• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Keperawatan A. Pengkajian

1. Biodata Nama : Yadi Umur : 34 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Pekerjaan : -

Gangguan mobilitas Hilangnya fungsi kedua alel NF1 dalam sel Schwann

Terjadi mutasisel Schwann bersama dengan fibroblas heterozigot, sel perineurial dan sel mast

Sel-sel somatik tumbuh tidak terkontrol di kulit

Nueurofibroma dermal (tumor jaringan syarat) bersifat jinak

Bisa bertransformasi ke ganas pada saraf perifer tumor (MPNSTS)

Semakin tahun terjadi peningkatan jumlah tumor

Neurofibroma spinal Neurofibroma tulang belakang Plexiform neurofibroma

Menyebabkan kompresi akar saraf pada intrakranial

Pusing

Kompresi tulang belakang

Kompresi saraf erosi tulang

Kaki dan tangan tidak bisa digerakkan Gangguan Harga Diri

Rendah

Dikucilakan oleh keluarga

Isolasi sosial Sistem imun pada kulit menurun

Kifoskoliosis

Muncul bersama perifer saraf, termasuk akar saraf /

ujung saraf Malu

22

Alamat : Dusun Warung Jarak, Desa Muktisari, Kec. Cipaku Kab. Ciamis

Agama : -

Suku bangsa : -

Diagnosa medis : Neurofibromatosis type 1 2. Riwayat Kesehatan

Keluhan utama : Sekujur tubuh dipenuhi benjolan

berisi cairan mirip penyakit kutil, pusing dan ada benjolan di kepala menyerupai tanduk.

Riwayat kesehatan sekarang : Sekujur tubuh dipenuhi benjolan berisi cairan, gatal dan pusing di bagian kepala, serta kedua kaki dan tangannya tak bisa digerakkan. Riwayat kesehatan dahulu : Waktu berusia 4 tahun mengeluh

pusing disertai benjolan di bagian belakang kepala. Pihak keluarga mengira itu bisul, namun lama kelamaan semakin membesar dan dilakukan operasi. Tetapi setelah dioperasi justru tumbuh kembali

bahkan semakin banyak dan

membesar hingga sekujur tubuh. Riwayat kesehatan keluarga :

Adakah keluarga yang

mengalami penyakit yang sama?

Adakah teman dekat yang

mengalami penyakit yang sama?

Adakah tetangga yang

23

Psikososial : Merasa malu dan cemas dengan

adanya benjolan berisi cairan di seluruh tubuh. Menutup diri dari masyarakat sekitar rumah.

Pola kehidupan sehari-hari : Dalam sehari berapa kali mandi? Apakah sering mengguanakan alas kaki? Apakah sebelum makan, sering mencuci tangan terlebih dahulu? Apakah ketika terluka sering dicuci menggunakan sabun? Pemeriksaan Fisik : Pemeriksaan fisik semua dalam batas normal Tanda-tanda vital

RR : -

HR : -

Suhu : -

Inpeksi : Sekujur tubuh terdapat benjolan berisi cairan

Palpasi : -

Perkusi : -

Auskultasi : -

3. Pemeriksaan Laboratorium : -

B. Analisa Data

Data Etiologi Masalah

DO : benjolan disekujur tubuhnya DS : - Gen NF 1 pada kromosom 17Q 11.2 Mutasi gen Penurunan produk

24

protein (neurofibroma)

Hilangnya fungsi kedua alel NF1 dalam sel

schwan

Terjadi mutasi bersama dengan fibroblas heterozygot, sel perineum

sel mast

Neurofibroma dermal

Malu

Harga diri rendah

DO : - DS : Menurut metronews, Yadi ditelantarkan keluarga Gen NF1 Bermutasi Penurunan produk protein

Hilangnya fungsi kedua alel NF 1 dalam sel

schwan

Neurofibroma

Semakin tahun, semakin banyak

Isolasi Sosial

25

Dikucilkan keluarga

Isolasi sosial

DO : -

DS : Kedua kaki dan

tangan tidak bisa

digerakan

Gen NF1 Bermutasi

Penurunan produk protein

Hilangnya fungsi kedua alel NF 1 dalam sel

schwan

terjadi mutasi bersama dengan fibroblas

heterozigot, sel perineurial dan sel mast

sel-sel somatik tumbuh tidak terkontrol di kulit

neurofibroma dermal

semakin banyak

plexiform neurofibroma

kompresi saraf & erosi tulang

26

kaki & tangan tidak bisa di gerakan

Gangguan mobilitas

C. Diagnosa Keperawatan

1. Harga diri rendah berhubungan dengan munculnya neurofibroma dermal ditandai dengan malu, dikucilkan.

Tujuan umum : Klien dapat melanjutkan peran berhubungan dengan tanggung jawab.

Tujuan khusus :

 Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.

 Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dapat digunakan.

 Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.

 Klien dapat menerapkan (merencanakan) kegiatan sesuai kemampuan yang dimiliki.

 Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya.

27

Intervensi Rasional

1. Bina hubungan saling percaya dengan cara selain terapeutik.

2. Bicara dengan jujur, singkat, jelas, mudah di mengerti.

3. Dengarkan pernyataan klien yang empati tentang halusinasi tanpa menentang atau menyetujui.

4. Beri kesempatan untuk

mengungkapkan perasaannya

tentang penyakit yang diderita.

Sediakan waktu untuk

mendengarkan.

5. Katakan pada klien bahwa klien adalah orang yang berharga dan bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya sendiri.

6. Diskusikan kemampuan dan

aspek positif yang dimiliki klien dapat dimuat dan bagian tubuh

mana yang masih berfungsi

dengan baik. Kemampuan yang

1. Membina hubungan perawat – klien setiap akan melakukan tindakan merupakan langkah awal yang penting sehingga klien mempercayai perawat sehingga berinteraksi dengan perawat.

2. Sikap jujur bersahabat akan

menimbulkan kepercayaan

kepada klien sehingga

memudahkan untuk

berkomunikasi.

3. Mengetahui persepsi klien terhadap kondisinya.

4. Klien merasa dihargai karena

ada orang yang mau

mendengarkannya bicara.

5. Dengan memberikan rewards, maka harga diri klien akan meningkat sehingga timbul

perasaan berharga dan

meningkatkan percaya diri. 6. Menggali kemampuan positif

klien kemudian ditonjolkan

sehingga klien merasa

hidupnya berarti. Dengan

28

dimiliki oleh klien, aspek positif yang dialami oleh klien. Jika klien tidak mampu mengungkapkan maka dimulai dengan perawat

memberikan rein forcement

terhadap aspek positif klien. 7. Setiap bertemu klien tindakan

memberi penilaian negatif,

utamakan memberi pujian yang realistis.

8. Diskusikan dengan klien

kemampuan yang masih dapat digunakan selama sakit. Misalnya penampilan klien dalam “self care” latihan fisik dan ambulasi serta aspek – aspek.Diskusikan dalam kemampuan yang dapat

dilanjutkan penggunaannya

setelah pulang sesuai dengan kondisi sakit pasien.

9. Rencanakan bersama klien

aktifitas yang dapat dilakukan setiap hari, sesuai dengan kemampuan kegiatan mandiri, kegiatan dengan bantuan sebagai bantuan total.

klien akan menyadari bahwa dirinya mempunyai kelebihan seperti orang lain.

7. Penilaian negatif akan

menambah klien merasa

rendah diri / HDR dengan

menunjukkan kemampuan

klien / membuat klien

beraktifitas akan menambah perasaan berguna bagi klien sehingga akan meningkatkan harga diri.

8. Dapat di ketahui kegiatan – kegiatan yang bisa dilakukan sendiri dan mulai dilatih

aktivitas yang dibantu

sehingga klien dapat

melakukannya secara mandiri, memberikan contoh kegiatan yang di dapat dilakukan klien

kelak takut melakukan

aktivitas tersebut.

9. Membuat kesempatan pada klien untuk menunjukkan kemampuan dan memberikan pujiannya akan meningkatkan harga diri klien.

29

10. Tingkatkan kegiatan yang sesuai dengan kondisi klien.

10. Pendidikan kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan

dan wawancara keluarga

tentang cara merawat klien, keluarga merupakan faktor

penting dalam

penanggulangan masalah,

keluarga juga merupakan lingkungan pertama sebelum ke masyarakat.

2. Isolasi sosial berhubungan dengan semakin banyaknya kutil yang muncul diseluruh tubuh ditandai di telantarkan keluarga.

Tujuan umum : Klien mampu berinteraksi dengan orang lain. Tujuan Khusus :

 Klien dapat membina hubungan saling percaya.

 Klien mampu menyebutkan penyebab tanda dan gejala isolasi sosial.

 Klien mampu menyebutkan keuntungan berhubungan sosial dan kerugian menarik diri.

 Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap.

Intervensi Rasional

1. Bina hubungan saling percaya dengan :

 beri salam setiap berinteraksi

 Perkenalkan nama, nama

panggilan perawat, dan tujuan perawat berkrnalan.

 Tanyakan dan panggil nama

Hubungan saling percaya

merupakan langkah awal untuk melakukan interaksi.

30

kesukaan klien.

 Tunjukan sikap jujur dan menepati janji setiap kali berinteraksi.

 Tanyakan perasaan dan masalah yang dihadapi klien.

 Buat kontrak interaksi yang jelas.

 Dengarkan dengan penuh

perhatian ekspresi perasaan klien 2. Tanyakan pada klien tentang :

 Orang yang tinggal serumah atau dengan sekamar klien.  Orang yang paling dekat

ddengan klien dirumah atau diruangan perawatan

 Apa yang membuat klien dekat dengan orang tersebut  Orang yang tidak dekat

dengan klien dirumah atau diruangan perawat

 Apa yang membuat klien tidak dekat dengan orang tersebut.

 Upaya yang sudah

dilakukan agar dekat dengan orang tersebut

3. Diskusikan dengan klien penyebab menarik diri / tidak mau bergaul dengan orang lain.

Dengan mengetahui tanda-tanda dan gejala, kita dapat menentukan langkah intervensi selanjutnya.

31

4. Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaanya. 5. Tanyakan pada klien tentang :

 Orang yang tinggal serumah atau dengan sekamar klien.

 Orang yang paling dekat dengan klien dirumah atau diruangan perawatan.

 Apa yang membuat klien dekat dengan orang tersebut.

 Orang yang tidak dekat dengan klien dirumah atau diruangan perawat.

 Apa yang membuat klien tidak dekat dengan orang tersebut.  Upaya yang sudah dilakukan

agar dekat dengan orang tersebut

Untuk meningkatkan hubungan antara keluarga dan klien

3. Gangguan mobilisasi berhubungan dengan kompresi syaraf dan erosi tulang ditandai dengan kaki dan tangan tidak bisa digerakan.

Tujuan umum :Pasien mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa bantuan orang lain

Tujuan khusus :Melatih gerak pasien untuk melakukan mobilisasi secara bertahap.

Intervensi Rasional

1. Latihan Kekuatan

 Ajarkan dan berikan dorongan pada klien untuk melakukan

Melatih pergerakan sendi dan otot agar tidak kaku.

32

program latihan secara rutin. 2. Latihan untuk ambulasi.

 Ajarkan teknik Ambulasi & perpindahan yang aman kepada klien dan keluarga.

 Sediakan alat bantu untuk klien seperti kruk, kursi roda, dan walker.

 Beri penguatan positif untuk berlatih mandiri dalam batasan yang aman.

3. Latihan mobilisasi dengan kursi roda

 Ajarkan pada klien & keluarga tentang cara pemakaian kursi roda & cara berpindah dari kursi roda ke tempat tidur atau sebaliknya.

 Dorong klien melakukan latihan

untuk memperkuat anggota

tubuh.

 Ajarkan pada klien/ keluarga tentang cara penggunaan kursi roda.

4. Latihan Keseimbangan

 Ajarkan pada klien & keluarga untuk dapat mengatur posisi secara mandiri dan menjaga keseimbangan selama latihan ataupun dalam aktivitas sehari hari.

Menghindari terjadinya dekubitus pada area tertentu.

Membantu klien untuk mengurangi rasa bosan dengan cara mobilisasi dengan kursi roda.

Menghindari adanya cidera pada area tertentu.

33

 Perbaikan Posisi Tubuh yang Benar.

 Ajarkan pada klien/

keluargauntuk mem perhatikan postur tubuh yg benar untuk menghindari kelelahan, keram & cedera.

Dokumen terkait