• Tidak ada hasil yang ditemukan

Audit Awal

Dalam dokumen Jurnal Audit Energi Univ Mercu Buana (Halaman 28-33)

BAB II. DASAR TEORI

3.1. Audit Awal

3.1.1. PENGUMPULAN DAN PENYUSUNAN DATA ENERGI BANGUNAN

Kegiatan audit awal meliputi pengumpulan data energi bangunan dengan data yang tersedia dan tidak memerlukan pengukuran.

Data yang diperlukan, meliputi:

a. Dokumentasi bangunan, dimana yang dibutuhkan adalah gambar teknik  bangunan sesuai pelaksanaan konstruksi (as built drawing), terdiri dari:

• Denah tapak dan potongan bangunan seluruh lantai. • Denah instalasi pencahayaan seluruh lantai.

• Diagram listrik segaris, lengkap dengan penjelasan penggunaan daya listriknya dan besarnya penyambungan daya listrik PLN serta besarnya daya listrik cadangan dari Genset.

 b. Pembayaran rekening listrik bulanan bangunan selama satu tahun terakhir. c. Tingkat hunian bangunan.

3.1.2 MENGHITUNG BESARNYA INTENSITAS KONSUMSI ENERGI (IKE) GEDUNG

Berdasarkan pada data bangunan seperti disebutkan pada 3.1.1 , dapat dihitung: a. Rincian luas bangunan dan luas total bangunan (m2)

 b. Tingkat pencahayaan ruang (lux/m2)

c. Daya listrik total yang dibutuhkan (kVA atau kW)

d. Intensitas daya terpasang per m2 peralatan lampu (Watt/m2)

e. Daya listrik terpasang per m2 luas lantai untuk keseluruhan bangunan f. Intensitas Konsumsi Energi (IKE) listrik bangunan

3.2. AUDIT ENERGI RINCI

3.2.1. PENELITIAN DAN PENGUKURAN KONSUMSI ENERGI

Audit energi rinci perlu dilakukan bila audit energi awal memberikan gambaran nilai IKE listrik lebih dari nilai standar yang telah ditentukan. Audit energi rinci  perlu dilakukan untuk mengetahui profil penggunaan energi pada bangunan, sehingga dapat diketahui peralatan pengguna energi apa saja yang pemakaian energinya cukup besar. Contoh profil penggunaan energi pada bangunan perkantoran sebagai hasil penelitian yang dilakukan pemerintah seperti ditunjukkan pada tabel 3.1.

Tabel 3.1. contoh profil penggunaan energi untuk perkantoran Jenis peralatan Penggunaan energi ( % )

Air conditioning 66 Pencahayaan 17,4 Lift 3 Pompa 4,9 Lain-lain 8,7 Total 100

Dari data di atas, air conditioning  dan pencahayaan merupakan peralatan dalam bangunan yang paling besar mengkonsumsi energi. Kegiatan yang dilakukan dalam penelitian energi adalah mengumpulkan dan meneliti sejumlah masukan yang dapat mempengaruhi besarnya kebutuhan energi bangunan, dan dari hasil penelitian dan pengukuran energi dibuat profil penggunaan energi bangunan.

3.2.2. PENGUKURAN ENERGI

Seluruh analisa energi bertumpu pada hasil pengukuran. Hasil pengukuran harus dapat diandalkan dan mempunyai kesalahan ( eror ) yang masih dapat diterima. Untuk itu penting menjamin bahwa alat ukur yang digunakan telah dikalibrasi dalam batas waktu sesuai ketentuan yang berlaku. Kalibrasi ini harus dilakukan oleh pihak yang diberi wewenang hukum untuk itu. Alat ukur yang digunakan dapat berupa alat ukur

yang dipasang tetap ( permanent ) pada instalasi atau alat ukur yang dipasang tidak tetap ( portable).

Pengukuran besarnya konsumsi energi listrik – pencahayaan:

a. Pengukuran besarnya daya listrik untuk pencahayaan digunakan “Watt-meter” dan pengukuran konsumsi energi listriknya dengan :Watt-jam meter” yang di  pasang tetap pada panel listrik yang melayani pencahayaan.

 b. Pada kenyataannya dalam gedung komersial. Energi untuk pencahayaan merupakan salah satu bagian yang relatif besar penggunaan energi listriknya. c. Agar energi spesifik pencahayaan tidak melebihi nilai sebagaimana ditetapkan

 pada table 3.2, 3.3, dan 3.4, perlu dilakukan tindakan penghematan konsumsi energi listrik pada sistem pencahayaan.

Tabel 3.2. Daya listrik maksimum untuk pencahayaan yang diijinkan Jenis ruangan bangunan Daya pencahayaan maksimum (W/m2)

(termasuk rugi-rugi ballast)

Ruang kantor 15 Auditorium 25 Pasar swalayan 20 Hotel: Kamar tamu 17 Daerah umum 20 Rumah sakit: Ruang pasien 15 Gudang 5 Kafetaria 10 Garasi 2 Restoran 25 Lobby 10 Tangga 10 Ruang perkumpulan 20 Industri 20

Table 3.3. Daya pencahayaan maksimum untuk tempat di luar lokasi bangunan gedung

Lokasi Daya pencahayaan (Watt/m2)

(Termasuk rugi-rugi ballast) Pintu masuk dengan kanopi :

‐ Lalu lintas sibuk seperti otel,  bandara, dan teater

30

‐ Lalu lintas sedang seperti rumah sakit, kantor, dan sekolah

15

Tabel 3.4. Daya pencahayaan maksimum untuk jalan dan lapangan Lokasi Daya pencahayaan (Watt/m2)

(Termasuk rugi-rugi  ballast)

Tempat penimbunan atau tempat kerja

2

Tempat untuk aktivasi santai 1

Jalan untuk kendaraan dan pejalan kaki

1,5

Tempat parker 2

Pengukuran besarnya konsumsi energi listrik – air conditioning

a. Pengukuran besarnya daya listrik unit air conditioning dilakukan dengan menempatkan kW-meter dilengkapi dengan kW-maksimum dan kWh-meter  pada jaringan listrik utama yang melayani unit air conditioning. Dengan kW-maksimum meter dapat diketahui besarnya daya listrik kW-maksimum yang digunakan oleh air conditioning, dan dengan kWh-meter dapat diketahui jumlah konsumsi energinya. Umumnya alat ukur kW-meter dan kWh-meter terpasang tetap pada panel listrik yang melayani pengoperasian unit air conditioning, tetapi alat ukur yang tidak tetap pun ada dengan kapasitas pengukuran yang terbatas.  b. Dengan membagi antara konsumsi energi listrik dalam periode tertentu (biasanya

 per bulan atau per tahun) dapat diperoleh Intensitas Konsumsi Energi-listrik dari air conditioning.

3.2.3. MENGENALI KEMUNGKINAN PELUANG HEMAT ENERGI

Hasil pengukuran yang dilakukan pada 3.1.1, selanjutnya ditindak lanjuti dengan  penghitungan besarnya Intensitas Konsumsi Energi (IKE) dan penyusunan profil  penggunaan energi bangunan. Besarnya IKE hasil perhitungan dibandingkan terhadap IKE standar atau target. Apabila hasilnya ternyata sama atau kurang dari IKE target, maka kegiatan audit energi rinci dapat dihentikan atau bila diteruskan dengan harapan memperoleh IKE yang lebih rendah lagi. Bila hasilnya lebih dari IKE target, berarti ada peluang untuk melanjutkan proses audit rinci berikutnya guna memperoleh penghematan energi.

3.2.4. ANALISA PELUANG HEMAT ENERGI

Apabila peluang hemat energi telah dikenali, selanjutnya perlu ditindaklanjuti dengan analisa peluang hemat energi, yaitu dengan cara membandingkan potensi  perolehan hemat energi dengan biaya yang harus dibayar untuk pelaksanaan rencana  penghematan energi yang direkomendasikan.

Analisa peluang hemat energi dapat mudah dilakukan dengan penggunaan  program komputer yang memang telah direncanakan untuk kepentingan itu.

Beberapa contok program paket yang dapat digunakan antara lain:

a. Program BUNYIP ( Building Energy Investigasi Package) versi 2.02, 1987, dikembangkan oleh CSIRO, Aistralia.

 b. Program ASEAM 2 ( A Simplified Energy Analysis Method ) c. Program DOE 2.1 D ( Department Of Energy, USA)

Penghematan energi pada bangunan gedung tidak dapat diperoleh begitu saja dengan cara mengurangi kenyamanan penghuni. Analisa peluang hemat energi dilakukan dengan usaha-usaha:

a. Mengurangi sekecil mungkin penggunaan energi (mengurangi kW dan jam operasi).

 b. Memperbaiki kinerja peralatan.

c. Penggunaan sumber energi yang murah.

Dalam dokumen Jurnal Audit Energi Univ Mercu Buana (Halaman 28-33)

Dokumen terkait