Curah Hujan (mm)
14. Area Perkemahan
4.5. Aspek Pengelolaan Lanskap
4.5.1. Pengelola Kompleks Candi Gedong Songo
Kompleks Candi Gedong Songo dikelola oleh tiga pihak yaitu : 1. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Semarang
2. Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Propinsi Jawa Tengah 3. Perum PERHUTANI
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan merupakan badan yang bertugas dalam mengurus administrasi seluruh obyek wisata yang ada di Kabupaten Semarang, salah satunya yaitu Kompleks Candi Gedong Songo. Pihak Dinas Pariwisata dan Kebudayaan membentuk Unit Pelayanan Teknik Dinas (UPTD) untuk mengelola langsung obyek pariwisata setiap wilayah wisata tersebut. UPTD di Candi Gedong Songo memiliki delapan pegawai termasuk kepala UPTD. Kepala UPTD tersebut yaitu Bapak Supeno yang membawahi dua wilayah wisata yaitu Ungaran dan Ambarawa.
Area yang dapat dikembangkan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan adalah pada area rekreasi dari gerbang utama sampai batas Candi Gedong I. Pada area ini sepenuhnya dikelola oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan memiliki wewenang untuk merencanakan dan mengelola area ini tetapi tidak keluar dari konsep kompleks sebagai area wisata sejarah dan candi Hindu.
Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) mempekerjakan 15 orang untuk bertugas di Kompleks Candi Gedong Songo. Tugas dari pegawai BP3 adalah sebagai pemandu wisata, memelihara dan merawat taman candi, serta menjaga keamanan kompleks. Penjagaan keamanan dilakukan setiap saat, baik pagi maupun malam hari, hal ini dikarenakan dahulu sering terjadi pencurian di Kompleks Candi Gedong Songo. Barang yang dicuri dulu adalah arca-arca maupun batu candi yang belum selesai dibangun. Saat ini pencurian terjadi terhadap penangkal petir candi. Untuk itu pada malam hari pegawai dari BP3 melakukan patroli untuk menjaga kelestarian Kompleks Candi Gedong Songo. Area yang menjadi tanggung jawab dari BP3 adalah area candi dan sekitarnya.
Perum PERHUTANI adalah pihak yang bertanggung jawab terhadap vegetasi pada area hutan untuk konservasi. Penanaman ini sudah dilakukan dua
69
kali yaitu pada penanaman pertama menggunakan pinus sebagai tanaman utama dan pada penanaman kedua menggunakan kaliandra sebagai tanaman utama.
Pembagian ruang Kompleks Candi Gedong Songo berdasarkan pengelolanya dapat dilihat pada Gambar 46. dan aktivitas yang dilakukan disetiap ruang dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Ruang, Aktivitas dan Fasilitas saat ini
Ruang Aktivitas Fasilitas
Area Candi dan sekitarnya (dikelola BP3)
• Mengamati dan menikmati candi dari dekat
• Duduk-duduk • Fotografi
• Makan dan minum • Menikmati pemandangan • Ritual upacara • Berkemah • Vegetasi • Kios makanan • Gazebo
• Kios makan dan minum
• Bangku
Hutan disekitar candi (milik Perum PERHUTANI)
• Berjalan – jalan • Berjualan
• Makan dan minum • Berkemah
• Duduk
• Menikmati pemandangan • Fotografi
• Bangku
• Kios makan dan minum
• Gazebo • Toilet
Area Rekreasi
(dikelola Dinas Pariwisata dan Kebudayaan)
• Parkir kendaraan • Berbelanja
• Makan dan minum • Menyaksikan pertunjukan • Berkemah • Berendam • Panjat tebing • Area parkir • Bangku • Toilet • Kios • Panggung • Pendopo • Aula gamelan • Pemandian air panas • Panjat tebing
71
4.5.2. Sumber Dana
Sumber dana berasal dari APBD atau Anggaran Pendapatan Belanja Daerah. Perencanaan yang dilakukan terhadap Kompleks Candi Gedong Songo akan diajukan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Semarang untuk ditindaklanjuti. Anggaran perencanaan dan pengelolaan akan dimasukkan dalam agenda APBD. Lalu pihak Pemerintah Daerah akan mengeluarkan dana sesuai dengan biaya yang diminta oleh UPTD. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan mengatur administrasi seperti tiket masuk ke kompleks. Tiket Masuk ke Kompleks Candi Gedong Songo pada hari biasa Rp 2100,-, pada hari libur sebesar Rp 2600,- dan jika ada atraksi pada hari tersebut maka tiket masuk sebesar Rp 4000,- sampai Rp 6000,- tergantung dari pertunjukannya. Hasil penjualan tiket ini dimasukkan kedalam kas daerah, yang sudah ditetapkan oleh pemerintah daerah. Sebelum tahun 2007 uang yang harus dimasukkan ke kas daerah sebesar ± Rp 43.000.000,- per tahun lalu memasuki tahun 2007 target dinaikkan menjadi Rp 60.000.000,- per tahun. Karena target yang harus dimasukkan ke kas daerah maka jika ingin mengadakan pagelaran pihak UPTD harus menaikkan harga tiket masuk.
Pemerintah daerah tidak menyediakan dana untuk promosi sehingga untuk pengadaan suatu pertunjukan di Kompleks candi Gedong Songo menggunakan dana dari sisa uang tiket yang sudah dinaikkan dikurangi harga tiket biasanya. Sisa uang inilah yang dikelola oleh pengelola untuk dimanfaatkan sebaik-baiknya. Sehingga sebelum pertunjukkan biasanya menggunakan uang pribadi dari pegawai UPTD, jika target jumlah pengunjung tidak memenuhi uang yang dikeluarkan maka uang pribadi tersebut diganti dilain hari ketika mendapatkan untung.
Untuk biaya pemeliharaan taman dibiayai oleh BP3, namun biaya yang dikeluarkan sangat minim sehingga pemeliharaan yang dilakukan kurang optimal. Sedangkan pihak UPTD mengajukan pemeliharaan terhadap fasilitas wisata kepada Pemerintah daerah.
72
4.5.3. Rencana dan Kebijakan Pengembangan
Menurut Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (2002), Kabupaten Semarang memiliki visi dalam pengembangan pariwisata yaitu ”Terwujudnya Kabupaten Semarang sebagai Daerah Tujuan Wisata (DTW) yang maju, dinamis dan handal, melalui pemanfaatan potensi pariwisata untuk meningkatkan pembangunan ekonomi dan pengembangan wilayah serta kesejahteraan masyarakat dengan tetap memperhatikan konsep pelestarian”. Konsep dasar pengembangan kepariwisataan di Kabupaten Semarang yaitu :
1. Pengembangan Keterkaitan kedalam dan keluar (backward dan outward linkages)
Konsep dasar ini menekankan bahwa pengembangan kepariwisataan di Kabupaten Semarang secara spasial direncanakan agar memiliki keterkaitan keluar (outward linkages), yaitu mengembangkan jaringan keterkaitan dengan kabupaten-kabupaten di sekitarnya serta antar propinsi. Untuk pengembangan keterkaitan ke dalam (backward linkages), diharapkan bahwa pengembangan kegiatan pariwisata Kabupaten Semarang nantinya akan muncul pengembangan sub-sub kawasan unggulan pariwisata yang pada saatnya akan turut mendorong pengembangan sub-sub kawasan di wilayah Kabupaten Semarang maupun wilayah yang lebih luas.
2. Pengembangan Pariwisata Tanpa Batas (borderless-tourism)
Pengembangan kegiatan pariwisata atau khususnya pergerakan wisatawan tidak bisa dibatasi hanya pada teritori tertentu saja atau dibatasi secara administratif. Oleh karena itu pengembangan kegiatan kepariwisataan di Kabupaten Semarang harus mempertimbangkan konteks regional dengan mengaitkan produk-produk yang dikembangkan oleh kawasan disekitarnya. 3. Pembangunan kepariwisataan didasarkan pada upaya Preservasi dan Konservasi
serta berprinsip pengelolaan berkelanjutan
Pengembangan kegiatan pariwisata secara keseluruhan akan bertumpu pada keunikan, kekhasan dan daya tarik sumber daya wisata alam dan budaya. Oleh karena itu agar kelangsungan kegiatan pariwisata dapat terjaga aktivitas maupun manfaatnya bagi pembangunan daerah maupun peningkatan
73
kesejahteraan masyarakat, maka kegiatan pariwisata harus dikelola mengacu pada prinsip-prinsip pelestarian dan berkelanjutan.
Untuk mewujudkan misi pengembangan pariwisata di Kabupaten Semarang maka adanya strategi dan rencana pengembangan, salah satunya yaitu strategi dan rencana pengembangan tata ruang dengan mengembangkan kepariwisataan Kabupaten Semarang dalam struktur tata ruang pariwisata terpadu. Kabupaten Semarang memiliki obyek dan daya tarik wisata yang beragam sekaligus memiliki kualitas daya tarik yang handal, yang masing-masing berada pada wilayah dan kondisi geografis, serta akses yang berbeda untuk itu disusun rencana pengembangan yang bersifat sinergis, komplementer dan terpadu diantara obyek-obyek maupun wilayah yang ada.
Rencana pengembangan tata ruang pariwisata Kabupaten Semarang dibagi dalam dua tingkat perwilayahan yaitu Wilayah Pengembangan Pariwisata (WPP) dan Kawasan Pengembangan Pariwisata (KPP). Kawasan Pengembangan Pariwisata (KPP), merupakan wilayah struktur pengembangan yang merangkum beberapa obyek ataupun kawasan wisata dalam satu kesatuan pengembangan. Penghimpunan obyek dan daya tarik wisata berdasarkan atas dasar kesamaan arah dan cara pencapaian, efisiensi waktu pencapaian serta kedudukan ODTW yang secara geografis dapat dibentuk dalam satu keterkaitan (linkage). Wilayah Pengembangan Pariwisata (WPP) yaitu tingkat perwilayahan diatas KPP yang merangkum beberapa KPP dalam satu kesatuan WPP. Berdasarkan pada kriteria dalam KPP dan WPP maka wilayah Kabupaten Semarang memiliki empat WPP dan 10 KPP. Kompleks Candi Gedong Songo termasuk dalam WPP-2 dan KPP-C dengan wilayah Kecamatan Ambarawa Utara dan sebagian Kecamatan Jambu. Basis pengembangan produk wisatanya yaitu pengembangan produk wisata yang bertumpu pada wisata budaya peninggalan sejarah dan pengembangan wisata alam petualangan sebagai pendukung.