan untuk perendaman benih padi.

Pengaruh Aplikasi Isolat Methylobacterium TD-L2, TD-TPB3 dan TD-G3 terhadap Peningkatan Viabilitas Benih Viabilitas Tinggi dan Sedang.

Benih yang terpilih kemudian direndam dengan masing-masing isolat

Methylobacterium spp. selama 24 jam selanjutnya dikeringanginkan selama 1 jam

dan tanpa perendaman yang akan digunakan sebagai kontrol. Benih ditanam dengan menggunakan metode Uji Kertas Digulung didirikan dalam plastik (UKDdp) yang dikecambahkan dengan alat pengecambah benih IPB 73-2B. Pengecambahan benih dilakukan pada kertas merang yang sebelumnya telah dilembabkan dan dipres dengan menggunakan alat pengepres kertas IPB 75-1. Pengaruh Teknik Aplikasi Isolat Methylobacterium TD-L2, TD-TPB3, dan TD-G3 terhadap Pertumbuhan Bibit Padi pada Benih Viabilitas Tinggi dan Sedang

Benih dengan tingkat viabilitas tinggi dan sedang direndam terlebih dahulu dengan isolat TD-L2/TD-TPB3/TD-G3 selama 24 jam lalu dikeringanginkan selama satu jam dan tanpa perendaman dengan isolat

Methylobacterium. Benih yang telah direndam dan tidak direndam kemudian

disemai pada bak plastik yang telah berisi tanah sawah yang diperoleh dari Instalasi Penelitian Padi Muara, Bogor, masing-masing 100 benih/bak. Bak yang telah ditanami tersebut ditempatkan di rumah kaca.

Setelah umur bibit 10 hari kemudian dilakukan penyemprotan dengan 75 ml/bak suspensi kultur isolat TD-L2/TD-TPB3/TD-G3 dan tanpa penyemprotan dengan isolat Methylobacterium tetapi dilakukan dengan penyemprotan air steril.

Pengamatan

Pengamatan yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh aplikasi isolat

methylobacterium TD-L2, TD-TPB3 dan TD-G3 terhadap peningkatan viabilitas

benih pada benih viabilitas tinggi dan sedang, meliputi pengamatan terhadap tolok ukur Daya Berkecambah (DB), Potensi Tumbuh Maksimum (PTM), Kecepatan Tumbuh (KCT), Indeks Vigor (IV) dan Bobot Kering Kecambah (BKK).

1. Daya Berkecambah (DB)

Pengamatan dilakukan terhadap jumlah kecambah normal pada hitungan pertama (hari ke-5) dan hitungan kedua (hari ke-7). Dalam perhitungan akan menggunakan rumus (Sadjad, 1994):

∑ KN hitungan I + ∑ KN hitungan II

DB = x 100 %

∑ Benih yang dikecambahkan KN = Kecambah Normal

2. Potensi Tumbuh Maksimum (PTM)

Pengamatan dilakukan terhadap jumlah benih yang berkecambah, baik kecambah normal maupun abnormal pada pengamatan terakhir. Rumus untuk perhitungan (Sadjad, 1994):

∑ Benih yang tumbuh sampai akhir pengamatan

PTM = x 100%

∑ Benih yang dikecambahkan

3. Kecepatan Tumbuh (KCT)

Pengamatan dilakukan terhadap kecambah normal sejak hari pertama hingga hari ketujuh setelah tanam. Perhitungan dengan cara menjumlahkan hasil pembagian antara persentase kecambah normal yang tumbuh pada setiap pengamatan. Rumus yang digunakan (Sadjad, 1994):

18

% KN ke-i % KN ke-n

KCT (% per etmal) = +……+

etmal etmal

KN ke-i : Jumlah kecambah normal pada hari ke-1 setelah tanam KN ke-n : Jumlah kecambah normal pada pengamatan terakhir.

4. Indeks Vigor (IV)

Pengamatan dilakukan terhadap jumlah kecambah normal pada hitungan pertama (hari ke-5):

∑ Benih yang tumbuh normal pada pengamatan pertama

IV= x 100%

∑ Benih yang dikecambahkan

5. Bobot Kering Kecambah (BKK)

Pengamatan dilakukan terhadap kecambah total setelah di oven pada suhu 600 C selama 3 x 24 jam.

Pengamatan yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh aplikasi isolat

Methylobacterium TD-L2, TD-TPB3, dan TD-G3 terhadap pertumbuhan bibit

padi pada benih viabilitas tinggi dan sedang, meliputi peubah-peubah sebagai berikut: Keserempakan Tumbuh (KST), Daya Tumbuh Bibit (DTB), Tinggi Tajuk Bibit (TTB) dan Bobot Kering Tajuk Bibit (BKTB).

1. Keserempakan Tumbuh (KST)

Pengamatan dilakukan terhadap bibit yang tumbuh kuat yang memperlihatkan keserempakan pada media pengujian. Pengamatan KST dilakukan pada hari ke-7 (Sadjad, et al.1999).

Jumlah Bibit Normal Kuat

KST = x 100%

Jumlah Benih yang Ditanam

KST = Keserempakan tumbuh

2. Daya Tumbuh Bibit (DTB)

Pengamatan dilakukan terhadap bibit yang tumbuh normal pada hitungan pertama (hari ke-7) dan hitungan ke dua (hari ke-14). Dalam perhitungan menggunakan rumus:

∑ BN hitungan I + ∑ BN hitungan II

DTB = x 100 %

∑ Benih yang ditanam BN = Bibit Normal

3. Tinggi Tajuk Bibit (TTB)

Pengukuran tinggi tajuk bibit diambil dari 25 tanaman contoh tiap perlakuan pada saat umur bibit 21 hari. Tinggi tajuk bibit diukur dari batas akar sampai daun tertinggi.

4. Bobot Kering Tajuk Bibit (BKTB)

Bobot kering tajuk bibit diamati dari 25 tanaman contoh tinggi tajuk bibit kemudian tajuk bibit yang berumur 21 hari tersebut di oven pada suhu 600 C selama 3 x 24 jam. Selanjutnya bobot kering ditimbang dengan menggunakan neraca analitik.

Dokumen terkait