• Tidak ada hasil yang ditemukan

FORMAT PENGKAJIAN DI HARJOSARI II KEC MEDAN AMPLAS

B. Asuhan Keperawatan Kasus C.C

5. PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL

Hari/tanggal No. Dx Perencanaan Keperawatan

Rabu, 20 mei 2015

1. Cemas Tujuan dan kriteria hasil: NOC:Ansietas/Cemas

1.Ansietas berkurang,dibuktikan oleh bukti tingkat ansietas hanya ringan sampai sedang,dan selalu menunjukkan pengendalian-diri terhadap ansietas,konsentrasi,dan koping.

2.Menunjukkan pengendalian-diri terhadap ansietas yang dibuktikan oleh indikator sebagai berikut:

-Merencanakan strategi koping untuk situasi penuh tekanan

-Mempertahankan Performa peran -Memantau distorsi persepsi sensori -Memantau manifestasi perilaku ansietas

-Menggunakan teknik relaksasi untuk meredakan ansietas

Pengkajian:

1. Kaji dan

dokumentasikan tingkat kecemasan pasien termasuk reaksi fisik

2.Kaji tanda-tanda vital klien

3.Gali bersama pasien tentang teknik yang berhasil dan tidak berhasil menurunkan ansietas di masa lalu

4.Kaji faktor budaya(misalnya, konflik nilai) yang menjadi penyebab ansietas.

Observasi:

1.Observasi tanda tanda vital

1.Tingkat kecemasan pasien dan reaksi fisik tergantung dari tingkat kecemasan yang dialami

Mengetahui keadaan umum klien melalui tanda-tanda vital

Dengan mengetahui tingkat pengetahuan pasien, perawat lebih mudah memberikan pendidikan pada klien secara efisien dan efektif.

Mengetahui faktor penyebab kecemasan yang dialami klien.

tanda cemas berat Pendidikan kesehatan: 1.Berikan informasi mengenai sumber komunitas yang tersedia, seperti teman,tetangga,kelomp ok swabantu, tempat ibadah, lembaga sukarelawan dan pusat rekreasi.

Mandiri:

1.Dampingi pasien, bicara dengan tenang, dan berikan ketenangan serta rasa nyaman.

2.Beri dorongan kepada pasien untuk

mengungkapkan secara verbal pikiran dan perasaan untuk

mengeksternalisasikan cemas.

3.Bantu pasien untuk

Peningkatan tekanan darah dan frekuensi nadi merupakan indikator peningkatan cemas.

Memberikan

penanganan yang tepat

Sumber komunitas yang tersedia dapat menjadi sarana untuk menurunkan cemas pada klien.

Ketenangan dan rasa nyaman akan

menurunkan cemas pada klien.

memfokuskan pada situasi saat ini.

4.Sediakan pengalihan melalui televisi, radio, permainan, serta terapi okupasi

5.Berikan penguatan positif ketika pasien mampu meneruskan aktivitas sehari-hari dan aktivitas lainnya

meskipun mengalami ansietas.

6.Yakinkan kembali pasien melalui sentuhan, dan sikap empatik secara verbal dan nonverbal secara bergantian.

7.Dorong pasien untuk mengekspresikan kemarahan dan iritasi, serta izinkan pasien untuk menangis.

Mengetahui penyebab cemas pada klien

Sebagai cara untuk mengidentifikasi mekanisme koping yang dibutuhkan untuk mengurangi cemas. Untuk menurunkan ansietas dan memperluas fokus. Mengalihkan pikiran klien dari cemas

Sentuhan dan sikap empatik secara verbal dan nonverbal dapat

8.Kurangi rangsangan yang berlebihan dengan menyediakan

lingkungan yang tenang, kontak yang terbatas dengan orang lain jika dibutuhkan, serta pembatasan penggunaan kafein dan stimulan lain.

9.Singkirkan sumber-sumber ansietas jika memungkinkan.

10.Penurunan cemas: - Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan

- Nyatakan dengan jelas tentang harapan

terhadap perilaku pasien.

- Dampingi pasien(misalnya, selama prosedur) untuk meningkatkan

keamanan dan

mengurangi rasa takut - Beriakan pijatan punggung/pijatan leher, jika perlu pada klien Menangis dan mengekspresikan kemarahan dapat menurunkan hormon stress pada otak

Menurunkan rasa cemas pada klien.

Mencegah cemas Klien

Menurunkan cemas pada klien

Pijatan leher dapat meningkatkan relaksasi pada klien sehingga cemas menurun.

- Jaga peralatan perawatan jauh dari pandangan

- Bantu pasien untuk mengidentifikasi situasi yang mencetuskan cemas. Rabu, 20 mei 2015 2.Gangguan pemenuhan istirahat tidur.

Tujuan dan kriteria hasil:

Tujuan : Pola tidur, kualitas dalam batas normal. Kriteria hasil :

- Jumlah jam tidur dalam batas normal.

- Pola tidur, kualitas dalam batas normal.

- Perasaan fresh sesudah tidur/istirahat.

Rencana Tindakan Rasional

Mandiri: 1.Kaji tanda-tanda vital(TD,HR,RR,T). 2.Lakukan kajian masalah tidur, karateristik, dan penyebab tidur. 3.Kaji insomnia, Untuk mengumpulkandan menganalisis data kardiovaskuler, dan suhu tubuh. Untuk memberikan informasi dasar dalam menentukan rencana perawatan.

relaksasi 4.Tinjau ulang kebutuhan perubahan tidur normal berkenaan dengan kehamilan n,ketidaknyaman fisik,nokturia,dapat mempersulit tidur. Membantu mengidentifikasi kebutuhan pola tidur.

Kolaborasi:

1.Ajarkan pada

keluarga posisi tidur yang baik,agar dapat memantau keadaan pasien

Agar keluarga dapat memantau keadaan/posisi tidur pasien Observasi: 1.Evaluasi tingkat kelelahan,anjurkan pasien untuk istirahat 1-2 jam pada siang hari dan 8 jam pada malam hari. Meringankan rasa lelah Rabu, 20 mei 2015 3.Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Tujuan dan kriteria hasil:

- Kebutuhan nutrisi terpenuhi. - Klien dapat mempertahankan

berat badan dalam batas normal.

- Klien dapat menjelaskan komponen diet bergizi adekuat.

- Klien menoleransi diet yang dianjurkan.

Mandiri:

1.Kaji faktor yang mempengaruhi

kehilangan selera makan(seperti mual dan muntah).

2.Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat selama kehamilan. 3.Anjurkan klien menghindari makanan yang beraroma menyengat(faktor yang dapat menimbulkan mual dan muntah, misalnya bau amis).

4.Anjurkan klien untuk makan sedikit tapi sering dan tambahan makanan kecil yang tepat(seperti biskuit, buah, dan lain-lain).

5.Anjurkan klien untuk

Mengetahui apa yang menyebabkan nafsu makan menurun sehingga dapat ditangani segera.

Meningkatkan

pengetahuan klien dan keinginan untuk mencukupi kebutuhan nutrisi. Aroma yang menyengat dapat menyebabkan mual dan muntah. Untuk menghindari terjadinya mual muntah dan untuk mencukupi asupan nutrisi.

yang

bervariasi(misalnya ikan teri, tahu, tempe, daging dan sayur).

6.Anjurkan klien untuk menimbang berat badan secara ruti(minimal 1x seminggu).

Kolaborasi:

1.Bekerja sama dengan dokter, ahli gizi, dan

pasien untuk

merencanakan tujuan asupan yang adekuat.

2.Pantau kadar Hb/Ht

makanan dapat meningkatkan

keinginan klien untuk makan.

Memberikan situasi terstruktur mengontrol peningkatan berat dan mengetahui status gizi klien. Mungkin diperlukan bantuan tambahan terhadap pilihan nutrisi untuk meningkatkan status gizi klien. Mengidentifikasi adanya anemia atau resiko penurunan kapasitas pembawa oksigen ibu.

Dokumen terkait