• Tidak ada hasil yang ditemukan

Arah Kebijakan Pengembangan Pembiayaan Pembangunan Daerah

Dalam dokumen PHP File Tree Demo BAB III (Halaman 44-54)

1. Holistik- Tematik

3.2.2.4. Arah Kebijakan Pengembangan Pembiayaan Pembangunan Daerah

Pencapaian target kinerja pembangunan daerah dari tahun ketahun diharapkan terus mengalami peningkatan dan sesuai Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Desa, maka konsekuensi penyerahan wewenang pemerintahan dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah, melalui otonomi daerah berimplikasi pada semakin meningkatnya kebutuhan dana dan pembiayaan pembangunan di Daerah, sementara itu Pemerintah Provinsi Jawa Timur mempunyai keterbatasan dalam kemampuan pembiayaan pembangunan daerah, untuk mengatasi hal tersebut maka kebijakan pendanaan pembangunan diarahkan dengan melibatkan masyarakat dan dunia usaha melalui pelaksanaan kerjasama pembiayaan pembangunan dengan skema Kerjasama Pemerintah dan Swasta (Public Private Partnership) maupun melalui pelaksanaan Corporate

baik Lembaga Dalam Negeri maupun Lembaga Internasional. Dalam upaya merealisasikan kebijakan pengembangan pembiayaan pembangunan daerah diarahkan pada :

1. Kemitraan Pembiayaan Daerah yang dilakukan antara Pemerintah dan Swasta maupun dengan Dunia Usaha, melalui :

1. Mendorong peningkatan keterlibatan swasta dalam mendukung program-program pemerintah daerah. hal ini dapat dilakukan kerjasama pemerintah swasta (KPS) / Public Private Partnership (PPP) atau telah diregulasi dengan Peraturan Presiden RI Nomor 38 Tahun 2015 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur (KPBU), dan sebagai penjabaran pelaksanaan dari Peraturan Presiden RI Nomor 38 Tahun 2015 telah diterbitkan Peraturan Menteri PPN/Kepala BAPPENAS Nomor 4 tahun 2015 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur. Pelibatan sector private dalam penyelenggaraan pelayanan publik melalui berbagai skema kerjasama antara lain build operate and transfer (BOT), build transfer operate (BTO), leases, concessions diarahkan untuk meningkatkan dan memperluas layanan publik yang menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi Jawa Timur, dan pembiayaan pembangunan untuk program/kegiatan penyediaan infrastruktur dan pelayanan publik yang berpotensi menghasilkan pendapatan dan dalam jangka panjang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, meningkatkan daya saing daerah dan menurunkan disparitas wilayah serta meningkatkan perekonomian daerah.

2. Kinerja pembangunan yang telah dicapai tidak terlepas dari dukungan semua pihak, termasuk Dunia Usaha melalui pelaksanaan pelaksanaan Penyelenggaraan Tanggungjawab Sosial Perusahaan (TSP) atau Corporate Social Responsibility (CSR) dan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). Pemerintah daerah harus menyediakan daftar bidang-bidang yang dapat menjadi arena pilihan swasta untuk menyalurkan dana PKBL dan CSR-nya, sehingga pelaksanaan CSR/PKBL akan sangat membantu dalam pembiayaan program pembangunan pemerintah daerah. Oleh karena itu, peran tim fasilitasi CSR/PKBL harus lebih ditingkatkan, baik pada level provinsi maupun Kabupaten/kota.

Sesuai Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 52 Tahun 2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 4 tahun 2011 tentang Tanggungjawab Sosial Perusahaan, bahwa program Tanggungjawab Sosial Perusahaan meliputi Bina Lingkungan dan Sosial, Kemitraan Usaha Mikro, Kecil dan Koperasi dan Program Langsung pada masyarakat, yang dalam pelaksanaannya meliputi Bidang Pendidikan, Kesehatan, Lingkungan, Penanganan Bencana Alam, Pemberdayaan Ekonomi, Sosial dan lain-lain.

Fasilitasi Penyelenggaraan Tanggungjawab Sosial Perusahaan (TSP), sebagai salah satu bentuk kontribusi dunia usaha dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena kontribusi ini lebih didasarkan kepada kesukarelaan dan fasilitasi yang di berikan oleh pemerintah daerah diarahkan untuk memperluas dan mempercepat pencapaian target-target pembangunan daerah melalui penyediaan data base, sinergi dan sinkronisasi program, joint monitoring, dan pembinaan teknis.

Realisasi pelaksanaan TSP tahun 2013, 2014 dan 2015 yang dilaporkan kepada Sekretariat Tim Fasilitasi TSP Provinsi Jawa Timur dapat dilihat pada tabel 3.15. dan 3.16. berikut :

D

U

N

IA

U

SA

H

A

P

E

M

E

R

IN

T

A

H

No Nama Perusahaan Realisasi Dana CSR / PKBL (Rp.) Tahun 2014 Tahun 2015

1 PT. Pelindo III Probolinggo - 100,000,000

2 PT. Pamolite Adhesive Industry - 144,750,000

3 PT. Paiton Energy 5,313,155,052 4,199,028,013 4 PT. Kutai Timber - 731,133,300 5 PT. Eastern Tex - 180,633,610 6 PT. NPR - 12,000,000 7 PT. NIC - 34,175,000 8 PT. FCI - 6,700,000

9 PT. Saorini Agro Asia Corporindo - 868,650,962

10 PT. Hou Tech - 15,000,000 11 PT. Karyadibya - 36,000,000 12 PT. Du Pont - 11,000,000 13 PT. PQ Silicas Indonesia - 246,600,000 14 PT. Indolakto Pandaan - 288,140,850 15 PT. IST - 55,455,000

16 PT. Matesu Gotty Abady - 93,000,000

17 PT. Sasana Cita Husada - 40,000,000

18 PT. Cipta Motor Utama - 124,200,000

19 PT. Antamoa Indonesia - 90,000,000 20 PT. Kometech - 12,000,000 21 PT. Rollent Indonesia - 12,500,000 22 PT. Sika Indonesia - 12,000,000 23 PT. GD Indonesia - 29,000,000 24 PT. Petrokimia 32,504,831,890 110,975,731,890 25 PT. Semen Indonesia - 5,135,000,000 26 PT. INKA 2,823,778,658 27,120,166,140

27 PT. Bank Pembangunan Daerah - 377,500,000

28 CIMB Niaga - 20,000,000

29 Astra International Auto 2000 - 13,583,000

30 PT. Gudang Garam 3,800,891,000 274,000,000

31 Bank Indonesia - 50,000,000

32 PT. Sumber Alfaria Trijaya, Tbk - 48,600,000

33 PT. Artha Wenasala Gemilang - 134,500,000

34 PT. Hyang Seri - 5,000,000

35 PT. Bank Mandiri - 1,000,000,000

36 PT. Bank BRI Cab. Malang - 6,725,000,000

41 PT. Beiersdorf Indonesia - 3,000,000,000 42 PT. Telkom Malang - 1,400,000,000 43 PT. Bentoel Prima - 2,000,000,000 44 PT. Greenfields Indonesia 753,250,000 1,360,558,780 45 PT. Bank Bukopin - 2,500,000 46 PT. BPD Jatim - 680,000,000 47 PT. BTN 353,237,000 130,000,000 48 PT. Telekomunikasi Indonesia - 8,154,500,000 49 Bank Indonesia - 200,000,000 50 Bank Jatim 15,473,627,500 225,000,000

51 KUD Tani Bahagia Gudang

Mojokerto - 93,490,000

52 PT. Ittihad Rahmat Utama - 28,700,000

53 PT. Ridlatama Bahtera Confunction - 614,383,300

54 PT. Sopanusa Tissu - 31,950,000

55 Perusahaan Gas Negara - 4,465,000,000

56 PT. PP Tbk - 13,500,000

57 PT. Hotel Santika - 18,456,800

58 PT. ASDP Indonesia Fevy - 89,000,000

59 PT. Pelindo III 22,169,937,371 350,000,000 60 PT. Pertamina - 1,301,922,500 61 PT. Semen Basowa - 110,100,000 62 PT. Telkom 63,590,531,000 1,000,000,000 63 Perhutani 1,950,000,000 562,684,295 64 PT. Jara Silica - 43,066,000

65 MPS PT Warahma Biki Makmur - 4,900,000

66 PT Holcim Indonesia - 6,563,540,809

67 PT Pentawira Agrahasakti - 102,011,500

68 PT Semen Indonesia (Persero)

Tbk-Pabrik 749,875,000

69 Perhutani KPH Jatirogo - 70,870,000

70 Perhutani KPH Kebonharjo - 130,755,620

71 PT Multicon Indrajaya Terminal - 148,000,000

72 PT Pelindo III (Persero) Cabang

Tanjung Perak - 18,863,037,571

73 PTPN X - 10,000,000,000

74 PT HM Sampoerna 32,000,000,000 2,805,000,000

75 PT PAL Indonesia 4,110,160,000 1,950,000,000

76 PT Sucofindo 4,054,254,000 1,300,000,000

81 Petrogas Jatim Hilir - 8,225,000

82 Petrogas Jatim Utama Cendana - 140,000,000

83 Bank BNI Cabang Surabaya - 3,000,000,000

84 PT. Sidomuncul Tbk - 250,000,000

85 PTPN X 88,409,792,514 425,000,000,000

86 BNI 5,792,003,075 481,400,332,481

87 Pelindo III Surabaya 22,169,937,371 109,770,000,000

88 BCA - 4,100,000,000 89 PT. Telkom - 13,000,000,000 90 BRI Kanwil 1,513,935,225 4,732,560,200 91 PT. SIER 3,174,313,700 4,144,160,370 92 PT Waskita Karya 1,427,500,000 - 93 PG Krebet Baru 866,268,700 -

94 PG Kebon Agung Malang 2,262,990,670 -

95 PT Kertas Leces 210,405,418 - 96 PT Jamkrindo 422,906,800 - 97 PT Garam 4,264,725,000 - 98 PT CJI 2,555,436,500 - 99 PT Pegadaian Persero 2,709,562,000 - 100 PTPN XI 18,025,524,125 - 101 PT Taspen 315,223,548 -

102 Bank UMKM Jatim 109,100,000 -

103 PT Bukit Asam 20,000,000 -

104 PT Petrogas 489,681,424 -

105 PTPN XII 9,994,781,000 -

106 PT Unilever Indonesia 452,291,800 -

TOTAL 461,110,954,970 1,338,997,965,161

Sumber data : Bappeda Provinsi Jatim (diolah)

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa pada tahun 2014 pelaksanaan TSP di Jawa Timur mencapai Rp. 461,111,054,970,- jumlah tersebut yang dilaporkan oleh 33 Perusahaan di Jawa Timur, sedangkan pada tahun 2015 pelaksanaan TSP yang dilaporkan 91 Perusahaan mencapai Rp.1.338.997.965.161,- sehingga apabila seluruh Perusahaan baik BUMS maupun BUMN dan BUMD melaporkan kegiatan CSR atau PKBL yang dilaksanakan maka jumlahnya akan jauh lebih besar.

Berdasarkan tabel 3.13 Realisasi anggaran program dan kegiatan CSR/TJSL yang dilakukan Prusahaan di Jawa Timur tahun 2014 dan 2015, per

Tabel 3.16

Realisasi Anggaran Program/Kegiatan CSR/TJSL pada Bidang yang dilaksanakan Perusahaan di Jawa Timur Tahun 2013-2015

No Bidang 2013 2014 2015

Jumlah (Rp.) % Jumlah (Rp.) % Jumlah (Rp.) %

1 Pendidikan 19,160,309,037 6.05 59,151,362,895 14.7 29,209,562,260 2.18 2 Kesehatan 8,281,056,409 2.62 9,326,304,337 1.99 4,508,803,509 0.34 3 Sarana Umum 6,150,500,693 1.94 57,147,262,349 14.5 24,445,803,344 1.83 4 Lingkungan 2,114,920,947 0.67 5,921,032,500 1.45 25,709,810,305 1.92 5 Sosial 9,197,266,625 2.91 5,301,320,149 1.32 24,650,078,702 1.84 6 Kemitraan 252,968,414,228 79.9 273,282,126,318 53.2 1,222,951,684,041 91.33 7 Sarana Ibadah/ Keagamaan 10,227,904,488 3.23 8,038,506,393 1.91 5,874,693,150 0.44 8 Bencana Alam 185,234,000 0.06 4,933,996,977 1.13 1,405,221,850 0.10 9 Kebudayaan 41,800,000 0.01 552,308,000 0.14 51,750,000 0 10 Olahraga 0 116,080,000 0.03 28,000,000 0 11 Lain-Lain 8,264,832,370 2.61 37,340,655,052 9.55 162,558,000 0.01 Total 316,592,238,797 100 461,111,054,970 100 1,338,997,965,161 100 Jumlah Perusahaan 31 33 91

Sumber data : Bappeda Provinsi Jatim (diolah)

Tabel 3.17

Usulan Program CSR Melalui Musrenbang Provinsi Jawa Timur

Usulan Program CSR Jumlah Usulan Kegiatan

Dana Usulan

34 Kabupaten/Kota 1,039 Rp 497,944,585,962

6 SKPD Provinsi 348 Rp 581,366,290,000

Gambar 3.19

2. Arah Kebijakan Pengembangan Kerjasama Antar Daerah, melalui kerjasama wajib dan kerjasama sukarela. Hal tersebut sejalan dengan Undang-Undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang dubah terakhir dengan Undang-Undang nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, pada pasal 13 dan 363-367 tersirat adanya regulasi kerja sama daerah antara pemerintah provinsi dengan pemerintah daerah Kab/Kota dan Lembaga baik dalam provinsi maupun luar provinsi.

Kerja sama daerah dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat, daerah dapat mengadakan kerja sama yang didasarkan pada pertimbangan efisiensi dan efektivitas pelayanan publik serta saling menguntungkan. Kerja sama wajib merupakan kerja sama antar-daerah yang berbatasan untuk penyelenggaraan urusan pemerintahan. Sedangkan kerja sama sukarela dilaksanakan oleh daerah yang berbatasan atau tidak berbatasan untuk penyelenggaraan urusan

0,00% 20,00% 40,00% 60,00% 80,00% 100,00% 2,18% 0,34% 1,83% 1,92% 1,84% 91,33% 0,44% 0,10% 0,00% 0,00% 0,01%

di luar negeri meliputi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, pertukaran budaya, peningkatan kemampuan teknis dan manajemen pemerintahan, promosi potensi daerah, kerja sama lainnya yang tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dalam kerja sama daerah dilakukan pemantauan dan evaluasi kerja sama daerah, provinsi akan melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap kerja sama yang dilakukan daerah Kabupaten/Kota dalam satu wilayah provinsi.

Kerjasama antar pemerintah daerah merupakan suatu isu yang perlu diperhatikan pemerintah saat ini, mengingat perannya dalam menentukan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan pembangunan daerah, dan melihat begitu banyak masalah dan kebutuhan masyarakat di daerah yang harus diatasi atau dipenuhi terutama daerah yang wilayahnya berbatasan secara administratif dengan daerah yang lain bahkan mitra luar negeri dan lembaga/pihak. Untuk itu sangat diperlukan sebuah kerjasama daerah dengan memperhatikan identifikasi isu-isu strategis, bentuk atau model kerjasama yang tepat, dan prinsip-prinsip yang menuntun keberhasilan kerjasama tersebut. Terlebih ketika didalamnya adalah pelaksanaan kerjasama yang melibatkan mitra bukan saja antar pemerintah daerah dalam negeri, namun mitra dari luar negeri maupun pihak ketiga.

Isu dan gejala-gejala negatif termasuk egosentris daerah tersebut, tentunya patut mendapat perhatian yang lebih serius dari pemerintah baik ditingkat provinsi maupun pusat. Guna melihat kepentingan yang lebih luas bahwa kerjasama daerah bertujuan untuk perekat bangsa dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Melihat letak dan kondisi geografis Indonesia khususnya Jawa Timur serta perbedaan kondisi sosial budaya, ekonomi, dan politik seperti sekarang ini maka hubungan antara pemerintah daerah yang satu dengan pemerintah daerah yang lain patut mendapat perhatian serius.

3. Kemitraan dengan Lembaga non Pemerintah baik Lembaga Dalam Negeri maupun Lembaga Internasional, diarahkan pada pelaksanaan program, kegiatan yang sesuai dengan budaya lokal dan mendukung Program Prioritas Daerah serta dapat menstimulasi adanya transfer teknologi dan perubahan perilaku yang lebih baik di masyarakat.

Kerjasama antara pemerintah daerah dan swasta maupun kemitraan dengan lembaga non pemerintah merupakan terobosan yang

yang dewasa ini telah menjadi trend atau kecenderungan global sebagai model dalam penyelenggaraan pemerintahan secara umum. Tata kepemerintahan yang baik menekankan bahwa penyelenggaraan kepemerintahan negara diperlukan adanya keseimbangan interaksi dan keterlibatan antara pemerintah, dunia usaha (swasta) dan masyarakat (civil society).

Mendorong keterlibatan lembaga donor internasional dalam pembangunan daerah. Kerjasama antara pemerintah daerah dengan lembaga donor internasional diarahkan untuk mendukung visi dan misi kepala daerah. Oleh karena itu, perlu pendataan secara akurat terkait lembaga donor internasional yang beraktivitas di wilayah Jawa Timur sehingga program-program dari lembaga donor internasional dapat disinergikan dengan prioritas pembangunan di masing-masing daerah.

Sementara ini lembaga non pemerintah atau lembaga donor dan NGO yang mempunyai program dan kegiatan yang tercatat di Provinsi Jawa Timur sekitar 22 lembaga non pemerintah atau lembaga donor, namun sesuai catatan dari Kementerian Dalam Negeri sekitar 54 lembaga yang ada di Jawa Timur, sehingga diperlukan kebijakan agar semua lembaga non pemerintah atau NGO yang melakukan kegiatan di Jawa Timur tercatat dan mematuhi peraturan sesuai Petunjuk Umum bagi lembaga Internasional yang akan melakukan kegiatan di Provinsi Jawa Timur, serta melaporkan kegiatannya kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

Berdasarkan Peraturan Daerah provinsi Jawa Timur Nomor 3 tahun 2014 tentang RPJMD Provinsi Jawa Timur 2014-2019 bahwa untuk mendukung pencapaian target kinerja pembangunan dapat dilaksanakan kerjasama daerah dengan lembaga non pemerintah di bidang pemerintahan, pembangunan, kemasyarakatan, potensi daerah dan bidang-bidang lain sesuai kebutuhan daerah. Sesuai surat Kemendagri nomor 135/8898/SJ tanggal 20 Desember 2014 bahwa daerah agar membentuk Forum Koordinasi Mitra Pembangunan diwilayah dengan surat keputusan Gubernur, sedangkan tugas dan fungsinya sepenuhnya diserahkan ke masing-masing provinsi lokasi program, dengan dasar surat tersebut telah diterbitkan Surat Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor : 188/272/KPTS/013/2015 tentang Forum Koordinasi Kemitraan Pembangunan Provinsi Jawa Timur, isinya menugaskan kepada anggota tim forum koordinasi kemitraan pembangunan, diantaranya melaksanakan sosialisasi forum koordinasi mitra pembangunan, dan

atau NGO di Jawa Timur.

4. Arah Kebijakan Pengembangan Pinjaman dan Hibah Luar Negeri Kebijakan pengembangan Pinjaman dan Hibah Luar Negeri diarahkan untuk digunakan pada bidang-bidang yang mempunyai derajad certainty yang tinggi utamanya untuk pembangunan infrastruktur publik yang mempunyai daya ungkit kepada perekonomian daerah. Dalam mendorong kesiapan daerah untuk dapat melakukan pinjaman daerah, misalnya melalui obligasi daerah, dimana peruntukannya digunakan untuk pembiayaan infrastruktur dan fasilitas yang bersifat cost recovery. Misalnya, pinjaman daerah untuk membangun infrastruktur bandara, rumah sakit dan jalan tol.

Dalam dokumen PHP File Tree Demo BAB III (Halaman 44-54)

Dokumen terkait