• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aspek-Aspek Kecerdasan Spiritual dan Emosional yang Terdapat dalam Surah

SURAH LUQMAN AYAT 12-19

A. Aspek-Aspek Kecerdasan Spiritual dan Emosional yang Terdapat dalam Surah

Luqman Ayat 12-19

Ayat Lafadz dan Terjemah Surah Luqman Aspek Kecerdasan

Spiritual 12

ﱞِﲏَﻏ َﻪﱠﻠﻟا ﱠنِﺈَﻓ َﺮَﻔَﻛ ﻦَﻣَو ِﻪِﺴْﻔَـﻨِﻟ ُﺮ ُﻜْﺸَﻳ ﺎَﱠﳕِﺈَﻓ ْﺮُﻜْﺸَﻳ ﻦَﻣَو ِﻪﱠﻠِﻟ ْﺮُﻜْﺷا ِنَأ َﺔَﻤْﻜِْﳊا َنﺎَﻤْﻘُﻟ ﺎَﻨْـﻴَـﺗآ ْﺪَﻘَﻟَو

﴿ ٌﺪﻴَِﲪ

١٢

Terjemahnya:

Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji".

Beryukur terhadap takdir Allah

13

﴾١٣﴿ ٌﻢﻴِﻈَﻋ ٌﻢْﻠُﻈَﻟ َكْﺮﱢﺸﻟا ﱠنِإ ِﻪﱠﻠﻟﺎِﺑ ْكِﺮْﺸُﺗ َﻻ ﱠَﲏُـﺑ ﺎَﻳ ُﻪُﻈِﻌَﻳ َﻮُﻫَو ِﻪِﻨْﺑ ِﻻ ُنﺎَﻤْﻘُﻟ َلﺎَﻗ ْذِإَو

Terjemahnya:

Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". Mengesakan Allah 15

ًﺎﻓوُﺮْﻌَﻣ ﺎَﻴْـﻧﱡﺪﻟا ِﰲ ﺎَﻤُﻬْـﺒِﺣﺎَﺻ َو ﺎَﻤُﻬْﻌِﻄُﺗ َﻼَﻓ ٌﻢْﻠِﻋ ِﻪِﺑ َﻚَﻟ َﺲْﻴَﻟ ﺎَﻣ ِﰊ َكِﺮْﺸُﺗ نَأ ﻰﻠَﻋ َكاَﺪَﻫﺎَﺟ نِإَو

ُﻛ ﺎَِﲟ ﻢُﻜُﺌﱢﺒَـﻧُﺄَﻓ ْﻢُﻜُﻌ ِﺟْﺮَﻣ ﱠَﱄِإ ﱠُﰒ ﱠَﱄِإ َبﺎَﻧَأ ْﻦَﻣ َﻞﻴِﺒَﺳ ْﻊِﺒﱠﺗاَو

﴿ َنﻮُﻠَﻤْﻌَـﺗ ْﻢُﺘﻨ

١٥

Terjemahnya:

Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Ku-beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.

Ayat Lafadz dan Terjemah Surah Luqman Aspek kecerdasan spiritual 16

ِتْﺄَﻳ ِضْرَْﻷا ِﰲ ْوَأ ِتاَوﺎَﻤﱠﺴﻟا ِﰲ ْوَأ ٍةَﺮْﺨَﺻ ِﰲ ﻦُﻜَﺘَـﻓ ٍلَدْﺮَﺧ ْﻦﱢﻣ ٍﺔﱠﺒَﺣ َلﺎَﻘْـﺜِﻣ ُﻚَﺗ نِإ ﺎَﻬﱠـﻧِإ ﱠَﲏُـﺑ ﺎَﻳ

ﱠنِإ ُﻪﱠﻠﻟا ﺎَِ

﴿ ٌﲑِﺒَﺧ ٌﻒﻴِﻄَﻟ َﻪﱠﻠﻟا

١٦

Terjemahnya:

(Luqman berkata): "Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.

Ruhani/hati nurani

17

َة َﻼﱠﺼﻟا ِﻢِﻗَأ ﱠَﲏُـﺑ ﺎَﻳ

Terjemahnya:

Hai anakku, dirikanlah shalat

Beribadah

Ayat Lafadz dan Terjemah Surah Luqman Aspek Kecerdasan

Emosional 14

ﱠَﱄ ِإ َﻚْﻳَﺪِﻟاَﻮِﻟَو ِﱄ ْﺮُﻜْﺷا ِنَأ ِْﲔَﻣﺎَﻋ ِﰲ ُﻪُﻟﺎَﺼِﻓَو ٍﻦْﻫَو ﻰَﻠَﻋ ًﺎﻨْﻫَو ُﻪﱡﻣُأ ُﻪْﺘَﻠََﲪ ِﻪْﻳَﺪِﻟاَﻮِﺑ َنﺎَﺴﻧِْﻹا ﺎَﻨْـﻴﱠﺻَوَو

﴿ ُﲑِﺼَﻤْﻟا

١٤

Terjemahnya:

Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-kepada-Kulah kembalimu.

Berbuat baik kepada kedua orang tua

17

﴾١٧﴿ ِرﻮُﻣُْﻷا ِمْﺰَﻋ ْﻦ ِﻣ َﻚِﻟَذ ﱠنِإ َﻚَﺑﺎَﺻَأ ﺎَﻣ ﻰَﻠَﻋ ِْﱪْﺻاَو ِﺮَﻜﻨُﻤْﻟا ِﻦَﻋ َﻪْﻧاَو ِفوُﺮْﻌَﻤْﻟﺎِﺑ ْﺮُﻣْأَو

Terjemahnya:

dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).

Amar ma’ruf nahi mungkar

Ayat Lafadz dan Terjemah Surah Luqman Aspek Kecerdasan Emosional 18

﴾١٨﴿ ٍرﻮُﺨَﻓ ٍلﺎَﺘُْﳐ ﱠﻞُﻛ ﱡﺐ ُِﳛ َﻻ َﻪﱠﻠﻟا ﱠنِإ ًﺎﺣَﺮَﻣ ِضْرَْﻷا ِﰲ ِﺶَْﲤ َﻻَو ِسﺎﱠﻨﻠِﻟ َكﱠﺪَﺧ ْﺮﱢﻌَﺼُﺗ َﻻَو

Terjemahnya:

Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.

Sosial

19

﴾١٩﴿ ِﲑِﻤ َْﳊا ُتْﻮَﺼَﻟ ِتاَﻮْﺻَْﻷا َﺮَﻜﻧَأ ﱠنِإ َﻚِﺗْﻮَﺻ ﻦِﻣ ْﺾُﻀْﻏاَو َﻚِﻴْﺸَﻣ ِﰲ ْﺪِﺼْﻗاَو

Terjemahnya:

Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.

Etika

Kecerdasan Spiritual dan Emosional adalah dua kecerdasan yang saling mengikat antara hal yang abstrak dan hal kongkrit untuk mencapai kebahagian antara sang pencipta dan manusia dalam kehidupan dunia, akhirat, dan kehidupan sosial. Dalam hal kecerdasan spiritual dan emosional, ada beberapa aspek-aspek yang terdapat pada surah Luqman, yakni:

1. Surah Luqman ayat 12 (aspek kecerdasan spiritual)

َـﻨِﻟ ُﺮُﻜْﺸَﻳ ﺎَﱠﳕِﺈَﻓ ْﺮُﻜْﺸَﻳ ﻦَﻣَو ِﻪﱠﻠِﻟ ْﺮُﻜْﺷا ِنَأ َﺔَﻤْﻜِْﳊا َنﺎَﻤْﻘُﻟ ﺎَﻨْـﻴَـﺗآ ْﺪَﻘَﻟَو

َﻪﱠﻠﻟا ﱠنِﺈَﻓ َﺮَﻔَﻛ ﻦَﻣَو ِﻪِﺴْﻔ

َِﲪ ﱞِﲏَﻏ

ٌﺪﻴ

﴿

١٢

Terjemahnya:

Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji".1

Menurut tafsir Al-Misbah, kata hikmah memiiki arti kendali. Ulama memiliki pendapat tentang arti kata “hikmah”, yang berarti; mengetahui yang paling utama dari segala sesuatu, baik pengetahuan, maupun perbuatan. Hikmah juga

adalah ilmu alamiah dan juga ilmu amaliah. Hikmah juga berarti sebagai sesuatu yang bila diperhatikan akan menghalangi terjadinya mudharat (kesulitan) yang lebih besar atau mendatangkan kemaslahatan dan kemudahan yang lebih besar. Seseorang yang memiliki hikmah sepenuhnya harus memiliki keyakinan tentang pengetahuan dan tindakan yang diambilnya, sehingga dia tidak akan mengalami keadaan dalam berbicara dengan keraguan dan tidak melakukan sesuatu dengan cara coba-coba.

Menurut tafsir ibnu katsir dan tafsir al-misbah kata syukur terambil dari kata syakara yang bermakna pujian atas kebaikan. Bentuk syukur manusia kepada Allah dimulai dengan menyadari dari lubuk hatinya yang terdalam betapa besar nikmat yang Allah berikan. Secara umum menurut tafsir al-misbah ada tiga unsur yang harus dipenuhi oleh manusia agar apa yang dilakukannya dapat terpuji, yakni dengan perbuatan yang indah/baik, dilakukan secara sadar, dan tidak dalam keadaan terpaksa/dipaksa.

Ayat 12 tersebut dalam tafsir jalalain menjelaskan bahwa Luqman belajar kepada nabi Daud sebelum diangkat menjadi rasul, Luqman memberikan fatwa beberapa kata-kata mutiara, yang diucapkannya cukup banyak serta diriwayatkan secara turun-temurun. Luqman mengatakan “Aku tidak pernah merasa cukup apabila aku merasa berkecukupan”. Pada suatu hari pernah ditanyakan oleh orang kepadanya: “Siapakah manusia yang paling buruk itu?” Luqman menjawab “Dia adalah manusia yang tidak memerdulikan orang lain sewaktu mengerjakan keburukan”..

Secara umum dalam ayat tersebut di atas mengandung aspek kecerdasan spiritual dan emosional yang terdapat dalam surah Luqman, akan tetapi ayat ini memiliki kaitan besar pada aspek kecerdasan spiritual, yakni rasa syukur kepada

Allah dan bersyukur terhadap takdir Allah yang telah ditetapkan, adalah merupakan sisi kecerdasan spiritual. Sedangkan sisi kecerdasan emosionalnya adalah memiliki rasa kesyukuran terhadap diri sendiri.

Ciri-ciri kecerdasan emosional dalam ayat ini yakni Luqman mengajarkan kepada anaknya agar senantiasa bersyukur kepada Allah atas apa yang telah dianugerahkan kepada mereka, karena dengan bersyukur, maka seseorang akan selalu merasa berkecukupan tanpa adanya rasa kekurangan. Sikap syukur ini harus tertanam dalam pribadi setiap muslim, seseorang yang memiliki kecerdasan spiritual dan emosional yang tinggi akan selalu mensyukuri apa yang ada dalam hidupnya dan akan saling memahami antara kekurangan dan kelebihannya.

Seseorang akan dapat menilai segala sesuatu yang terdapat pada dirinya bukan dari satu sisi saja, akan tetapi dia dapat menilai hal-hal apa yang terdapat dan terjadi pada dirinya dari berbagai sisi.

Dari penjelasan beberapa tafsir, lahir suatu aspek-aspek kecerdasan emosional yakni mengenali emosi diri sendiri dan mengenali emosi orang lain dengan cara mengenali emosi seseorang untuk bagaimana menasehati orang lain dengan cara tidak berkata keras/kasar mengenai diri individu yang diberi nasehat, maksudnya adalah dengan gaya bahasa sindiran jika dalam istilah bahasa arab disebut dengan balaghah (mengungkapkan/menyampaikan dengan bahasa yang lembut)

2. Surah Luqman Ayat 13

َﻮُﻫَو ِﻪِﻨْﺑ ِﻻ ُنﺎَﻤْﻘُﻟ َلﺎَﻗ ْذِإَو

ِﻪﱠﻠﻟﺎِﺑ ْكِﺮْﺸُﺗ َﻻ ﱠَﲏُـﺑ ﺎَﻳ ُﻪُﻈِﻌَﻳ

﴿ ٌﻢﻴِﻈَﻋ ٌﻢْﻠُﻈَﻟ َكْﺮﱢﺸﻟا ﱠنِإ

١٣

Terjemahnya:

Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah)

sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".2

Menurut tafsir Al-Misbah, dilukiskan pengalaman hikmah kepada Luqman, serta pelestariannya kepada anaknya. Pada ayat 13 tersabut diceritakan bahwa Luqman sewaktu memberi pelajaran kepada anaknya dengan cara memanggil dengan penuh kelembutan.

Menurut tafsir Ibnu Katsir Allah berfirman mengabarkan tentang wasiat Luqman kepada puteranya, yang bernama Tsaran, menurut suatu pendapat yang di ceritakan As-Suhaily, Allah telah menyebut dengan sebaik-baiknya. Dia memberi wasiat kepada puteranya yang paling ia cintai, kemudian dia mngingatkan ketika menyekutukan Allah adalah kezaliman yang besar.

Menurut tafsir jalalain, Luqman berkata kepada anaknya sewaktu ia menasehatinya, dengan kata bunayya adalah dengan memanggil anak dengan panggilan kasih sayangnya, Luqman berkata kepada anaknya untuk tidak menyekutukan Allah karena menyekutukan Allah adalah kezaliman yang besar, maka ketika itu anaknya bertaubat dan masuk Islam.

Ayat 13 tersebut memberi arahan untuk menjauhi dalam bentuk pelarangan terhadap perbuatan menyekutukan Allah. Luqman mengatakan kepada anaknya untuk tidak menyekutukan Allah dengan kata ‘jangan” artinya pelarangan. Karena dengan menyekutukan Allah adalah satu sifat dosa yang tidak terampuni, yang pada akhirnya mebuat seseorang mengerti akan makna hidup yang sesungguhnya.

Penulis menemukan bentuk aspek-aspek kecerdasan spiritual dan emosional dari penjelasan beberapa tafsir tersebut tentang aspek kecerdasan spiritual. Yang menjadi ciri-ciri spiritual berarti memiliki sifat kepada hal-hal yang bersifat

kerohanian, ayat tersebut menjelaskan tentang larangan menyekutukan Allah, yang tentunya memiliki kaitan spiritual manusia kepada Tuhan.

Aspek-aspek kecerdasan spiritual yang terdapat juga dari ayat ini yakni, manusia dengan sifat fleksibelnya, maksudnya manusia yang belum/tidak menyadari bahwa memusyrikan Tuhan menjadi mengesakan Tuhan. Memiliki kesadaran tinggi bahwa Allah adalah Tuhan yang tidak berhak dipersekutukan dalam hal apapun.

Sedangkan ciri kecerdasan emosional dalam ayat ini adalah kemampuan Luqman memberi pelajaran pada anaknya dengan mengendalikan emosi dirinya dengan cara memanggil anaknya dengan penuh kasih sayang dengan cara memunculkan nilai emosi positif kepada anaknya.

Dengan demikian, bahwa aspek-aspek kecerdasan spiritual dalam ayat 13 surah Luqman adalah aspek shiddiq,menyampaikan kebenaran bahwa Allah adalah Tuhan yang Esa dan tidak memiliki sekutu. Amanah, dalam menyampaikan kebenaran. Fathanah dalam menyampaikan serta tabligh, yakni jujur, terpercaya, cerdas dalam menyampaikan kebenaran bahwa janganlah kita menyekutukan Allah sebab tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah swt. Sedangkan aspek-aspek kecerdasan emosional yang terdapat pada ayat ini adalah mengenali emosi diri, mengelola emosi diri, dan mengenali emosi orang lain dalam menyampaikan.

3. Surah Luqman Ayat 14 dan 15

ِﰲ ُﻪُﻟﺎَﺼِﻓَو ٍﻦْﻫَو ﻰَﻠَﻋ ًﺎﻨْﻫَو ُﻪﱡﻣُأ ُﻪْﺘَﻠََﲪ ِﻪْﻳَﺪِﻟاَﻮِﺑ َنﺎَﺴﻧِْﻹا ﺎَﻨْـﻴﱠﺻَوَو

ْﺮُﻜْﺷا ِنَأ ِْﲔَﻣﺎَﻋ

َﻤْﻟا ﱠَﱄِإ َﻚْﻳَﺪِﻟاَﻮِﻟَو ِﱄ

ُﲑِﺼ

﴿

١٤

Terjemahnya:

Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang

bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-kepada-Kulah kembalimu.3

ِﺣﺎَﺻَو ﺎَﻤُﻬْﻌِﻄُﺗ َﻼَﻓ ٌﻢْﻠِﻋ ِﻪِﺑ َﻚَﻟ َﺲْﻴَﻟ ﺎَﻣ ِﰊ َكِﺮْﺸُﺗ نَأ ﻰﻠَﻋ َكاَﺪَﻫﺎَﺟ نِإَو

ِﺒﱠﺗاَو ًﺎﻓوُﺮْﻌَﻣ ﺎَﻴْـﻧﱡﺪﻟا ِﰲ ﺎَﻤُﻬْـﺒ

ْﻊ

ﱠَﱄِإ ﱠُﰒ ﱠَﱄِإ َبﺎَﻧَأ ْﻦَﻣ َﻞﻴِﺒَﺳ

ﻮُﻠَﻤْﻌَـﺗ ْﻢُﺘﻨُﻛ ﺎَِﲟ ﻢُﻜُﺌﱢﺒَـﻧُﺄَﻓ ْﻢُﻜُﻌ ِﺟْﺮَﻣ

﴿ َن

١٥

Terjemahnya:

Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Ku-beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.4

Aspek kecerdasan spiritual dan emosional yang terdapat pada kedua ayat diatas adalah berbuat baik kepada kedua orang tua serta aspek kehidupan sosial dan aspek ruhani.

Ayat 14 dan 15 menurut tafsir al-misbah, ayat 14 menjelaskan tentang penghormatan dan kebaktian kepada kedua orangtua menempati tempat kedua setelah pengagungan kepada Allah. Setelah ayat 14 menekankan betapa pentingnya kebaktian anak terhadap kedua orangtua dalam ayat 15 dalam tafsir Al-Misbah ada hal pengecualian perintah menaati kedua orangtua sekaligus menggaris bawwahi wasiat luqman kepada anaknya tentang keharusan meninggalkan kemusyrikan dalam bentuk apapun serta kapan dan dimanapun.

Menurut tafsir Ibnu Katsir, ayat 14 Luqman mengiringi wasiat perintah beribadah kepada Allah, dan berbakti kepada kedua orangtua, karena dalam ayat ini dijelaskan betapa beratnya kesulitan mengandung anak, dan menyapihnya selama dua tahun, yakni melahirkan, menyusui dan mengasuh selama dua tahun. Ayat 15 menjelaskan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan-Ku sesuatu

3Departemen Agama Republik Indonesia, Al Quran dan Terjemahannya, h. 412

yang tidak ada pengetahuanmu di dalamnya, maka janganlah kamu mengikuti keduanya.

Menurut tafsir Jalalain memiliki keterkaitan antara dalam perintah berbuat baik kepada kedua orangtua, batapa berat kehidupan yang di jalani sehingga diceritakan betapa lemah dan beratnya keadaan mengandung dan mengasuh selama dua tahun yakni (menyusui), hingga menginjak usia remaja. Adapun pengecualian berbakti kepada orang tua dijelaskan dalam ayat 15, yakni hal menyekutukan Allah. Jika kedua orang tua dengan cara memaksa untuk menyekutukan Allah, tak ada kewajiban seorang anak mematuhi perbuatan syirik karena perbuatan syirik adalah perbuatan dosa yang sangat besar.

Ciri-ciri kecerdasan spiritual dalam ayat 14-15 adalah bagaimana kita menyikapi persoalan ketika menyesuaikan diri, mampu melihat keterikatan berbagai hal, mandiri, serta dapat mebuat seseorang mengerti akan makna hidup yang sesungguhnya dalam keadaan yang bertentangan dengan perintah yang dianjurkan syariat agama yakni dalam mentaati, menghormati perintah kedua orang tua dan larangan (ancaman) ketika melakukan kemusyrikan yang kedua orangtua perintahkan.

Sedangkan ciri-ciri kecerdasan emosional dalam ayat tersebut adalah aspek personality (kepribadian) yang meliputi penyesuaian diri, emosi, dan sikap.

Sebagai seorang (muslim) kita memiliki petunjuk syariat yang dalam hal memusyrikan Allah, yakni dalam Al-Quran untuk tidak mematuhi perintah kedua orangtua terhadap hal berupa sifat memusyrikan Allah.

Dengan demikian aspek-aspek kecerdasan spiritual yang terdapat pada ayat 14-15 adalah shiddiq, amanah, fathanah, dan juga tabligh. Dan aspek kecerdasan

emosionalnya adalah mengelola emosi diri, dalam melepaskan kecemasan antara perintah menyekutukan Allah atau ketersinggungan kedua orangtua ketika menolak mematuhi perintah untuk menyekutukan Allah.

4. Surah Luqman Ayat 16

ﱠـﻧِإ ﱠَﲏُـﺑ ﺎَﻳ

ِﰲ ْوَأ ٍةَﺮْﺨَﺻ ِﰲ ﻦُﻜَﺘَـﻓ ٍلَدْﺮَﺧ ْﻦﱢﻣ ٍﺔﱠﺒَﺣ َلﺎَﻘْـﺜِﻣ ُﻚَﺗ نِإ ﺎَﻬ

ﱠﻠﻟا ﺎَِ ِتْﺄَﻳ ِضْرَْﻷا ِﰲ ْوَأ ِتاَوﺎَﻤﱠﺴﻟا

ُﻪ

﴿ ٌﲑِﺒَﺧ ٌﻒﻴِﻄَﻟ َﻪﱠﻠﻟا ﱠنِإ

١٦

Terjemahnya:

(Luqman berkata): "Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.5

Aspek kecerdasan spiritual dan emosional ayat 16 di atas adalah aspek ruhani, yang dapat meningkatkan kualitas pribadi seseorang.

Menurut tafsir Al-misbah, yang di uraikan adalah keluasan dan kedalaman ilmu Allah, Allah mengetahui segala sesuatu yang tersembunyi, dan yang ada di hati manusia. Ayat tersebut menunjukkan balasan terhadap amal kebaikan selama di dunia. Barang siapa selama di dunia berbuat baik dan menghargai orang lain, maka Allah tidak akan luput untuk memberi balasan pahala kepada yang berbuat untuk kebaikan.

Menurut tafsir Ibnu Katsir, menurut ulama bahwa kata

ﺎَﻬﱠـﻧِإ

adalah dhamir sya’n sebuah kisahn yang tidak memiliki arti. Ketika melakukan perbuatan baik dan buruk meski hanya sebesar biji sawi, Allah akan memballasnya dengan setimpal.

Menurut tafsir Jalalain, jika ada perbuatan sekalipun hanya sebesar biji sawi, dan berada dalam batu atau langit dan bumi atau suatu tempat yang paling

tersembunyi, niscaya Allah akan mendatangkannya, maksudnya dia akan menghitungnya.

Ciri-ciri kecerdasan spiritual dan emosional dalam ayat ini adalah sesorang akan senantiasa melakukan perbuatan yang terpuji dan tidak bertentangan dengan hati nuraninya, dan akan selalu waspada terhadap perbuatan yang dilakukannya. Karena Allah mengetahui segala gerak-gerik hambanya yang tersembunyi dalam perbuatannya.

Dari penjelasan beberapa tafsir yang disebutkan di atas beserta ciri-ciri seseorang yang memiliki kecerdasan spiritual dan emosional, penulis menemukan gambaran yang menjadi aspek-aspek kecerdasan spiritual dan emosional yakni; aspek kecerdasan spiritual yang meliputi aspek ruhani, yang dapat meningkatkan kualitas pribadi seseorang.

5. Surah Luqman Ayat 17

َأ ﺎَﻣ ﻰَﻠَﻋ ِْﱪْﺻاَو ِﺮَﻜﻨُﻤْﻟا ِﻦَﻋ َﻪْﻧاَو ِفوُﺮْﻌَﻤْﻟﺎِﺑ ْﺮُﻣْأَو َة َﻼﱠﺼﻟا ِﻢِﻗَأ ﱠَﲏُـﺑ ﺎَﻳ

َﻚَﺑﺎَﺻ

ِرﻮُﻣُْﻷا ِمْﺰَﻋ ْﻦِﻣ َﻚِﻟَذ ﱠنِإ

﴿

١٧

Terjemahnya:

Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).6

Ayat 17 tersebut diatas menurut tafsir al-misbah, adalah bagaimana nasehat Luqman atas hal-hal yang menyangkut perbuatan-perbuatan amal saleh yang utama adalah shalat, serta perbuatan kebajikan yang tercermin pada amar ma’ruf nahi mungkar juga nasehat berupa perlindungan yang membenteng seseorang dari kegagalan yaitu sabar dan tabah.

Ayat di atas memberikan perintah untuk melaksanakan shalat, berbuat ma’ruf nahi mungkar (berbuat kebaikan dan mencegah keburukan), serta perintah bersabar terhadap apa yang dialami pada dirinya. Ayat di atas mengandung kecerdasan spiritual diantaranya shalat dan emosional yaitu menyeru kepada kebaikan dan mencegah dari perbuatan keburukan, serta bersabar terhadap diri sendiri.

Ibadah shalat termasuk dari aspek kecerdasan spiritual, dengan melaksanakan shalat, hati akan menjadi tenang dan tidak gelisah. Shalat merupakan rukun Islam yang kedua setelah mengucapkan dua kalimat syahadat, nilai spiritual dalam shalat memberikan perasaan tenang karena dengan mengingat Allah hati menjadi tenang, karena manusia merupakan bagian dari Tuhan yakni ruh.

Menurut tafsir Ibnu Katsir, Luqman menasehati anaknya tentang pendirian shalat, menegakkan batas-batas, melakukan fardhu-fardhunya dan menepatkan waktu-waktu shalat. Menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar sesuai dengan kemampuan, dan kesungguhan kita, pasti manusia akan mendapati ketika berbuat amar ma’ruf nahi mungkar.

Maksud dan tujuan dari menegakkan batas-batas adalah bagaimana kita mendirikan shalat tidak terlalu lama dan tidak terlalu singkat. Melakukan fardhu shalat artinya 5 waktu shalat yang wajib dalam sehari-semalam, dan menepatkan shalat lima waktu sesuai waktunya.

Maksud dan tujuan dari amar ma’ruf nahi mungkar yang sesuai dengan kemampuan dan kesungguhan kita adalah menyeru dengan cara yang baik, bila kita berhadapan dengan seseorang yang lebih tua atau sebaliknya dari kita hendaknya melakukannya dengan kemampuan menasehati dengan cara yang baik artinya

menempatkan sesuatu pada tempatnya, dan ketika menyeru kepada kebaikan amar ma’ruf nahi mungkar manusia akan mendapati godaan terhadap apa yang dilakukannya untuk berbuat demikian. Manusia akan mendapati kebencian, kedengkian beserta sifat yang tidak diinginkan ketika melakukan kesalahan dalam berbuat amar ma’ruf nahi mungkar.

Menurut tafsir Jalalain, Luqman berkata; “hai anakku, dirikanlah shalat dan serulah manusia mengerjakan yang baik dan cegahlah manusia dari yang mungar, serta bersabarlah terhadap apa yang menimpamu itu, karena demikian itu termasuk hal yangb ditekankan untuk diamalkan”.

Adapun ciri-ciri kecerdasan spiritual dari ayat 17 adalah dengan memiliki tingkat kesadaran yang tinggi, dalam beragama. Mampu menghadapi penderitaan rasa sakit ketika ditimpa musibah, fitnah oleh manusia dengan cara bersabar.

Adapun dengan ciri-ciri kecerdasan emosional ayat 17 tersebut adalah bagaimana manusia mengendalikan emosi ketika menghadapi kenyataan yang membahagiakan, menyedihkan, menakutkan, menjengkelkan ketika dalam mendirikan shalat, dan ketika berbuat ma’ruf nahi mungkar

Aspek kecerdasan spritual dalam ayat ini adalah .aspek shiddiq dalam menanamkan kejujuran dalam beribadah kepada Allah. Amanah dalam kehidupan dunia sebab Allah telah menjadikannya sebagai khalifah di bumi. Fathanah dalam menyikapi suatu perbuatan amar ma’ruf nahi mungkar, dan juga tabligh dalam menyampaikan nasehat terhadap manusia yakni shalat dan amar ma’ruf nahi mungkar.

Aspek kecerdasan emosional dalam ayat ini adalah aspek mengenali emosi diri, mengelola emosi diri, memotivasi diri dan juga mengenali emosi orang lain

tentang cara bagaimana menyikapi diri, juga terhadap sesama dalam berbuat amar’ ma’ruf nahi mungkar.

6. Surah Luqman Ayat 18-19

َﻻ َﻪﱠﻠﻟا ﱠنِإ ًﺎﺣَﺮَﻣ ِضْرَْﻷا ِﰲ ِﺶَْﲤ َﻻَو ِسﺎﱠﻨﻠِﻟ َكﱠﺪَﺧ ْﺮﱢﻌَﺼُﺗ َﻻَو

﴿ ٍرﻮُﺨَﻓ ٍلﺎَﺘُْﳐ ﱠﻞُﻛ ﱡﺐُِﳛ

١٨

Terjemahnya:

Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.7

ْﺻَْﻷا َﺮَﻜﻧَأ ﱠنِإ َﻚِﺗْﻮَﺻ ﻦِﻣ ْﺾُﻀْﻏاَو َﻚِﻴْﺸَﻣ ِﰲ ْﺪِﺼْﻗاَو

ِﲑِﻤَْﳊا ُتْﻮَﺼَﻟ ِتاَﻮ

﴿

١٩

Terjemahnya:

Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.8

Aspek kecerdasan spiritual dan emosional yang terdapat pada ayat di atas adalah aspek kehidupan sosial.

Menurut tafsir al-misbah, nasehat Luqman kali ini berkaitan dengan akhlak dan sopan santun berinteraksi dengan sesama manusia. Materi pelajaran akidah beiau selingi dengan materi akhlak, karena materi akidah tidak dapat dipisahkan dengan materi pelajaran akhlak.

Menurut tafsir Ibnu Katsir, luqman berkata pada anaknya “jika engkau berkomunikasi dengan mereka atau sebaliknya karena kesombongan. Merendahlah dan maniskanlah wajahmu terhadap mereka”.

Kemudian Luqman berkata ًﺎﺣَﺮَﻣ ِضْرَْﻷا ِﰲ ِﺶَْﲤ َﻻَو “dan janganlah kamu berjalan dimuka bumi dengan sombong” yakni sombong, takabbur, otoriter dan menjadi

7Departemen Agama Republik Indonesia, Al Quran dan Terjemahannya, h.412.

pembangkang. Karena ٍرﻮُﺨَﻓ ٍلﺎَﺘُْﳐ ﱠﻞُﻛ ﱡﺐُِﳛ َﻻ َﻪﱠﻠﻟا ﱠنِإ sesungguhnya Allah tidak mencintai orang-orang sombong juga membanggakan diri.

َﻚِﻴْﺸَﻣ ِﰲ ْﺪِﺼْﻗاَو “dan sederhanakanlah dalam berjalan” yakni berjalan dengan cara sederhana, tidak berjalan dalam keadaan cepat dan tidak pula lambat.

َﻚِﺗْﻮَﺻ ﻦِﻣ ْﺾُﻀْﻏاَو “dan lunakkanlah suaramu” yakni janganlahn kita membesarkan suara bukan pada tempatnya.

Olehnya itu, dia berfirman ِﲑِﻤَْﳊا ُتْﻮَﺼَﻟ ِتاَﻮْﺻَْﻷا َﺮَﻜﻧَأ ﱠنِإ “sesungguhnya seburuk-nuruk sura adalah suara keledai”. Analogi keledai dimaksudkan karena tinggi kerasnya suatu suara yang Allah murkai adalah keledai.

Menurut tafsir Jalalain, ِسﺎﱠﻨﻠِﻟ َكﱠﺪَﺧ ْﺮﱢﻌَﺼُﺗ َﻻَو “dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia” yaiu janganlah kamu memalingkan diri dari mereka rasa takabbur ًﺎﺣَﺮَﻣ ِضْرَْﻷا ِﰲ ِﺶَْﲤ َﻻَو “dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh” dengan rasa kesombongan, ٍلﺎَﺘُْﳐ ﱠﻞُﻛ ﱡﺐُِﳛ َﻻ َﻪﱠﻠﻟا ﱠنِإ “sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong” yaitu sombong dalam berjalan, ٍرﻮُﺨَﻓ “lagi membanggakan diri” terhadap manusia.

َﻚِﻴْﺸَﻣ ِﰲ ْﺪِﺼْﻗاَو “ dan sederhanakanlah kamu dlaam berjalan” ambillah sikap pertengahan dalam berjalan, yaitu antara berjalan pelan dan cepat, ْﺾُﻀْﻏاَو “dan lunakkanlah” rendahkanlah, ِتاَﻮْﺻَْﻷا َﺮَﻜﻧَأ ﱠنِإ َﻚِﺗْﻮَﺻ ﻦِﻣ “suaramu, sesungguhnya seburuk buruk suara” suara yang paling jelek itu, ِﲑِﻤَْﳊا ُتْﻮَﺼَﻟ “adalah suara keledai” yaitu sebuah ringkingan kemudian disusul lengkingan suara yang paling buruk ketika terdengar.

Penjelasan dari ketiga tafsir tersebut mendeskripsikan bahwa ayat 18 di atas Luqman memberi nasehat kepada anaknya tentang bagaimana cara etika terhadap sesama, yakni tidak bejalan di muka bumi dengan penuh kesombongan, sebab

memalingkan muka dari manusia itu merupakan suatu perilaku kurang baik, yang tidak disukai oleh manusia, termasuk Allah.

Ayat 19 di atas juga melanjutkan penjelasan tentang bagaimana etika terhadap sesama ketika hendak berjalan dan bercengkrama. Bahwa berjalan secara tergesa-gesa atau sangat lamban itu adalah hal yang berlebihan. Ketika hendak berbicara, hendaklah juga kita menjaga suara agar tidak menyakiti atau melukai perasaan kepada seseorang ketika berbicara.

Ciri-ciri kecerdasan spiritual dalam ayat 18-19 adalah nasehat tentang kemampuan seseorang untuk bersikap fleksibel dan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan yang pada akhirnya membuat seseorang mengerti akan makna

Dokumen terkait