• Tidak ada hasil yang ditemukan

lebih parah. Hal ini akan menyebabkaomn kehilangan resistensi genetik apabila ada infeksi oleh jamur seperti Phytophtora.

2.2.8 Pengendalian Nematoda Puru Akar Meloidogyne spp.

Banyak ahli pemuliaan diseluruh dunia mencoba mencari gen-gen yang resisten untuk dipadukan di dalam satu tanaman di negara masing-masing. Pengkajian yang seksama tentang kisaran inang masih terus dilakukan guna mendapatkan varietas tahan yang nantinya diharapkan dapat menekan perkembangan Meloidogyne spp..Petani juga mencoba menggunakan serasah plastik untuk memanaskan tanaman sehingga menjadikan suhu dalam tanah tinggi dan membuat Meloidogyne spp. mati (Dropkin, 1991).

Berbagai upaya pengendalian terhadap nematoda parasit tanaman khususnya nematoda puru akar Meloidogyne spp. telah banyak dilakukan yaitu dengan penanaman varietas tahan, rotasi tanaman dan kultur teknis Tetapi cara pengendalian tersebut kurang efektif untuk menekan populasi Meloidogyne spp. Namun cara yang sampai saat ini masih sering digunakan adalah pemberian nematisida sintetis yang mempunyai dampak negatif bagi lingkungan(Kerry, 2001).Dropkin, (1991) menyatakan nematisida pada umumnya sangat mahal untuk digunakan pada tanaman yang bernilai ekonomis rendah. Para petani kecil di daerah tropik tidak mempunyai cukup biaya, mereka tidak dapat mempergunakan cara kimiawi untuk mengendalikan nematoda puru akar.

2.3 Arti Penting Meloidogyne spp. pada Tanaman Lombok

Serangan Meloidogyne spp. pada bagian akar tanaman lombok mengakibatkan tanaman kekurangan mineral sehingga produksi tanaman menurun. Di California, semua spesies Meloidogyne spp. tergolong sebagai hama penting (Nemaplex, 1999). Menurut data dari Jain et

30

al (2007 dalam Singh et al,2011), kerugian pada pertanaman lombok secara nasional di India yang diakibatkan oleh Meloidogyne sppadalah sebesar 12,85% atau sebesar 3,42 juta USD. Secara terperinci penelitian Sasser dan Freckman dalam Kerry (2001) menyatakan bahwa Meloidogynespp. menyerang bagian akar tanaman lombok sehingga menimbulkankerusakan sebesar 70%.Selain berperan langsung sebagai hama utama, Meloidogyne spp. juga mengakibatkan tanaman mudah terserang oleh patogen lain seperti bakteri, jamur, dan virus (Mustika dan Ahmad, 2004).

Nematoda ditemukan pertama kali sebagai penyebab penyakit pada tanaman sayuran yaitu serangan nematoda puru akar (root-knot) pada tanaman mentimun di green house Inggris (Jensen, 1972). Nematoda Meloidogyne spp menyerang hampir semua tanaman sayuran dan beberapa tanaman dapat diserang lebih dari satu species neamatoda.Meloidogyne spp. tersebar luas di seluruh dunia dan dilaporkan banyak menyerang tanaman budidya yang bernilai ekonomi, kehilangan hasil yang serius dapat terjadi bila tanaman telah terserang parah.Agrios (1969) mengemukakan bahwa kerugian akibat serangan nematoda puru akar Meloidogyne spp.adalah bervariasi tergantung dari jenis tanaman yang diserang, spesies nematode Meloidogyne dan kondisi lingkungan Bila tanaman rentan yang masih muda terserang akan mengakibatkan tanaman mati, tetapi ababila tanaman dewasa terserang , maka pengaruhnya sangat kecil pada hasil.

Kelompok nematoda puru akar Meloidogyne spp adalah salah satu nematoda yang sangat merugikan secara ekonomis.Nematoda tersebut terkenal sebagai nematoda endoparasit sedentari dengan penyebaran di seluruh dunia serta mempunyai inang yang cukup banyak. Nematoda ini berperan penting dalam menimbulkan kerusakan pada tanaman lombok. Meskipun produksi

31

Lombok di Indonesia cukup tinggi, tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan penduduk Indonesia dan permintaan pasar manca negara. Tidak terpenuhinya permintaan pasar akan kebutuhan lombok, terutama disebabkan oleh serangan hama dan penyakit yang cukup besar. Serangan hama dan penyakit pada tanaman tomat akhirnya menyebabkan kegagalan panen. Salah satu hama penting yang menyebabkan menurunnya produksi Lombok di Indones adalah nematoda puru akar Meloidogyne spp. Kerusakan yang ditimbulkan Meloidogyne spp. sangatlah signifikan, khususnya pada tanaman lombok di seluruh dunia.

Hasil penelitian Sasser dan Freckman (1987) dalam Kerry (2001), kehilangan hasil akibat nematoda puru akar mengakibatkan kerusakan sebesar 70% dengan rata-rata sebesar US$ 100 milyar tiap tahunnya. Selain berperan langsung sebagai hama utama, Meloidogyne spp. juga membuat tanaman menjadi mudah terserang pathogen lain seperti jamur, bakteri dan virus (Mustika dan Ahmad, 2004). Meloidogyne spp. merupakan golongan hama yang sangat mengkhawatirkan karena sifatnya polyfagus dan populasinya telah tersebar di seluruh dunia. Oleh karena itu dalam penelitian ini akan dilakukan pengendalian nematoda puru akar Meloidogyne spp. menggunakan ekstrak daun Kirinyuh (Chromolaena odorata dan Lantana camara. Kirinyuh selain bersifat racun pada gulma the juga mampu menekan perkembangan nematode kentang (Globodera rostochiensis (woll) Behrens) dan hasil penelitian Hardiansyah (2006) menyatakan bahwa daun Kirinyuh, C.odorata dapat menekan populasi nematode G.rostochiensis sebesar 89,25% pada dosis 100 gr/ 2.5 kg tanah. Selain hal tersebut manfaat lain dari Kirinyuh adalah dapat sebagai pupuk atau perangsang tumbuh bagi beberapa tanaman pertanian.

32

Hasil penelitian oleh Ambika dan Poonima (2004) di India menyatakan bahwa pemberian ekstrak daun Kirinyuh ke dalam tanah pertanaman kedele mampu menambah tinggi tanaman sekitar 15%, panjang akar 40% dan hasil polong meningkat 163 %.

Daun tembakau mengandung senyawa nikotin , senyawa ini tidak beracun pada manusia dan daun tembakau mengandung 2-8% nikotin. Nikotin merupakan racun syaraf yang bersifat reaksi cepat dan sebagai racun kontak pada serangga dan efektif untuk mengendalikan hama pengisap, ulat perusak daun, aphid, thrips dan sebagai pengendali jamur (fungisida). Serbuk daun tembakau dapat menekan populasi nematode puru akar dan efektif utuk menekan populasi nematode puru akar. Pestisida dari daun sirih mengandung fenol dan sangat efektif untuk menekan serangga hama pengisap (Subiyakto, - ). Dari uraian di atas tertarik untuk diteliti dan dikembangkan penggunaan berbagai bahan nabati untuk dicoba uji kemampuannya dalam menekan populasi nematoda yang menyerang tanamanlombok.

2.4. Biopestisida

Biopestisida adalah agen biologis yang berasal dari mikroorganisme biakan atau produk alam yang diperbanyak secara masal untuk kepentingan pengendalian organisme pengganggu tumbuhan. Aplikasi biopestisida merupakan salah satu cara alternatif untuk mengendalikan nematoda agar tidak menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan.

Adapun jenis-jenis biopestisida adalah sebagai berikut.

1. Pestisida nabati, adalah pestisida yang berasal dari ekstrak tumbuhan.

2. Pestisida hayati/biologi, adalah mikroba (cendawan, bakteri, virus, dan protozoa) yang mampu mengendalikan penyakit spesifik yang disebabkan oleh mikroba, nematoda, dan hama serangga (Grantet al, 2010).

33

Dokumen terkait