• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. Hasil dan Pembahasan

3. Uji Asumsi Klasik

Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data primer ini, maka peneliti melakukan uji multikolonieritas, uji heteroskedastisitas, dan uji normalitas.

a. Uji Multikolonieritas

Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Uji multikolonieritas dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflantion Factor (VIF) (Ghozali, 2005: 91). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikoliniearitas (multiko). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Uji multikolonieritas dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflantion Factor (VIF) serta besaran korelasi antar variabel independen (Ghozali, 2005: 91). Suatu model regresi dapat dikatakan bebas multiko jika mempunyai nilai VIF di sekitar angka 1 dan mempunyai angka tolerance mendekati 1, sedangkan jika dilihat dengan besaran korelasi antar variabel independen, maka suatu model regresi dapat dikatakan bebas multiko jika koefisien korelasi antar variabel independen haruslah lemah (dibawah 0.05). Jika korelasinya kuat, maka terjadi problem multiko (Santoso, 2004: 203-206).

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Uji heteroskedastisitas dapat dilihat dengan menggunakan grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residual (SRESID). Jika grafik plot menunjukkan suatu pola titik seperti titik yang bergelombang atau melebar kemudian menyempit, maka dapat disimpulkan bahwa telah terjadi heteroskedastisitas. Tetapi jika grafik plot tidak membentuk pola yang jelas, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2005: 105).

c. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengukur apakah di dalam model regresi variabel independen dan variabel dependen keduanya mempunyai distribusi normal atau mendekati normal. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Dalam penelitian ini, uji normalitas menggunakan Normal Probability Plot (P-P Plot). Suatu variabel dikatakan normal jika gambar distribusi dengan titik-titik data yang menyebar di sekitar garis diagonal, dan penyebaran titik-titik data searah mengikuti garis diagonal (Santoso, 2004: 212).

4. Uji Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi berganda. Model regresi berganda bertujuan untuk memprediksi

besar variabel dependen dengan menggunakan data variabel independen yang sudah diketahui besarnya (Santoso, 2004: 163). Variabel independen terdiri dari pengalaman audit, independensi, dan keahlian profesional. Sedangkan variabel dependennya adalah pencegahan dan pendeteksian kecurangan penyajian laporan keuangan.

Rumus regresi berganda yang digunakan adalah sebagai berikut.

Keterangan:

Y : Pencegahan dan pendeteksian kecurangan penyajian laporan keuangan

a : Konstanta

b1-3 : Koefisien regresi (menunjukkan angka peningkatan atau penurunan variabel dependen yang didasarkan pada hubungan nilai variabel independen)

XД : pengalaman audit XЕ : Independensi

XЖ : Keahlian Profesional e : Error

Pengujian hipotesis dilakukan melalui: a. Koefisien Determinasi

Koefisien Determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 (nol) dan 1 (satu). Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan

hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2005: 83).

b. Uji t

Uji t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen dan digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0.05 (Ghozali, 2005: 84). Menurut Santoso (2004: 168) dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

1) Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0.05, maka H0 diterima atau Ha ditolak, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen atau bebas tidak mempunyai pengaruh secara individual terhadap variabel dependen atau terikat.

2) Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0.05, maka H0 ditolak atau Ha diterima, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen atau bebas mempunyai pengaruh secara individual terhadap variabel dependen atau terikat.

c. Uji F

Uji F menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama- sama terhadap variabel dependen atau terikat. Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen yang dimasukkan

dalam model regresi secara bersama-sama terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikan 0.05 (Ghozali, 2005: 84). Menurut Santoso (2004: 120) dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

1) Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0.05, maka H0 diterima atau Ha ditolak, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas tidak mempunyai pengaruh secara bersama- sama terhadap variabel dependen atau terikat.

2) Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0.05, maka H0 ditolak atau Ha diterima, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat.

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian

Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel yang digunakan berikut dengan definisi operasionalisasi dan cara pengukurannya.

1. Variabel Independen a. Pengalaman Audit (X1)

Menurut Ida Suraida (2005: 4) pengalaman audit adalah pengalaman auditor dalam melakukan audit laporan keuangan baik dari segi lamanya waktu maupun banyaknya penugasan yang pernah ditangani. Bahwa semakin banyak pengalaman auditor semakin dapat

menghasilkan berbagai macam dugaan dalam menjelaskan temuan audit.

b. Independensi (X2)

Menurut Eurike Christina Elfarini (2007: 34) independensi adalah sikap yang diharapkan dari seorang akuntan publik untuk tidak mempunyai kepentingan pribadi dalam melaksanakan tugasnya, yang bertentangan dengan prinsip integritas dan objektivitas. Berkaitan dengan hal itu terdapat 4 hal yang mengganggu independensi akuntan public, yaitu: (1) akuntan publik memiliki mutual atau conflicting interest dengan klien, (2) mengaudit pekerjaan akuntan publik itu sendiri, (3) berfungsi sebagai manajemen atau karyawan dari klien, dan (4) bertindak sebagai penasihat (advocate) dari klien.

c. Keahlian Profesional (X3)

Menurut Lekatompessy (2003) keahlian professional berkaitan dengan dua aspek penting, yaitu aspek struktural dan aspek sikap. Aspek struktural dan aspek sikap. Aspek struktural karakteristiknya merupakan bagian dari pembentukan tempat pelatihan, pembentukan asosiasi profesional dan pembentukan kode etik. Sedangkan aspek sikap berkaitan dengan pembentukan jiwa profesionalisme.

2. Variabel Dependen

- Pencegahan dan Pendeteksian Kecurangan (Y)

Menurut Amrizal (2004: 4) peran utama dari internal auditor sesuai dengan fungsinya dalam pencegahan kecurangan adalah berupaya

untuk menghilangkan atau mengeleminir sebab-sebab timbulnya kecurangan tersebut. Pencegahan kecurangan pada umumnya adalah aktivitas yang dilaksanakan manajemen dalam hal penerapan kebijakan, sistem dan prosedur yang membantu menyakinkan bahwa tindakan yang diperlukan sudah dilakukan dewan komisaris, manajemen, dan personil lain perusahaan untuk data memberikan keyakinan memadai dalam mencapai 3 (tiga) tujuan pokok yaitu: keandalan pelaporan keuangan, efektivitas dan efisiensi operasi serta kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.

Tabel 4.2

Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel Sub Variabel Indikator Skala

Pengukuran No. Butir Pertanyaan Pengalaman audit (X1) (Sumber: Ida Suraida (2005)) 1. Lama melakukan audit 2. Jumlah klien yang sudah diaudit 3. Jenis Perusahaan yang pernah diaudit

1. Semakin banyak jumlah klien yang diaudit menjadikan auditor lakukan semakin lebih baik.

2. Saya telah memiliki banyak pengalaman dalam bidang audit dengan berbagai macam klien sehingga audit yang saya lakukan menjadi lebih baik. 1.Walaupun sekarang jumlah klien saya banyak, audit yang saya lakukan belum tentu lebih baik dari sebelumnya.

1. Saya pernah mengaudit perusahaan yang go publik, sehingga saya dapat mengaudit Skala Ordinal 1 2 3 4

go publik lebih baik.

Bersambung pada halaman selanjutnya

Tabel 4.2

Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel Sub Variabel Indikator Skala

Pengukuran No. Butir Pertanyaan Independensi (X2) (Sumber: Eurike Christina Elfarini (2007)) 1. lama hubungan dengan klien 2. Tekanan dari klien 1. Auditor sebaiknya memiliki hubungan dengan klien yang sama paling lama 3 tahun. 2. Saya berupaya tetap

bersifat independen dalam melakukan audit walaupun telah lama menjalin hubungan dengan klien.

3. Tidak semua kesalahan klien yang saya

temukan saya laporkan karena lamanya

hubungan dengan klien tersebut.

1. Agar tidak kehilangan klien, kadang-kadang saya harus bertindak tidak jujur.

2. Jika audit yang saya lakukan buruk, maka saya dapat menerima sanksi dari klien. 3. Tidak semua kesalahan

klien saya laporkan krn

Skala Ordinal 5 6 7 8 9 10

saya mendapat peringatan klien. 4. Saya tidak berani

melaporkan kesalahan klien karena klien dapat mengganti posisi saya dengan auditor lain. 5. Jika audit fee dari satu

klien merupakan

sebagian besar dari total pendapatan suatu kantor akuntan maka hal ini dapat merusak

independensi akuntan publik.

11

12

Bersambung pada halaman selanjutnya

Tabel 4.2

Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel Sub Variabel Indikator Skala Pengukuran No. Butir Pertanyaan 3. Telaah dari rekan auditor 4. Jasa non audit

6. Fasilitas yang saya terima dari klien menjadikan saya sungkan terhadap klien sehingga kurang bebas dalam melakukan audit. 1. Saya tidak

membutuhkan telaah dari rekan auditor untuk menilai prosedur audit saya karena kurang dirasa manfaatnya. 2. Saya bersikap jujur

untuk menghindari penilaian kurang dari rekan seprofesi (sesama auditor) dalam tim. 1. Selain memberikan jasa

audit, suatu kantor akuntan dapat pula memberikan jasa-jasa lainnya kepada klien yang sama.

2. Jasa non audit yang

Skala Ordinal 13 14 15 16 17

dapat merusak independensi penampilan akuntan publik tersebut. 3. Pemberian jasa lain

selain jasa audit dapat meningkatkan informasi yang disajikan dalam laporan pemeriksaan akuntan publik. 18 Keahlian Profesional (X3) (Sumber: Lekatompessy (2003)) 1. Aspek struktural 1. Keahlian untuk melaksanakan tugas sesuai dengan bidangnya Skala Ordinal 19

Bersambung pada halaman selanjutnya

Tabel 4.2

Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel Sub Variabel Indikator Skala

Pengukuran

No. Butir Pertanyaan

2. Aspek sikap

2. Profesi atau tugas dengan menetapkan standar baku di bidang profesinya. 3. Mematuhi etika yang

telah ditetapkan. 4. Pembentukan tempat

pelatihan.

5. Pembentukan asosiasi profesional.

6. Pembentukan kode etik. 1. Profesi dicerminkan dari

dedikasi dengan menggunakan pengetahuan dan kecakapan. 2. Mempunyai pandangan tentang pentingnya kewajiban sosial. 3. Profesional mampu membuat keputusan sendiri tanpa tekanan dari pihak lain.

4. Seorang profesional harus yakin terhadap

Skala Ordinal 20 21 22 23 24 25 26 27 28

5. Miliki hubungan sesama profesi dengan

menggunakan ikatan profesi sebagai acuan.

29 Pencegahan dan pendeteksian kecurangan (Y) (Sumber: Amrizal (2004)) 1. Membangun struktur pengendalian intern yang baik 1. Lingkungan pengendalian menerapkan corak suatu organisasi.

2. Identifikasi entitas dan analisis terhadap risiko yang relevan.

3. Kebijakan dari prosedur yang membantu menjamin bahwa manajemen dilaksanakan. Skala Ordinal 30 31 32

Bersambung pada halaman selanjutnya

Tabel 4.2

Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel Sub Variabel Indikator Skala

Pengukuran No. Butir Pertanyaan 2. Mengefektifkan aktivitas pengendalian 4. Pengidentifikasian, penangkapan, dan pertukaran informasi dalam suatu bentuk dari waktu yang

memungkinkan orang melaksanakan tanggung jawab.

5. Pemantauan mencakup penentuan disain dan operasi pengendalian yang tepat waktu dan pengambilan tindakan koreksi.

1. review atas kinerja atas aktivitas anggaran, prakiraan, dan kinerja periode sebelumnya. 2. pengendalian

membantu menerapkan bahwa transaksi adalah sah, diotorisasi

semestinya, dan diolah

Skala Ordinal 33 34 35 36

akurat. Sumber: Diolah dari berbagai referensi

BAB IV

PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan terhadap auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di DKI Jakarta. Auditor yang berpartisipasi dalam penelitian ini meliputi manajer, supervisor, auditor senior, dan auditor junior.

Pengumpulan data dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner penelitian secara langsung kepada responden yang bekerja pada KAP di DKI Jakarta dan terdaftar dalam Directory Kantor Akuntan Publik 2009 yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Penyebaran serta pengembalian kuesioner dilaksanakan mulai tanggal 19 Juli 2010 hingga 23 Agustus 2010. Peneliti mengambil sampel sebanyak

15 KAP dari keseluruhan KAP yang berada di DKI Jakarta, dengan peta distribusi yang terlihat dalam tabel 4.3.

Tabel 4.3

Data Distribusi Sampel Penelitian

No. Nama Kantor Akuntan Publik Alamat Kuesioner

dikirim

Kuesioner dikembalikan

1. Thomas, Lesmana, Henky dan Rekan

Jl. Sisingamangaraja No. 65 Kebayoran Baru-Jakarta Selatan 12120

8 6

2. Drs. Soegeng, Junaedi, Chaerul & Rekan

Jl. Raya Kebayoran Lama No. 194, Blok B3 Jakarta 10220

9 7 Bersambung pada halaman selanjutnya

Tabel 4.3 (Lanjutan)

No. Nama Kantor Akuntan Publik Alamat Kuesioner

dikirim

Kuesioner dikembalikan

3. Nugroho & Rekan Jl. Fatmawati Raya No.43 B, Cilandak Barat-Jakarta 12430

10 8 4. Usman & Rekan Jl. Cipulir V No. 5,

Kebayoran Lama-Jakarta Selatan 12230

7 7

5. Gatot Permadi Joewono Kebayoran Lama Plaza Blok B-2 Jl. Raya Kebayoran Lama No. 194 A Jakarta 12220

6 6

6. Drs. Chaeroni & Indra Jl. Anggrek Nelimurni II/C-5, Slipi-Jakarta Barat 11480

9 7 7. Herliantono & Rekan Aminta Plaza 7th floor suite

704 Jl. TB. Simatupang Kav. 10 Jakarta 12310

9 8

8. Syarief Basir & Rekan PP Plaza 3rd floor Jl. TB. Simaputang No.57, Pasar Rebo Jakarta 13760

7 5

9. Drs. Mucharam & Amron Cilandak Sport Centre & Apartment, Lt. Dasar Jl. Letjen TB. Simatupang, Cilandak Barat-Jakarta 12430

7 6

10. Noor Salim, Nursehan, Sinarahardja

Jl. Anggrek III No. 28 RT 003/05 Komplek Larangan Indah-Ciledug, Kebayoran Baru-Jakarta Selatan

8 5

Selatan 12860

12. Jimmy Budhi & Rekan Jl. Sisingamangaraja No. 26, Lt.2 Jakarta Selatan 12120

9 8 13. Purwantono, Sarwoko &

Sandjaja

Gd. Bursa Efek Indonesia Tower 2 Lt. 7 Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190

9 8

14. Sasongko, Sidharta Jl. Raya Kebayoran Baru No. 85 Jakarta 12240

8 6 15. Dr. H. Mohammad Zain &

Rekan Jl. Caringin Selatan 40, Terogong, Cilandak-Jakarta Selatan 12430 5 5 Total 120 100

Sumber: Data Primer diolah 2010

Kuesioner yang disebarkan berjumlah 120 kuesioner dan jumlah kuesioner yang kembali adalah sebanyak 100 kuesioner atau 83.33%. Kuesioner yang tidak kembali sebanyak 20 kuesioner atau 16.67 %. Kuesioner yang dapat diolah berjumlah 100 kuesioner atau 83.33 %. Gambaran mengenai data sampel ini dapat dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4

Data Sampel Penelitian

No. Keterangan Auditor Persentase

1. Jumlah kuesioner yang disebar 120 100% 2. Jumlah kuesioner yang kembali 100 83.33% 3. Jumlah kuesioner yang tidak kembali 20 16.67% 4. Jumlah kuesioner yang dapat diolah 100 83.33% Sumber: Data primer yang diolah 2010

2. Karakteristik Profil Responden

Responden dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada KAP di DKI Jakarta. Berikut ini adalah deskripsi mengenai identitas responden penelitian yang terdiri dari jenis kelamin, pendidikan terakhir, posisi terakhir, dan pengalaman kerja responden.

a. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin

Tabel 4.5

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Pria 62 62.0 62.0 62.0 Wanita 38 38.0 38.0 100.0 Valid Total 100 100.0 100.0

Sumber: Data primer yang diolah 2010

Tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa sekitar 62 orang atau 62.0% responden didominasi oleh jenis kelamin pria, dan sisanya sebesar 38 orang atau 38.0% responden berjenis kelamin wanita. b. Deskripsi responden berdasarkan pendidikan terakhir

Tabel 4.6

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent D3 15 15.0 14.1 14.1 S1 78 78.0 78.0 93.0 S2 7 7.0 7.0 100.0 Valid Total 100 100.0 100.0

Sumber: Data primer yang diolah 2010

Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden berpendidikan terakhir Strata Satu (S1) dengan jumlah 78 responden atau 78.0%. Sisanya sebesar 15.0% atau sebanyak 15 orang berpendidikan terakhir Diploma III (D3) dan sebesar 7.0% atau sebanyak 7 orang berpendidikan terakhir Strata Dua (S2).

Tabel 4.7

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Posisi Terakhir

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Auditor Junior 45 45.0 45.0 45.0 Auditor Senior 45 45.0 45.0 90.0 Supervisor 6 6.0 6.0 96.0 Manajer 4 4.0 4.0 100.00 Valid Total 100 100.0 100.0

Sumber: Data primer yang diolah 2010

Berdasarkan tabel 4.7 diatas diperoleh informasi bahwa mayoritas responden sebanyak 45 orang atau sebesar 45.0% menduduki posisi sebagai auditor junior dan auditor senior. Responden yang menduduki jabatan sebagai supervisor sebanyak 6 orang atau 6.0% dan sisanya adalah manajer sebanyak 4 orang atau sekitar 4.0%.

d. Karakteristik responden berdasarkan pengalaman kerja

Tabel 4.8

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent < 1 Tahun 31 31.0 31.0 31.0 1-3 Tahun 52 52.0 52.0 83.0 > 3 Tahun 17 17.0 17.0 100.0 Valid Total 100 100.0 100.0

Sumber: Data primer yang diolah 2010

Berdasarkan tabel 4.8 di atas dapat diketahui bahwa mayoritas responden atau sebanyak 52.0% atau sekitar 52 auditor memiliki

pengalaman kerja kurang dari 1 tahun dan sisaya 17.0% atau sekitar 17 auditor memiliki pengalaman di atas 3 tahun.

B. Hasil dan Pembahasan

1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pernyataan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel untuk degree of freedom (df) = n-2, dalam hal ini n adalah sampel. Pada penelitian ini jumlah sampel (n) = 100 dan besarnya df dapat dihitung 100-2 dengan df = 98 dan alpha = 0.05 didapat rtabel = 0.165. suatu kuesioner dinyatakan valid apabila rhitung > rtabel, uji validitas dari lima variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu komitmen organisasi (X1), budaya organisasi (X2), gaya kepemimpinan (X3), motivasi (Y), dan kinerja auditor (Z). Hal ini dapat dilihat pada (Ghozali, 2005: 45).

Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas

Pernyataan rhitung rtabel Keterangan Valid

PA1 0.209 0.165 Valid PA2 0.262 0.165 Valid PA3 0.485 0.165 Valid PA4 0.400 0.165 Valid I1 0.166 0.165 Valid I2 0.236 0.165 Valid I3 0.485 0.165 Valid I4 0.545 0.165 Valid

I6 0.283 0.165 Valid I7 0.225 0.165 Valid I8 0.236 0.165 Valid I9 0.485 0.165 Valid I10 0.341 0.165 Valid I11 0.247 0.165 Valid I12 0.256 0.165 Valid I13 0.183 0.165 Valid I14 0.241 0.165 Valid KP1 0.183 0.165 Valid KP2 0.212 0.165 Valid

Bersambung pada halaman selanjutnya

Tabel 4.9 (Lanjutan)

Pernyataan rhitung rtabel Keterangan Valid

KP3 0.517 0.165 Valid KP4 0.565 0.165 Valid KP5 0.263 0.165 Valid KP6 0.400 0.165 Valid KP7 0.388 0.165 Valid KP8 0.219 0.165 Valid KP9 0.401 0.165 Valid KP10 0.491 0.165 Valid KP11 0.203 0.165 Valid PPK1 0.246 0.165 Valid PPK2 0.265 0.165 Valid PPK3 0.265 0.165 Valid PPK4 0.400 0.165 Valid PPK5 0.389 0.165 Valid PPK6 0.428 0.165 Valid PPK7 0.285 0.165 Valid

Sumber: Data primer yang diolah 2010

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk menilai konsistensi dari instrumen penelitian. Suatu instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel jika nilai

Cronbach Alpha berada diatas 0.60 (Ghozali, 2005: 41-42). Tabel 4.10 menunjukkan hasil uji reliabilitas untuk empat variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 4.10

Hasil Uji Reliabilitas Variabel Pengalaman Audit (X1)

Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items .715 .718 4

Sumber: Data primer yang diolah 2010

Tabel 4.10 menunjukkan nilai cronbach’s alpha atas variabel pengalaman audit sebesar 0.715, sehingga dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai cronbach’s alpha lebih besar dari 0.60.

Tabel 4.11

Hasil Uji Reliabilitas Variabel Independensi (X2)

Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items .625 .626 14

Tabel 4.11 menunjukkan nilai cronbach’s alpha atas variabel independensi sebesar 0.625, sehingga dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai cronbach’s alpha lebih besar dari 0.60.

Tabel 4.12

Hasil Uji Reliabilitas Variabel Keahlian Profesional (X3)

Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items .679 .678 11

Sumber: Data primer yang diolah 2010

Tabel 4.12 menunjukkan nilai cronbach’s alpha atas variabel keahlian profesional sebesar 0.679, sehingga dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai cronbach’s alpha lebih besar dari 0.60.

Tabel 4.13

Hasil Uji Reliabilitas Variabel Pencegahan dan Pendeteksian Kecurangan (Y) Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items .676 .668 7

Tabel 4.13 menunjukkan nilai cronbach’s alpha atas variabel pencegahan dan pendeteksi kecurangan sebesar 0.676, sehingga dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai cronbach’s alpha lebih besar dari 0.60

3. Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas model regresi adalah dengan melihat nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Model regresi yang bebas multikolinearitas nilai VIF berkisar pada angka 1 hingga 10 dan mempunyai angka tolerance mendekati 1 (Ghozali, 2005: 91-92). Tabel 4.14 Uji Multikolinearitas Coefficientsa Unstandardized Coefficients Standardiz ed Coefficient s 95% Confidence

Interval for B Correlations

Collinearity Statistics Model B Std. Error Beta t Sig. Lower Bound BoundUpper Zero-order Partial Part Tolerance VIF

(Constant) 15.657 2.641 5.927 .000 10.413 20.900

pengalaman audit .314 .153 .204 2.052 .043 .010 .618 .272 .205 .173 .714 1.401

independensi .441 .077 .698 5.749 .000 .289 .594 .412 .506 .484 .481 2.078

1

keahlian profesional .370 .082 .549 4.495 .000 .533 .206 .043 .417 .378 .475 2.103

a. Dependent Variable: pencegahan & pendeteksian

Berdasarkan tabel 4.14 dapat diketahui bahwa setiap variabel memiliki nilai Tolerance tidak kurang dari 0.10 dan nilai Variance Inflation Faktor (VIF) tidak lebih dari 10. Analisis ini menunjukkan bahwa tidak terdapat gejala multikolinearitas terhadap variabel penelitian. Sehingga layak untuk digunakan dalam pengujian selanjutnya.

b. Uji Heteroskedastisitas

Pengujian heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas.

Gambar 2.2 Uji Heteroskedastisitas

Sumber: Data primer yang diolah 2010

Berdasarkan gambar 2.2, grafik scatterplot menunjukkan bahwa data tersebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y dan

tidak terdapat suatu pola yang jelas pada penyebaran data tersebut. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model persamaan regresi, sehingga model regresi layak digunakan untuk memprediksi pencegahan dan pendeteksian kecurangan berdasarkan variabel yang mempengaruhinya, yaitu pengalaman audit, independensi, serta keahlian profesional.

c. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik (Ghozali, 2005: 110-112).

1. Analisis Grafik

Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendeteksi distribusi normal. Namun demikian hanya dengan melihat histogram hal ini dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. 2. Analisis Statistik

Uji Normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak hati- hati secara visual kelihatan normal, padahal secara statistik bisa sebaliknya.

Gambar 2.3

Uji Normalitas

Sumber: Data primer yang diolah 2010

Gambar 2.3 memperlihatkan penyebaran data yang berada disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, ini menunjukkan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi normalitas.

d. Analisis Regresi Linear Berganda

Untuk mengetahui hubungan dua atau lebih independen variabel dengan satu dependen variabel, misalnya dalam penelitian ini penulis menggunakan pengalaman audit, independensi, keahlian profesional, pencegahan dan pendeteksian kecurangan. Berdasarkan pada

Dokumen terkait