• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

B. Audit

1. Pengertian Audit

Jusup (2001: 11) menjelaskan pengertian audit sebagai berikut:

“Pengauditan adalah suatu proses sistematis untuk mendapatkan dan

mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi secara obyektif untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak

yang berkepentingan”.

2. Jenis-Jenis Audit

Jusup (2001: 15), audit pada umumnya dikelompokkan menjadi tiga golongan yaitu:

a. Audit Laporan Keuangan

Audit laporan keuangan dilakukan untuk menentukan apakah laporan keuangan sebagai keseluruhan – yaitu informasi kuantitatif yang akan diperiksa – dinyatakan sesuai dengan kriteria tertentu yang telah ditetapkan. Asumsi yang mendasari suatu audit laporan keuangan

adalah bahwa laporan keuangan tersebut akan digunakan oleh berbagai pihak untuk berbagai tujuan.

b. Audit kesesuaian

Audit kesesuaian adalah untuk menentukan apakah pihak yang diaudit telah mengikuti prosedur atau aturan tertentu yang ditetapkan oleh pihak yang berwenang.

c. Audit Operasional

Audit operasional adalah pengkajian (review) atas setiap bagian dari

prosedur dan metode yang diterapkan suatu organisasi dengan tujuan untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas.

3. Jenis-Jenis Auditor

Jusup (2001: 17) menyatakan auditor pada umumnya dikelompokkan menjadi tiga golongan yaitu:

a. Auditor Pemerintah

Auditor Pemerintah adalah auditor yang bertugas melakukan audit atas keuangan pada instansi-instansi pemerintah. Di Indonesia audit ini dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang dibentuk sebagai perwujudan dari Pasal 23 ayat 5 Undang-undang Dasar 1945 yang berbunyi sebagai berikut:

“untuk memeriksa tanggung jawab tentang keuangan negara diadakan

dengan undang-undang. Hasil pemeriksaan itu diberitahukan kepada

Dewan Perwakilan Rakyat”.

b. Auditor Internal

Auditor Internal merupakan auditor yang bekerja pada suatu perusahaan dan oleh karenanya berstatus sebagai pegawai pada perusahaan tersebut. Tugas utamanya ditujukan untuk membantu manajemen perusahaan tempat dimana auditor bekerja.

c. Auditor Independen atau Akuntan Publik

Auditor Independen atau Akuntan Publik adalah melakukan fungsi pengauditan atas laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan. Pengauditan ini dilakukan pada perusahaan-perusahaan terbuka yaitu perusahaan yang menjual sahamnya kepada masyarakat melalui pasar modal, perusahaan-perusahaan besar dan juga perusahaan kecil serta organisasi-organisasi yang tidak bertujuan mencari laba.

4. Audit Internal dan Auditor Internal

a. Pengertian Audit Internal

Pengertian audit internal menurut IIA (Institute of Internal

Auditors) yang diterjemahkan oleh Andayani (2008: 9) Audit internal

adalah aktivitas independen, keyakinan objektif, dan konsultasi yang dirancang untuk menambah nilai dan meningkatkan operasi organisasi. Audit internal ini membantu organisasi mencapai tujuannya dengan melakukan pendekatan sistematis dan disiplin untuk mengevaluasi dan

meningkatkan efektivitas manajemen risiko, pengendalian dan proses tata kelola.

Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal (2004: 9) mendefinisikan audit internal sebagai kegiatan assurance dan

konsultasi yang independen dan obyektif, yang dirancang untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan operasi organisasi. Audit internal membantu organisasi untuk mencapai tujuannya, melalui suatu pendekatan yang sistematis dan teratur untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektifitas pengelolaan risiko, pengendalian, dan proses governance.

Audit internal adalah sebuah penilaian yang sistematis dan obyektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda dalam organisasi untuk menentukan apakah (1) informasi keuangan dan operasi telah akurat dan dapat diandalkan; (2) risiko yang dihadapi perusahaan telah diidentifikasi dan diminimalisasi; (3) peraturan eksternal serta kebijakan dan prosedur internal yang bisa diterima telah diikuti; (4) kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi; (5) sumber daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis; dan (6) tujuan organisasi telah dicapai secara efektif – semua dilakukan dengan tujuan untuk dikonsultasikan dengan manajemen dan membantu anggota organisasi dalam menjalankan tanggung jawabnya secara efektif (Sawyer et al., 2005: 10).

b. Auditor Internal

Jusup (2001: 18) Auditor internal adalah auditor yang bekerja pada suatu perusahaan dan oleh karenanya berstatus sebagai pegawai pada perusahaan tersebut. Tugas audit yang dilakukannya terutama ditujukan untuk membantu manajemen perusahaan. Pada umumnya auditor internal wajib memberikan laporan langsung kepada pemimpin tertinggi perusahaan (misalnya kepala kontroler), atau bahkan ada pula yang berkewajiban melapor kepada komite audit yang dibentuk oleh dewan komisaris. Tanggung jawab auditor internal pada berbagai perusahaan sangat beranekaragam tergantung pada kebutuhan perusahaan yang bersangkutan. Agar dapat melakukan tugasnya secara efektif, auditor internal harus independen terhadap fungsi-fungsi lini dalam organisasi tempat auditor bekerja, namun demikian ia tidak bisa independen terhadap perusahannya karena ia adalah pegawai dari perusahaan yang diaudit. Auditor internal berkewajiban memberi informasi kepada manajemen yang berguna untuk pengambilan keputusan yang berkaitan efektifitas perusahaan.

Sawyer et al. (2005 :8), perbedaan auditor internal dan auditor eksternal pada tabel berikut:

Tabel 2.1

Perbedaan Antara Auditor Internal dengan Auditor Eksternal

Auditor Internal Auditor Eksternal

Merupakan karyawan perusahaan, atau bisa saja merupakan entitas independen.

Merupakan orang yang independen di luar perusahaan.

Melayani kebutuhan organisasi, meskipun fungsinya harus dikelola oleh perusahaan.

Melayani pihak ketiga yang memerlukan informasi keuangan yang dapat diandalkan.

Fokus pada kejadian-kejadian di masa depan dengan mengevaluasi kontrol yang dirancang untuk meyakinkan pencapaian tujuan organisasi.

Fokus pada ketetapan dan

kemudahan pemahaman dari

kejadian-kejadian masa lalu yang

dinyatakan dalam laporan

keuangan. Langsung berkaitan dengan

pencegahan kecurangan dalam segala bentuknya atau perluasan dalam setiap aktivitas yang ditelaah.

Sekali-sekali memerhatikan pencegahan dan pendeteksian kecurangan secara umum, namun akan memberikan perhatian lebih bila kecurangan tersebut akan memengaruhi laporan keuangan secara material.

Independen terhadap aktivitas yang diaudit, tetapi siap sedia untuk

menanggapi kebutuhan dan

keinginan dari semua tingkatan manajemen.

Independen terhadap manajemen dan dewan direksi baik dalam kenyataan maupun secara mental

Menelaah aktivitas scara terus-menerus.

Menelaah catatan-catatan yang mendukung laporan keuangan secara periodik – biasanya sekali setahun.

Sumber: Sawyer et al. (2005 :8)

Auditor internal memberikan informasi yang diperlukan manajer dalam menjalankan tanggung jawab mereka secara efektif. Auditor internal memiliki ruang lingkup yang komprehensif. Auditor

internal sangat memperhatikan pemborosan dan kecurangan, dari mana pun sumbernya dan sekecil apa pun jumlahnya (Sawyer et al, 2005:7).

5. Fungsi Audit Internal

Fungsi audit internal adalah sebuah departemen, bagian, divisi, satuan, tim konsultan atau pihak lain yang memberikan jasa assurance dan jasa

konsultasi secara obyektif dan independen, yang dirancang untuk memberi nilai tambah dan meningkatkan operasi organisasi (Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal, 2004: 27). Fungsi audit internal harus independen, dan auditor internal harus obyektif dalam melaksanakan pekerjaannya (Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal, 2004: 15).

Fungsi internal auditor yang dikemukakan oleh Sawyer et al. (2005:32) yang menggolongkan secara terperinci:

a. Mengawasi kegiatan-kegiatan yang tidak dapat diawasi sendiri oleh manajemen puncak.

b. Mengidentifikasi dan meminimalkan risiko. c. Memvalidasi laporan ke manajemen senior. d. Membantu manajemen pada bidang-bidang teknis. e. Membantu proses pengambilan keputusan.

f. Menganalisis masa depan, bukan hanya masa lalu. g. Membantu manajer untuk mengelola perusahaan.

6. Tujuan dan Ruang Lingkup Audit Internal

Tujuan audit internal meliputi penganalisisan, konsultasi, menilai anggota-anggota organisasi atas efektifitas dalam melaksanakan tanggung jawab mereka, menginformasikan tindakan-tindakan yang telah direview dan

memberikan rekomendasi (Andayani, 2008: 3).

Sawyer et al. (2005: 7), tujuan auditor internal yaitu sebagai penilai independen untuk menelaah operasional perusahaan dengan mengukur dan mengevaluasi kecukupan kontrol serta efisiensi dan efektivitas kinerja perusahaan. Auditor internal memiliki peranan yang penting dalam semua hal yang berkaitan dengan pengelolaan dan risiko-risiko terkait dalam menjalankan usaha. Auditor internal bertanggung jawab untuk memberikan informasi yang diperlukan manajer dalam menjalankan tanggung jawab mereka secara efektif.

Ruang lingkup audit internal The Institute of Internal auditors (IIA) yang dikutip oleh Boynton et al. (2001: 983), ruang lingkup audit internal harus mencakup kecukupan dan efektivitas sistem kinerja organisasi dalam melaksanakan tanggung jawab yang ditugaskan:

a. keandalan dan menyokong informasi,

b. sesuai dengan kebijakan, rencana, prosedur, hukum, peraturan dan kontak,

c. pengamanan aktiva,

e. tercapainya target yang ditetapkan dan tujuan program operasi.

Tugiman (2006: 17), lingkup pekerjaan pemeriksaan internal harus meliputi pengujian dan evaluasi terhadap kecukupan serta efektivitas sistem pengendalian internal yang dimiliki organisasi dan kualitas pelaksanaan tanggung jawab yang diberikan.

Dokumen terkait