• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PENGELOLAAN KASUS

B. Asuhan Keperawatan Kasus

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT I. BIODATA

IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn.H

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 47 tahun

Status Perkawinan : Kawin

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Jl.Blok M No. 17, Hamparan Perak

Tanggal Masuk RS : 11 juni 2013

No. Register : 00.54.32.93

Ruangan/Kamar : Rindu A3/ Kamar 32

Golongan darah : O

Tanggal pengkajian : 17 juni 2013

Tanggal operasi : -

Diagnosa Medis : Tuberkulosis Paru

I. KELUHAN UTAMA :

Tn.H mengatakan sesak ketika bernafas dikarenakan adanya dahak yang mengganggu jalan nafas.

II. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG A. Provocative/palliative

1. Apa penyebabnya :

Tn.h mengatakan awalnya sering batuk dan terganggu saat tidur dalam dua minggu sebelum dirawat di rumah sakit. Setelah diperiksakan ternyata di diagnosis mengalami tb paru

2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan :

Untuk memperbaiki keadaan Tn.h mengatakan mengkonsumsi obat warung.

B. Quantity/Quality

1. Bagaimana dirasakan :

tn.H mengatakan kesulitan untuk bernafas karena sering batuk

kondisi tn.H terlihat pucat dan lemah C. Region

1. Dimana lokasinya :

tn.H mengatakan sesak di bagian dada dan tenggorokan

2. Apakah menyebar :

hanya di bagian tenggorokan dan dada saja D. Severity

Terlihat parah karena wajahnya lemah dan pucat serta klien sering mengeluh sesak ketika bernafas

E. Time

tn.H mengatakan mulai terasa batuk dua bulan yang lalu dan mulai parah sejak dua minggu sebelum dirawat di rumah sakit.

III. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU A. Penyakit yang pernah dialami

tn.H mengatakan tidak pernah sakit sebelumnya B. Pengobatan/tindakan yang dilakukan

Belum pernah sakit sebelumnya C. Pernah dirawat/dioperasi

Belum pernah D. Lama dirawat

Belum pernah dirawat E. Alergi

Tidak memiliki alergi F. Imunisasi

Hanya mendapat imunisasi campak IV. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

A. Orang tua

Pernah menderita hipertensi B. Saudara Kandung

Ada yang pernah mengalami fraktur karena kecelakaan motor C. Penyakit keturunan yang ada

Tidak ada penyakit keturunan

D. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa Tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa E. Anggota keluarga yang meninggal

Belum ada yang meninggal F. Penyebab meninggal

V. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL A. Persepsi pasien tentang penyakitnya B. Konsep Diri

- Gambaran diri : pasien mengatakan sulit untuk bernafas

karena batuk

- Ideal diri : pasien mengatakan ingin cepat sembuh dan

beraktifitas kembali

- Harga diri : pasien merasa sedih karena pekerjaannya

terganggu oleh sakit yang diderita

- Peran diri : pasien bertugas sebagai kepala rumah

tangga

- Identitas : pasien adalah seorang suami dan ayah dari

3 orang anak C. Keadaan Emosi

Keadaan emosi pasien sampai saat ini masih stabil D. Hubungan sosial

- Orang yang berarti : orang yang berarti bagi pasien

adalah istri dan anak-anaknya

- Hubungan dengan keluarga : hubungan pasien dengan

anggota keluarga baik-baik saja

- Hubungan dengan orang lain : hubungan pasien dengan

orang lain baik-baik saja

- Hambatan dengan berhubungan dengan orang lain :

pasien malu berbicara dengan orang lain karena sering batuk E. Spiritual

- Nilai dan keyakinan : pasien mengatakan sering sholat

dan berdo’a agar penyakitnya cepat sembuh dan pasien beragama islam

- Kegiatan ibadah : pasien mengatakan sholatnya jarang

tinggal dan terkadang juga membaca al-qur’an sehabis sholat VI. PEMERIKSAAN FISIK

A. Keadaan Umum

Kondisi pasien saat ini terlihat pucat dan lemah karena sakit yang dideritanya B. Tanda-tanda vital - Suhu tubuh : 36,7 - Tekanan darah : 130/90 mmHg - Nadi : 98x/i - Pernafasan : 36x/i - TB : 167 Cm - BB : 64 Kg

C. Pemeriksaan Head to toe Kepala dan rambut

- Bentuk : bulat dan simetris

- Ubun-ubun : tertutup dan tidak ada kelainan

- Kulit kepala : bersih

Rambut

- Penyebaran dan keadaan kepala : agak beruban dan

penyebarannya merata

- Bau : tidak berbau

- Warna kulit : coklat kehitaman

Wajah

- Warna kulit : coklat kehitaman

- Struktur wajah : lonjong

Mata

- Kelengkapan dan kesimetrisan : kedua mata lengkap dan

keduanya simetris

- Palpebra : normal dan tidak ada pembengkakan

- Konjungtiva dan sklera : konjungtiva tidak anemis,

sklera (-) ikterus

- Pupil : isokor, kanan dan kiri

- Cornea dan iris : refleks terhadap cahaya (+)

- Visus : tidak dilakukan visus mata

- Tekanan bola mata : tidak dilakukan pemeriksaan

bola mata Hidung

- Tulang hidung dan posisi septum nasi : tulang hidung dan

posisi septumnasi normal dan simetris

- Lubang hidung : lubang hidung berish, simetris, dan normal

- Cuping hidung : tidak ada pernafasan cuping hidung

Telinga

- Bentuk telinga : normal dan simetris

- Ukuran telinga : normal

- Ketajaman pendengaran : normal, pasien dapat mendengar dengan baik

Mulut dan faring

- Keadaan bibir : mukosa bibir kering dan pecah-pecah

- Keadaan gusi dan gigi : terlihat pucat dan gigi agak

kekuningan

- Keadaan lidah : terlihat pucat

- Orofaring : keadaan orofaring kering

Leher

- Posisi trachea : medial

- Thyroid : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid

- Suara : suaranya agak pelan dan serak

- Kelenjar limfe : tidak ada pembesaran kelenjar limfe

- Vena jugularis : normal

- Denyut nadi karotis : teraba kuat

Pemeriksaan integumen

- Kebersihan : kulit pasien bersih

- Kehangatan : kulit terasa hangat

- Warna : coklat kehitaman

- Turgor : turgor kulit kembsli < 2 detik

- Kelembaban : kulit pasien agak kering

- Kelainan pada kulit : tidak ada kelainan pada kulit pasien

Pemeriksaan payudara dan ketiak

- Ukuran dan bentuk : tidak dilakukan pemeriksaan

- Warna payudara dan areola : tidak dilakukan pemeriksaan

- Kondisi payudara dan puting : tidak dilakukan pemeriksaan

- Produksi ASI : tidak dilakukan pemeriksaan

- Aksilla dan clavicula : tidak dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan thoraks/dada

- Inspeksi thoraks : bentuk thoraks normal

- Pernafasan (frekuensi, irama) : frekuensi pernafasan 36x|I,

irama tak beraturan Pemeriksaa paru

- Perkusi : paru-paru kanan resonan, dan paru-paru kiri redup

- Auskultasi (suara nafas, suara ucapan, suara tambahan):

terdengar suara mengi Pemeriksaan Jantung

- Inspeksi : tidak ada pembengkakan

- Palpasi :teraba pulsasi

- Perkusi : dullness

- Auskultasi : normal dan tidak ada bunyi tambahan

Pemeriksaan Abdomen

- Inspeksi (bentuk, benjolan) : simetris, tidak ada benjolan - Auskultasi : peristaltik usus (+)

- Palpasi (tanda nyeri tekan, benjolan, ascites, hepar, lien) : tidak ada nyeri tekan, benjolan (-), ascites (-), tidak ada pembengkakan

- Perkusi (suara abdomen) : thympani

Pemeriksaan Kelamin dan sekitarnya

- Genetalia (rambut pubis, lubang uretra) : tidak dilakukan

pemeriksaan

- Anus dan perineum ( lubang anus, kelainan pada anus,

perineum) : tidak dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan muskuloskeletal/ekstremitas (kesimetrisan, kekuatan otot, edema) : kesimetrisan normal, kekuatan otot, 5555 5555 , tidak ada 5555 5555

Pemeriksaan neurologi (Nervus Cranialis) : Glasgow Coma Scale 15, E=4,M=6,V=5

Fungsi Motorik

-cara berjalan : tidak ada masalah -tes jari hidung : koordinasi baik

-pronasi-supinasi test : klien dapat menelentangkan dan menelungkupkan kedua telapak tangannya

-identitas sentuhan ringan : klien dapat mengidentifikasi sentuhan kapas tanpa melihat

-tes tajam-tumpul : klien dapat membedakan sentuhan tajam dan tumpul

-tes panas dingin : klien dapat membedakan sensasi panas dingin

-tes getaran : klien dapat merasakan getaran pada ujung-ujung ekstremitas atas dan bawah

-streognosis test : klien dapat mengidentifikasi benda yang diletakkan ditelapak tangan kanan dan kiri

Refleks

-refleks bisep : fungsi normal, terdapat kontraksi otot bisep pada kedua ekstremitas atas

-refleks trisep : fungsi normal, terdapat kontraksi otot trisep pada kedua ekstremitas atas

-refleks brachioradialis : fungsi normal, terdapat kontraksi otot brachioradialis pada kedua ekstremitas atas

-refleks patellar : fungsi normal, terdapat refleks patellar pada kedua ekstremitas bawah

-refleks tendon Achilles : fungsi normal, terdapat refleks tendon Achilles pada kedua ekstremitas bawah

VII. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI A. Pola makan dan minum

- Frekuensi makan/hari : makan 3x|hari

- Nafsu/selera makan : nafsu makan pasien agak berkurang sejak

sakit

- Nyeri ulu hati : tidak ada nyeri ulu hati - Alergi : tidak ada alergi

- Mual dan muntah : pasien sering ingin muntah ketika batuk

- Tampak makan memisahkan diri (pasien gangguan jiwa) : -

- Waktu pemberian makan : pagi 07.30, siang 13.00, malam

19.00

- Jumlah dan jenis makan : sesuai kebutuhan pasien

- Waktu pemberian cairan/minum : sesuai kebutuhan pasien

- Masalah makan dan minum (kesulitan menelan, mengunyah) :

B. Perawatan diri/personal hygiene

- kebersihan tubuh : pasien bisa menjaga kebersihan tubuhnya - kebersihan gigi dan mulut : pasien melakukannya sendiri

- kebersihan kuku kaki dan tangan : pasien jaang menggunting

kukunya

C. Pola kegiatan/Aktivitas

- Uraian aktivitas pasien untuk mandi, makan, eliminasi, ganti

pakaian dilakukan secara mandiri, sebagian atau lokal : seluruh aktivitas pasien dilakukan sendiri oleh pasien

- Uraian aktivitas ibadah pasien selama dirawat/sakit : meskipun sakit pasien masih mampu beribadah sendiri

D. Pola Eliminasi BAB

- Pola BAB : pasien bab 1 kali sehari - Karakter feses : kuning kecoklatan

- Riwayat perdarahan : tidak ada

- BAB terakhir : 1 hari yang lalu - Diare : tidak ada diare

- Penggunaan laksatif : tidak ada penggunaan laksatif BAK

- Pola BAK : pasien bak bias 5 kali sehari - Karakter urine : kekuningan

- Nyeri/rasa terbakar/kesulitan BAK : tidak ada masalah ketika

bak

- Riwayat penyakit ginjal/kandung kemih : tidak ada riwayat

penyakit ginjal ataupun kandung kemih

- Penggunaan diuretik : tidak ada penggunaan diuretik

ANALISA DATA

NO Data Penyebab Masalah

Keperawatan 1. 2. 3. DS: pasien mengatakan

sering batuk dan sesak nafas serta ada dahak di tenggorokannya dan susah dikeluarkan

DO:

pasien batuk dan suara nafas ronchi,

Adanya sekret kental ketika batuk, upaya batuk pasien buruk

rr = 36x\i

DS:

pasien mengatakan sesak ketika bernafas

DO:

suara nafas menghilang pada bagian superior, pasien mengalami dyspnea, nafas pendek,irama nafas irregular,menggunakan otot bantu pernafasan

DS:

pasien mengatakan tidak tahu tentang gejala penyakit tb paru

Tuberkulosis paru

Peningkatan frekuensi pernafasan

Adanya sekret pada jalan nafas

ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi dari saluran pernafasan untuk mempertahankan kebersihan jalan nafas

bersihan jalan nafas tidak efektif

obstruksi jalan nafas

produksi sekret mengental tidak adekuatnya pertukaran udara inspirasi ataupun ekspirasi

pola nafas tidak efektif Tidak adanya informasi spesifik mengenai penyakitnya

Bersihan jalan nafas tidak efektif

Pola nafas tidak efektif

Kurang pengetahuan

tentang penyakit yang diderita

DO:

ketika ditanya tentang penyakitnya pasien mengatakan tidak tahu tentang gejala penyakit tb paru kurangnya keinginan untuk mencari informasi tentang penyakitnya kurang pengetahuan tentang penyakit yang diderita

MASALAH KEPERAWATAN

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif 2. Pola nafas tidak efektif

3. Kurang pengetahuan tentang penyakit yang diderita DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekresi mucus yang kental, kelemahan upaya batuk ditandai dengan suara nafas ronchi, terdapat sputum saat pasien batuk

2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru ditandai dengan pasien sesak, RR 28 x/menit, nafas pendek dan dangk

3. Kurang pengetahuan tentang penyakit yang diderita berhubungan dengan tidak adanya informasi yang didapat tentang penyakit yang diderita

Hari/ tanggal No. Dx Perencanaan Keperawatan Senin/ 17/6/13

1. Tujuan dan Kriteria Hasil :

Tujuan : bersihan jalan nafas efektif Kriteria hasil :

- batuk berkurang atau hilang. - respirasi dalam batas normal

Rencana Tindakan Rasional

1. Auskultasi dada

untuk mengetahui karakter bunyi nafas dan adanya sekret

2. Bantu pasien dengan menginstruksikan nafas dalam dan efektif serta batuk dengan posisi duduk tinggi

3. Observasi jumlah

dan karakter sputum

sekret serta mengamati

Pernafasan bising seperti ronchi dan mengi menggambarkan

tertahannya sekret atau obstruksi jalan nafas

Posisi duduk memungkinkan ekspansi

paru maksimal dan penekanan menguatkan batuk untuk mobilisasi dan membuang sekret

Peningkatan jumlah sekret tak berwarna awalnya normal dan harus menurun

perubahan sesuai indikasi 4. Kolaborasi pengunaan oksigen humidifier. Berikan cairan tambahan melalui intravena sesuai indikasi 5. Kolaborasi pemberian bronkodilator, ventolin atau analgesik sesuai indikasi penyembuhan. Adanya sputum yang kental, berdarah atau purulen diduga sebagai masalah

sekunder yang memerlukan pengobatan

Dengan memberikan hidrasi maksimal membantu menghilangkan

sekret untuk peningkatan pengeluaran. Gangguan masukan oral memerlukan

tambahan melalui intravena untuk mempertahankan hidrasi

Menhilangkan spasme

bronkus untuk memperbaiki aliran udara.

Ventolin meningkatkan produksi mukosa untuk mengencerkan dan menurunkan viskositas sekret, memudahkan pembuangan. Penghilang ketidaknyamanan dada, meningkatkan kerjasama pada latihan pernafasan

dan meningkatkan keefektifan terapi pernafasan

Hari/ Tanggal No. Dx Perencanaan keperawatan Senin/ 17/6/13

2. Tujuan dan kriteria hasil :

-bunyi nafas tambahan tidak ada -tidak ada penggunaan otot bantu

Rencana Tindakan Rasional

1. Kaji frekuensi,

kedalaman pernafasan

2. Auskultasi bunyi

nafas dan catat adanya bunyi nafas tambahan

3. Observasi pola batuk

dan karakter sekret

4. Berikan posisi

semifowler pada pasien

Untuk mengetahui frekuensi dan kedalaman

penafasan karena kedalaman pernafasan bervariasi tergantung derajat gagal nafas

Perubahan bunyi nafas menunjukkan obstruksi sekunder

Kongesti alveolar mengakibatkan batuk kering atau iritatif, penyempitan ruang paru dan penimbunan cairan di

cavum pleura menyebabkan produksi

sekret meningkat

Posisi semi fowler membantu

memaksimalkan ekspansi paru dan menurunkan upaya pernafasan

5. Kolaborasi terapi pemberian oksigen tambahan 6. Berikan humidikasi tambahan Memaksimalkan pernafasan dan menurunkan kerja nafas

Memberikan kelembaban pada membran mukosa

Hari/ tanggal No. Dx Perencanaan keperawatan Senin/ 17/6/13

3. Tujuan dan kriteria hasil :mengidentifikasikan keperluan untuk penambahan informasi menurut penanganan yang

dianjurkan pada penyakit tuberculosis paru Rencana Tindakan Rasional

1. bantu pasien dalam

memahami informasi yang berhubungan dengan proses timbulnya penyakit secara khusus

2. Siapkan pasien untuk

melakukan keterampilan psikomotor

3. Siapkan pasien untuk secara benar megikuti diet yang dianjurkan

4. Siapkan pasien untuk

memahami dan menyiapkan

Memberikan informasi kepada pasien tentang penyakit yang dideritanya Pasien dapat melakukan sesuai informasi yang diberikan

Menjaga pola makan

pasien sesuai kebutuhan tubuh

Pasien mengetahui prosedur penanganan

pasien secara mental terhadap prosedur atau

penanganan yang dianjurkan

terhadap penyakitnya agar pasien mampu mengontrol

PELAKSANAAN KEPERAWATAN HARI/ TANGGAL NO DX. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN EVALUASI (SOAP) Senin/17-6-2013 1 2

Mengkaji keadaan umum klien

Mengukur vital sign.

Mengauskultasi dada untuk mengetahui karakter bunyi nafas dan adanya sekret. Mengajarkan pasien teknik nafas dalam.

Mengajarkan pasien batuk efektif.

Berkolaborasi pemberian oksigen 5 liter dengan kanul.

Kolaborasi pemberian ventolin 3 ml dengan nebulizer

Mengobservasi pola batuk dan karakter sekret

Evaluasi kekuatan membuang sekret setelah

pemberian ventolin 3 ml dengan nebulizer

S : klien mengeluh sesak nafas dan sakit ketika batuk serta mengatakan bahwa ada dahak ditenggorokannya dan sulit dikeluarkan. O : TD : 130/90 mmHg HR : 96 x/i RR : 28 x/i T : 36,7°C

Terdapat sputum dengan karakter kental dan tidak berbau

A : masalah bersihan jalan nafas pasien teratasi sebagian

P : intervensi berkolaborasi pemberian oksigen dilanjutkan

S : Pasien mengatakan ada dahak yang sulit dikeluarkan

ditenggorokannya

O : pasien mengatakan

belum dapat mempraktekkan teknik

Selasa/ 18-6-2013

3

1

Tanyakan kepada pasien mengenai pengetahuan pasien terhadap penyakit yang dideritanya

Mengajarkan pasien teknik nafas dalam dan pola batuk efektif

batuk efektif dengan baik A : masalah teknik batuk efektif belum teratasi

P : intervensi mengajarkan teknik batuk efektif dilanjutkan

S : pasien mengatakan tidak terlalu tahu tentang gejala awal penyakitnya O : pasien masih belum

mengetahui tentang gejala awal penderita penyakit tuberkulosis paru

A : masalah tentang pengetahuan gejala awal penyakit yang diderita masih belum teratasi

P : intervensinya tetap dilanjutkan

S : pasien mengatakan masih

O : RR 28 x/menit irregular, sesak (+), suara nafas ronchi, penggunaan otot bantu nafas (+), tidak ada tanda sianosis A : masalah teknik nafas

dalam dan pola batuk efektif pasien teratasi

2

3

Memberikan posisi semifowler kepada pasien

Memberikan informasi kepada pasien tentang gejala awal penyakit tb paru

sebagian

P : mengkaji pola nafas pasien dilanjutkan

S : pasien mengatakan sesaknya berkurang bila dalam keadaan posisi semifowler

O : sesak berkurang ketika posisi semifowler, tidak ada tanda sianosis

A : masalah pemberian posisi nyaman pasien teratasi sebagian

P : intervensi pemberian posisi nyaman pasien dilanjutkan

S : pasien mengatakan mulai mengerti tentang gejala awal penderita penyakit tuberkulosis paru O : pasien mulai mengerti tentang gejala awal penyakit tuberkulosis paru A : masalah kurang pengetahuan pasien terhadap gejala awal penyakit tuberkulosis paru teratasi sebagian

P : intervensi memberikan informasi gejala awal

Rabu/19-6-2013

1

2

3

Mengajarkan pasien teknik nafas dalam pola batuk efektif

Berkolaborasi pemberian terapi oksigen 5 liter permenit dengan nasal kanul

Mengkaji frekuensi kedalaman pernafasan dan

ekspansi dada

Mengobservasi pola batuk dan karakter sekret

Memberikan posisi semifowler pada pasien

Mengkaji tanda vital pasien secara berkala

Memberikan informasi kepada pasien tentang gejala

penyakit masih dilanjutkan

S : Pasien mengatakan sesaknya berkurang serta O : RR 26 x/menit, HR 92

x/menit

A : masalah keefektifan jalan nafas belum teratasi P : intervensi mengkaji

frekuensi nafas, tanda vital secara berkala dilanjutkan

S : pasien mengatakan sesaknya berkurang ketika posisi semifowler

O : sputum (+), nafas pendek, sputum kental, pasien dalam keadaan semifowler, suara nafas ronchi.

A : masalah pemberian posisi nyaman teratasi sebagian, masalah pemenuhan kebutuhan oksigen teratasi sebagian, P : intervensi pemberian

posisi nyaman tetap dilanjutkan

S : pasien mulai mengetahui gejala awal

Kamis/20-6-2013

1

2

awal penyakit tb paru serta menganjurkan melakukan pengobatan berkala selama 6 bulan pertama

Mengevaluasi pasien untuk mempraktekkan teknik nafas dalam dan batuk efektif

Mengevaluasi pasien untuk

penyakit yang diderita O : ketika

berbincang-bincang dengan pasien,

pasien mampu menyebutkan gejala awal

penyakit tuberkulosis A : masalah mengenai

pemberian informasi gejala awal penyakit teratasi

P : intervensi pemberian informasi mengenai gejala awal penyakit

dihentikan dan dilanjutkan dengan pemberian informasi mengenai terapi pengobatan S : pasien mengatakan tidak sesak lagi namaun masih ada dahak di tenggorokan

O : pasien mampu melakukan teknik nafas dalam dan batuk efektif A : masalah teratasi

sebagian

P : intervensi tetap dilanjutkan

Jum’at/21-6-2013

3

1

mempraktekkan cara menerapkan teknik posisi nyaman untuk mengatasi sesak nafas

Pemberian informasi kepada pasien tentang terapi dan pengobatan berkala selama 6 bulan rutin

Mengobservasi serta berbincang-bincang dengan

pasien mengenai keadaannya

sesak nafasnya hilang ketika posisi semifowler O : pasien mampu mempraktekkan cara posisi semifowler A : masalah teratasi sebagian P : intervensi tetap dilanjutkan S : pasien belum mengetahui tentang pengobatan rutin untuk penderita tuberkulosis paru

O : ketika berbincang-bincang dengan pasien, beliau belum mengetahui terapi tuberkulosis rutin 6 bulan A : masalah teratasi sebagian P : intervensi tetap dilanjutkan S : pasien mengatakan sudah berkurang sesak nafasnya

O : keadaan pasien telihat

nyaman dengan kondisinya setelah diberikan intervensi

2

3

Mengobservasi keadaan umum klien tentang manfaat posisi semifowler

Pemberian informasi kepada pasien tentang terapi dan pengobatan berkala selama 6 bulan rutin

A : masalah teknik nafas dalam dan pola batuk efektif teratasi

P : intervensi dihentikan

S : klien mengatakan dahak ditenggorokannya mulai berkurang

O : ketika batuk, volume dahak yang dikeluarkan terlihat cair dan sedikit A : masalah teratasi P : intervensi dihentikan

S : klien mulai mengerti dengan informasi yang diberikan

O : ketika berbincang,

klien mampu menyebutkan tentang

terpinya harus rutin 6 bulan

A : masalah teratasi sepenuhnya

BAB III

Dokumen terkait