• Tidak ada hasil yang ditemukan

ARAHAN PENGENDALIAN DAN PEMANFAATAN RUANG Bagian Kesatu

Umum Pasal 48

(1) Arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten menjadi acuan pelaksanaan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah kabupaten;

(2) Arahan pengendalian pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi : a. Ketentuan umum peraturan zonasi;

b.Ketentuan pemberian perizinan; c. Ketentuan insentif dan disinsentif; dan d.Arah sanksi.

Bagian Kedua

Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Pasal 49

(1) Ketentuan umum peraturan zonasi sebagaimana dimaksud pada Pasal 48 ayat (2) huruf a, menjadi pedoman bagi penyusunan peraturan zonasi oleh pemerintah kabupaten.

(2) Ketentuan umum peraturan zonasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi : a. Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan lindung:

1. Ketentuan umum peraturan zonasi untuk Kawasan Hutan Lindung; 2. Ketentuan umum peraturan zonasi untuk Kawasan Lindung Bawahannya; 3. Ketentuan umum peraturan zonasi untuk Kawasan Setempat;

4. Ketentuan umum peraturan zonasi untuk Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya;

5. Ketentuan umum peraturan zonasi untuk Kawasan Lindung Bencana; 6. Ketentuan umum peraturan zonasi untuk Kawasan Lindung Geologi; 7. Ketentuan umum peraturan zonasi untuk Kawasan Lindung Lainnya; b. Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan budidaya meliputi:

1. Ketentuan umum peraturan zonasi untuk Kawasan Hutan Produksi;

2. Ketentuan umum peraturan zonasi untuk Kawasan Hutan Produksi Terbatas; 3. Ketentuan umum peraturan zonasi untuk Kawasan Hutan Produksi Konversi; 4. Ketentuan umum peraturan zonasi untuk Kawasan Pertanian;

5. Ketentuan umum peraturan zonasi untuk Kawasan Industri; 6. Ketentuan umum peraturan zonasi Kawasan Pemukiman; 7. Ketentuan umum peraturan zonasi Kawasan Pertambangan;

(3) Ketentuan umum peraturan zonasi dijabarkan lebih lanjut di dalam Lampiran IV yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari peraturan daerah ini.

Bagian Ketiga

Ketentuan Pemberian Perizinan Pasal 50

(1) Perizinan sebagaimana dimaksud pada Pasal 48 ayat (2) huruf b merupakan acuan bagi pejabat yang berwenang dalam pemberian perizinan pemanfaatan ruang sesuai rencana struktur ruang dan pola ruang yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah ini;

(2) Ketentuan pemberian perizinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi : a. Dasar ketentuan perizinan meliputi:

1. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang; 2. Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang RTRWN; 3. Peraturan Daerah tentang RTRW Kabupaten;

4. Peraturan Daerah lain terkait;

5. Peraturan perundang-undangan yang sesuai dengan jenis izin yang diperlukan ;dan 6. Pemberian izin harus melalui advice planning dari instansi berwenang.

b. Ketentuan Perizinan Dalam Penataan Ruang meliputi:

1. Ketentuan perizinan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Penataan Ruang diatur oleh Pemerintah dan pemerintah daerah menurut kewenangan masing-masing sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2. Izin pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang wilayah dibatalkan oleh pemerintah dan pemerintah daerah menurut kewenangan masing-masing sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

3. Izin pemanfaatan ruang yang dikeluarkan dan/atau diperoleh dengan tidak melalui prosedur yang benar, batal demi hukum.

4. Izin pemanfaatan ruang yang diperoleh melalui prosedur yang benar tetapi kemudian terbukti tidak sesuai dengan rencana tata ruang wilayah, dibatalkan oleh pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya.

5. Terhadap kerugian yang ditimbulkan akibat pembatalan izin dapat dimintakan penggantian yang layak kepada instansi pemberi izin.

6. Izin pemanfaatan ruang yang tidak sesuai lagi akibat adanya perubahan rencana tata ruang wilayah dapat dibatalkan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah dengan memberikan ganti kerugian yang layak.

7. Setiap pejabat pemerintah yang berwenang menerbitkan izin pemanfaatan ruang dilarang menerbitkan izin yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang.

c. Jenis Perizinan yang terkait dengan Penataan Ruang meliputi: 1. Izin Lokasi;

2. Izin Pemanfaatan Tanah;

3. Izin Perubahan Pengguna Tanah; 4. Izin Konsolidasi Tanah;

5. Izin Penetapan Lokasi Pembangunan untuk Kepentingan Umum; 6. Izin Mendirikan Bangunan atau Izin Mendirikan Bangunan-Bangunan; 7. Izin Mendirikan Bangunan Rumah Ibadat;

8. Izin Gangguan HO (Hinder Ordonantie);

9. Izin Pembangunan Menara Telekomunikasi Seluler; 10.Izin In Gang;

11.Izin Saluran Air Hujan;dan

12.Izin Saluran Air Limbah/Saluran Air Kotor. d. Mekanisme dan Prosedur Perizinan meliputi:

1. Mekanisme Penerbitan Izin Lokasi/Persetujuan Prinsip 2. Mekanisme Penerbitan Izin Mendirikan Bangunan (3) Pemberian perizinan diberikan oleh Bupati.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai ketentuan pemberian perizinan diatur dengan peraturan daerah.

Bagian Keempat

Ketentuan Insentif dan Disinsentif Pasal 51

(1) Ketentuan insentif dan disinsentif sebagaimana dimaksud pada Pasal 48 ayat (2) huruf c merupakan acuan bagi pejabat yang berwenang dalam pemberian insentif dan pengenaan disinsentif;

(2) Ketentuan insentif dan disinsentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi : a. Ketentuan insentif meliputi:

1. Kawasan perkotaan; 2. Kawasan Pertanian; 3. Kawasan Perkebunan; 4. Kawasan Pesisir; 5. Kawasan Wisata;

6. Kawasan Pusat agropolitan;dan 7. Kawasan Stategis.

b.Kententuan disinsentif: 1. Kawasan Rawan Bencana;

2. Kawasan Pertanian dan Perkebunan;

3. Taman Nasional Kerinci Sebelat (TNKS);dan 4. Kawasan Pertambangan.

(3) Insentif dan pengenaan disinsentif diberikan oleh Bupati.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai ketentuan pemberian insentif dan disinsentif diatur dengan peraturan daerah.

BAB X KELEMBAGAAN

Bagian Kesatu Umum Pasal 52

BKPRD Kabupaten membantu Bupati dalam mengkoordinasikan dan merumuskan kebijakan dan bertanggung jawab kepada bupati.

Bagian Kedua

Organisasi dan Tugas Kelembagaan Penataan Ruang Kabupaten Pasal 53

(1) BKPRD Kabupaten sebagaimana dimaksud pada Pasal 52 ditetapkan dengan Keputusan Bupati dengan susunan organisasi sebagai berikut :

a. Penanggung Jawab : Bupati b. Ketua : Wakil Bupati

c. Ketua Harian : Sekretaris Daerah Kabupaten d. Sekretaris : Kepala Bappeda Kabupaten

e. Wakil Sekretaris : Kepala Dinas Pekerjaan Umum

f. Anggota : Disesuaikan dengan tingkat kebutuhan dan potensi daerah (dapat berasal dari dinas/instansi pemerintah daerah, masyarakat atau lembaga masyarakat, perorangan atau profesional, akademisi atau perguruan tinggi, dan lainnya sesuai kebutuhan)

(2) BKPRD Kabupaten mempunyai tugas sebagai berikut :

a. Merumuskan berbagai kebijakan penyelenggaraan penataan ruang kabupaten dengan memperhatikan kebijakan penataan ruang nasional, provinsi dan kabupaten;

b. Mengoordinasikan penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten;

c. Mengoordinasikan penyusunan Rencana Rinci Tata Ruang Kawasan sesuai dengan kewenangan kabupaten;

d. Mengintegrasikan dan memaduserasikan RTRW Provinsi dengan RTRW Kabupaten, Rencana Tata Ruang (RTR) Kawasan Strategis, RTRW Kabupaten Perbatasan, serta kawasan tertentu lainnya;

e. Memaduserasikan RPJM dan tahunan yang dilakukan pemerintah kabupaten, masyarakat dan dunia usaha dengan RTR;

f. Melaksanakan kegiatan pengawasan yang meliputi pelaporan, evaluasi dan pemantauan penyelenggaraan pemanfaatan ruang;

g. Memberikan rekomendasi perizinan tata ruang kabupaten;

h. Melakukan rekomendasi penertiban terhadap pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang;

i. Mengoptimalkan peran serta masyarakat dalam perencanaan tata ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang,

j. Mengembangkan informasi penataan ruang kabupaten untuk kepentingan pengguna ruang di jajaran pemerintah, masyarakat dan swasta,

k. Mensosialisasikan dan menyebarluaskan informasi penataan ruang kabupaten,

l. Mengkoordinasikan penanganan dan penyelesaian masalah atau konflik yang timbul dalam penyelenggaraan penatan ruang dan memberikan pengarahan serta saran pemecahannya,

m. Memberikan rekomendasi guna memecahkan masalah atau konflik pemanfaatan ruang kabupaten dan masalah atau konflik pemanfaatan ruang yang tidak dapat diselesaikan kabupaten;

n. Melaksanakan fasilitasi, supervisi, dan koordinasi dengan dinas/instansi daerah, masyarakat dan dunia usaha berkaitan dengan penyelenggaraan penataan ruang; o. Menterpadukan perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian

pemanfaatan ruang dengan kabupaten dan provinsi sekitarnya; p. Melakukan evaluasi tahunan atas kinerja penataan ruang kabupaten;

q. Menjabarkan petunjuk Bupati berkenaan dengan pelaksanaan fungsi dan kewajiban koordinasi penyelenggaraan penataan ruang kabupaten; dan

r. Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas BKPRD Kabupaten secara berkala kepada Bupati.

(3) Untuk memperlancar tugas BKPRD Kabupaten dibantu oleh: a. Sekretariat;

b.Tim Teknis/Kelompok Kerja (Pokja) Perencanaan Tata Ruang; dan c. Tim Teknis/Kelompok Kerja (Pokja) Pengendalian Pemanfaatan Ruang.

(4) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a dipimpin oleh Kepala Bidang pada Bappeda Kabupaten yang membidangi Tata Ruang, mempunyai tugas sebagai berikut:

a. Menyiapkan bahan dalam rangka kelancaran tugas BKPRD Kabupaten; b.Memfasilitasi terselenggaranya jadwal kerja kegiatan BKPRD Kabupaten; c. Menyiapkan dan mengembangkan informasi tata ruang Kabupaten; dan

d.Menerima pengaduan dari masyarakat berkaitan dengan terjadinya pelanggaran dalam penyelenggaraan penataan ruang.

(5) Tim Teknis/ Pokja Perencanaan Tata Ruang Kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b terdiri dari susunan anggota sebagai berikut :

a. Ketua : Kabid pada Bappeda yang mengurusi tata ruang; b.Wakil Ketua : Kabag pada Bagian Hukum Sekretariat Daerah; c. Sekretaris : Kasubbid pada Bappeda yang mengurusi Tata Ruang;

d.Anggota : Disesuaikan dengan kebutuhan, dan yang terkait dengan fungsi penyusunan rencana tata ruang.

(6) Tim Teknis/ Pokja Perencanaan Tata Ruang Kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat (5) mempunyai tugas sebagai berikut :

a.Memberikan masukan kepada BKPRD Kabupaten dalam rangka perumusan kebijakan penataan ruang Kabupaten;

b.Mengoordinasikan penyusunan Rencana Tata Ruang yang menjadi wewenang dan tanggung jawab Kabupaten;

c.Mengoordinasikan dan melakukan fasilitasi serta supervisi penyusunan rencana tata ruang yang menjadi wewenang dan tanggung jawab Pemerintah Kabupaten;

d.Mengoordinasikan penyusunan RTRW Kabupaten dalam rangka sinkronisasi RTRW Kabupaten yang berbatasan;

e.Menginventarisasi dan mengkaji masalah-masalah yang timbul dalam perencanaan serta memberikan alternatif pemecahannya; dan

f. Melaporkan kegiatan kepada BKPRD Kabupaten serta menyampaikan usulan pemecahan/kebijaksanaan untuk dibahas dalam sidang pleno BKPRD Kabupaten.

(7) Tim Teknis/ Pokja Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf c terdiri dari susunan anggota sebagai berikut :

a. Ketua : Kepala Bagian pada Bagian Pemerintahan Sekretariat Daerah b.Wakil Ketua : Kepala Bidang pada Dinas yang membidangi Tata Ruang c. Sekretaris : Kepala Seksi pada Dinas yang membidangi Tata Ruang

d.Anggota : Disesuaikan dengan kebutuhan, dan yang terkait dengan fungsi pengawasan, penertiban, dan perizinan pemanfaatan ruang.

(8) Tim Teknis/ Pokja Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat (7) mempunyai tugas sebagai berikut :

a.Memberikan masukan kepada BKPRD Kabupaten dalam rangka perumusan kebijaksanaan pemanfaatan dan pengendalian ruang Kabupaten;

b.Mengoordinasikan pengawasan (pemantauan, evaluasi, dan pelaporan) terhadap rencana tata ruang;

c. Mengoordinasikan penertiban dan perizinan pemanfaatan ruang Kabupaten;

d.Menginventarisasi dan mengkaji masalah-masalah yang timbul dalam pemanfaatan dan pengendalian ruang serta memberikan alternatif pemecahannya; dan

e.Melaporkan kegiatan kepada BKPRD Kabupaten serta menyampaikan usulan pemecahan/kebijaksanaan untuk dibahas dalam sidang pleno BKPRD Kabupaten.

BAB XI

HAK, KEWAJIBAN DAN PERAN MASYARAKAT

Dokumen terkait