BAB I : PENDAHULUAN
A. Soft Skills Siswa Sekolah Dasar
3. Atribut Soft Skills di Sekolah Dasar
Kemampuan soft skills siswa dapat ditunjukkan dengan atribut-atribut
soft skills yang dipakai untuk mengetahui kemampuan soft skills siswa pada
suatu proses pembelajaran, antara lain: kemampuan berkomunikasi,
47Ana Rusmardiana, “Soft Skills Terhadap Karakter Siswa Sekolah Dasar”, Jurnal Ilmiah Kependidikan, Vol. 3 No. 2 (Juli 2016), hlm. 99.
bekerjasama dalam kelompok, kreativitas, berpikir kritis, percaya diri, dan kemampuan pemecahan masalah. Berbagai atribut soft skills yang dipaparkan di atas, sesuai dengan kebutuhan soft skills dalam pembelajaran tematik, maka peneliti hanya meneliti 3 aspek soft skills yang akan dikembangkan, diantaranya adalah:
a. Communication skills (Keterampilan Komunikasi Lisan Dan Tulisan). Keterampilan berkomunikasi merupakan dasar utama (corner stone)
soft skills. dengan berkomunikasi manusia dapat dengan cepat beradaptasi
dan mengenali lingkungannya dimanapun ia berada. Keberadaan setiap orang ditentukan oleh kemampuannya berkomunikasi dengan orang lain secara efektif. Selain komunikasi yang dilakukan dengan menggunakan bahasa lisan, keterampilan komunikasi juga dapat dilakukan dengan bahasa tulisan yang merupakan ungkapan atau ekspresi isi hati dan pikiran seseorang. Dengan tulisan seseorang dapat mengindikasikan kecakapan orang tersebut. Komunikasi merupakan ekspresi diri yang dapat dinilai oleh orang lain yang bisa mencerminkan emosi dari penyampaian maupun penerimaan dalam berkomunikasi, seperti kejelasan berbicara, antusias. Hal ini didominasi oleh orientasi pembelajaran pada kurikulum 2013 itu sendiri, yaitu berorientasi pada siswa (student center) yang didalamnya siswa dituntut untuk mampu mengekspresikan diri, mengeluarkan pendapat dan pemikirannya untuk didiskusikan bersama.
Berdasarkan penjelasan diatas, jika kita menilik pada pembelajarannya di SD, keterampilan berkomunikasi ini sangat diperlukan untuk melihat keserasian antar siswa didalam kelas. Keterampilan komunikasi
merupakan keterampilan yang harus dikembangkan untuk meningkatkan kecakapan siswa dalam mengutarakan pemikirannya dan memancing siswa lain berpikir untuk menanggapi apa yang telah dipresentasekan oleh temannya didalam kelas. Sehingga, pembelajaran yang dilakukan bisa berproses secara efektif dan efesien dan dapat berkembang sesuai dengan apa yang diinginkan yang sepadan dengan perkembangan siswa itu sendiri. Pada kajian ini, tugas guru masih tetap memiliki peran sebagai fasilitator yang terus mengawasi proses pembelajaran agar terhindar dari kekeliruan.
Dengan adanya komunikasi yang baik antar siswa, maka akan baik pula pembelajaran yang bisa mereka terima. Khususnya dalam pembelajaran tematik, siswa tidak hanya mendapatkan materi dari guru (tidak hanya berkomunikasi antara guru dan siswa), melainkan siswa juga akan dapat menggali sendiri pengetahuannya dari bentuk diskusinya bersama siswa lainnya dan hal ini memerlukan keterampilan komunikasi yang baik. Selain itu, pada pembelajaran tematik yang menggunakan pendekatan saintifik, siswa juga dituntut untuk mampu mengkomunikasikan suatu hasil dari proses pembelajaran yang diajarkan. Hal ini juga melatih kecakapan siswa dalam memecahkan permasalahan dan kemudian menyampaikan dengan baik didepan kelas dengan menggunakan bahasa yang baik, jelas dan terarah.
b. Kerjasama TIM (Team Work)
Tim adalah sejumlah orang yang bekerja dengan tujuan bersama untuk menyelesaikan satu tugas. Keberhasilan sekolah tergantung pada koordinasinya. Begitu juga dengan pembelajarannya. Suatu pembelajaran
akan berhasil mencapai tujuan yang diharapkan, apabila terdapat kerjasama yang solid antar siswa. Team work tercermin pada kesepakatan dan kerjasama antar anggota tim dalam memecahkan suatu permasalahan.49
Team work dalam hal ini kerjasama siswa merupakan suatu kegiatan
bersama-sama yang dikerjakan oleh siswa untuk meraih tujuan bersama. Tujuan yang dimaksudkan adalah untuk memahami materi atau memecahkan masalah yang diberikan oleh guru.50 Kerjasama dalam konteks pembelajaran adalah memberikan semangat dan dorongan, dan informasi pada teman sekelompoknya yang membutuhkan bantuan pada saat siswa bekerjasama dalam mengerjakan tugas dalam berkelompok.51
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa team work dalam pembelajaran merupakan suatu interaksi atau hubungan yang terjadi antara setiap masing-masing siswa dengan proses bersama-sama bekerja mencari solusi mengenai suatu permasalahan yang diberikan oleh guru agar terselesaikan dengan baik sesuai dengan tujuan bersama. Jika dikaitkan dengan pembelajaran tematik, maka team work ini merupakan suatu model pembelajaran yang digunakan dalam bentuk cooperative. Dalam hal ini, siswa diajak untuk belajar secara bersama dalam bentuk kelompok. Hal ini diupayakan siswa mampu saling bertukar pikiran dan
49
Mohamad Agung Rokhimawan, “Pengembangan Soft Skill Guru Dalam Pembelajaran Sains Sd/Mi Masa Depan Yang Bervisi Karakter Bangsa”, Al-Bidayah, Vol 4, No. 1, (Juni 2012), hlm. 52-53.
50Mursid, “Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Kerja Kelompok Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas IV SDN N0.4 Parigi”, Jurnal Kreatif Tadulako Online, Vol. 1, No. 4, (September, 2014), hlm. 111.
51Fitria Maryanah, “Penerapan Metode Buzz Group Untuk Meningkatkan Kerjasama dan Keaktifan Siswa Dalam Pembelajaran IPS Kelas VII SMP Negeri 1 Manisrenggo Kabupaten Klaten”, Skripsi, (Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, 2014), hlm. 6.
saling belajar dari temannya sendiri menganai suatu permasalahan (tema) yang diberikan oleh guru dalam suatu pembahasan. Sehingga, siswa tidak lagi terpaku pada penjelasan guru saja, namun dapat menyelaraskan pengetahuannya melalui diskusi dalam kelompok dengan temannya di kelas.
c. Kemandirian
Kemandirian dalam bahasa Indonesia berasal dari kata mandiri yang memiliki arti keadaan dapat berdiri sendiri dan tidak bergantung pada orang lain.52 Kemandirian merupakan sifat dan perilaku mandiri yang merupakan salah satu unsur sikap53 menggambarkan kemampuan siswa untuk melakukan kegiatan belajar yang bertumpu pada aktivitas, tanggung jawab, dan motivasi yang ada dalam diri siswa sendiri.54 Kemandirian juga dapat dideskripsikan sebagai berikut:
1. Siswa berusaha untuk meningkatkan tanggung jawab dalam mengambil berbagai keputusan.
2. Kemandirian dipandang sebagai suatu sifat yang sudah ada pada setiap orang dan situasi pembelajaran.
3. Kemandirian bukan berarti memisahkan diri dari orang lain.
4. Pembelajaran mandiri dapat mentransfer hasil belajarnya yang berupa pengetahuan dan keterampilan dalam berbagai situasi.
52
Tim Penyusun Pembaharuan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2006), hlm. 625.
53Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik (Bandung: Pt Remaja Rosdakarya, 2014), hlm. 184.
54
5. Siswa yang belajar mandiri dapat melibatkan berbagai sumber daya dan aktivitas seperti membaca sendiri, belajar kelompok, latihan dan kegiatan korespondensi.
6. Peran efektif guru dalam belajar mandiri masih dimungkinkan seperti berdialog dengan siswa, mencari sumber, mengevaluasi hasil dan mengembangkan berfikir kritis.
7. Beberapa institusi pendidikan menemukan cara untuk mengembangkan belajar mandiri melalui program pembelajaran terbuka.55
Berdasarkan uraian diatas, disimpulkan bahwa kemandirian dalam pembelajaran adalah sikap dan perilaku individu mengatur diri sendiri menyelesaikan semua tugas yang mengarah pada kesadaran belajar sendiri dengan segala keputusan, pertimbangan yang berhubungan dengan kegiatan belajar yang diusahakan sendiri sehingga bertanggung jawab sepenuhnya dalam proses belajar tersebut.
4. Langkah-langkah Persiapan Pengembangan Soft skills di Sekolah