• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aspek Khusus Pemanfaatan Internet untuk Pembelajaran Fisika

SMA N 1 Ngaglik

C. Aspek Khusus Pemanfaatan Internet untuk Pembelajaran Fisika

Penelitian ini juga perlu mengetahui bagaimanakah kaitannya pemanfaatan internet sebagai sumber belajar dengan pembelajaran fisika. Hal tersebut dikarenakan peneliti merupakan calon guru fisika, maka perlu mengetahui aspek khusus dari pemanfaatan internet sebagai sumber belajar dalam pembelajaran fisika. Dalam penelitian ini peneliti juga memberikan pertanyaan mengenai pemnafaatan internet dalampembelajaran fisika di masing-masing sekolah. Hasilnya sebagai berikut :

Tabel 4.15 Aspek Khusus Pemanfaatan Internet untuk Pembelajaran Fisika

No Manfaat Internet Sekolah

1. Sebagai referensi untuk mencari tambahan materi, bahkan untuk mencari contoh-contoh soal Fisika.

Semua sekolah

2. Guru fisika mendownload aplikasi phet untuk memperlihatkan simulasi.

SMA N 1 Minggir, SMA N 1 Cangkringan dan SMA St. Mikael

3. Mendownload aplikasi micro media flash untuk menunjukkan simulasi atau mengedit gambar-gambar.

SMA N 1 Prambanan dan SMA N 1 Ngaglik

4. Mendownload video yang diperoleh dari internet untuk memperjelas materi.

Semua sekolah

5. Bergabung dengan situs belajar online seperti JBclass. Guru mengupload materi atau soal, dan siswa dapat mendownload dan mengirim tugas lewat situs tersebut.

Dalam pembelajaran fisika, seperti mata pelajaran lainnya internet juga sangat penting digunakan sebagai sumber belajar fisika. Misalnya seperti JBclass yang digunakan oleh guru fisika SMA N 1 Ngaglik. Dalam lms.jogjabelajar.jogjaprov.go.id/jbclass/register/siswa/SISWA.pdf, sistem JBclass merupakan media yang sangat efektif untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, serta memudahkan siswa untuk belajar di kelasdengan berbagai konten dan fitur yang dapat menunjang kelancara proses belajar mengajar di kelas. Website JBClass dapat diakses di http://jbclass.jogjabelajar.org/. JBClass ini dapat digunakan untuk mendownload materi, tugas maupun mengerjakan atau mengumpulkan tugas. Materi yang didownload siswa dapat berupa gambar, video, file dokumen maupun link. Selain itu siswa dapat berkomunikasi via pesan serta mengerjakan soal secara online dan mengetahui nilainya. Namun sistem ini hanya dapat digunakan oleh guru, siswa serta orangtua siswa. Tampilan JBClass seperti gambar berikut ini :

Gambar 4.1 Fitur JBClass

Selain JBClass, yang dapat membuat materi pembelajaran lebih menarik yaitu adanya MMF (Macromedia Flash). Macromedia flash adalah sebuah program software yang berfungsi untuk membuat animasi dua dimensi yang sangat handal

dibandingkan dengan program lain. Kehandalannya ialah ukuran file hasil animasi yang kecil. macromedia flash tidak hanya digunakan untuk membuat animasi melainkan juga digunakan membuat menu interaktif, dan membuat presentasi software (Wijaya, D. A., 2016).

Pada macromedia flash memberikan kemudahan untuk membuat gerakan-gerakan objek yang menyerupai video klip yang dapat dirangkai dengan suara. Selain itu, dikenal istilah symbol yang merupakan objek yang nantinya akan dijadikan sebuah animasi. Agar sebuah objek dapat dianimasikan, maka objek tersebut harus dijadikan sebuah simbol dengan perintah convert to symbol. Ketiga tipe simbol tersebut yaitu (1) Graphic, digunakan untuk gambar statis dan untuk membuat potongan-potongan animasi yang terangkum pada timeline. (2) Button, digunakan untuk membuat tombol interaksi di dalam yang mampu merespon aksi mouse. (3) Movie clip, digunakan untuk membuat bagian animasi. movie clip dapat berisi kontrol interaktif, suara, maupun movie clip lainnya. Tampilan MMF yaitu :

Berdasarkan tabel 4.15 diatas, sebagian besar guru fisika dari masing-masing sekolah membutuhkan internet untuk mencari sumber materi, bahkan untuk mencari soal. Ada pula guru fisika yang menggunakan aplikasi phet, macromedia flash untuk menunjukkan simulasi atau gambar-gambar pada siswa mengenai materi yang sedang dibahas. Bahkan terkadang guru menampilkan video yang diperoleh dari internet untuk menjelaskan materi seperti planet dan termodinamika misalnya di SMA N 1 Tempel, serta guru dan siswa dapat bergabung dalam situs belajar online JBclass seperti SMA N 1 Ngaglik. Namun hanya sedikit guru fisika yang bergabung dengan situs JBClass, padahal situs tersebut merupakan salah satu contoh e-learning. Maka internet sangat bermanfaat sebagai sumber belajar, bahkan semua guru fisika dari masing-masing sekolah menggunakan internet sebagai sumber dalam mencari materi pembelajaran.

D. Pembahasan

Penelitian ini ingin mengetahui kesiapan sekolah terhadap pemanfaatan internet sebagai sumber belajar dengan melihat 3 faktor. Pertama yaitu faktor sumber daya manusia dengan melihat kesiapan siswa, guru dan karyawan. Kedua yaitu faktor sarana prasarana yang memuat kesiapan jaringan internet, kecepatan akses internet, cakupan akses internet serta kesiapan teknologi seperti koleksi di perpustakaan, adanya LCD, dan ketiga yaitu faktor kebijakan sekolah memuat kebijakan penggunaan dana, adanya staf ahli, bandwidth yang digunakan serta adanya pelatihan IT.

Berdasarkan hasil data yang diperoleh melalui penyebaran angket, diperoleh data dari tabel 4.5 yaitu kesiapan sekolah dilihat dari faktor sumber daya manusia diperoleh hasil 100 % sekolah sumber daya manusianya siap memanfaatkan internet sebagai sumber belajar. Sedangkan data dari hasil wawancara, disajikan dalam tabel 4.10 dapat diketahui bahwa terdapat 5 sekolah yang sumber daya manusia-nya siap dan 2 sekolah belum siap. Hal ini menunjukkan bahwa 71,43 % jumlah sekolah sekolah sumber dayanya telah siap memanfaatkan internet sebagai sumber belajar. Maka sebagian besar anggota sekolah baik guru, siswa maupun karyawan dari masing-masing sekolah telah siap untuk memanfaatkan internet sebagai sumber belajar.

Dari tabel 4.6 kesiapan sekolah dilihat dari faktor sarana prasarana dari hasil penyebaran angket didapatkan 57,13 % sekolah sarana prasarananya telah siap untuk memanfaatkan internet sebagai sumber belajar. Sedangkan data dari hasil wawancara, disajikan dalam tabel 4.10 dapat diketahui bahwa terdapat 2 sekolah siap dan 5 sekolah belum siap. Hal ini menunjukkan bahwa hanya 28,57% jumlah sekolah yang telah siap untuk memanfaatkan internet sebagai sumber belajar. Hal ini berarti masih banyak sekolah yang harus berusaha memaksimalkan pemanfaatan internet.

Dari tabel 4.7 yaitu faktor kebijakan sekolah,yang diperoleh dari hasil penyebaran angket dapat dilihat bahwa 71,43 % sekolah siap dalam mengatur kebijakan tentang pemanfaatan internet. Sedangkan data dari hasil wawancara, disajikan dalam tabel 4.10 diperoleh data bahwa 4 sekolah siap dan 3 sekolah belum siap. Data tersebut menunjukkan bahwa 57,14% dari jumlah sekolah telah

siap. Hal ini menunjukkan bahwa belum banyak sekolah yang memiliki kebijakan yang baik untuk menunjang pemanfaatan internet sebagai sumber belajar. Kesiapan tersebut dapat dilihat dari anggaran yang cukup besar untuk penggunaan internet, memiliki staf ahli khusus yang mengatur penggunaan internet, serta mengadakan pelatihan bagi guru untuk membuat media pembelajaran berbasis IT ataupun tentang penggunaan internet.

Dari data hasil penyebaran angket, pada tabel 4.9 secara keseluruhan dapat dilihat bahwa 100 % sekolah telah siap memanfaatkan internet sebagai sumber belajar. Namun hal tersebut jika dilihat lebih rinci pada masing-masing faktor akan terlihat beberapa sekolah masih belum siap. Sedangkan dari hasil wawancara, pada tabel 4.10 dapat dilihat bahwa 3 sekolah siap dan 4 sekolah belum siap. Hal ini menujukkan bahwa hanya 42,83 % dari jumlah sekolah yang telah siap memanfaatkan internet sebagai sumber belajar.

Jadi secara keseluruhan telah banyak sekolah yang siap memanfaatkan internet sebagai sumber belajar yaitu sekitar 71,42 % dari jumlah sekolah yang dijadikan sampel. Sekolah yang paling siap memanfaatkan internet sebagai sumber belajar yaitu SMA N 1 Minggir, karena semua anggota sekolahnya telah mampu menggunakan internet, bahkan dalam pembelajaran menggunakan internet. Selain itu sarana prasarana yang menunjang pemanfaatan internet sebagai sumber belajar telah siap, meskipun ada kelas yang akses internetnya lambat namun sekolah berencana mengatasi hal tersebut dengan pemasangan kabel, dan akan diberlakukan penggunaan sandi berdasarkan waktu yang telah dijadwalkan bagi masing-masing kelompok agar akses internet lebih cepat dan

maksimal. Kebijakan sekolah ini juga sudah baik mengenai adanya staf ahli di bidang internet serta adanya pelatihan bagi guru dan karyawan. Sedangkan sekolah yang sangat tidak siap adalah SMA N 1 Turi, hal tersebut dikarenakan sarana prasarana yang menunjang pemanfaatan internet kurang lengkap, dikelas akses internetnya sangat lambat bahkan kadang tidak dapat tersambung, selain itu kebijakan sekolah tentang adanya staf ahli dan pelatihan juga belum ada.

Dari tabel 4.13, dilihat dari letak geografis di kota maupun di desa, sumber daya manusianya telah siap semua, namun sarana prasarananya masih belum siap untuk sekolah di kota, kesiapannya hanya sebesar 16,5%. Sedangkan kebijakan sekolah di desa maupun di kota telah siap. Secara keseluruhan rata-rata sekolah sudah siap dalam memanfaatkan internet sebagai sumber belajar, baik di desa maupun kota, tetapi sekolah yang di desa jauh lebih siap daripada yang di kota. Hal tersebut dikarenakan di sekolah di kota kurang memperhatikan fasilitas wifi, karena kebanyakan siswa dapat menggunakan kuota di handphone untuk akses internet.

Penelitian ini juga mengetahui kaitan antara pemanfaatan internet sebagai sumber belajar dengan pembelajaran fisika, seperti pada tabel 4.15. Sebagian besar guru fisika dari masing-masing sekolah membutuhkan internet untuk mencari sumber materi, bahkan untuk mencari soal. Ada pula guru fisika yang menggunakan aplikasi phet, micro media flash untuk menunjukkan simulasi atau gambar-gambar pada siswa mengenai materi yang sedang dibahas. Bahkan terkadang guru menampilkan video yang diperoleh dari internet untuk menjelaskan materi seperti planet dan termodinamika misalnya di SMA N 1

Tempel, serta guru dan siswa dapat bergabung dalam situs belajar online JBclass seperti SMA N 1 Ngaglik. Maka internet sangat bermanfaat sebagai sumber belajar, bahkan semua guru fisika dari masing-masing sekolah menggunakan internet sebagai sumber dalam mencari materi pembelajaran.

Dokumen terkait