• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Peningkatan cakupan dan kualitas air minum bagi seluruh masyarakat Indonesia 2. Pengembangan pendanaan untuk penyelenggaraan SPAM dari berbagai sumber

secara optimal

3. Pengembangan kelembagaan, peraturan dan perundang-undangan 4. Peningkatan penyediaan Air Baku secara berkelanjutan

5. Peningkatan peran dan kemitraan dunia usaha, swasta dan masyarakat

Tabel 2.2 Matrik Rencana Tindak Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (KSNP-SPAM)

No KEBIJAKAN STRATEGI

RENCANA TINDAK YANG SUDAH TERLAYANI SISTEM

PERPIPAAN DAERAH YANG BELUM ADA SISTEM 1 Peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan air minum 1. Mengembangkan SPAM dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan minimal untuk memperluas jangkauan pelayanan air minum terutama untuk masyarakat berpenghasilan rendah yang dilakukan secara bertahap di setiap propinsi.

2. Mengembangkan aset manajemen SPAM dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektifitas pengelolaan.

3. Meningkatkan dan memperluas akses air yang aman melalui

nonperpipaan terlindungi bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Mengembangkanpenyedia an air minum yang 1. terpadu dengan system sanitasi

4. Mengembangkan pelayanan air minum dengan kualitas. yang sesuai dengan standar

1. Bantuan fasilitasi perluasan pelayanan melalui penambahan kapasitas & pengembangan jaringan untuk PDAM-PDAM sehat

2. Bantuan teknis/ program fasilitasi penyelenggaraan SPAM dengan pola Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) terutama di kota metro dan besar maupun kawasan perumahan baru 3. Bantuan Program Penyehatan

PDAM melalui:

a. Perluasan pelayanan bagi PDAM kurang sehat dalam rangka untuk meningkatkan pendapatan.

b. Optimalisasi sistem dengan menurunkan kapasitas tak termanfaatkan hingga <10%.

c. Perluasan pelayanan hingga mencapai skala ekonomis. d. Bantuan teknis penyusunan

strategi dan pengendalian kehilangan air

1. Bantuan teknis peningkatan manajemen dan optimalisasi asset PDAM.

2. Bantuan program penurunan tingkat kehilangan air dari rata-rata nasional 37%.

3. Menjadi sekurang-kurangnya 20% Bantuan teknis penyusunan studi kelayakan kerja sama pengelolaan antardaerah atas dasar pertimbangan

ketersediaan air baku dan /atau efektifitas dan efisiensi pengeloaan perusahaa(skala ekonomis.

1. Bantuan program adopsi ISO 4064 menjadi 2. Standar Nasional Indonesia (SNI), dan menetapkan sebagai SNI wajib.

1. Bantuan fisik pembangunan baru SPAM untuk kota sedang/kecil (IKK) diutamakan:

a. Ibukota Kecamatan yang belum memiliki system

b. Ibukota kabupaten/kota pemekaran

c. Kawasan/desa rawan air, kawasan perbatasan, daerah pesisir, pulau-pulau terpencil 2. Bantuan fisik pengembangan SPAM

melalui perluasan pelayanan dari wilayah tetangga yang sudah memiliki SPAM.

3. Bantuan fisik pengembangan SPAM untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah di kawasan RSH

1. Bantuan fisik pengembangan SPAM melalui kerjasama regional pengembangan SPAM

1. Bantuan teknis/fisik pengembangan baru prasarana air minum non-pipa terlindungi Bantuan program meningkatkan prasarana air minum menjadi terlindungi (dari tidak terlindungi)

2. Bantuan teknis penyusunan rencana induk air minum terpadu sanitasi dan penyusunan studi kelayakan.

1. Bantuan teknis penyusunan rencana induk air minum terpadu sanitasi dan penyusunan studi

No KEBIJAKAN STRATEGI

RENCANA TINDAK YANG SUDAH TERLAYANI SISTEM

PERPIPAAN DAERAH YANG BELUM ADA SISTEM baku mutu.

5. Mengembangkan pelayanan air minum dengan kualitas yang sesuai dengan standar baku mutu.

6. Mengembangkan sistem informasi dan pendataan dalam rangka monitoring dan evaluasi kinerja pelayanan air minum

1. Bantuan teknis peningkatan pelayanan sekurang-kurangnya mencapai standar pelayanan minimal sesuai NSPM yang berlaku.

2. Bantuan teknis peningkatan kualitas pelayanan sesuai dengan standar baku mutu kualitas air minum berdasarkan ketentuan Dep. Kesehatan.

1. Bantuan teknis penyusunan dan validasi database cakupan layanan air minum.

2. Bantuan teknis pendidikan dan pelatihan teknis SDM.

kelayakan.

1. Bantuan teknis pengawasan kualitas air minum.

2. Bimbingan teknis konstruksi SPAM individual/komunal.

1. Bantuan teknis penyusunan dan validasi database cakupan layanan air minum 2 Pengembangan pendanaan untuk penyelenggaran SPAM dari berbagai sumber secara optimal 1. Mengembangkan sumber alternatif pembiayaan melalui penciptaan sistem pembiayaan dan pola investasi.

2. Meningkatkan peran dunia usaha/swasta & atau masyarakat (koperasi) dalam pembiayaan sarana air minum

3. Meningkatkan kemampuan finansial PDAM

1. Bantuan teknis fasilitasi peningkatan pendanaan melalui bank komersial untuk PDAM sehat.

2. Bantuan teknis fasilitasi peningkatan pendanaan melalui lembaga non-bank.

3. Bantuan teknis fasilitasi peningkatan pendanaan untuk pengembangan SPAM melalui PHLN.

4. Bantuan teknis fasilitasi peningkatan pendanaan melalui penerbitan obligasi daerah dan obligasi perusahaan

5. Pengembangan pola pembiayaan melalui skema Water Fund

1. Bantuan teknis penyusunan pre-studi kelayakan kerja sama pemerintah dan dunia usaha/swasta.

2. Bantuan teknis peningkatan pendanaan melalui kerja sama pemerintah dan dunia usaha/swasta.

3. Bantuan dana stimulan untuk mendorong pengembangan SPAM oleh masyarakat secara mandiri.

4. Bantuan teknis penyusunan pola pembiayaan pengembangan SPAM melalui koperasi dan masyarakat.

Bantuan program penyehatan PDAM melalui:

1. Bantuan teknis penyusunan pre-studi kelayakan kerja sama pemerintah dan dunia usaha/swasta.

2. Bantuan teknis peningkatan investasi melalui dana masyarakat dan dunia usaha/swasta. 3. Bantuan teknis penyusunan pola

pembiayaan pengembangan SPAM melalui koperasi dan masyarakat.

No KEBIJAKAN STRATEGI

RENCANA TINDAK YANG SUDAH TERLAYANI SISTEM

PERPIPAAN DAERAH YANG BELUM ADA SISTEM 1. Restrukturisasi/penetapan

tarif:

a. Menerapkan tarif dengan prinsip pemulihan biaya penuh.

b. Menerapkan subsidi pemerintah daerah apabila tarif lebih rendah dari tarif pemulihan biaya penuh

c. Penetapan tarif: Untuk masyarakat

mampu diberlakukan tarif pemulihan biaya penuh dan progresif. Untuk masyarakat

berpenghasilan rendah, diberlakukan tarif subsidi sampai dengan 60 L/o/h 2. Restrukturisasi hutang melalui:

a. Penjadwalan ulang. b. Pengkondisian (peninjauan persyaratan) hutang. c. Penghapusan denda 3 Pengembangan kelembagaan, peraturan dan perundang-undangan

1. Memperkuat peran dan fungsi dinas/instansi di tingkat kabupaten/kota dalam pengembangan SPAM

2. Menerapkan prinsip-prinsip Good Governance dan Good Corporate Governance terutama untuk

penyelenggara/operator SPAM

1. Bantuan teknis penyusunan dan penyempurnaan tupoksi dinas-dinas terkait pengembangan SPAM.

2. Bantuan teknis peningkatan SDM melalui :

a. Sertifikasi ahli bidang air minum disemua tingkatan. b. Pelatihan Operasi dan

Pemeliharaan SPAM 3. Peningkatan fungsi regulator

dalam rangka perkuatan kelembagaan melalui penyelenggaraan tugas dekonsentrasi dan pembantuan. 4. Pengisian jabatan

struktural/fungsional oleh SDM yang memiliki kompetensi yang sesuai.

Bantuan teknis untuk PDAM sehat: 1. Bantuan teknis peningkatan SDM

melalui:

1) Sertifikasi ahli bidang air minum disemua tingkatan 2) Pelatihan Operasi dan

Pemeliharaan SPAM 2. Meningkatkan tata kelola

perusahaan yang baik

berdasarkan prinsip-prinsip good corporate governance. 3. Menerapkan sistem manajemen

mutu dalam penyelenggaraan SPAM

4. Peningkatan manajemen

1. Bantuan teknis penyusunan dan penyempurnaan tupoksi dinas-dinas terkait pengembangan SPAM

2. Bantuan teknis peningkatan SDM melalui :

a. Sertifikasi ahli bidang air minum disemua tingkatan. b. Pelatihan Operasi dan

Pemeliharaan SPAM 3. Peningkatan fungsi regulator

dalam rangka perkuatan kelembagaan melalui penyelenggaraan tugas dekonsentrasi dan pembantuan 4. Pengisian jabatan

struktural/fungsional oleh SDM yang memiliki kompetensi yang sesuai.

No KEBIJAKAN STRATEGI

RENCANA TINDAK YANG SUDAH TERLAYANI SISTEM

PERPIPAAN DAERAH YANG BELUM ADA SISTEM

3. Melengkapi produk-produk peraturan perundangan dalam penyelenggaraan SPAM

pengusahaan melalui pengisian jabatan struktural/fungsional oleh SDM yang memiliki kompetensi yang sesuai

5. Penyusunan pedoman dan pelaksanaan evaluasi kinerja penyelenggaraan SPAM secara periodic

6. Penyusunan pedoman career planning dan persyaratan jabatan bagi direksi dan staf PDAM

Bantuan Program Penyehatan PDAM: 1. Peningkatan manajemen

kepengusahaan melalui pengisian jabatan

struktural/fungsional PDAM oleh SDM dengan kompetensi yang sesuai di setiap tingkatan. 2. Bantuan teknis peningkatan SDM

melalui :

a. Sertifikasi ahli bidang air minum disemua tingkatan b. Pelatihan manajerial c. Pelatihan Operasi dan

Pemeliharaan SPAM 3. Peningkatan tata kelola

perusahaan yang baik berdasarkan good corporate governance

4. Penyusunan pedoman career planning dan persyaratan jabatan bagi direksi dan staf PDAM 5. Monitoring dan evaluasi

penyehatan PDAM.

1. Bantuan teknis penyusunan Kebijakan & Strategi Nasional Pengembangan SPAM propinsi, kabupaten/kota

2. Penyusunan NSPM pengembangan SPAM 3. Penyusunan pedoman tentang

kerjasama pemerintah dan dunia usaha/swasta

4. Penyusunan pedoman pola investasi dan sistem pembiayaan pengembangan SPAM

1. Bantuan teknis penyusunan Kebijakan & Strategi Nasional Pengembangan SPAM propinsi, kabupaten/kota

2. Penyusunan NSPM pengembangan SPAM 3. 3. Penyusunan pedoman tentang

kerjasama pemerintah dan dunia usaha/swasta

4. Penyusunan peraturan tentang kerjasama koperasi dan masyarakat

5. Penyusunan pedoman pembentukan kelembagaan pengelola SPAM.

6. Penyusunan pedoman pola investasi dan sistem pembiayaan pengembangan SPAM.

7. Penyusunan pola pembiayaan pengembangan SPAM melalui koperasi dan masyarakat.

4 Peningkatan penyediaan Air

1. Konservasi wilayah sungai dan perlindungan sumber

1. Mengembalikan kapasitas DAS kritis.

1. Mendorong pemerintah daerah untuk membangun sumur-sumur

No KEBIJAKAN STRATEGI

RENCANA TINDAK YANG SUDAH TERLAYANI SISTEM

PERPIPAAN DAERAH YANG BELUM ADA SISTEM Baku secara

berkelanjutan

air baku

2. Peningkatan dan penjaminan kuantitas dan kualitas air baku terutama bagi kota metro dan bMenyediakan air baku bagi daerah-daerah rawan air

3. Menyediakan air baku bagi daerah-daerah rawan air

4. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pengelolaan sumber daya air melalui pendekatan berbasis wilayah sungai

2. Pengembangan pengelolaan dan konservasi melalui pemulihan sungai, danau, dan sumber air lainnya.

3. Peningkatan efisiensi penyelenggaraan SPAM dan perlindungan air baku. 3) Perlindungan air baku dari

pencemaran 4) Pengendalian laju

permukiman

5) Pengendalian penggunaan air tanah d. Keterpaduan antara penyelenggaraan 6) SPAM dengan sanitasi 4. Mendorong pemerintah daerah

untuk membangun sumur-sumur resapan terutama di daerah permukiman. 5. Gerakan Nasional Rehabilitasi

Hutan dan Lahan.

1. Identifikasi daerah-daerah rawan air baku

2. Bantuan teknis identifikasi kebutuhan air baku untuk penyediaan air minum nasional 3. Bantek penyusunan program

pengelolaan air minum jangka menengah dan panjang 4. Pemeliharaan danau dan waduk

untuk air baku

5. Bantuan program penyediaan air baku melalui pembangunan bendungan, intake, saluran transmisi, pembangunan embung, rehabilitasi prasarana pengambilan dan pembawa, serta pembangunan sumur air tanah

1. Bantuan teknis dan fasilitasi dalam rangka mendorong kerja sama antardaerah dalam

resapan terutama di daerah permukiman.

2. Rehabilitasi situ-situ dan tandon air.

3. Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan.

1. Penyediaan air baku untuk rumah tangga melalui penyediaan jaringan pembawa air, khusus untuk kawasan terpencil, pulau-pulau kecil, perbatasan, dan kawasan rawan air.

1. Pembuatan waduk-waduk lapangan, embung-embung, dan jaringan pembawa.

2. Pembangunan sumur-sumur air tanah

3. Rehabilitasi situ-situ dan tandon air.

4. Mendorong pemerintah daerah untuk membangun sumur-sumur resapan terutama di daerah permukiman.

No KEBIJAKAN STRATEGI

RENCANA TINDAK YANG SUDAH TERLAYANI SISTEM

PERPIPAAN DAERAH YANG BELUM ADA SISTEM penyelenggaraan SPAM Peningkatan peran dan kemitraan dunia usaha, swasta dan masyarakat 1. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah

2. Menciptakan iklim investasi dengan pola insentif dan kepastian hukum

1. Sosialisasi peran, hak dan kewajiban masyarakat dalam penyelenggaraan SPAM 2. Sosialisasi hidup bersih dan

sehat

1. Meningkatkan kapasitas masyarakat dalam

penyelenggaraan SPAM melalui fasilitasi kemitraan pemerintah dan dunia usaha/swasta/ masyarakat dalam pengembangan SPAM

1. Sosialisasi peran, hak dan kewajiban masyarakat dalam penyelenggaraan SPAM 2. Sosialisasi hidup bersih dan sehat 3. Penyebarluasan ciri keberhasilan

kelompok masyarakat yang membangun SPAM

4. Sosialisasi NSPM SPAM berbasis masyarakat (khusus PAM berbasis masyarakat)

5. Mendorong pertumbuhan penyelenggara SPAM berbasis masyarakat dengan konsep pemberdayaan terutama utk masyarakat miskin & yg belum mendapatkan pelayanan air minum

6. Bantuan teknis pembentukan kelembagaan masyarakat pengelola air minum.

2.4 Amanat Internasional

2.4.1 Agenda Habitat

Pada tahun 1996, di Kota Istanbul Turki diselenggarakan Konferensi Habitat II sebagai kelanjutan dari Konferensi Habitat I di Vancouver tahun 1976. Konferensi tersebut menghasilkan Agenda Habitat, yaitu dokumen kesepakatan prinsip dan sasaran pembangunan permukiman yang menjadi panduan bagi negara-negara dunia untuk bertanggung-jawab dalam mempromosikan dalam menciptakan permukiman yang layak dan berkelanjutan.

Ada 7 komitmen utama dalam Agenda Habitat. Dua komitmen pertama terkait langsung dengan tema atau tujuan Agenda Habitat yaitu:

1. Hunian yang layak bagi semua (adequate shelter for all)

2. Permukiman yang berkelanjutan (sustainable human settlements atau sekarang disebut sebagai sustainable urbanization).

3. Pemberdayaan dan peran serta 4. Kesetaraan gender.

5. Pembiayaan hunian dan permukiman. 6. Kerjasama internasional.

7. Monitoring dan evaluasi pencapaian.

Salah satu pesan inti yang menjadi komitmen negara-negara dunia, termasuk Indonesia, adalah penyediaan tempat hunian yang layak bagi seluruh masyarakat tanpa terkecuali, serta meningkatkan akses air minum, sanitasi, dan pelayanan dasar terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan kelompok rentan.

2.4.2 Konferensi Rio +20

Pada Juni 2012, di Kota Rio de Janeiro, Brazil, diselenggarakan KTT Pembangunan Berkelanjutan atau lebih dikenal dengan KTT Rio+20. Konferensi tersebut menyepakati dokumen The Future We Want yang menjadi arahan bagi pelaksanaan pembangunan berkelanjutan di tingkat global, regional, dan nasional. Dokumen memuat kesepahaman pandangan terhadap masa depan yang diharapkan oleh dunia (common vision) dan penguatan komitmen untuk menuju pembangunan berkelanjutan dengan memperkuat penerapan Rio Declaration 1992 dan Johannesburg Plan of Implementation 2002.

Dalam dokumen The Future We Want, terdapat 3 (tiga) isu utama bagi pelaksanaan pembangunan berkelanjutan, yaitu:

1. Ekonomi Hijau dalam konteks pembangunan berkelanjutan dan pengentasan kemiskinan 2. Pengembangan kerangka kelembagaan pembangunan berkelanjutan tingkat global 3. Kerangka aksi dan instrumen pelaksanaan pembangunan berkelanjutan.

Kerangka aksi tersebut termasuk penyusunan Sustainable Development Goals (SDGs) post 2015 yang mencakup 3 pilar pembangunan berkelanjutan secara inklusif, yang terinspirasi dari penerapan Millennium Development Goals (MDGs). Bagi Indonesia, dokumen ini akan menjadi rujukan dalam pelaksanaan rencana pembangunan nasional secara konkrit, termasuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2014-2019, dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (2005-2025).

Kebijakan Pemerintah Indonesia “pro-growth, pro-poor, pro-job, pro-environment” pada dasarnya telah selaras dengan dokumen The Future We Want. Dalam sesi debat umum, Presiden RI menekankan bahwa untuk mewujudkan tujuan utama pembangunan berkelanjutan yaitu pengentasan kemiskinan, diperlukan tidak hanya sekedar pertumbuhan ekonomi, namun pertumbuhan yang berkelanjutan dengan pemerataan atau “Sustainable Growth with Equity”.

2.4.3 Mileniium Development Goals

Tujuan Pembangunan Milenium (Millennium Development Goals atau disingkat dalam bahasa Inggris MDGs) adalah Deklarasi Milenium hasil kesepakatan kepala negara dan perwakilan dari 189 negara Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang mulai dijalankan pada September 2000, berupa delapan butir tujuan untuk dicapai pada tahun 2015. Targetnya adalah tercapai kesejahteraan rakyat dan pembangunan masyarakat pada 2015. Target ini merupakan tantangan utama dalam pembangunan di seluruh dunia yang terurai dalam Deklarasi Milenium, dan diadopsi oleh 189 negara serta ditandatangani oleh 147 kepala pemerintahan dan kepala negara pada saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Milenium di New York pada bulan September 2000 tersebut. Pemerintah Indonesia turut menghadiri Pertemuan Puncak Milenium di New York tersebut dan menandatangani Deklarasi Milenium itu.

Deklarasi berisi komitmen negara masing-masing dan komunitas internasional untuk mencapai 8 buah tujuan pembangunan dalam Milenium ini (MDG), sebagai satu paket tujuan yang terukur untuk pembangunan dan pengentasan kemiskinan. Penandatanganan deklarasi ini merupakan komitmen dari pemimpin-pemimpin dunia untuk mengurangi lebih dari separuh orang-orang yang menderita akibat kelaparan, menjamin semua anak untuk menyelesaikan pendidikan dasarnya, mengentaskan kesenjangan jender pada semua tingkat pendidikan, mengurangi kematian anak balita hingga 2/3, dan mengurangi hingga separuh jumlah orang yang tidak memiliki akses air bersih pada tahun 2015.

Deklarasi Millennium PBB yang ditandatangani pada September 2000 menyetujui agar semua negara :

1. Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan

Pendapatan populasi dunia sehari $10000.

Menurunkan angka kemiskinan.

2. Mencapai pendidikan dasar untuk semua

Setiap penduduk dunia mendapatkan pendidikan dasar.

3. Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan

Target 2005 dan 2015: Mengurangi perbedaan dan diskriminasi gender dalam pendidikan dasar dan menengah terutama untuk tahun 2005 dan untuk semua tingkatan pada tahun 2015.

4. Menurunkan angka kematian anak

Target untuk 2015 adalah mengurangi dua per tiga tingkat kematian anak-anak usia di bawah 5 tahun.

Target untuk 2015 adalah Mengurangi dua per tiga rasio kematian ibu dalam proses melahirkan.

6. Memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular lainnya

Target untuk 2015 adalah menghentikan dan memulai pencegahan penyebaran HIV/AIDS, malaria dan penyakit berat lainnya.

7. Memastikan kelestarian lingkungan hidup

Mengintegrasikan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan dalam kebijakan setiap negara dan program serta mengurangi hilangnya sumber daya lingkungan.

Pada tahun 2015 mendatang diharapkan mengurangi setengah dari jumlah orang yang tidak memiliki akses air minum yang sehat.

Pada tahun 2020 mendatang diharapkan dapat mencapai pengembangan yang signifikan dalam kehidupan untuk sedikitnya 100 juta orang yang tinggal di daerah kumuh.

8. Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan

Mengembangkan lebih jauh lagi perdagangan terbuka dan sistem keuangan yang berdasarkan aturan, dapat diterka dan tidak ada diskriminasi. Termasuk komitmen terhadap pemerintahan yang baik, pembangungan dan pengurangan tingkat kemiskinan secara nasional dan internasional.

Membantu kebutuhan-kebutuhan khusus negara-negara kurang berkembang, dan kebutuhan khusus dari negara-negara terpencil dan kepulauan-kepulauan kecil. Ini termasuk pembebasan-tarif dan -kuota untuk ekspor mereka; meningkatkan pembebasan hutang untuk negara miskin yang berhutang besar; pembatalan hutang bilateral resmi; dan menambah bantuan pembangunan resmi untuk negara yang berkomitmen untuk mengurangi kemiskinan.

Secara komprehensif mengusahakan persetujuan mengenai masalah utang negara-negara berkembang.

Menghadapi secara komprehensif dengan negara berkembang dengan masalah hutang melalui pertimbangan nasional dan internasional untuk membuat hutang lebih dapat ditanggung dalam jangka panjang.

Mengembangkan usaha produktif yang layak dijalankan untuk kaum muda.

Dalam kerja sama dengan pihak "pharmaceutical", menyediakan akses obat penting yang terjangkau dalam negara berkembang

Dalam kerjasama dengan pihak swasta, membangun adanya penyerapan keuntungan dari teknologi-teknologi baru, terutama teknologi informasi dan komunikasi.

Setiap negara yang berkomitmen dan menandatangani perjanjian diharapkan membuat laporan MDGs. Pemerintah Indonesia melaksanakannya dibawah koordinasi Bappenas dibantu dengan Kelompok Kerja PBB dan telah menyelesaikan laporan MDG pertamanya yang ditulis dalam bahasa Indonesia dan kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris untuk menunjukkan rasa kepemilikan pemerintah Indonesia atas laporan tersebut. Tujuan Pembangunan Milenium ini menjabarkan upaya awal pemerintah untuk menginventarisasi situasi pembangunan manusia yang terkait dengan pencapaian tujuan MDGs, mengukur, dan menganalisa kemajuan seiring dengan upaya menjadikan pencapaian-pencapaian ini menjadi kenyataan, sekaligus mengidenifikasi dan meninjau kembali kebijakan-kebijakan dan program-program pemerintah yang dibutuhkan untuk memenuhi tujuan-tujuan ini. Dengan tujuan utama mengurangi jumlah orang dengan pendapatan dibawah upah minimum regional antara tahun 1990 dan 2015, Laporan ini menunjukkan bahwa Indonesia berada dalam jalur untuk mencapai tujuan tersebut. Namun, pencapaiannya lintas provinsi tidak seimbang.

Kini MDGs telah menjadi referensi penting pembangunan di Indonesia, mulai dari tahap perencanaan seperti yang tercantum pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) hingga pelaksanaannya. Walaupun mengalamai kendala, namun pemerintah memiliki komitmen untuk mencapai tujuan-tujuan ini dan dibutuhkan kerja keras serta kerjasama dengan seluruh pihak, termasuk masyarakat madani, pihak swasta, dan lembaga donor. Pencapaian MDGs di Indonesia akan dijadikan dasar untuk perjanjian kerjasama dan implementasinya di masa depan. Hal ini termasuk kampanye untuk perjanjian tukar guling hutang untuk negara berkembang sejalan dengan Deklarasi Jakarta mengenai MDGs di daerah Asia dan Pasifik.

2.4.4 Agenda Pembangunan Pasca 2015

Pada Juli 2012, Sekjen PBB membentuk sebuah Panel Tingkat Tinggi untuk memberi masukan kerangka kerja agenda pembangunan global pasca 2015. Panel ini diketuai bersama oleh Presiden Indonesia, Bapak Susilo Bambang Yudhoyono, Presiden Ellen Johnson Sirleaf dari Liberia, dan Perdana Menteri David Cameron dari Inggris, dan beranggotakan 24 orang dari berbagai negara. Pada Mei 2013, panel tersebut mempublikasikan laporannya kepada Sekretaris Jenderal PBB berjudul “A New Global Partnership: Eradicate Poverty and Transform Economies Throught Sustainable Development”. Isinya adalah rekomendasi arahan kebijakan pembangunan global pasca-2015 yang dirumuskan berdasarkan tantangan pembangunan baru, sekaligus pelajaran yang diambil dari implementasi MDGs. Dalam dokumen tersebut, dijabarkan 12 sasaran indikatif pembangunan global pasca 2015, sebagai berikut :

1. Mengakhiri kemiskinan

2. Memberdayakan perempuan dan anak serta mencapai kesetaraan gender 3. Menyediakan pendidikan yang berkualitas dan pembelajaran seumur hidup 4. Menjamin kehidupan yang sehat

5. Memastikan ketahanan pangan dan gizi yang baik 6. Mencapai akses universal ke Air Minum dan Sanitasi 7. Menjamin energi yang berkelanjutan

8. Menciptakan lapangan kerja, mata pencaharian berkelanjutan, dan pertumbuhan berkeadilan

9. Mengelola aset sumber daya alam secara berkelanjutan

10. Memastikan tata kelola yang baik dan kelembagaan yang efektif 11. Memastikan masyarakat yang stabil dan damai

12. Menciptakan sebuah lingkungan pemungkin global dan mendorong 13. Pembiayaan jangka panjang

Dari sasaran indikatif tersebut, Ditjen Cipta karya berkepentingan dalam pencapaian sasaran 6 yaitu mencapai akses universal ke air minum dan sanitasi. Adapun target yang diusulkan dalam pencapaian sasaran tersebut adalah:

1. Menyediakan akses universal terhadap air minum yang aman di rumah, dan di sekolah, puskesmas, dan kamp pengungsi,

2. Mengakhiri buang air besar sembarangan dan memastikan akses universal ke sanitasi di sekolah dan di tempat kerja, dan meningkatkan akses sanitasi di rumah tangga sebanyak x%,

3. Menyesuaikan kuantitas air baku (freshwater withdrawals) dengan pasokan air minum, serta meningkatkan efisiensi air untuk pertanian sebanyak x%, industri sebanyak y% dan daerah-daerah perkotaan sebanyak z%,

4. Mendaur ulang atau mengolah semua limbah cair dari daerah perkotaan dan dari industri sebelum dilepaskan.

Selain memperhatikan sasaran dan target indikatif, dokumen laporan tersebut juga menekankan pentingnya kemitraan baik secara global maupun lokal antar pemangku kepentingan pembangunan. Kemitraan yang dimaksud memiliki prinsip inklusif, terbuka, dan akuntabel dimana seluruh pihak duduk bersama-sama untuk bekerja bukan tentangbantuan saja, melainkan juga mendiskusikan kerangka kebijakan untuk mencapai pembangunan

Dokumen terkait