Harga jual Rp 203.000 Rp 1.176.210
Nilai buku 217.677 195.164
Laba (rugi) penjualan aset tetap ( Rp 14.677 ) Rp 981.046
Pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 masing-masing sebesar 45,06% dan 49,03% dari nilai tercatat aset tetap digunakan sebagai jaminan untuk hutang bank (Catatan 14).
Mulai tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan, mengubah estimasi masa manfaat bangunan HBJ (Catatan 2n). Dampak dari perubahan estimasi tersebut adalah penambahan beban penyusutan sebesar Rp 4.418.668 untuk tahun 2010 dan pada tahun-tahun berikutnya. Dampak perubahan estimasi tersebut pada tahun 2010 telah dicatat dalam akun “Beban umum dan administrasi” pada laporan laba rugi konsolidasi tahun 2010 (Catatan 30).
Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan nilai atas aset tersebut pada tanggal 31 Maret 2011 dan 2010. 12. GOODWILL 31 Maret 2011 31 Desember 2010 ___________ _________________________ Harga perolehan Rp 244.540.234 Rp 244.540.234 Akumulasi amortisasi ( 230.038.903 ) ( 225.284.778 ) ___________ ________________________ Jumlah Rp 14.501.331 Rp 19.255.456
Akun ini merupakan goodwill yang timbul dari penyertaan saham oleh anak-anak perusahaan yakni penyertaan saham PPJ dalam GS pada tahun 2008, penyertaan saham DA dalam GPS pada tahun 2006 dan transaksi penukaran saham PPJ, antara DA dan Delfina pada tahun 2005.
13. ASET LAIN-LAIN
31 Maret 2011 31 Desember 2010
___________ ________________________
Uang muka pembelian lahan Rp 272.289.140 Rp 276.995.262
Peralatan usaha hotel 9.963.442 9.646.336
Setoran jaminan 6.850.976 6.898.873
Hak guna kapasitas transmisi 7.831.008 9.067.483
Uang muka pemasok 7.089.370 9.429.439
Uang muka kepada PLN 1.643.750 1.643.750
Biaya tangguhan 736.578 282.425
Lainnya 3.077.708 1.183.466
___________ ________________________
Jumlah Rp 309.481.972 Rp 315.147.034
Pada tanggal 31 Desember 2010, uang muka pembelian lahan termasuk uang muka sebesar Rp 276.495.263 yang dibayarkan GS, anak perusahaan, dalam rangka proyek kerjasama dengan Maisons Development Ltd. (Maisons), pihak ketiga, untuk pengembangan properti di kawasan pusat bisnis berdasarkan Nota Kesepakatan (MoU) yang ditandatangani oleh para pihak pada tanggal 8 Oktober 2010. MoU tersebut juga mencantumkan kondisi dan persyaratan tertentu yang harus dipenuhi oleh para pihak guna pelaksanaan proyek tersebut. MoU tersebut akan batal dengan sendirinya bilamana para pihak tidak dapat memenuhi kondisi dan persyaratan tersebut selambat-lambatnya tanggal 8 Oktober 2011. Dengan demikian, Maisons harus mengembalikan uang muka tersebut, tanpa bunga kepada GS. Rencana proyek ini adalah sejalan dengan kegiatan usaha utama dan rencana bisnis GS dan Perusahaan, yaitu pengembangan usaha properti di masa mendatang. Hak guna kapasitas transmisi merupakan hak penggunaan kapasitas transmisi kabel matrix yang diperoleh AT, anak perusahaan, pada tahun 2008 dan diamortisasi menggunakan metode garis lurus selama periode 4 tahun dan dicatat dalam akun “Beban umum dan administrasi.
Uang muka kepada pemasok merupakan uang muka kepada pemasok hotel dan lainnya sehubungan dengan pembelian yang dilakukan oleh Perusahaan dan anak perusahaan.
Uang muka kepada PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) (PLN) merupakan uang muka pembelian daya listrik untuk KNTS.
Biaya tangguhan termasuk biaya-biaya sehubungan dengan rencana pembangunan Lot 6 KNTS oleh GA, anak perusahaan dan biaya pemasaran CW.
Pada tanggal 31 Maret 2010 dan 31 Desember 2010 sebesar Rp 993.052 atau 0,02% dan Rp 933.245 atau 0,02% dari jumlah aset merupakan transaksi dengan pihak yang mempunyai
hubungan istimewa (Catatan 35).
Aset lain-lain pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 termasuk saldo dalam mata uang asing masing-masing sebesar US$ 31.313 (ekuivalen sebesar Rp 272.709) dan US$ 31.981 (ekuivalen sebesar Rp 287.541) (Catatan 36).
Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat kemungkinan kerugian atas aset-aset tersebut, sehingga manajemen tidak membentuk penyisihan penurunan nilai tersebut.
14. HUTANG BANK
31 Maret 2011 31 Desember 2010
___________ ________________________
Dolar Amerika Serikat Pihak ketiga
Hutang bank sindikasi
The Royal Bank of Scotland Plc
(sebagai “facility agent”) Rp 748.865.894 Rp 773.114.393
PT Bank Internasional Indonesia Tbk 244.988.287 265.997.493
PT Bank CIMB Niaga Tbk 163.365.946 177.400.685
___________ ________________________
Jumlah Rp 1.157.220.127 Rp 1.216.512.571
Pada tahun 1995, Perusahaan memperoleh pinjaman sebesar US$ 70.000.000 dari bank sindikasi
yang dikoordinasikan (arrange) oleh Schroders International Merchant Bankers Limited (yang
kemudian sejak tahun 1999 digantikan oleh The Royal Bank of Scotland Plc (RBS)). Pinjaman tersebut digunakan untuk membiayai renovasi Hotel Borobudur Jakarta.
The Royal Bank of Scotland Plc
Sejak tahun 1998, Perusahaan tidak dapat membayar bunga atas pinjaman dan tidak berhasil memenuhi persyaratan rasio keuangan konsolidasi tertentu. Pada tanggal 17 Nopember 2000, Perusahaan memperoleh persetujuan dari kreditur untuk restrukturisasi hutang bank sindikasi. Berdasarkan Perjanjian Perubahan, yang berlaku efektif mulai tanggal 22 Desember 2000, kreditur menyetujui hal-hal sebagai berikut:
1. Bunga yang belum dibayar sejumlah US$ 15.987.587 dijadikan sebagai bagian dari pokok pinjaman dan pokok pinjaman yang baru menjadi sebesar US$ 85.987.587;
2. Sisa bunga yang masih harus dibayar sampai dengan tanggal 22 Desember 2000 sejumlah
US$ 6.552.277 dihapuskan;
3. Jatuh tempo hutang bank sindikasi diperpanjang sampai bulan Desember 2005 dan masih dapat diperpanjang untuk jangka waktu maksimal 2 tahun;
4. Pinjaman baru dikenakan suku bunga sebesar LIBOR ditambah marjin 3,5% untuk 5 tahun
sampai dengan tanggal 17 Nopember 2005 dan LIBOR ditambah marjin 4% apabila pinjaman
diperpanjang. Pembayaran bunga ditetapkan sebesar 4% per tahun mulai tanggal 17 Nopember 2000 yang meningkat sebesar 1% setiap tahun sampai dengan tanggal 17 Nopember 2003. Selisih antara tingkat bunga yang ditetapkan oleh bank dan bunga yang dibayarkan dikapitalisasi ke pokok; dan
5. Jaminan berupa pengalihan fidusia (fiduciary transfer) rekening bank (Catatan 5), piutang usaha
(Catatan 6), persediaan (Catatan 8), penyerahan (assignment) penggantian asuransi, pengalihan
fidusia hak atas barang tidak bergerak dan hipotik pertama atas Hotel Borobudur Jakarta khususnya tanah yang terletak di Jalan Lapangan Banteng Selatan, Jakarta Pusat (Catatan 12).
Perjanjian Perubahan mencakup antara lain persyaratan (covenants) dan pembatasan mengenai
pembagian dividen, merger dan akuisisi, penggunaan hasil penjualan aset, jaminan dan
prosedur-prosedur yang harus dilaksanakan mengenai persyaratan keuangan (financial covenant).
Pada tanggal 13 Juli 2001, 24 Januari 2002 dan 22 Agustus 2002, Perusahaan menerima surat pemberitahuan dari RBS bahwa Perusahaan melanggar persyaratan dalam Perjanjian Perubahan. Berdasarkan konfirmasi dari RBS, saldo hutang bank pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 adalah sebesar US$ 85.987.587.
Berdasarkan perjanjian jika Perusahaan gagal memenuhi persyaratan dalam perjanjian hutang sindikasi, bank sindikasi dapat menyatakan setiap saat seluruh jumlah hutang sindikasi yang telah direstrukturisasi, termasuk seluruh bunga masih harus dibayar atau beban dan jumlah lainnya yang terhutang, jatuh tempo segera dan harus dibayar. Sampai dengan tanggal 31 Maret 2011, Perusahaan tidak memperoleh pembebasan dari bank sindikasi atas pelanggaran akibat terpenuhinya persyaratan tersebut.
Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasi, Perusahaan sedang dalam tahap penyelesaian negosiasi dengan para kreditur untuk penyelesaian pinjaman tersebut.
PT Bank Internasional Indonesia Tbk dan PT CIMB Niaga Tbk
Pada tanggal 13 Desember 2010, PPJ, anak perusahaan, memperoleh pinjaman dari PT Bank Internasional Indonesia Indonesia Tbk (BII) dan PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB) masing-masing sebesar US$ 30.000.000 dan US$ 20.000.000 dengan suku bunga sebesar 6,75% per tahun. Kedua pinjaman tersebut berjangka waktu 5 (lima) tahun.
Hutang bank ini dijamin dengan piutang usaha Pacific Place Mall dan One Pacific Place, properti investasi dan penyerahan klaim asuransi (Catatan 6 dan 10).
Beban bunga pada tanggal 31 Maret 2011 dan 31 Desember 2010 masing-masing sebesar Rp 7.441.543 dan Rp 1.429.682 dan dicatat dalam akun “Beban bunga dan beban keuangan lainnya” pada laporan laba rugi konsolidasi. Beban bunga yang belum dibayar sebesar US$ 142.500 (ekuivalen sebesar Rp 1.241.032) pada tanggal 31 Maret 2011 dan US$ 147.945 (ekuivalen sebesar Rp 1.330.175) pada tanggal 31 Desember 2010 dan dicatat dalam akun “Biaya yang masih harus dibayar” pada neraca konsolidasi (Catatan 19).
Pada tanggal 31 Maret 2011, saldo hutang bank dari BII dan CIMB Niaga masing-masing sebesar US$ 28.500.000 dan US$ 19.000.000 (ekuivalen sebesar Rp 248.206.500 dan Rp 165.471.000) dengan biaya transaksi yang belum diamortisasi masing-masing sebesar US$ 611.237 (ekuivalen sebesar Rp 5.323.267) dan US$ 415.138 (ekuivalen sebesar Rp 3.732.507).