• Tidak ada hasil yang ditemukan

Arah Kebijakan dan Strategi Pengadilan Negeri Curup

Dalam rangka mewujudkan visi dan misi, tujuan dan sasaran yang ditetapkan, Pengadilan Negeri Curup memiliki arah kebijakan sebagai berikut:

Terwujudnya proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel.

Untuk mewujudkan proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel, ditetapkan arah kebijakan sebagai berikut : (a) Penerapan pembagian susunan majelis hakim; (b) Pembatasan sisa perkara tahun sebelumnya; (c) Transparansi Kinerja melalui manajemen perkara berbasis Teknologi Informasi. Dengan uraian per arah kebijakan sebagai berikut :

a. Penerapan pembagian susunan Majelis Hakim

Penerapan pembagian susunan majelis Haki Pengadilan Negeri Curup berdasarkan SK Ketua Pengadilan Negeri Curup Nomor W8.U2/63/KPN/SK/1/2020 tentang Susunan Majelis Hakim, Hakim Anak, Hakim Tipiring/Tilang, majelis Hakim Lingkungan Hidup, majelis Hakim Pemilu dan Hakim Perdata Permohonan. Penunjukan Hakim ini juga tidak terlepas dari latar belakang diklat/sertifikasi yang sudah mereka dapatkan. Sehingga Pembagian susunan majelis Hakim ini diharapkan mampu (1) menjaga konsistensi putusan, (2) meningkatkan profesionalisme Hakim-Hakim yang ditunjuk (3) mempercepat proses penanganan perkara di Pengadilan Negeri Curup.

b. Pembatasan Sisa Perkara Tahun Sebelumnya

Proses penyelesaian sisa perkara tahun sebelumnya memilik pengaruh terhadap produktivitas proses penyelesaian perkara Pengadilan Negeri Curup pada tahun berikutnya. Oleh karena itu Pengadilan Negeri Curup berupaya untuk meminimalkan jumlah sisa perkara pada tahun sebelumnya dengan menerapkan mekanisme prosedur penerimaan perkara yang mampu mengurangi tumpukan perkara untuk tahun berikutnya dengan cara Ketua Pengadilan Negeri Curup menyampaikan surat pemberitahuan kepada pihak Kejaksaan Negeri untuk tidak melimpahkan berkas menjelang akhir tahun ( paling lambat minggu kedua Bulan Desember).

22 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI | PENGADILAN NEGERI CURUP KELAS 1B

c. Transparansi Kinerja melalui manajemen perkara berbasis Teknologi Informasi.

Dalam rangka pelaksanaan administras pengadilan yang tertib, modern dan akuntabel, Mahkamah Agung Republik Indonesia telah menetapkan bahwa seluruh Pengadilan harus berbasis teknologi yaitu dengan Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP). Penerapan administrasi Pengadilan berbasis teknologi informasi juga berdasarkan Surat Edaran Direktur Jendeal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 3/DJU/HM02.3/6/2014 tentang Administrasi Pengadilan Berbasis Teknologi Informasi di Lingkungan Peradilan Umum.

Pengadilan Negeri Curup dalam meningkatkan administrasi, transparansi, dan akuntabilitas melalui manajemen perkara berbasis teknologi informasi ini telah menyediakan akses terhadap data yang akurat, lengkap dan mutakhir yang dikelola dalam suatu sistem standar yang terotomatisasi dan memungkinkan bagi Mahkamah Agung untuk mengawasi kinerja Hakim dan Staf Pengadilan lainnya, memonitor kinerja dan riwayat perkara, mengurangi penundaan dan tunggakan perkara, memberikan informasi yang dibutuhkan oleh para pencari keadilan, publik dan media.

Peningkatan Efektivitas Pengelolaan penyelesaian perkara

Untuk mewujudkan sasaran strategis peningkatan efektivitas pengelolaan penyelesaian perkara, ditetapkan arah kebijakan sebagai berikut : (a) Penerapan jangka waktu penanganan perkara secara efektif; (b) Proses berperkara yang sederhana dan murah. Dengan uraian per arah kebijakan sebagai berikut :

a. Penerapan Jangka Waktu Penanganan Perkara secara Efektif

Jangka waktu penanganan perkara pada Pengadilan Negeri Curup sesuai dengan Surat Edaran Ketua Mahkamah Agung Nomor 2 tahun 2014 tentang Penyelesaian Perkara di Pengadilan Tingkat Pertama dan Tingkat Banding pada 4 (empat) Lingkungan Peradilan menyatakan bahwa penyelesaian perkara pada Pengadilan Tingkat Pertama paling

23 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI | PENGADILAN NEGERI CURUP KELAS 1B

lambat dalam waktu 5 (lima) bulan sedang penyelesaian perkara pada Pengadilan Tingkat Banding paling lambat dalam waktu 3 (tiga) bulan, ketentuan waktu termasuk penyelesaian minutasi. Dalam rangka terwujudnya percepatan penyelesaian perkara, Pengadilan Negeri Curup senantiasa melakukan evaluasi secara rutin melalui laporan perkara yang dikirim oleh Kepaniteraan hukum kepada Pengadilan Tingkat Banding dan Mahkamah Agung.

Selain itu penerapan jangka waktu penanganan perkara secara efektif juga diwujudkan dalam manajemen waktu persidangan. Dimana Hakim, Jaksa, Pengacara, Saksi dan pihak-pihak yang terkait dengan proses persidangan tersebut harus hadir tepat waktu sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Sehingga kebiasaan “jam karet” di Pengadilan dapat diatasi.

b. Proses berperkara yang sederhana, cepat dan biaya ringan

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 48 tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman dalam pasal 2 ayat (4) dijelaskan bahwa peradilan dilakukan dengan sederhana, cepat dan biaya ringan.

Sederhana mengandung arti pemeriksaan dan penyelesaian perkara dilakukan dengan cara yang efisien dan efektif. Asas cepat berkaitan dengan waktu penyelesaian yang tidak berlarut-larut. Sementara asas biaya ringan mengandung arti biaya perkara dapat dijangkau oleh masyarakat.

Lamanya proses berperkara di Pengadilan tentu saja menjadi beban bagi para pihak yang berperkara. Salah satu upaya untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan mediasi yang menggunakan metode win-win solution. Namun pada kenyataannya, metode ini tingkat keberhasilannya masih sangat kecil karena mediasi di lingkungan Pengadilan Negeri Curup belum menjadi pilihan utama bagi pencari keadilan dalam penyelesaian sengketa/perkara. Sehingga belum efektif meningkatkan produktivitas penyelesaian perkara.

Hal ini disebabkan mekanisme prosedur mediasi belum efektif mencapai sasaran karena mediasi belum dilaksanakan secara maksimal

24 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI | PENGADILAN NEGERI CURUP KELAS 1B

di pengadilan, belum semua hakim memperoleh pelatihan tentang mediasi sehingga pemahaman mereka tentang mediasi belum seragam, jumlah hakim terbatas, sehingga mereka lebih fokus pada penyelesaian perkara secara ligitasi. Diharapkan ke depan bisa dilakukan penajaman metode rekruitmen calon peserta pelatihan mediasi, meningkatkan sosialisasi manfaat mediasi. Selain itu, untuk perkara perdata dengan diterbitkannya Peraturan Mahkamah Agung Nomor 4 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Peraturan Mahkamah Agung Nomor 2 Tahun 2015 tentang Tata Cara Penyelesaian Gugatan Sederhana juga mendukung penanganan perkara yang sederhana, cepat dan biaya ringan. Dimana setiap perkara yang gugatan materiinya maksimal 500 juta diselesaikan dengan tata cara dan pembuktian sederhana, yakni bisa diputuskan hakim tunggal, para pihak tidak perlu dibantu advokat, dan perkaranya pun harus diselesaikan paling lama 25 hari sejak sidang pertama.

Meningkatnya akses peradilan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan.

Untuk mewujudkan sasaran strategis peningkatan akses peradilan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan, Pengadilan Negeri Curup memiliki arah kebijakan sebagai berikut: (a) Pos Pelayanan Bantuan Hukum. Hal ini Sesuai dengan Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pedoman Pemberian Layanan Hukum bagi Masyarakat Tidak Mampu di Pengadilan.

a. Pos pelayanan bantuan hukum.

Pelaksanaan Pos Layanan Bantuan Hukum ini disediakan untuk memberikan layanan hukum berupa informasi, konsultasi dan advis hukum, serta pembuatan dokumen hukum yang dibutuhkan masyarakat miskin dan tidak ada kemampuan membayar advokat. Pemberian pelayanan bantuan hukum ini dimaksudkan untuk meringankan beban biaya yang harus ditanggung oleh masyarakat yang tidak mampu secara ekonomi di Pengadilan serta memberikan pelayanan prima kepada masyarakat pencari keadilan.

25 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI | PENGADILAN NEGERI CURUP KELAS 1B

Meningkatkan kepatuhan terhadap putusan pengadilan Dengan arah kebijakan sebagai berikut :

Kepatuhan terhadap putusan pengadilan dalam hal ini adalah putusan perkara perdata yang ditindaklanjuti (eksekusi). Eksekusi adalah melaksanakan “secara paksa” putusan pengadilan terhadap pihak yang kalah dalam perkara, sebagai upaya untuk merealisasikan kewajiban dari pihak yang kalah dalam perkara guna memenuhi prestasi sebagaimana ditentukan dalam putusan Hakim, melalui perantaraan Panitera/Jurusita/Jurusita Pengganti pada pengadilan tingkat pertama. Dalam administrasi permohonan dan penyelesaian pelaksanaan eksekusi Pengadilan Negeri Curup berpedoman kepada Surat Keputusan Direktur Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung R.I. Nomor 40/DJU/SK/HM.02.3/1/.2019 tentang Pedoman Eksekusi pada Pengadilan Negeri.

Selanjutnya sampai saat ini untuk biaya eksekusi atas putusan Pengadilan masih bersumber dari pihak yang berperkara/pemohon, dan masih belum bisa merealisasikan pelaksanaan eksekusi yang biayanya dari anggaran negara. Dimana untuk anggaran untuk biaya eksekusi putusan pengadilan tersebut masih tergolong kecil sehingga tidak mencukupi untuk penanganan biaya eksekusi bagi Pemohon yang ingin mengajukan pembebasan biaya eksekusi atas putusan pengadilan. Upaya yang dilakukan Pengadilan Negeri Curup terhadap persoalan di atas adalah dengan terus mengupayakan anggaran yang lebih proposional untuk biaya eksekusi putusan Pengadilan ke Dirjen Badilum MA-RI.

26 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI | PENGADILAN NEGERI CURUP KELAS 1B

Tabel 11 Permasalahan, Tantangan, Potensi dan Strategi Arah Kebijakan

Permasalahan Tantangan Potensi Strategi

SASARAN 1 : PROSES PERADILAN YANG PASTI, TRANSPARAN DAN AKUNTABEL Arah Kebijakan : Penerapan Pembagian Susunan Mejelis Hakim

a. Beragamnya

a. Masih terdapat para Hakim yang menangangi jenis

a. Hakim yang memiliki sertifikasi akan menjaga konsistensi putusan, meningkatkan profesionalisme Hakim dan mempercepat proses penanganan perkara.

a. Penempatan hakim dalam susunan majelis yang sesuai dengan bidang keahlian.

b. Pengajuan permohonan kepada Badan Diklat Litbang Kumdil untuk mengikutsertakan Hakim Pengadilan Negeri Curup mengikuti diklat/sertifikasi Hakim.

Arah Kebijakan : Pembatasan Sisa Perkara Tahun Sebelumnya a. Masih terdapatnya

tunggakan perkara

a. Mekanisme prosedur peneriman perkara belum efektif mencapai sasaran mengurangi tumpukan perkara untuk tahun berikutnya.

a. Pimpinan Pengadilan Negeri Curup Kelas IB menyampaikan surat pemberithaun kepada pihak Kejaksaan Negeri untuk tidak melimpahkan berkas perkara menjelang akhir tahun.

a. Untuk prosedur penerimaan perkara di Pengadilan Negeri Curup Kelas IB, Ketua Pengadilan Negeri Curup dan Panitera menginstruksikan kepada petugas PTSP untuk tidak menerima pelimpahan berkas perkara dari Kejaksaan Negeri menjelang akhir tahun.

27 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI | PENGADILAN NEGERI CURUP KELAS 1B

Permasalahan Tantangan Potensi Strategi

Arah Kebijakan : Transparansi Kinerja Melalui Manajemen Perkara Berbasis Teknologi Informasi a. Tuntutan akan adanya

suatu sistem standar yang terotomatisasi dan memungkinkan

Mahkamah Agung untuk mengawasi kinerja Hakim dan Staf Pengadilan Pengadilan dari waktu, biaya dan kepastian hukum yang

a. Masih terdapatnya beberapa Hakim dan Panitera Pengganti yang belum menguasai aplikasi SIPP, sehingga masih terdapat keterlambatan dalam

penginputan data persidangan

a. SIPP atau CTS sudah diterapkan sejak Tahun 2014 sesuai dengan Surat Edaran Dirjen Badilum MARI Nomor

28 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI | PENGADILAN NEGERI CURUP KELAS 1B

Permasalahan Tantangan Potensi Strategi

SASARAN 2 : Peningkatan Efektivitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara Arah kebijakan : Penerapan jangka waktu penanganan perkara secara efektif Kebijakan : Penerapan Jangka Waku Pengan perkara

a.Ketidakpastian jadwal sidang/waktu

penyelesaian perkara, sehingga menguras biaya, tenaga, waktu untuk menghadiri sidang di pengadilan

a. dibutuhkan adanya

konsistensi komitmen Hakim, Jaksa, Pengacara dan pihak yang berperkara untuk mematuhi jadwal

sidang/court calendar yang telah ditetapkan.

a. Surat Edaran Ketua

Mahkamah Agung Nomor 2 Tahun 2014 menyatakan bahwa penyelesaian perkara pada pengadilan tingkat pertama paling lambat dalam waktu 5 (lima) bulan.

a. Konsistensi komitmen Hakim, Kejaksaan, Kepolisian, Lapas untuk menyepakati jadwal persidangan yang telah ditetapkan melalui kegatan rapat koordinasi, coffee break, dan kegiatan lainnya yang menunjang peningkatan pelayanan dan produktivitas

penyelesaian perkara.

.

29 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI | PENGADILAN NEGERI CURUP KELAS 1B

Permasalahan Tantangan Potensi Strategi

Arah Kebijakan : Proses berperkara yang sederhana, cepat dan biaya ringan a. Masih minimnya

pengetahuan

masyarakat tentang penyelesaian perkara melalui mediasi dan masih minimnya tingkat kerberhasilan mediasi di Pengadilan Negeri Curup Kelas IB b. Belum semua Hakim dan belum menjadi pilihan utama dalam proses c. Tuntutan masyarakat

sangat besar untuk meningkatkan akses peradilan dengan penyederhanaan proses persidangan

a.Perma Nomor 1 Tahun 2016 tentang prosedur mediasi di pengadilan

b. Mengajukan permohonan Pelatihan mediasi bagi para hakim Pengadilan Tingkat Pertama

c. Peraturan MA Nomor 2 Tahun 2015 tentang Penyelesaian Gugatan Sederhana

a. Sosialisasi manfaat mediasi

30 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI | PENGADILAN NEGERI CURUP KELAS 1B

Permasalahan Tantangan Potensi Strategi

SASARAN 3 : Peningkatan akses peradilan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan Arah Kebijakan : Pos Pelayanan Bantuan Hukum

a. Adanya sikap

masyarakat yang malu/tidak yakin bila mendapat perlakuan khusus sebagai orang miskin dan mereka biasanya tinggal di pinggir

kabupaten/kota.

a.Penetapan target perkara belum memanfatkan data potensi perkara miskin dilihat dari jumlah penduduk miskin tiap kabupaten/kota.

a. Perma no. 1 tahun 2014 tentang Pedoman pemberian

layanan hukum bagi

SASARAN 4 : Meningkatkan kepatuhan terhadap putusan pengadilan Arah kebijakan : Putusan perkara perdata yang ditindaklanjuti

a. Biaya eksekusi putusan pengadilan tidak bisa direalisasikan pada

a. Alokasi anggaran tidak mampu menutup seluruh komponen biaya eksekusi putusan pengadilan yang akan dibiayai.

a. Mengupayakan anggaran yang lebih proposional untuk biaya eksekusi putusan pengadilan ke Dirjen Badilum.

31 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI | PENGADILAN NEGERI CURUP KELAS 1B

Dokumen terkait